Hasit Penelitian
Bul Tek dan Industri Pangan, Vol VI no. 1. Th 1995
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROORGANISME
PENGHASIL FLAVOR DARI BEBERAPA JENIS BUAH
ISOLATION AND IDENTIFICATION OF FLAVOR PRODUCING
MICROORGANISMS FROM SEVERAL TROPICAL FRUITS
Winiati Pudji Rahayu”, Ella Saparianti”, Betty Sri Laksmi Jenie™
Anton Apriyantono” dan Hanny Widjaya’”
ABSTRACT
The research was conducted to select microorganisms
capable of producing flavor components in high amount
‘and reminiscent to the odour of fruits. The mould and yeast were isolated from tropical fruits like citrus, pineapple
and nutmeg. The isolates obtained were 3 mould isolates from nuimeg, 3 yeast isolates from citrus and 3 yeast iso-
lates from pineapple. Only one isolate from pineapple (N2 isolate), suggested as Candida sp, produced a pleasant
aroma. This yeast was then grown in the medium containing coconut water adjusted to 6° Brix of total soluble solids
and pi 4.5. After 9 days of fermentation, the strawbery aroma was produced and the average panelists gave similar
score to the fermentation product.
PENDAHULUAN
Flavor pada kebanyakan bahan pangan hasil fermen-
tasi adalah campuran dari komponen aroma yang kom-
leks, seperti yang terdapat pada beberapa jenis
makanan fermentasi tradisional dan minuman beralko-
hol. Flavor tersebut merupakan hasil aktivitas mikroor-
ganisme, Hal ini menunjukkan bahwa mikroorganisme
‘mampu melakukan aktivitas pembentukan flavor yang
tidak dapat dilakukan dengan proses kimia biasa. Dari
segi biaya, proses ini relatif lebih murah dibandingkan
dengan proses kimia (Schreier, 1979).
Kemampuan metabolik dari mikroorganisme untuk
‘menghasilkan flavor pada makanan fermentasi, saat ini
‘merupakan dasar pengembangan proses biotcknologi
yang ditujukan untuk memproduksi bahan flavor alami
olch mikroorganisme. Jenis-jenis mikroorganisme yang
dapat digunakan dalam produksi flavor mikrobial meli-
uti bakteri, kapang dan kamir. Kamir merupakan
pembentuk flavor yang penting dalam minuman hasil
fermentasi. Komponen yang diproduksi selama fermen-
‘asi tergantung pada bahan mentah dan mikroorganisme
yang digunakan (Russel dan Stewart, 1992),
Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi mikroor-
ganisme dari jenis kapang dan kamir dari buah-buahan
tropis, yaitu nenas, jeruk dan pala yang dapat mengha-
silkan komponen flavor.
Jurusan Teknologi Pangan dan Giei, Fateta-IPB,
Kotak Pos 220, Kampus Darmaga, Bogor 16002
* Alumni Jurusan Teknologi Pangan dan Giei, Fateta IPB
17
METODOLOGI
Bahan Dan Alat
Bahan baku yang digunakan meliputi berbagai jenis
bbuah-buahan seperti nenas, pala, jeruk dan air kelapa
Bahan baku pembantu adalah leusin, urea, sukrosa,
asam asetat serta isoamil alkohol. Medium yang digu-
nakan adalah Potato Dextrose Broth (PDB) dan Potato
Dextrose Agar (PDA) dati Difco.
Bahan kimia yang digunakan dari Merck, Bahan-
bahan ini adalah bahan-bahan kimia untuk analisis total
ester dan total asam. Peralatan yang digunakan adalah
alat-alat untuk isolasi mikroorganisme, alat-alat gelas
untuk proses fermentasi, inkubator goyang, pH meter,
sentrifus dan lainnya,
Metode
Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap
sebagai berikut ini
Tahap Isotasi
Isolasi mikroba dilakukan terhadap mikroorganisme
dari bagian kulit Ivar buah nenas, jeruk dan pala. Buah
Jjeruk dan nenas didiamkan selama 7 hari sedangkan
‘buah pala selama 1- 3 minggu pada kondisi yang lem-
bab. Teknik isolasi yang dilakukan meliputi metode pe-
mupukan, metode gores kuadran dan gores langsung,
Isolat yang ingin diperolch dari tahapan ini adalah isolat
kkapang dan kamir, oleh karena itu media yang diguna-
kan untuk isolasi adalah media PDA yang telah diasam-
kan hingga pH 3,5 (APDA). Untuk pemeliharaan kultur
selanjutnya digunakan media PDA.But Tek, dan Industri Pangan, Vol VI mo. 1. Th. 1995
Hast Penton
Isolat 90 ml air kelapa dalam erlenmeyer 300 mt
| tose |
PDA miring disaring
(inkubasi 30 C, 3 hari) Y
‘ diatur kadar gulanya, diencerkan atau
PDB 100 mi ditambah sukrosa (sampai 3,0, 5,3, 6.0 Brix
inkubasi 30 C, J
4 hari, inkubasi
goyang) disterilisasi, didinginkan
100 mul starter —> J
om starter ee eeene dliinkubasi 30 C. 6 hari
dalam erlenmeyer 100 mi ea
inkubator goyang
difermentasi ¢
G0C, 6 hari,
inkubator goyang 120 rpm) Diahalisis
Dianalisis
Gambar 1. Skema prosedur pertumbuhan isolat pada Gambar 3. Skema prosedur pengaturan sumber karbon
medium PDB
90 ml medium PDB/air kelapa dalam 190 ml air kelapa dalam erlenmeyer 500 ml
erlenmeyer 300 ml 1
Y seasing
kadar gula diatur sampai 3 Brix, pH 4,3,
Y
ditambah 0,1% leusin atau 0,1% urea
tambah sane 6 Brix) dan
diatur pH (4.0, 4,5, 5,0)
y
disterilisasi, didinginkan
disterilisasi, didinginkan
10 mi starter > 21 mi starter al
diinkubasi 30 C. 6 hari, dlinkubasi 30 C, inkubator goyang
inkubator goyang G.6.9, 12 hari)
alae wh
‘Gambar 2. Skema prosedur pengaturan sumber nitrogen Gambar 4, Skema prosedur pengaturan pH dan waktu
fermentasiHasit Penetition
Bul Tek. dan Industri Pangan, Vol. VI na. 1. Th. 1995
Tahap Pengujian Isolat
Isolat yang terpilih ditumbuhkan pada media PDB
dengan prosedur seperti terlihat pada Gambar 1.
Tahap Optimasi
‘Terhadap isolat yang potensial dalam menghasilkan
Komponen flavor diberikan berbagai perlakuan sebagai
usaha untuk mengoptimalkan produksi, Perlakuan yang
diberikan sebagai berikut . Pengaturan sumber nitrogen
yaitu penambahan leusin (0,1% b/v) dan urea (0,1% b/v)
dilakukan pada media PDB dan media air kelapa
(Gambar 2), pengaturan sumber karbon yaitu pengatu-
ran hingga media air kelapa mengandung gula 3,0, 5,3
dan 6,0° Brix (Gambar 3), pengaturan pH dan waktu
fermentasi yang meliputi pH 4,0, 4,5 dan 5,0, serta
waktu fermentasi selama 3, 6, 9 dan 12 hari (Gambar 4).
Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan untuk tahap pengujian
isolat, tahap optimasi dengan pengaturan sumber nitro-
‘gen dan sumber karbon adalah uji organoleptik dengan
‘uj hedonik aroma dan uji deskripsi serta total ester. Se~
dangkan pada tahap optimasi dengan pengaturan pH
dan waktu fermentasi, dianalisis total asam, total massa
sel, total ester dan uji organoleptik yang meliputi uji he~
donik aroma dan uji deskripsi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ibolasi Kapang Dan Kamir
Isolasi kapang dan kamir yang dilakukan terhadap
buah nenas, jeruk dan pala memberikan hasil 3 isolat
dari masing-masing buah yaitu 3 isolat kapang dari pala
(P1,P2 dan P3), 3 isolat kamir dari nenas (NI, N2 dan
N3) dan 3 isotat kamir dari jeruk (J1, 32, 13).
Pengujian Isolat Pada Media PDB
‘Terhadap isolat yang diperoteh pada tahap pertama
dilakukan pengujian dengan menumbuhkannya dalam
media PDB. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ha-
nya isolat NI dan N2 yang potensial dalam menghasil-
kan flavor yang disukai yaitu dengan skor hedonik 4,7
(agak suka untuk N1) dan 4,0 (netral untuk N2) seperti
ditunjukkan pada Tabel 1
Analisis terhadap ester menunjukkan bahwa isolat
yang memberikan aroma yang disukai tidak selalu mem-
berikan nilai ester yang tertinggi. Hal ini disebabkan ti-
dak semua ester yang terukur adalah komponen flavor
makanan yang ambang baunya sama dan deskripsinya
juga cukup bervariasi atau komponen-komponen lain
yang terbentuk menutupi bau ester tersebut, sedangkan
deskripsi aromanya untuk isolat dari nenas menunjuk-
kan adanya aroma buah yang mungkin menjadikan sa-
Jah satu sebab mengapa aroma ini disukai terutama
‘untuk isolat NI. Karena NI dan N2 mendapat pilihan
9
netral dan agak disukai maka pada tahap sclanjutnya
ddigunakan isolat ini
Tabel 1. Hasil pengujian isolat dalam medium PDB
Nama | Skor | Total ester | Deskrips! aroma
isola | hedonik | (mg/100 ml
medium
Pr 39) 778 [tape lemah, buah,
manis, asam, aseton,
agak apek
Pp 29 86,2 tape lemah, agake
lasam, aseton, apek,
busuk,
PB 29 54,5 | tape lemah, asam,
apek, agak pesing
NI 47 71,1 |tape, bua, manis,
Jasam, agak apek
n 40 69.2 tape, buah, manis,
sam, alkohol
NB 37 77.2 |tape, buab, manis,
sam, alkohol, apek
a 27 126.0. tape, asam, apek
2 23 922 |asam, apek, agak
| pesing
B 37 724 |tape, buah, agak
I manis, agak apek
Optimasi Produksi
Perlakuan selanjutnya untuk isolat N1 dan N2 ada-
Jah penambahan nutrisi nitrogen dalam bentuk leusin
dan urea masing-masing dengan konsentrasi 0,1%. Ha-
silnya menunjukkan bahwa leusin dapat meningkatkan
nilai penerimaan, sedangkan urea justru akan menurun-
kan nilai penerimaan, Hal ini disebabkan karena dalam
sintesis komponen flavor, asam amino leusin berfungsi
sebagai salah satu prekursor dari komponen aroma buah,
terutama dalam aroma pisang (Engel et al., 1990) se-
hhingga hal yang sama diduga juga terjadi pada sintesis
Komponen flavor dalam sel mikroorganisme. Penelitian
Khee et al (1976) dengan menggunakan miksoorga-
nisme Ceratocystys moniliformis juga ‘menunjukkan
adanya pertumbuhan mikroorganisme yang baik dan
aroma buah-buahan yang terbentuk apabila dalam sub-
strat diberikan penambahan leusin yang setara dengan
nitrogen pada urea 0.1%. Penambahan urea ternyata ti-
dak menguntungkan karena urea memberikan bau pes-
ing. Perlakuan penambahan nutrisi tersebut pada air
kkelapa juga menunjukkan bahwa penambahan leusin
0,1% dapat meningkatkan nilai organoleptiknya (Tabel
2 dan 3).
Medium air kelapa merupakan medium yang lebih
sesuai untuk isolat NI dan N2 dibandingkan dengan me-
dium PDB terutama untuk medium yang telah ditambah
leusin. Agaknya komposisi air kelapa dengan penam-
bbahan leusin lebih mampu memenuhi kebutuhan nutrisi