Suparjan 48-55
Suparjan 48-55
ABSTRAK
ABSTRACT
Hexagamavunon-1 (HGV-1) or 2,6-bis (4-hidroxy-3,5-dimetylbenzylidin) cyclohexanon is
one of curcumin analogues that has been known having anti inflammation activity. The lack of
HGV-1 is its low bioavailability. This research has done to produce diasetyl hexagamavunon-1
(diasetyl the HGV-1), an acetic ester of HGV-1, by reacting acetic anhydride and base catalyst
Sodium ethanolic. The reaction was carried out at various ratio of mol HGV-1 and mol acetic
anhydride 1:8, 1:12, 1:16. The research yielded a crude product and its purity is only 82,6%.
Melting point of diasetyl HGV-1 is 154-156 C. Solubility test showed that diasetyl HGV-1 more
soluble than HGV-1 in nonpolar solvent.
Tabel 2–Hasil sintesis diasetil HGV-1menggunakan anhidrida asetat dengan katalis basa.
Sintesis I Sintesis II Sintesis III
1g 1g 1g
Jumlah HGV-1
(2,76.10-3 mol) (2,76.10-3 mol) (2,76.10-3 mol)
2 ml 4 ml 6 ml
Jumlah Anhidrida asetat
(0,02 mol) (0,03 mol) (0,04 mol)
H3C CH3
HO OH
CH3 CH3
HGV-1
(Kuning muda kehijauan)
-H2O NaOH
O O Na+
H3C CH3 H3C CH3
Na O O Na O O Na
CH3 CH3
CH3 CH3
CH3Garam dinatrium HGV-1
Merah ungu
H3C
O (merah ungu) O
O O
O O
CH3
H3C
H3C CH3
CH3 H3C
O O O O
O CH3 CH3 O
O O
CH3 H3C
O -2 CH3 C O- Na+
H3C CH3
O O
H3C C O O C CH 3
CH 3 CH 3
Diasetil HGV-1
(Kuning pucat)
Pengujian Senyawa Hasil Sintesis menggunakan fase gerak kloroform. Hasil KLT,
Uji kemurnian senyawa hasil sintesis memberikan informasi bahwa senyawa hasil
dilakukan dengan menentukan jarak lebur dan sintesis belum murni karena pada KLT muncul
profil KLT. Pada pemeriksaan jarak lebur 2 bercak yang masing-masing mempunyai
senyawa hasil sintesis, terlihat bahwa senyawa harga Rf, yaitu 0,68 and 0,88 berbeda dengan
melebur pada suhu 154-156C. Apabila diban- Rf HGV-1 0,49 yang digunakan sebagai
dingkan dengan jarak lebur senyawa HGV-1 pembanding.
yang memiliki jarak lebur 225-226C (Sardji- Untuk menentukan kemurnian senyawa
man, 2000), telah terjadi penurunan titik lebur yang dihasilkan digunakan densitometer.
pada senyawa hasil sintesis. Berdasarkan hasil densito dengan
Uji KLT senyawa hasil sintesis dilakukan menggunakan maks = 342 nm (maks diasetil
dengan menggunakan silika gel 60 GF 254 dan HGV-1) diketahui bahwa kemurnian senyawa
hasil sintesis hanya 82,5%.
Elusidasi Struktur
Elusidasi struktur dilakukan dengan
menginterprestasikan data dari spektrum UV-
Vis, IR, 1H-NMR, dan MS, digunakan untuk
menentukan struktur molekul dari senyawa
hasil sintesis.
Gambar 2–Spektrum UV-Vis diasetil HGV-1 etanol
Dari hasil pengukuran panjang gelom-
bang () dalam etanol, senyawa hasil sintesis
mempunyai maks = 342 nm dan maks HGV-1 = Dari spektrum IR dapat diketahui telah
484 nm, menunjukkan adanya pergeseran ke terjadi asetilasi pada kedua gugus -OH fenolik
arah yang lebih pendek. Kromofor pada HGV-1 dari HGV-1. Hal ini dibuktikan dengan hilang-
lebih panjang dibanding kromofor pada senya- nya peak dari gugus -OH fenolik pada 3188,1
wa diasetil HGV-1, karena adanya gugus -OH cm-1, munculnya peak dari karbonil ester pada
fenolik pada HGV-1 memungkinkan elektron 1759,0 cm-1 dan peak dari O-C=O asetat pada
pada atom O gugus -OH fenolik dapat bereso- 1191,9 cm-1.
nansi ke dalam sehingga dapat menambah
panjang kromofor. Penggantian atom H pada
gugus –OH fenolik oleh gugus asetil, menyebab-
kan elektron pada atom O yang terikat inti
aromatis pada diasetil HGV-1 tidak dapat
beresonansi ke dalam , yang akibatnya panjang
kromofor dari diasetil HGV-1 lebih pendek
sehingga akan menyerap pada panjang
gelombang lebih pendek.
Dari spektrum 1H-NMR senyawa hasil inti proton pada molekul diasetil HGV-1dan
sintesis yang diperoleh, dapat diketahui bahwa tidak munculnya peak pada ± 8,78 ppm yang
proton-proton yang muncul pada spektrum 1H- merupakan peak dari proton –OH fenolik
NMR sesuai dengan proton-proton yang dimiliki (Sardjiman, 2000) tetapi munculnya peak baru
senyawa diasetil HGV-1 karena pada spektrum pada ± 2,35 ppm yang merupakan peak dari
terlihat ada 6 puncak yang muncul yang proton metil gugus asetil.
menunjukkan ada 6 macam lingkungan kimia
C
Singlet 7,2 4H 2 inti aromatik
H
O
metilen pada
Multiplet 2,75 – 3,1 4H
sikloheksanon H H
H H
O
2 –CH3 pada gugus
Singlet 2,35 6H
asetil CH3 C
O
H3C
4 –CH3 pada
Singlet 2,2 12H
aromatik
CH3
metilen pada
Multiplet 1,65 – 2 2H
sikloheksanon
H H
Volume injection : 10 l
Flow rate : 0,1 ml/min
Eluent metanol + water : 90 +10
Coloumn C 18 (RP 18) Phenomenex Gambar 7–Spektrum ESI-MS senyawa hasil sintesis pada
Coloumn length : 150 mm Rt 10,1 menit
ID : 2 mm
Particle size : 5m Tabel 7–Harga m/z ion molekul dan ion fragmen dari hasil
sintesis yang terdeteksi dengan cara ion positif
Ion molekul / ion fragmen m/z
M+H 447
M + 2H 448
M + 3H 449
M + Na 469
2M + 893
2M + Na 915
KESIMPULAN
Diasetil HGV-1 dapat diperoleh dengan
jalan mereaksikan HGV-1 dan anhidrida asetat
dengan katalis basa, yaitu NaOEt. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa senyawa hasil sinte-
sis yang dihasilkan adalah crude product kare-
na belum murni dan masih ada pengotor.
DAFTAR ACUAN
Carey, F.A. and Sunberg, R.J., 1990, Advanced Organic Chemistry, 3rd Ed, Plenum Press, New
York- London
Majeed, M., Badmaev, V., Shivakumar, U., and Rajendran, R., 1995, Curcuminoids Antioxydant
Phytonutriens, pp : 1-78, Nutriscience Publisher, Piscataway, New Jersey, USA
Mukhopadhyay, A., Basu, N., Ghatak, N., and Gujral, P.K., 1982, Anti-Inflammatory and Irritant
Activities at Curcumin Analogues In Rats, Agent and Action, 12, 508–515
Roughley, P.J., and Whiting, D.A., 1973, Experiment in The Biosynthesis of Curcumin, J.C.S.
Perkin, I, Nottingham
Sadik, I. H. I., 2003, Uji Daya Analgetik Pentagamavunon-1 (PGV-1) Pada Mencit Putih Betina
Galur DDY, Skripsi, Fakultas Farmasi, UGM, Yogyakarta
Silverstein, R.M., and Webster, F.M., 1998, Spectrometric Identification of Organic Compounds, 6th
Ed, John Wiley & Sons, Inc, New York
Solomons, T.W.G., 1996, Organic Chemistry, 2nd Ed, John Wiley and Sons, Inc, New York