Anda di halaman 1dari 11

PAPER PRAKTIKUM

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN (PTN303)

SURVEI PENYAKIT TANAMAN DURIAN DI DESA CIKALONG


KECAMATAN CIANJUR

Kelompok III

Andrixinata B A34070016
Leli Tian Rahmawati A34080028
Fildzah Jamalina A34080059
Zakarias Wens Pikindu A34080099

Dosen
Dr. Ir. Supramana, M.Si

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
PENDAHULUAN

Latar belakang

Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian diduga


berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an sehingga
menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang
kulitnya berduri tajam. Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan
Kalimantan yang berupa tanaman liar. Penyebaran durian ke arah Barat adalah ke
Thailand, Birma, India dan Pakistan. Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara
sejak abad 7 M. Nama lain durian adalah duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado),
dulian (Toraja), rulen (Seram Timur).
King of the fruit, itulah julukan yang diberikan orang pada durian. Julukan
ini menggambarkan betapa terkenalnya durian di Indonesia. Begitu banyak
penggemar, hukum pasar bagi durian-durian dijajakan di kota-kota besar seakan-
akan tidak berlaku. Meskipun buah durian melimpah, harganya tidak pernah
turun. Harga semakin melonjak ketika pasokan kurang.
Peluang pasar di Indonesia sangat cerah, karena persepsi masyarakat
terhadap buah ini masih tinggi, sehingga harga durian yang berkualitas bisa
mencapai Rp 30000/kg. Sementara itu, harga durian dipasaran yang kualitasnya
biasa saja harganya dapat mencapai Rp 15000/kg. Perdagangan durian di pasar
modern selama ini masih di dominasi oleh durian monthong dari Thailand. Hal ini
disebabkan oleh mutu buah yang lebih sesuai dengan selera pembeli, konsumen
mutu, dan sistem pasokan yang lebih baik.
Di Indonesia pengelolaan kebun durian secara profesional dan berorientasi
komersial merupakan suatu hal yang baru. Banyak kendala yang harus
dipecahkan, begitu diambil keputusan untuk membuat kebun, maka persoalan
pertama yang dihadapi adalah pemilihan lokasi yang cocok dan kultivar durian
yang mampu tumbuh ditempat tersebut. Selain itu kendala yang sangat penting
baik pada saat penanaman adalah hama dan penyakit. Penanggulangan hama dan
penyakit di kebun durian berskala luas bukan pekerjaan sederhana. Kurangnya
pengetahuan tentang hal ini dapat berakibat langsung terhadap produksi. Bentuk
kongkrit penurunan produksi dapat berupa pohon tidak berbuah, buah rusak,
bahan kematian pohon.
Di berbagai kebun durian, baik di Indonesia, Malaysia, maupun Thailand,
penyakit busuk pangkal batang akibat jamur Phytophthora palmivora merupakan
penyakit paling menakutkan. Adapun hama terpenting yang bisa menimbulkan
kerugian besar ialah ulat penggerek buah.

A. Manfaat tanaman dan Buah

Bagian buah yang dapat dimakan adalah salut biji berwarna kekuningan
yang membungkus biji durian. Ketebalan salut atau daging durian bisa mencapai
3cm, tergantung kultivarnya. Umumnya, setiap ruang dalam buah durian berisi
tiga biji.
Daging buah durian bisa diolah menjadi bahan makanan lain yang tidak
kalah sedapnya. Daging buah durian dapat difermentasi atau dijadikan asinan.
Kini, arilus atau daging durian matang dapat diciutkan, dibungkus, lalu
dibekukan. Cara ini efektif untuk memperpanjang daya simpan daging durian,
terutama untuk tujuan ekspor. Namun, selama cita rasa durian lebih disenangi
dalam bentuk olahan, seperti es krim dan kue-kue.
Biji durian yang direbus atau dibakar biasanya dikonsumsi sebagai makan
kecil. Pucuk dan buah yang masih muda biasanya dimasak untuk lalap. Kulit buah
yang dikeringkan bermanfaat sebagai bahan bakar, terutama untuk mengasapi
ikan. Beberapa bagian pohon durian dimanfaatkan sebagai obat. Kayu pohon
durian termasuk kasar, ringan, dan tahan lama,l tetapi bisa digunakan untuk
kontruksi dan bahan perkakas rumah yang murah.

B. Sejarah budidaya/penanaman komoditas terkait di Indonesia

Menurut Onny Untung (1999), rata-rata pohon durian warisan nenek


moyang sudah berumur puluhan tahun dengan tinggi mencapai puluhan meter.
Kondisi ini menimbulkan kerawanan, sebab pohon yang menghasilkan buah
durian unggul bisa saja mendadak mati, tanpa meninggalkan keturunan. Nasib ini
nyaris menimpa durian petruk, untung saja sebelum pohon induknya mati
tersambar petir, ada orang yang sudah memperbanyaknya secara vegetatif. Jadi,
durian petruk yang dikenal sekarang ini sebenarnya dihasilkan dari keturunan
durian petruk asal Jepara yang sudah mati.
Pola bertanam durian yang mengandalkan pohon peninggalan jaman dahulu
kala itu sampai sekarang masih dominan di Indonesia. Meskipun demikian, sudah
ada sejumlah orang yang mencoba mengebunkan durian dengan skala cukup luas,
mulai dari satu hektar sampai ratusan hektar. Orientasi mereka tidak lagi sekedar
hobi, tapi sudah mengarah ke bisnis perkebunan durian dengan manajemen yang
rapi.
Durian yang ditanam dipilih yang paling digemari konsumen. Oleh karena
di Indonesia kini orang sedang “demam” durian bangkok, maka kultivar kani dan
otong, dua kultivar durian asal Thailand paling banyak ditanam orang.
Perkebunan durian yang dikelola secara intensif seperti itu masih terpusat di Pulau
Jawa, belum meluas sampai ke lain Pulau. Padahal selain di Jawa, tempat tumbuh
durian di Indonesia tersebar di Sumatera, Bali, Nusa tenggara, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya.

Tujuan

Mengamati jenis – jenis penyakit durian secara langsung di lapangan dan


menganalisis kejadian penyakit, keparahan penyakit yang menyebabkan
kehilangan hasil.
HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL PENGAMATAN

Tabel 1 Perhitungan severitas penyakit Phytophthora palmivora pada durian


Pengamatan kerusakan penyakit

Pohon ke Sampel Sampel Sampel Sampel Sampel


1 2 3 4 5
% skor % skor % skor % skor % skor
1 70 6 0 0 5 1 0 0 0 0
2 5 1 0 0 5 1 0 0 5 1
3 30 4 5 1 5 1 70 6 0 0
4 20 3 10 2 0 0 0 0 0 0
5 0 0 15 3 10 2 5 1 0 0
Ʃn x v 14 6 5 7 1
NxV 30 30 30 30 30
Severitas 23.3% 3.3%
46.6% 20% 16.7%
penyakit
Rataan
severitas 21.98%
penyakit

Perhitungan severitas penyakit berdasarkan data diatas:


Ʃn x v
Severitas penyakit = x 100 %
NxV
( 0 x 1 ) + ( 1 x 1 )+ ( 2 x 0 ) + ( 3 x 1 ) + ( 4 x 1 ) + ( 5 x 0 ) +(6 x 1)
= x 100 %
5 x6
14
= x 100 %=46.6 %
30

Tabel 2 Perhitungan insidensi penyakit Phytophthora palmivora pada durian


Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5
Ʃ pohon yg sakit 4 3 4 2 1
Ʃ total pohon 5 5 5 5 5
Insidensi penyakit 80 60 80 40 20
Rata-rata insidensi
56%
penyakit

Perhitungan insidensi penyakit berdasarkan data diatas


n
Insidensi penyakit = x 100 %
N
4
= x 100 %=80 %
5
PEMBAHASAN

Pengamatan yang dilakukan oleh kelompok kami pada tanaman durian di


perkebunan duian Bernat Cikalong, Cianjur jawa barat. Hasil survei yang kami
lakukan, permasalahan yang terdapat pada perkebunan durian ini yaitu penyakit
kanker batang (hytophthora palmivora) yang paling dominan, dan bercak daun
(Colletotrichum durionis). Menurut petugas perkebunan durian tersebut, bahwa
penyakit kanker batang adalah penyakit yang sangat mematikan, jika penanganan
terlambat akan menyebabkan tanaman mati, sedangkan untuk penyakit bercak
daun sangat jarang menyerang tanaman durian.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapang, penyakit yang dominan
muncul adalah penyakit kanker bercak yang disebabkan oleh patogen
Phytophthora palmivora. Dengan menggunakan metode pengambilan
sampel yang diambil satu petakan lahan membentuk kotak pada lahan,
pengambilan sampel diambil 5 titik yaitu pada tiap sisi-sisi petakan dan
bagian tengah petakan dari kotakan yang telah ditentukan, pada tiap titik
diambil 5 sampel tanaman, sehinga total tanaman sampel ada 25. Dari
hasil pengukuran dengan menggunakan metode tersebut diperoleh nilai
severitas (keparahan) penyakit sebesar 21.98%, dan nilai insidensi
(kejadian) penyakit sebesar 56%. Hal ini menunjukan bahwa penyakit
kanker bercak hampir menyerang seluruh tanaman durian, namun tingkat
kerusakannya belum terlalu parah.
Penyakit ini biasanya baru diketahui setelah kulit pangkal batang
mengeluarkan blendok (gum) berwarna gelap, seringkali di dekat
permukaan tanah. Penyakit meluas sehingga dapat menggelang pagkal
batang. Pada jaringan kulit yang terserang akan berwarna merah jambu
atau coklat muda, kemudian berubah menjadi merah kelam, coklat tua,
atau hitam. Bagian yang sakit meluas sampai masuk ke xylem. Daun-daun
rontok dan ranting mati dari ujung. Gejala ini dapat terjadi sebelum
pangkal batang digelang oleh penyakit. Pohon yang sakit akhirnya mati,
meskipun kadang-kadang dapat bertahan satu tahun atau lebih setelah
infeksi. (Cook, 1975; Weber, 1973)

Penyakit ini disebabkan oleh jamur phytophthora palmivora (Butl).


Menurut Lim dan Chan (1986), Prayudi (1988) dan Tai (1971) jamur
membentuk sporangium berpapil, mudah terlepas, bulat telur atau jorong,
pankalnya membulat, dengan ukuran rata-rata 54 X 35 µm. Sporangium
memiliki pedisel (tangkai) pendek, hiali, panjang pedisel rata-rata 2,6 µm.
klamidospora bulat, besar, dan banyak, dibentuk setelah dua
minggu,dengan garia tengah rata-rata 35 µm. Phytophthora pada umumnya
bertahan dalam tanah, diduga tersebar bersama-sama dengan butir-butir
tanah atau bahan organic yang terangkut oleh air.
Gambar 1 Batang yg terserang Gambar 2 Mikroskopis
kanker bercak Phytophthora palmivora

Tingkat kerugian yang disebabkan oleh penyakit ini tidak terlalu besar, hal
ini dikarenakan P. palmivora menyerang pohon setelah berbuah menjelang
kemarau, sehingga serangan penyakit ini tidak menimbulkan penurunan produksi
dari buah durian. Pohon yang terserang berat akan menampakan gejala kerontokan
daun dan mengalami kematian. Teknik pengendalian yang dilakukan dalam
menanggulangi penyakit ini antara lain dengan adanya sanitasi kebun,
memperlebar jarak tanam, menekan gulma, pemangkasan sejak awal sebelum
tanam, sistem monitoring pada pohon yang sudah terserang dapat menggunakan
Natural GLIO dengan cara mengoleskan pada batang yang luka kemudian
menutup dengan parafin, pengerokan batang terserang sampai warna coklat tidak
kelihatan kemudian disemprot PESTONA + POC NASA.
Berdasarkan hasil survei selain kanker batang, kami juga melihat
daun yang menimbulkan gejala bercak-bercak coklat di seluruh permukaan
daun dan itu terlihat pada setiap pohon. Gejala tersebut kami identifikasi di
laboratorium, hasilnya kami menemukan gambar mikroskopis pathogen
Colletrotichum. Menurut literatur Bercak daun yang menyerang durian di
Indonesia dilaporkan dapat disebabkan oleh beberapa cendawan seperti
Colletotrichum durionis Koord, cendawan ini menyebabkan terjadinya
banyak bercak-bercak besar kering dan melepuh pada daun tanaman yang
akhirnya berlubang, cendawan membentuk aservulus pada sisi atas daun
dengan garis tengah 90 sampai 150 µm dengan seta atau tanpa seta. Seta
berwarna gelap bersekat satu atau tidak bersekat dengan panjang antara 20
– 36 µm dan konidium bersel satu, hialin, lurus atau bengkok dengan
ukuran 15 x 5 µm. Pengendalian dapat dilakukan dengan memotong daun
terserang, semprotkan Natural GLIO + POC NASA sebagai pencegahan
gunakan fungisida berbahan aktif tembaga.
Gambar 3 Mikroskopis patogen
bercak daun durian Gambar 4 Bercak daun durian

Gambar 5 Mikroskopis Colle-


totrichum durionis Gambar 6 Gejala bercak daun

Selain penyakit kanker batang (Phytophthora palmivora), busuk akar


(Phytium complectens), dan Cercospora durionis Koord, menurut Redaksi
AgroMedia (2009) penyakit yang dapat menyerang tanaman durian adalah
penyakit jamur upas (Pink Disease), penyakit jamur upas ini disebabkan oleh
Coticium salmonicolor gejala yang tampak adalah munculnya cairan kuning
dibagian batang yang terserang. Bagian yang terserang diselimuti benang-benang
cendawan berwaarna mengkilap, berbentuk seperti sarang laba-laba. Serangan
cendawan ini dapat mematikan batang, pengendalian yang preventif dilakuakn
dengan mengatur jarak tanam, menyiangi lahan secara rutin. Selanjutnya penyakit
akar putih yang disebabkan oleh Rigodoporus lignosus, gejala ditandai dengan
daun menguning, kemudian cokelat sebelum akhirnya mengkeerut dan gugur,
pengendalian menyemprotkan fungisida berbahan aktif tridemorph, triazole, atau
triadimefon. Kemudian penyakit busuk buah, penyebab penyakit ini adalah
Phytophthora sp. gejala di tandai dengan adanya bercak-bercak berwarna cokelat
kehitaman dikulit buah, busuk, dan dibagian yang terserang terbentuik miselium
dan sporangia berwarna putih. Pengendalian penyakit busuk buah sama dengan
penyakit kanker batang.

Cara Budidaya
Luas lahan pada perkebunan durian yaitu seluas 15.2 ha, dengan jarak
tanam yang digunakan 10 x 10 m, populasi tanaman yang dibudidayakan
mencapai 1500 pohon. pH tanah pada perkebunan ini yaitu 6.5 dan jenis tanahnya
adalah latosol. Penyiapan bibit yang dilakukan oleh perkebunan durian yang
dikelola oleh bapak Bernat Sardani yaitu menggunakan perbanyakan secara
vegetaiv, dengan cara ini sangat efektif untuk memperoleh durian yang betmutu
dan seragam. Beberapa cara yang dapat digunakan di antaranya melalui okulasi,
sambung pucuk, penyusun, dan cangkok. Pada prinsipnya, okulasi adalah
penempelan mata tunas buah dari pohon induk varietas unggul pada bibit yang
bersal dari biji, sehingga diperoleh tanaman yang berakar baik serta tajuk dan
buah berkualitas unggul. Tanaman dari bibit okulasi berbunga pada umur 4-5
tahun,. Bibit yang digunakan oleh perkebunan yang kami kunjungi adalah bibit
montong yang berasal dari Bogor , dengan ciri pohon pendek dan berdaun
panjang.
Perbanyakan bibit durian, baik okulasi maupun sambung pucuk,
membutuhkan batang bawah (stock) yang berasal dari biji (generative), terutama
berasal dari varietas local yang memiliki system perakaran yang kuat. Sementara
itu, batang atas (scion) berasal dari varietas yang memiliki sifat unggul.
Sebaliknya, perbanyakan tanamn dilakukan ditempat terlindung agar tingkat
keberhasilan di atas 90.17%.
Batang bawah sebaikinya dari biji durian yang mampu beradaptasi dengan
lingkungannya. Misalnya dari varietas chanee yang tahan terhadap penyakit akar.
Benih durian chanee biasa digunakan di Thailand untuk menyediakan batang
bawah. Biji yang digunakan harus tua, sudah dipisahkan dari dagingnnya, bentuk
sempurna, seragam, tidak kemps, tidak terlalu kecil, dan tidak luka atau rusak
kerena serangan hama.
Persiapan batang atas yaitu dengan menggunakan batang atas yang
berkualitas dari pohon induk sendiri atau dapat memilih dari sumber yang
mempunyai pohon induk terjamin varietas dan kualitasnya. Batang atas berupa
potongan cabang atau cabang yang masih berada pada pohon induknya. Setelah
mengambil batang atas segera menyambung dan menempelkannya pada batang
bawah. Memilih batang atas dari tanaman yang subur, segar, sehat, daun banyak,
batang kokoh, bebas hama dan penyakit, percabangan 2-4 arah, serta memiliki
tunas baru.
Pemeliharaan yang dilakuakan untuk daun yaitu perangsang daun dengan
menggunakan gromore, supermes, atau dengan gandasil. Pemupukan dilakukan 3
kali dalam 1 tahun. Selain itu, untuk pemeliharaan dilakukan penyiangan bila
gulma sudah tumbuh disekitar tanaman. Perkebunan durian yang kami kunjungi
untuk pemeliharaan yaitu penyayatan pada batang pohon, dengan tujuan agar
mengurangi kadar air pada pohon, sebab apabila kadar air dalam pohon berlibahan
buah akan terasa tidak manis.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil survei lapang tanaman perkebunan durian di desa


Cikalong Kecamatan Cianjur, penyakit yang dominan menyerang pohon
durian adalah penyakit kanker bercak yang disebabkan oleh patogen
Phytophthora palmivora. Dari hasil pengukuran diperoleh nilai severitas
(keparahan) penyakit sebesar 21.98%, dan nilai insidensi (kejadian)
penyakit sebesar 56%. Hal ini menunjukan bahwa penyakit kanker bercak
hampir menyerang seluruh tanaman durian, namun tingkat kerusakannya
belum terlalu parah. Selain kanker bercak, juga terdapat penyakit bercak
daun yang disebabkan oleh patogen Colletotrichum durionis, namun untuk
kejadian dan keparahan penyakit sangat kecil karena hanya terdapat 2
daun yang terserang patogen.
DAFTAR PUSTAKA

[BAPPENAS] Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan. 2010.


Durian ( Bombaceae sp.). Hendro. (editor). http://hendrostainsala3.
blogspot.com/2011/01/budidaya-tanam-durian.html. Diunduh 2011 Maret
24.
[Deptan] Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan. 1994. Penyebaran
Penyakit Penting. Hal: 53
Budidaya Tanaman Durian. 2010. http://www.docstoc.com/docs /21143371/
Durian-%28Durio-spp%29-merupakan-tanaman-buah-tropika. Diunduh
2011 Maret 24.
Semangun, H. 2007. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Ed
ke-2. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.
Pengendalian Hama Penyakit. 2010. http://mekarsitrun.com/durian-chane.php
Diunduh 2011 Maret 24.
Redaksi Agromedia. 2009. Budidaya Tanaman Buah Unggul Indonesia. Jakarta.
Untung onny. 1999. Durian Untuk Kebun Komersial dan Hobi. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai