Anda di halaman 1dari 1

Inti permasalahan pembangunan ekonomisi nasional terletak pada tingginya disparitas (kesenjangan) antarwilayah.

Hal ini terlihat dari segi


kegiatan ekonomi, pembangunan infrastruktur, sampai tingkat kemiskinan yang begitu timpang.

Penyebab terjadinya tingginya disparitas antarwilayah dalam pembangunan ekonomi :

1. Lebih dari 80 persen industri manufaktur yang didirikan di Indonesia berlokasi di Jawa, sekitar 12 - 13 persen di Sumatera, dan sisanya
yang kurang dari 10 persen (antara 7–8 persen) berada di wilayah lainnya. Kontribusi nilai tambahnya kurang lebih sama dengan persentase
sebaran industri tersebut;
2. Daerah-daerah Luar Jawa pada umumnya mengekspor produk-produk primer ke Jawa dan mengimpor produk-produk sekunder dari Jawa,
dimana nilai impor daerah Luar Jawa jauh lebih besar daripada nilai ekspornya. Hal yang demikian, membuat neraca perdagangan daerah-
daerah Luar Jawa mengalami defisit terhadap neraca perdagangan Jawa. Ketimpangan neraca perdagangan ini menjadi semakin parah
manakala harga relatif produk-produk primer semakin rendah terhadap produk-produk sekunder.
3. Kegiatan produksi sektor-sektor ekonomi di Luar Jawa sangat bergantung pada input yang berasal dari Jawa, sedangkan sebaliknya tidak.
Hal ini mengakibatkan efek multiplier yang diterima perekonomian Jawa atas kemajuan ekonomi daerah-daerah Luar Jawa sangat besar,
sedangkan sebaliknya tidak. Dengan kata lain spillover effect yang ditimbuhkan oleh kemajuan ekonomi daerah-daerah Luar Jawa terhadap
perekonomian Jawa jauh lebih besar daripada sebaliknya.
Paling sedikit tiga hal tersebut di atas, merupakan penyebab utama kesenjangan ekonomi antara Jawa dan Luar Jawa menjadi semakin
melebar. Kesenjangan ekonomi antar daerah yang sangat ekstrim akan sangat mudah menimbukan konflik, baik konflik vertikal maupun konflik
horizontal, yang pada gilirannya akan mengakibatkan terpecahnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi
kesenjangan ekonomi antar daerah secara sungguh-sungguh merupakan suatu keharusan. Implikasinya, prioritas utama dalam pembangunan
ekonomi nasional adalah mengatasi kesenjangan ekonomi antara Jawa dan Luar Jawa.

Sesungguhnya, upaya serius pemerintah pusat dan daerah untuk mengatasi kesenjangan ekonomi antara Jawa dan Luar Jawa, akan
berdampak pada penyebaran penduduk, mengurangi tekanan pengangguran dan kemiskinan.

Untuk meningkatkan peranan dan partisipasi daerah dalam pembangunan ekonomi nasional, tidak ada cara lain selain daripada membangun
perekonomian daerah dengan menerapkan Strategi Agroindustri Berorientasi Ekspor di seluruh wilayah Indonesia. Pemerintah pusat perlu
memberikan dukungan secara serius dengan menerapkan Strategi Promosi Ekspor Berbasis Agribisnis. Hal ini menuntut adanya penataan ulang
kelembagaan yang ada saat ini, yang salah satu diantaranya adalah reorganisasi Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, dan Departemen
Kelautan dan Perikanan menjadi Departemen Agribisnis Pertanian, Departemen Agribisnis Kehutanan, dan Departemen Agribisnis Kelautan dan
Perikanan. Jika Strategi Promosi Ekspor Berbasis Agribisnis berjalan dengan baik, maka seluruh daerah akan memberikan konstribusi secara
optimal terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, mengurangi kesenjangan ekonomi antar daerah, mengurangi pengangguran, serta mengurangi
tingkat kemiskinan

Anda mungkin juga menyukai