Dampak Limbah Industri Terhadap Lingkungan Hidup
Dampak Limbah Industri Terhadap Lingkungan Hidup
Disusun Oleh :
ALFIAN INDRA
D411 06 033
i
1. PENDAHULUAN
ii
2. MASALAH
Dari uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana dampak limbah industri terhadap
lingkungan hidup ?
2. Bagaimana upaya-upaya penyelesaiannya dampak
limbah industri terhadap lingkungan hidup ?
iii
3. MASALAH
iv
untuk memelihara atau memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar
kita dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya.
Memang manusia memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap
lingkungannya, secara hayati ataupun kultural, misalnya manusia dapat
menggunakan air yang tercemar dengan rekayasa teknologi (daur ulang)
berupa salinisasi, bahkan produknya dapat menjadi komoditas ekonomi.
Tetapi untuk mendapatkan mutu lingkungan hidup yang baik, agar dapat
dimanfaatkan secara optimal maka manusia diharuskan untuk mampu
memperkecil resiko kerusakan lingkungan.
Dengan demikian, pengelolaan lingkungan dilakukan bertujuan agar
manusia tetap "survival". Hakekatnya manusia telah "survival" sejak awal
peradaban hingga kini, tetapi peralihan dan revolusi besar yang melanda umat
manusia akibat kemajuan pembangunan, teknologi, iptek, dan industri, serta
revolusi sibernitika, menghantarkan manusia untuk tetap mampu
menggoreskan sejarah kehidupan, akibat relasi kemajuan yang bersinggungan
dengan lingkungan hidupnya. Karena jika tidak mampu menghadapi berbagai
tantangan yang muncul dari permasalahan lingkungan, maka kemajuan yang
telah dicapai terutama berkat ke-magnitude-an teknologi akan mengancam
kelangsungan hidup manusia.
v
buangan lain yang mengancam kelangsungan hidup manusia akibat
memanasnya bumi akibat efek "rumah kaca".
Teknologi juga memberi rasa aman dan kenyamanan bagi manusia
akibat mampu menyediakan berbagai kebutuhan seperti tabung gas kebakaran,
alat-alat pendingin (lemari es dan AC), berbagai jenis aroma parfum dalam
kemasan yang menawan, atau obat anti nyamuk yang praktis untuk
disemprotkan, dan sebagainya. Serangkai dengan proses tersebut, ternyata
CFC (chlorofluorocarbon) dan tetra fluoro ethylene polymer yang digunakan
justru memiliki kontribusi bagi menipisnya lapisan ozone di stratosfer.
Teknologi memungkinkan negara-negara tropis (terutama negara
berkembang) untuk memanfaatkan kekayaan hutan alamnya dalam rangka
meningkatkan sumber devisa negara dan berbagai pembiayaan pembangunan,
tetapi akibat yang ditimbulkannya merusak hutan tropis sekaligus berbagai
jenis tanaman berkhasiat obat dan beragam jenis fauna yang langka.
Berkaitan dengan pernyataan tersebut, dicatat kerusakan lingkungan akibat
industrialisasi di beberapa kota di Indonesia, yaitu:
- Terjadinya penurunan kualitas air permukaan di sekitar daerah-daerah
industri.
- Konsentrasi bahan pencemar yang berbahaya bagi kesehatan penduduk
seperti merkuri, kadmium, timah hitam, pestisida, pcb, meningkat tajam
dalam kandungan air permukaan dan biota airnya.
- Kelangkaan air tawar semakin terasa, khususnya di musim kemarau,
sedangkan di musim penghujan cenderung terjadi banjir yang melanda
banyak daerah yang berakibat merugikan akibat kondisi ekosistemnya
yang telah rusak.
- Temperatur udara maksimal dan minimal sering berubah-ubah, bahkan
temperatur tertinggi di beberapa kola seperti Jakarta sudah mencapai 37
derajat celcius.
- Terjadi peningkatan konsentrasi pencemaran udara seperti CO, NO2r SO2,
dan debu.
vi
- Sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia terasa semakin menipis,
seperti minyak bumi dan batu bara yang diperkirakan akan habis pada
tahun 2020.
- Luas hutan Indonesia semakin sempit akibat tidak terkendalinya
perambahan yang disengaja atau oleh bencana kebakaran. Kondisi hara
tanah semakin tidak subur, dan lahan pertanian semakin menyempit dan
mengalami pencemaran.
vii
Namun apapun klasifikasi dari pencemaran lingkungan, pada
dasarnya terletak pada esensi kegiatan manusia yang mengakibatkan
terjadinya kerusakan yang merugikan masyarakat banyak dan lingkungan
hidupnya.
viii
Limbah dan Masalahnya
Karena limbah dibuang ke lingkungan, maka masalah yang
ditimbulkannya merata dan menyebar di lingkungan yang luas. Limbah gas
terbawa angin dari satu tempat ke tempat lainnya. Limbah cair atau padat yang
dibuang ke sungai, dihanyutkan dari hulu sampai jauh ke hilir, melampaui
batas-batas wilayah akhirnya bermuara di laut atau danau, seolah-olah laut
atau danau menjadi tong sampah.
Limbah bermasalah antara lain berasal dari kegiatan pemukiman,
industri, pertanian, pertambangan dan rekreasi.
Limbah pemukiman selain berupa limbah padat yaitu sampah rumah
tangga, juga berupa tinja dan limbah cair yang semuanya dapat mencemari
lingkungan perairan. Air yang tercemar akan menjadi sumber penyakit
menular.
Limbah industri baik berupa gas, cair maupun padat umumnya termasuk
kategori atau dengan sifat limbah B3.
Kegiatan industri disamping bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan, ternyata juga menghasilkan limbah sebagai pencemar
lingkungan perairan, tanah, dan udara. Limbah cair, yang dibuang ke perairan
akan mengotori air yang dipergunakan untuk berbagai keperluan dan
mengganggu kehidupan biota air. Limbah padat akan mencemari tanah dan
sumber air tanah.
Limbah gas yang dibuang ke udara pada umumnya mengandung
senyawa kimia berupa SOx, NOx, CO, dan gas-gas lain yang tidak diinginkan.
Adanya SO2 dan NOx di udara dapat menyebabkan terjadinya hujan asam yang
dapat menimbulkan kerugian karena merusak bangunan, ekosistem perairan,
lahan pertanian dan hutan.
Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang sangat ditakuti adalah
limbah dari industri kimia. Limbah dari industri kimia pada umumnya
mengandung berbagai macam unsur logam berat yang mempunyai sifat
akumulatif dan beracun (toxic) sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia.
ix
Limbah pertanian yang paling utama ialah pestisida dan pupuk. Walau
pestisida digunakan untuk membunuh hama, ternyata karena pemakaiannya
yang tidak sesuai dengan peraturan keselamatan kerja, pestisida menjadi
biosida–pembunuh kehidupan. Pestisida yang berlebihan pemakaiannya,
akhirnya mengkontaminasi sayuran dan buah-buahan yang dapat
menyebabkan keracunan konsumennya.
x
4. PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan dari penelitian diatas, sebagai
berikut :
1. Pembangunan yang mengandalkan teknologi dan industri dalam
mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi seringkali membawa
dampak negatif bagi lingkungan hidup manusia.
2. Pencemaran lingkungan akan menyebabkan menurunnya mutu
lingkungan hidup, sehingga akan mengancam kelangsungan makhluk
hidup, terutama ketenangan dan ketentraman hidup manusia.
3. Adanya pengertian dan persepsi yang sama dalam memahami pentingnya
lingkungan hidup bagi kelangsungan hidup manusia akan dapat
mengendalikan tindakan dan perilaku manusia untuk lebih mementingkan
lingkungan hidup.
4. Kemauan untuk saling menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan
hidup merupakan itikad yang luhur dari dalam diri manusia dalam
memandang hakekat dirinya sebagai warga dunia.
xi
DAFTAR PUSTAKA
www.google.co.id/pengaruh_industri_terhadap_lingkungan_hidup. Diakses
Pebruari 2008.
xii