Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

TUMOR INTRA ABDOMEN


Oleh :
Wella Yurisa
0708112100

Pembimbing
dr. Kisman Harahap, Sp. B
DEFINISI
Tumor dalam artian umum adalah benjolan atau
pembengkakan abnormal dalam tubuh.
Tumor dalam artian khusus adalah benjolan yang
disebabkan oleh neoplasma.
Jenis tumor
Tumor

Neoplasma Non-neoplasma

Jinak Ganas Kista Radang Hipertrofi


Tumor intra abdomen
Pembengkakan atau massa yang terdapat pada rongga
abdomen.
Tumor abdomen

Intra abdomen

Dinding perut
Intra peritoneal Re tro
pe rit one a l
Rongga abdomen
Daerah tubuh yang terletak di antara diafragma di bagian
atas dan opertura pelvis superior di bagian bawah.
Hipokondrium kanan Epigastrium Hipokondrium kiri
Lobus kanan hepar Aorta Lambung
Kantung empedu Pilorus Lien
Duodenum Duodenum Kauda pankreas
Fleksura hepatika kolon Pankreas Fleksura lienalis kolon
Kelenjar suprarenal Hepar Kelenjar suprarenal

Lumbal kanan Umbilical


Lumbal kiri
Kolon asenden Omentum
Kolon desenden
Ginjal kanan Mesentrium
Ginjal kiri
Duodenum dan Duodenum
Jejunum dan ileum
jejunum Jejunum dan ileum

Iliaka kanan Iliaka kiri


Sekum Hipogastrik Kolon sigmoid
Apendiks
Ileum Ureter kiri
Ileum
Ureter kanan Kandung kemih Spermatic cord kiri
Spermatic cord kanan (pria) Uterus (pria)
Ovarium kanan (wanita) Ovarium kiri (wanita)
ETIOLOGI
• Aneurisma aorta • Kanker hati.
abdominal. • Hepatomegali.
• Distensi kandung kemih. • Kista ovarium.
• Kolesistitis. • Abses pankreas.
• Kanker kolon. • Pseudokista pankreas.
• Crohn’s disease. • Karsinoma ginjal.
• Divertikulitis. • Kanker lambung.
• Tumor kantong empedu. • Volvulus.
• Hidronefrosis.
DIAGNOSIS
• Tumor intra abdomen memiliki gejala yang beragam
tergantung etiologi.
• Lokasi, konsistensi, permukaan dan aspek lain dari
benjolan dapat membantu dalam mencari etiologi dari
tumor intra abdomen.
• Bedakan antara massa intra abdomen dengan massa
dinding abdomen.
• Pasien diminta mengangkat kepala atau kaki sehingga
otot dinding perut menegang
Tumor dinding abdomen  massa teraba semakin
menonjol.
Tumor intra abdomen  benjolan akan berkurang atau
menghilang.
• Rektal touche terkadang dibutuhkan pada beberapa
kasus.
• Pemeriksaan penunjang lain ialah USG abdomen, foto
polos abdomen, CT scan abdomen, angiografi, barium
enema, pemeriksaan darah rutin, kolonoskopi dan
sigmoidoskopi.
PSEUDOKISTA PANKREAS
• Pseudokista pankreas merupakan salah satu bentuk
dari tumor intra abdomen.
• Pseudokista pankreas adalah suatu kista yang
dindingnya tidak dibatasi oleh epitel melainkan jaringan
ikat dan berisi cairan yang kaya akan amilase dan
enzim pankreas lainnya.
Epidemiologi
• Laki-laki lebih sering mengalami pseudokista pankreas
dibandingkan wanita
• Pseudokista pankreas dapat terjadi pada semua umur.
• Pada anak, pseudokista pankreas lebih sering dijumpai
setelah trauma abdomen.
• Pada orang dewasa, pseudokista perlu dibedakan dari
kista neoplasma
Patofisiologi
• Pseudokista terjadi akibat kerusakan duktus
pankreatikus  ektravasasi enzim pankreas
• Letaknya dapat sepanjang duktus pankreatikus antara
hilus limpa dan duodenum.
Diagnosis
• Gejala yang hampir selalu ditemukan adalah nyeri yang
menetap, demam, dan ileus.
• Mual dan muntah sering ditemukan dan anoreksia
terdapat pada sekitar 20% penderita.
• Gejala timbul dua atau tiga minggu setelah pankreatitis
atau trauma.
• Nyeri ditemukan di daerah epigastrium atau di perut kiri
atas yang dapat menjalar ke punggung.
• Pada 75% penderita teraba massa kistik di epigastrium.
• Massa ini kadang mudah bergerak atau terfiksasi
• Infeksi sekunder pada pseudokista dapat menimbulkan
demam dan gejala toksik yang biasanya terjadi
beberapa minggu setelah serangan pankreatitis akut
atau trauma pankreas.
• Diagnosis dapat dibuat bila ditemukan nyeri yang
menetap, demam, dan ileus pada saat serangan
pankreas akut, serta kadar serum amilase yang tinggi
secara menetap.
• Ultrasonografi biasanya memberikan hasil pemeriksaan
positif pada tahap awal.
• Pada kanulasi duktus koledokus dan pankreatikus
melalui endoskopi retrograd, akan ditemukan
ekstravasasi cairan kontras ke dalam kista tersebut.
• CT scan dapat membantu menegakkan diagnosis,
tetapi pemeriksaan ini baru positif setelah beberapa
minggu setelah trauma.
Tatalaksana
• Terapi bedah merupakan pilihan utama untuk
pseudokista.
• Tujuan operasi pseudokista adalah mencegah
komplikasi infeksi pada kista, perdarahan sekunder,
ruptur ke saluran cerna atau ke dalam rongga perut,
atau kista terus bertambah besar.
• Terapi konservatif dulu sampai batas satu bulan 
terjadi resorbsi spontan.
ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien
Nama Pasien : P
Umur : 14 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
No. RM : 705224
Tanggal MRS : 23 Februari 2011
Tanggal KRS : 23 Maret 2011
Alamat : Teluk Beringin, Kecamatan Gunung Toar
Kuansing
Keluhan Utama
Benjolan di perut kiri atas sejak 2 minggu SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
• 2 minggu SMRS, pasien mengeluhkan adanya benjolan di
perut kiri atas.
• Benjolan awalnya teraba kecil seukuran bola pimpong, dan
semakin lama semakin membesar seukuran bola kasti.
• Benjolan terasa nyeri pada saat berbaring miring ke kiri
dan pada saat ditekan.
• Pasien merasa cepat penuh pada saat makan.
• Mual (+), muntah (+) setiap kali makan dan badan pasien
terasa lemas.
• Pasien juga mengeluhkan sulit BAB. BAB keras dengan
frekuensi 1 kali seminggu, sebelumnya BAB teratur.
• BAK pasien tidak ada keluhan.
• Demam tidak ada.
• Berat badan pasien mengalami penurunan sebanyak 2
kg dalam 2 minggu.
• Benjolan pernah diurut, namun tidak memberikan
perubahan. Lalu pasien berobat ke Rumah Sakit Taluk
Kuantan, dikatakan benjolan merupakan akibat dari
kecelakaan lalu lintas yang pernah dialami pasien.
Pasien kemudian dirujuk ke RSUD AA Pekanbaru.
• 1 bulan SMRS, pasien mengalami kecelakaan lalu
lintas. Stang motor membentur perut. Pasien lalu
dioperasi pada perut di RS Taluk Kuantan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada yang berhubungan
 
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada yang berhubungan
 
Riwayat Kebiasaan
Pasien bukan perokok dan bukan pengkonsumsi
minuman beralkohol
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis
Tanda Vital : TD : 110/70 mmHg
Nafas : 20 x/i
Nadi : 86 x/i
Suhu : 36,7 0C
Status Generalis
Kepala dan leher : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera
ikterik (-/-)
Thorak : DBN
Abdomen : Status lokalis
Ekstermitas : DBN
Genitourinarius : DBN
Status Lokalis
Abdomen
Inspeksi : perut tampak datar, luka post op (+) di regio
umbilicus, massa (-)
Auskultasi : bising usus (+)
Perkusi : timpani, redup di hipokondrium sinistra
Palpasi : teraba massa di hipokondrium sinistra,
berbatas tegas, ukuran ± 10x8x2 cm, permukaan rata,
konsistensi kenyal, terfiksir, nyeri tekan (+). Pada saat
otot perut diregangkan, massa tidak teraba.
Rencana Pemeriksaan
• USG abdomen
• CT SCAN abdomen
• Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
Lab darah
Hb : 10,7 g/dl
Ht : 29,4%
Leukosit : 9.800 /uL
Eritrosit : 3.670.000 /uL
Trombosit : 422.000 /uL
LED : 10/1 jam
Amylase : 1114 U/L
Diagnosis Kerja
Tumor liver
 

Diagnosis Banding
1. 1. Tumor pankreas
2. 2. Tumor gaster
3. 3. Pseudokista pankreas
4. 4. Abses pankreas
5. 5. Nekrotik pankreas
6. 6. Mesenterial tumor
7. 7. Mesenterial cyst
Pemeriksaan Penunjang
• X-Ray / foto polos abdomen
• USG abdomen
• CT SCAN
• CT SCAN multi slice
• MRI
• Laparoskopi
Diagnosis
• Pseudokista pankreas

Diagnosis Banding
1. 1. Mesenterial cyst
Rencana penatalaksanaan
Laparatomi eksplorasi + drainage
(sudah dilakukan pada tanggal 08/03/2011)
Diagnosis post operasi
Pseudokista pankreas
Follow up
30/03/2011 (dilakukan via telepon)
Pasien tidak ada keluhan. Nyeri pada bekas luka operasi (-).
Pasien dapat melakukan aktifitas sehari-hari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai