Kelompok III
Andrixinata B A34070016
Leli Tian Rahmawati A34080028
Fildzah Jamalina A34080059
Zakarias Wens Pikindu A34080099
Dosen
Dr. Ir. Supramana, M.Si
Latar belakang
Bagian buah yang dapat dimakan adalah salut biji berwarna kekuningan
yang membungkus biji durian. Ketebalan salut atau daging durian bisa mencapai
3cm, tergantung kultivarnya. Umumnya, setiap ruang dalam buah durian berisi
tiga biji.
Daging buah durian bisa diolah menjadi bahan makanan lain yang tidak
kalah sedapnya. Daging buah durian dapat difermentasi atau dijadikan asinan.
Kini, arilus atau daging durian matang dapat diciutkan, dibungkus, lalu
dibekukan. Cara ini efektif untuk memperpanjang daya simpan daging durian,
terutama untuk tujuan ekspor. Namun, selama cita rasa durian lebih disenangi
dalam bentuk olahan, seperti es krim dan kue-kue.
Biji durian yang direbus atau dibakar biasanya dikonsumsi sebagai makan
kecil. Pucuk dan buah yang masih muda biasanya dimasak untuk lalap. Kulit buah
yang dikeringkan bermanfaat sebagai bahan bakar, terutama untuk mengasapi
ikan. Beberapa bagian pohon durian dimanfaatkan sebagai obat. Kayu pohon
durian termasuk kasar, ringan, dan tahan lama,l tetapi bisa digunakan untuk
kontruksi dan bahan perkakas rumah yang murah.
Tujuan
HASIL PENGAMATAN
Tingkat kerugian yang disebabkan oleh penyakit ini tidak terlalu besar, hal
ini dikarenakan P. palmivora menyerang pohon setelah berbuah menjelang
kemarau, sehingga serangan penyakit ini tidak menimbulkan penurunan produksi
dari buah durian. Pohon yang terserang berat akan menampakan gejala kerontokan
daun dan mengalami kematian. Teknik pengendalian yang dilakukan dalam
menanggulangi penyakit ini antara lain dengan adanya sanitasi kebun,
memperlebar jarak tanam, menekan gulma, pemangkasan sejak awal sebelum
tanam, sistem monitoring pada pohon yang sudah terserang dapat menggunakan
Natural GLIO dengan cara mengoleskan pada batang yang luka kemudian
menutup dengan parafin, pengerokan batang terserang sampai warna coklat tidak
kelihatan kemudian disemprot PESTONA + POC NASA.
Berdasarkan hasil survei selain kanker batang, kami juga melihat
daun yang menimbulkan gejala bercak-bercak coklat di seluruh permukaan
daun dan itu terlihat pada setiap pohon. Gejala tersebut kami identifikasi di
laboratorium, hasilnya kami menemukan gambar mikroskopis pathogen
Colletrotichum. Menurut literatur Bercak daun yang menyerang durian di
Indonesia dilaporkan dapat disebabkan oleh beberapa cendawan seperti
Colletotrichum durionis Koord, cendawan ini menyebabkan terjadinya
banyak bercak-bercak besar kering dan melepuh pada daun tanaman yang
akhirnya berlubang, cendawan membentuk aservulus pada sisi atas daun
dengan garis tengah 90 sampai 150 µm dengan seta atau tanpa seta. Seta
berwarna gelap bersekat satu atau tidak bersekat dengan panjang antara 20
– 36 µm dan konidium bersel satu, hialin, lurus atau bengkok dengan
ukuran 15 x 5 µm. Pengendalian dapat dilakukan dengan memotong daun
terserang, semprotkan Natural GLIO + POC NASA sebagai pencegahan
gunakan fungisida berbahan aktif tembaga.
Gambar 3 Mikroskopis patogen
bercak daun durian Gambar 4 Bercak daun durian
Cara Budidaya
Luas lahan pada perkebunan durian yaitu seluas 15.2 ha, dengan jarak
tanam yang digunakan 10 x 10 m, populasi tanaman yang dibudidayakan
mencapai 1500 pohon. pH tanah pada perkebunan ini yaitu 6.5 dan jenis tanahnya
adalah latosol. Penyiapan bibit yang dilakukan oleh perkebunan durian yang
dikelola oleh bapak Bernat Sardani yaitu menggunakan perbanyakan secara
vegetaiv, dengan cara ini sangat efektif untuk memperoleh durian yang betmutu
dan seragam. Beberapa cara yang dapat digunakan di antaranya melalui okulasi,
sambung pucuk, penyusun, dan cangkok. Pada prinsipnya, okulasi adalah
penempelan mata tunas buah dari pohon induk varietas unggul pada bibit yang
bersal dari biji, sehingga diperoleh tanaman yang berakar baik serta tajuk dan
buah berkualitas unggul. Tanaman dari bibit okulasi berbunga pada umur 4-5
tahun,. Bibit yang digunakan oleh perkebunan yang kami kunjungi adalah bibit
montong yang berasal dari Bogor , dengan ciri pohon pendek dan berdaun
panjang.
Perbanyakan bibit durian, baik okulasi maupun sambung pucuk,
membutuhkan batang bawah (stock) yang berasal dari biji (generative), terutama
berasal dari varietas local yang memiliki system perakaran yang kuat. Sementara
itu, batang atas (scion) berasal dari varietas yang memiliki sifat unggul.
Sebaliknya, perbanyakan tanamn dilakukan ditempat terlindung agar tingkat
keberhasilan di atas 90.17%.
Batang bawah sebaikinya dari biji durian yang mampu beradaptasi dengan
lingkungannya. Misalnya dari varietas chanee yang tahan terhadap penyakit akar.
Benih durian chanee biasa digunakan di Thailand untuk menyediakan batang
bawah. Biji yang digunakan harus tua, sudah dipisahkan dari dagingnnya, bentuk
sempurna, seragam, tidak kemps, tidak terlalu kecil, dan tidak luka atau rusak
kerena serangan hama.
Persiapan batang atas yaitu dengan menggunakan batang atas yang
berkualitas dari pohon induk sendiri atau dapat memilih dari sumber yang
mempunyai pohon induk terjamin varietas dan kualitasnya. Batang atas berupa
potongan cabang atau cabang yang masih berada pada pohon induknya. Setelah
mengambil batang atas segera menyambung dan menempelkannya pada batang
bawah. Memilih batang atas dari tanaman yang subur, segar, sehat, daun banyak,
batang kokoh, bebas hama dan penyakit, percabangan 2-4 arah, serta memiliki
tunas baru.
Pemeliharaan yang dilakuakan untuk daun yaitu perangsang daun dengan
menggunakan gromore, supermes, atau dengan gandasil. Pemupukan dilakukan 3
kali dalam 1 tahun. Selain itu, untuk pemeliharaan dilakukan penyiangan bila
gulma sudah tumbuh disekitar tanaman. Perkebunan durian yang kami kunjungi
untuk pemeliharaan yaitu penyayatan pada batang pohon, dengan tujuan agar
mengurangi kadar air pada pohon, sebab apabila kadar air dalam pohon berlibahan
buah akan terasa tidak manis.
KESIMPULAN