Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di setiap negara dalam paparan garis global dikenal adanya istilah politik yang berkaitan
dengan sistem pemerintahan negara. Dalam perspektif masa lalu, konsep politik telah
dicetuskan oleh filsuf terkenal Yunani yaitu Plato dan muridnya Aristoteles. Pemikiran
tentang politik ini memang baru sekedar pemikiran yang sederhana, yaitu konsep pemikiran
tentang negara. Negara sendiri merupakan salah satu konsep pokok dari politik. Ilmu politik,
jika dipandang sebagai salah satu cabang dari ilmu-ilmu sosial, ilmu politik memang dapat
dikatakan masih muda usianya karena baru lahir pada akhir abad ke- 19. Akan tetapi hal ini
akan dipandang berbeda jika ilmu politik ditinjau dalam rangka yang lebih luas, yaitu sebagai
pembahasan secara rasional dari berbagai aspek negara dan kehidupan politik. Ilmu politik
akan memiliki umur yang lebih tua, bahkan dapat dikatakan ilmu politik adalah ilmu sosial
yang paling tua di dunia. Berbicara tentang ilmu politik sendiri, butuh pemikiran dan sumber-
sumber yang lebih detail untuk menjelaskannya lebih dalam. Oleh karena itu, penulisan
mengenai ilmu politik dan segala ilmu yang terkait di dalamnya adalah sesuatu yang sangat
berharga sebagai salah satu bahan pembelajaran untuk mengenal lebih dalam tentang ilmu
politik yang terkenal rumit ini. .
B. Rumusan Masalah
- Apakah definisi ilmu politik?
- Bagaimanakah awal konsep dikenalnya ilmu politik sebagai bagian dari ilmu
pengetahuan?
- Bagaimanakah hubungan antara ilmu politik dengan ilmu pengetahuan lainnya?
- Apa saja bidang-bidang dari ilmu politik?

C. Tujuan Penulisan Makalah


- Mengetahui definisi dari ilmu politik
- Mengetahui konsep awal ilmu politik sebagai bagian dari ilmu pengetahuan
- Mempelajari kaitan antara ilmu politik dengan ilmu pengetahuan lainnya
- Mengetahui bidang-bidang ilmu politik
- Memenuhi tugas mata kuliah pengantar ilmu sosial

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Perkembangan Ilmu Politik


Apabila ilmu politik dipandang semata-mata sebagai salah satu cabang dari ilmu-ilmu sosial
yang memiliki dasar, rangka, fokus, dan ruang lingkup yang jelas, maka dapat dikatakan
bahwa ilmu politik masih muda usianya karena baru lahir pada akhir abad ke- 19. Akan tetapi
apabila ilmu politik ditinjau dalam rangka yang lebih luas yaitu sebagai pembahasan secara
rasional dari berbagai aspek negara dan kehidupan politik, maka ilmu politik dapat dikatakan
jauh lebih tua umurnya. Bahkan sering dinamakan ilmu sosial yang tertua di dunia. Pada taraf
perkembangannya, ilmu politik banyak bersandar pada sejarah dan filsafat.
Di Yunani, pemikiran tentang negara sudah dimulai pada tahun 450 SM, seperti terbukti
dalam karya-karya ahli sejarah Herodotus, atau filsuf-filsuf seperti Plato dan Aristoteles. Di
Asia ada beberapa pusat kebudayaan, antara lain India dan Cina, yang telah mewariskan
berbagai tulisan politik yang bermutu. Tulisan-tulisan dari India yang terkumpul antara lain
dalam kesusastraan Dharmasastra dan Arrthasastra yang berasal dari masa kira-kira 500 SM.
Di antara filsuf Cina yang terkenal ialah Confusius (350 SM), Mencius (350 SM), dan
mahzab Legalist antara lain Shang Yang (350 SM).
Di negara Eropa seperti Jerman, Austria dan Prancis, bahasan mengenai politik telah ada
sejak abad ke-18 dan ke-19 M, bahasan politik ini banyak dipengaruhi oleh ilmu hukum dan
karena tu fokus perhatiaannya hanya pada negara.
Perkembangan yang berbeda terjadi di Amerika Serikat. Mula-mula tekanan yuridis seperti
yang terdapat di Eropa memengaruhi bahasan masalah politik, akan tetapi lama-lama timbul
hasrat yang kuat untuk membebaskan diri dari tekanan yuridis itu, dan lebih mendasarkan
diri pada pengumpulan data empiris. Kebetulan perkembangan selanjutnya bersamaan
waktunya dengan perkembangan sosiologi dan psikologi, sehingga kedua cabang ilmu sosial
ini banyak memengaruhi metodologi dan terminologi ilmu politik.
Pada masa berikutnya sesudah Perang Dunia II, ilmu-ilmu sosial banyak memanfaatkan
penemuan dari antropologi, psikologi, ekonomi, dan sosiologi, dan dengan demikian ilmu
politik telah dapat meningkatkan mutu dengan banyak mengambil model dari cabang-cabang
ilmu sosial lainnya. Seiring dengan perkembangannya, ilmu politik telah menjadi ilmu yang
terpandang yang perlu dipelajari untuk mengerti kehidupan politik.
B. Definisi dan Konsep-konsep Pokok Ilmu Politik
Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari politik atau politics atau kepolitikan. Pada
umunya politik adalah usaha untuk menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima baik
oleh sebagian besar warga, untuk membawa masyarakat ke arah kehidupan bersama yang
harmonis. (Miriam Budiardjo, 2008 : 13)
Konsep-konsep pokok dari ilmu politik sendiri adalah sebagai berikut :
1. Negara (state)
Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan
tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.
2. Kekuasaan (power)
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk
mempengaruhi perilaku seseorang atau kelompok lain, sesuai dengan keinginan
para pelaku.
3. Pengambilan keputusan (deccision making)
Keputusan (decision) adalah hasil dari membuat pilihan di antara beberapa
alternatif, sedangkan istilah pengambilan keputusan (decision making) menunjuk
pada proses yang terjadi sampai keputusan itu tercapai.
4. Kebijakan (policy, beleid)
Kebijakan (policy) adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang
pelaku atau kelompok politik, dalam usaha memilih tujuan dan cara untuk
mencapai tujuan itu.
5. Pembagian (distribution) atau alokasi (allocation)
Pembagian dan alokasi ialah pembagian dan penjatahan nilai-nilai (values) dalam
masyarakat. Sarjana yang menekankan pembagian dan alokasi beranggapan
bahwa politik tidak lain dan tidak bukan adalah membagikan dan mengalokasikan
nilai-nilai secara mengikat.
C. Ilmu Politik sebagai Ilmu Pengetahuan
Untuk menyatakan ilmu poliitk sebagai cabang dari ilmu pengetahuan, digunakan
beberapa macam pendekatan. Hal inii dikarenakan ilmu poliitik berkaitan langsung
dengan manusia dan manusia itu adalah makhluk yang kreatif, yang selalu menemukan
akal baru yang belum pernah diramalkan dan atau justru tidak dapat diramalkan.
D. Hubungan Ilmu Politik dengan Ilmu pengetahuan lainnya
 Sejarah
Sejarah merupakan alat yang paling penting bagi ilmu politik, karena sejarah
memberikan sumbangan bahan, yaitu data dan fakta dari masa lampau untuk diolah
lebih lanjut. Oleh para sarja politik, bahan-bahan tersebut digunakan untuk
menemukan pola-pola ulangan yang dapat membantu untuk menentukan suatu
proyeksi masa depan.
 Filsafat
Ilmu politik terutama sekali erat hubungannya dengan filsafat politik, yaitu bagaian
dari filsafat yang menyangkut kehidupan politik terutama mengenai sifat hakiki, asal
mula dan nilai (value) dari negara.
 Sosiologi
Di antara ilmu-ilmu sosial, sosiologi-lah yang paling pokok dan umum sifatnya.
Sosiologi membantu sarjana politik dalam usahanya memahami laatar belakang,
susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok dalam
masyarakat. Dengan menggunakan pengertian-pengertian dan teori-teori sosiologi,
sarjana politik dapat mengetahui sampai di mana susunan dan strratifikasi sosial
memengaruhi atau dippengaruhi oleh misalnya keputusan kebijakan, corak dan sifat
keabsahan politik, sumber-sumber kewenangan politik, pengendalian sosial dan
perubahan sosial.
Sosiologi dan ilmu politik sama-sama mempelajari negara, dalam pandangannya
negara dapat dianggap baik sebagai asosiasi maupun sebagai sistem pengendalian.
 Antropologi
Jasa antropologi terhadap perkembangan ilmu politik adalah terutama dalam
memberikan analisis terhadap kehidupan social secara umum dan menyeluruh, maka
antropologi menyumbang pengertian dan teori tentang kedudukan serta peran berbagai
satuan social-budaya yang lebih kecil dan sederhana.
Perhatian sarjana ilmu politik terhadap antropologi makin meningkat sejalan dengan
bertambahnya perhatian dan penelitian tentang kehidupan serta usaha modernisasi
politik di negara-negara baru.
 Ilmu ekonomi
Pada masa silam ilmu politik dan ilmu ekonomi merupakan bidang ilmu tersendiri
yang dikenal sebagai ekonomi politik (political economy), yaitu pemikiran dan analisis
kebijakan yang hendak digunakan untuk memajukan kekuatan dan kesejahteraan
negara. Ilmu dalam mengajukan kebijakan atau siasat ekonomi tertentu, seorang
sarjana ekonomi dapat bertanya kepada seorang sarjana ilmu politik tentang politik
manakah kiranya yang paling baik disusun guna mencapai tujuan ekonomi tertentu.
Dengan pesatnya perkembangan ilmu ekonomi modern, khususnya ekonomi
internasional, kerjasama antara ilmu politik dengan ilmu ekonomi makin dibutuhykan
untuk menganalisis siasat-siasat pembangunan nasional. Seorang sarjana ilmu politik
tidak dapat lagi mengabaikan pengaruh dan peran perdagangan luar negeri, bantuan
luar negeri, serta hubungan ekonomi luar negeri pada umunya terhadap usaha-usaha
pembangunan dalam negeri.
 Psikologi Sosial
Psikologi social mengamati kegiatan manusia dari segi ekstern (lingkungan social,
fisik, peristiwa-peristiwa, dan gerakan massa) maupun dari segi intern (kesehatan fisik
perorangan, semangat, dan emosi). Dengan menggunakan kedua macam analisis ini,
ilmu politik dapat menganalisis secara lebih mendalam makna dan peran orang kuat,
kondisi social ekonomi serta ciri-ciri kepribadian yang memungkinkannya memainkan
peran besar itu. Ia menjelaskan bagaimana teknik brainwashing dalam propaganda dan
indoktrinasi politik serta faktor-faktor yang membangkitkan berkembangnya
pemimpin kharismatik memengaruhi proses politik pada umumnya.
 Geografi
Faktor-faktor yang berdasarkan geografi, seperti perbatasan strategis, deskan
penduduk, daerah pengaruh memengaruhi politik. Montesquieu, seorang sarjana
Prancis, untuk pertama kali membahas bagaimana faktor-faktor geografi memengaruhi
konstelasi politik suatu negara.
 Ilmu Hukum
Ilmu hukum sejak dahulu memliki hubungan yang erat dengan ilmu politk, karena
mengatur dan melaksanakan undang-undang (law enforcement) merupakan salah satu
kewajban negara yang penting. Cabang-cabang ilmu hukum yang berkaitan langsung
dengan ilmu politik (negara) adalah hukum tata negara dan ilmu negara.
Perbedaan ilmu politik dengan ilmu negara :
a. Ada sarjana yang menganggap ilmu poliitik sebagai suatu lmu pengetahuan
yang praktis, yang ingin membahas keadaan sesuai kenyataan, sedangkan ilmu
negara dinamakan ilmu pengetahuan yang teoritis yang sangat mementingkan
seg normatif (memenuh norma-norma dan kaidah-kaidah yang telah
diterapkan).
b. Ada golongan sarjana yang menganggap bahwa lmu politik mementingkkan
sifat-sifat dinamis dari negara, yaitu proses-proses kegiatan dan aktivitas
negara; perubahan negara yang terus menerus yang disebabkan oleh golongan-
golongan yang memperjuangkan kekuasaan. Sedangkan ilmu negara dianggap
lebih mementingkan segi-segi statis dari negara seolah-olah negara adalah beku
dan membatasi diri pada penelitian lembaga kenegaraan yang resmii.
c. Dianggap bahwa ilmu negara lebih tajam konsep-konsepnya dan lebih terang
metodologinya, tetapi ilmu politik dianggap lebih konkret dan lebiih
mmendekati realitas.
d. Perbedaan yang praktis ialah bahwa ilmu negara lebih mendapat perhatian dar
ahli hukum, sedangkan ahli sejarah dan ahli sosiologi lebih tertarik kepada
ilmu politik.
E. Bidang-bidang Ilmu Politik
Dalam Contemporary political Science, terbitan UNESCO 1950, Ilmu Politik dibagi
dalam empat bidang.
I. Teori Politik
1. Teori Politik
Teori politik merupakan bidang pertama dari Ilmu Politik adalah bahasan
sistematis dan generalisasi-generalisasi dari fenomena politik.
2. Sejarah perkembangan ide-ide politik
Ide-ide politik tidak dapat melepaskan diri dari nilaii-nilai, norma-norma, dan
prasangka dari masanya sendiri dan karena itu karya-karya dan filsuf-flsuf serta
ahli-ahli politik hendaknya dibahas dengan menyelami masa sejarahnya. Cara
pembahasan (sejarah perkembangan ide politik) biasanya dimulai dari zaman
Yunani Kuno dalam abad ke-6 SM sampai dengan sekarang.
II. Lembaga-lembaga politik
Bidang kedua dari ilmu politik adalah lembaga-lembaga politik, yaitu :
1. Undang-undang Dasar
2. Pemerintah Nasional
3. Pemerintah daerah dan lokal
4. Fungsi ekonomi dan sosial pemerintah
5. Perbandingan lembaga-lembaga politik

III. Partai-partai, golongan-golongan, dan pendapat umum


1. Partai-partai politik
2. Golongan-golongan dan asosiasi-asosiasi
3. Partisipasi warga negara dalam pemerintah dan administrasi
4. Pendapat umum
IV. Hubungan Internasional
1. Politik internasional
2. Organisasi-organisasi dan Administrasi internasional
3. Hukum internasional

Anda mungkin juga menyukai