Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Ke-1 Hari, tanggal : Kamis, 3 Maret 2011

M.K Analisis Meteorologi Asisten : 1. Anria


2. Fithriya Y R

PEMBUATAN DAN ANALISIS PETA ISOPLET


(MANUAL DAN COMPUTERIZE)

KELOMPOK 5

Sintong Pasaribu (G24080007)


Dewa Putu A M (G24080017)
Dila Peracitra Sandi (G24080026)
Ferdy Aprihatmoko (G24080035)
Nadita Zairina S. (G24080044)
Lailatul Masruroh (G24080057)
Daniel (G74070052)

DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam bidang meteorologi memprediksi cuaca yang akan datang merupakan hal
yang penting untuk menganalisis fenomena cuaca yang ada di suatu wilayah. Dengan
menganalisis unsur-unsur cuaca yang ada seperti suhu, tekanan angin dan unsur cuaca
lainnya dapat membantu kita dalam memprediksi cuaca yang akan datang. Untuk
mempermudah prediksi cuaca yang akan datang diperlukan suatu gambaran unsur-unsur
cuaca yang terjadi di suatu tempat, gambaran tersebut dapat ditentukan salah satunya
dengan melihat dan menganalisis peta isopleth.
Isoplet adalah garis yang menunjukkan angka kuantitas yang bersamaan. Peta
isopleth merupakan peta berupa garis-garis yang menghubungkan daerah-daerah atau
unsur-unsur yang sama, misalnya peta isobar, peta isogon dan peta isotach. Dengan
pembuatan peta isobar, isogon dan isotach prediksi cuaca akan mudah dilakukan
misalnya penentuan daerah bertekanan rendah (siklon) dan daerah bertekanan tinggi
(antisiklon). Tujuan dari penggunaan peta isoplet yaitu untuk memperlihatkan nilai dari
sesuatu hal pada daerah yang satu dengan daerah yang lain sehingga pengguna peta akan
tahu daerah dengan nilai besar dan daerah dengan nilai kecil. Pembuatan peta isobar,
isogon dan isotach dapat dilakukan secara manual dan menggunakan software surfer.
1.2 Tujuan
 Praktikan dapat memahami pengertian peta isoplet.
 Praktikan dapat membuat peta isoplet untuk tekanan (isobar), kecepatan angin
(isotach), dan arah angin (isogon) secara manual dan dengan menggunakan
software Surfer.
 Praktikan mampu menganalisis dan menginterpretasikan peta-peta isoplet (isobar,
isotach, dan isogon) tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA
Penyerapan energi surya oleh permukaan bumi mengaktifkan molekul gas atmosfer
sehingga terjadilah pembentukan cuaca. Perubahan sudut datang sinar surya tiap saat
dalam sehari dan tiap hari dalam setahun pada tiap titik lokasi di bumi mengakibatkan
perubahan jumlah energi surya. Akibatnya, terjadi perubahan cuaca diurnal (selama 24
jam) dan perubahan tiap bulan dalam setahun. Perubahan tersebut antara lain meliputi
pemanasan dan pendinginan udara, peningkatan dan penurunan tekanan udara, gerakan
vertical dan horizontal udara (angin), penguapan dan kondensasi uap air (pengembunan),
pembentukan awan dan presipitasi (hujan, salju), menjadi kering atau menjadi lembab
serta proses perubahan cuaca lainnya (Handoko 1995).
Handoko (1995) juga menyebutkan bahwa cuaca dan iklim adalah faktor lingkungan
yang besar pengaruhnya terhadap kehidupan makhluk hidup. Oleh sebab itu, informasi
berupa data atau keterangan tentang cuaca dan iklim akan sangat diperlukan. Data yang
benar dan lengkap, melalui analisis meteorologi dan klimatologi akan membuka kejelasan
tentang gejala dan perilaku cuaca maupun keadaan iklim setempat serta dapat membuat
manusia melakukan usaha optimasi di bidang kegiatannya. Akibat yang tidak diinginkan
dapat dihindari sehingga cuaca atau iklim setempat tidak menjadi faktor pengganggu
maupun pembawa bencana. Dengan penerapan ilmu dan teknologi yang tepat cuaca dan
iklim dapat menjadi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan.
Angin ialah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara bergerak dari
daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin diberi nama sesuai dengan
dari arah mana angin datang, misalnya angin timur adalah angin yang datang dari timut,
angin laut adalah angin yang bertiup dari laut ke darat, dan angin lembah adalah angin
yang datang dari lembah menaiki pegunungan. Angin permukaan pada umumnya
menderita gaya gesekan karena adanya kekasaran permukaan bumi. Gaya gesekan
bergantung pada permukaan alam. Jika permukaannya datar dan halus, maka efek
gesekan kecil dan jika permukannya kasar misalnya tertutup tanaman maka gaya gesekan
besar (Tjasyono 2004).
Peta isoplet adalah peta yang menunjukkan data secara umum maupun secara
spesifik mengenai distribusi data secara terus menerus. Peta ini menunjukkan data yang
ditunjukkan secara tiga dimensi pada peta yang menunjukkan daerah kemiringan pada
peta, jumlah presipitasi, tekanan atmosfer dan berbagai macam data yang dapat dilihat
secara statistic pada bentuk tiga dimensi. Peta tiga dimensi ini ditunjukkan oleh garis-
garis isopleths yang saling berhubungan dengan menunjukkan besar nilai yang sama.
Nilai interval tiap garis isopleths berbeda. Pada peta isopleths, garis isopleths selalu
menunjukkan interval nilai garis. Garis isopleths tidak pernah berpotongan dan saling
menyilang, akan tetapi garis ini selalu membentuk lingkaran walaupun tidak pernah
terlihat dalam peta (Anonim 2011).

METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
1. Peta dasar
2. Kertas transparansi
3. Spidol, penggaris dan kalkulator
4. Komputer
5. Perangkat lunak Surfer
6. Data tekanan, kecepatan angina dan arah angina pada setiap stasiun
3.2 Langkah Kerja
MANUAL
1. Pembuatan Isobar
a. Melakukan interpolasi antara 2 stasiun untuk mendapatkan titik tekanan
dengan interval setiap 2 mb pada peta yang telah disediakan.
Contoh :
Interpolasi Stasiun 432 dengan stasiun 426 untuk mendapatkan tekanan 1006
mb.
X (mb) Y (cm)
1009.0 0
1004.8 2.7
1006.0 …
Interpolasi dengan menggunakan metode regresi linear dengan bantuan
kalkulator sehingga didapat panjang pada peta sebesar 1.9 cm dari stasiun
yang memiliki tekanan 1009.0 mb.
b. Menyambungkan setiap titik yang memiliki nilai tekanan yang sama.
c. Menyalin hasil peta isobar yang telah jadi ke dalam kertas transparansi.
2. Pembuatan Isotach dan Isogon
a. Mengkonversi data arah angin menjadi satuan derajat dalam kuadran.
b. Menggambarkan data arah dan kecepatan angin di setiap stasiun pada peta
yang telah disediakan datanya.
Contoh:
Arah angin North dengan kecepatan 15 knot.

c. Menyalin hasil peta isotach dan isogon yang telah jadi ke dalam kertas
transparansi
3. Overlay Isobar, Isotach dan Isogon
a. Menyalin gambar peta isobar yang telah dibuat ke dalam sebuah kertas
transparansi.
b. Melakukan overlay (menumpang tindihkan) antara peta isobar dengan peta
isotach dan isogon dengan cara menyalin gambar peta isotach dan isogon yang
telah dibuat ke dalam kertas transparansi yang sama.
KOMPUTERISASI
1. Membuat peta dasar dan posisi stasiun
a. Membuka perangkat lunak Surfer
b. Memasukan peta dasar dengan ektensi “jpeg” dengan cara Map  Base
map

c. Melakukan digitasi peta dasar dengan cara Map  Digitize, kemudian


melakukan digitasi mulai dari pojok kiri atas peta.
d. Menyimpan hasil digitasi dengan nama basemap.bln
e. Membuka hasil digitasi dengan cara klik base map dan cari file
basemap.bln
f. Melakukan overlay peta dasar dengan peta hasil digitasi dengan cara
tekan Ctrl+A kemudian pilih Map  Overlay map

g. Melakukan digitasi stasiun dengan cara Map  Digitize, kemudian


melakukan digitasi pada stasiun dengan nomor yang berurutan.
h. Menyimpan hasil digitasi stasiun dengan nama digitstasiun.bln.
i. Menampilkan posisi stasiun dengan cara Map  Post map  New post
map dan cari file digitstasiun.bln, kemudian lakukan overlay seperti pada
langkah ke-f.

j. Menghapus peta dasar dengan cara unchecklist peta dasar.


k. Membuat nomor stasiun dengan cara klik new worksheet dan membuka
data hasil digitasi stasiun lalu mengisi pada kolom C dengan nomor stasiun
secara berurutan.
l. Menyimpan worksheet dengan nama digitnomorstasiun.bln.
m. Menampilkan nomor stasiun seperti pada langkah ke-i dengan file
digitnomorstasiun.bln. Kemudian memunculkan nomor stasiun dengan cara
Edit  Properties pilih label dan input nya berupa data di kolom C : z seperti
pada gambar di bawah ini,
2. Membuat Kontur Isobar
a. Membuka worksheet posisi stasiun
(“digitnomorstasiun.bln”), lalu mengisi nilai pada kolom C dengan data
tekanan disetiap stasiun kemudian menyimpan worksheet dengan nama
isobar.bln.
b. Melakukan griding data dengan cara Grid  Data,
mencari file dengan nama isobar.bln, lalu sesuaikan nilai X dan Y maximum
dan Minimum sesuai dengan peta dasar setelah itu disimpan.
c. Menampilkan kontur isobar dengan cara Map 
Contour Map  New Contour Map, memilih data isobar yang telah digriding
lalu OK.
3. Membuat Kontur Isotach
Melakukan langkah yang sama pada langkah pembuatan peta isobar namun
dengan data pada kolom C adalah data kecepatan angin pada setiap stasiun.
4. Membuat Peta Isogon
a. Melakukan langkah yang sama pada langkah pembuatan peta isobar namun
dengan data pada kolom C adalah data arah angin yang telah di konversi
menjadi satuan derajat pada setiap stasiun.
b. Menampilkan peta isogon dengan cara Map  Vector Map  1-grid Vector
map, kemudian memilih file arah angin yang telah di griding.
HASIL

Peta
Isobar

Peta
Isotach
Peta
Isogon

Peta
Overlay
Isogon
dengan
Isobar

PEMBAHASAN
Peta isobar adalah peta yang menghubungkan tempat dengan tekanan udara yang
sama dan merupakan salah satu contoh dari peta isoplet. Peta isobar di atas menunjukkan
pusat tekanan rendah (L atau low) dan pusat tekanan tinggi (H atau high) di suatu daerah
tertentu. Pusat tekanan rendah atau siklon berada di kota dengan nomor 424, 421, dan
440. Ketiga kota tersebut merupakan kota dengan pusat tekanan yang lebih rendah
dibandingkan dengan kota-kota lainnya. Pusat tekanan tinggi atau antisiklon berada di
kota dengan nomor 437. Berdasarkan tekanan udara masing-masing kota, kota 424, 421,
dan 440 merupakan daerah dengan massa udara terbanyak. Massa udara tersebut bergerak
dari pusat tekanan tinggi menuju kota 424 dan 421. Massa udara tersebut mengandung
banyak uap air sehingga memperbesar peluang terbentuknya awan dan hujan di kota 424,
421, dan 440. Sebaliknya, di kota 437, massa udara yang mengandung banyak uap air
semakin sedikit sehingga peluang terbentuknya awan dan hujan di kota ini semakin kecil.
Oleh karena itu, kota 437 akan menjadi wilayah dengan kondisi cuaca cerah.
Peta isotach merupakan peta yang menghubungkan daerah dengan kecepatan angin
yang sama. Peta isotach merupakan salah satu contoh dari peta isoplet. Kecepatan angin
yang mengalir berbagai kota pada peta di atas digambarkan dengan kontur kecepatan.
Berdasarkan data kecepatan angin, kota-kota dengan kecepatan angin tertinggi adalah
kota 419, 420, 421, 430, dan 442 dengan kecepatan angin sebesar 20 knot. Kecepatan
angin terendah adalah 5 knot yang mengalir pada kota 410, 413, 423, 428, 429, 431, 434,
dan 438. Kecepatan angin di kota 421 sesuai dengan kondisi kota tersebut yaitu kota
dengan pusat tekanan rendah sehingga kecepatan angin di kota tersebut juga besar.
Peta isogon adalah peta yang menghubungkan daerah dengan arah angin yang sama
dan juga merupakan salah satu contoh dari peta isoplet. Angin bergerak dari pusat
tekanan tinggi menuju pusat tekanan rendah. Dari peta isogon tersebut angin bergerak
dari kota 437; di antara kota 428, 429, dan 434; dan di antara kota 407, 408, dan 409.
Angin bergerak menuju kota 440; daerah di antara kota 426, 427, 438, 432, dan 433; dan
daerah di kota 421 dan 424. Tekanan tinggi akan mengakibatkan suhu rendah dan
sebaliknya. Aliran bahang dan momentum terjadi pada daerah dengan tekanan tinggi
yaitu kota dengan pusat tekanan tinggi yaitu kota 437; di antara kota 428, 429, dan 434;
dan di antara kota 407, 408, dan 409. Massa udara dibawa ke tempat dengan tekanan
yang lebih rendah yaitu kota 440; daerah di antara kota 426, 427, 438, 432, dan 433; dan
daerah di kota 421 dan 424. Hasil overlay peta isogon dengan peta isobar menunjukkan
pergerakan atau arah gerak angin dari tekanan tinggi menuju tekanan rendah. Terlihat
jelas bahwa massa udara bergerak dari kota 437; di antara kota 428, 429, dan 434; dan di
antara kota 407, 408, dan 409 menuju kota 440; daerah di antara kota 426, 427, 438, 432,
dan 433; dan daerah di kota 421 dan 424.

DILA TAMBAHIN YA…

KESIMPULAN

KESIMPULANNYA JUGA YA… (NGASAL AJA HAHAHA)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Isopleth Map. www.google.com (terhubung berkala)


www.geographyfieldwork.com. 26 Febuary 2011.
Handoko. 1995. Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya: Jakarta.
Tjasyono Bayong. 2004. Pengantar Geosains. Penerbit ITB: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai