Anda di halaman 1dari 53

Salinan

PERATURAN REKTOR
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
NOMOR : 01 TAHUN 2006

TENTANG
DEWAN PENYANTUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN,

Menimbang : a. bahwa dalam pengelolaan dan memecahkan permasalahan


universitas ke depan yang semakin kompleks diperlukan
partisipasi serta peran masyarakat;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diperlukan dewan
penyantun universitas;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b perlu ditetapkan peraturan rektor;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor
115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 195 tahun
1963 dan Keputusan Menteri PTIP Nomor 153 tahun
1963 jo Skep. Ment. PTIP No 153 Tahun 1963 tentang
Pendirian Universitas Jenderal Soedirman;
4. Keputusan Presiden No. 170/M Tahun 2005 tanggal 14
Oktober 2005 tentang pengangkatan Rektor Universitas
Jenderal Soedirman masa jabatan 2005 - 2009;
5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 0166/O/1995 tgl.18 Juli 1995 jo. No.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 1


272/O/1999 tentang Organisasi Tata Kerja Universitas
Jenderal Soedirman;
6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 090/O/2004
tentang Statuta Universitas Jenderal Soedirman;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG DEWAN PENYANTUN

Pasal 1

Dalam peraturan rektor ini yang dimaksudkan dengan :


1. Universitas adalah Universitas Jenderal Soedirman.
2. Rektor adalah Rektor Universitas Jenderal Soedirman.
3. Senat adalah Senat Universitas Jenderal Soedirman.
4. Dewan Penyantun adalah Dewan Penyantun Universitas Jenderal Soedirman.

Pasal 2

(1) Anggota Dewan Penyantun adalah tokoh masyarakat yang mempunyai minat
dan perhatian terhadap universitas.
(2) Anggota Dewan Penyantun diangkat dan diberhentikan oleh rektor atas saran
dan pertimbangan senat.

Pasal 3

(1) Struktur Dewan Penyantun terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan
anggota.
(2) Ketua, sekretaris dan bendahara dipilih oleh dan di antara para anggota.
(3) Dewan Penyantun mempunyai masa kerja 2 (dua) tahun, dan dapat
diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan apabila diperlukan.

Pasal 4

Dewan Penyantun mempunyai tugas :

2 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006


membantu memecahkan masalah yang dihadapi universitas;
a. membuat laporan tahunan kepada rektor;
Pasal 5

Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Purwokerto
Pada tanggal : 31 Agustus 2006
Rektor,

ttd

Prof. Dr. Ir. Sudjarwo


NIP. 130529551

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 3


4 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006
Salinan

PERATURAN REKTOR
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
NOMOR : 02 TAHUN 2006

TENTANG
MAJELIS ETIKA AKADEMIK UNIVERSITAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN,

Menimbang : a. bahwa untuk menegakkan disiplin dalam proses


pembelajaran, maka perlu dibentuk Majelis Etika
Akademik Universitas Jenderal Soedirman;
b. bahwa berdasarkan saran dan pertimbangan senat
universitas;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan b perlu ditetapkan Peraturan rektor.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem


PendidikanNasional (Lembaran Negara tahun 2003
Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor
115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 195
tahun 1963 dan Keputusan Menteri PTIP Nomor 153
tahun 1963 jo Skep. Ment. PTIP No 153 Tahun 1963
tentang Pendirian Universitas Jenderal Soedirman;
4. Keputusan Presiden No. 170/M Tahun 2005 tanggal 14
Oktober 2005 tentang pengangkatan Rektor Universitas
Jenderal Soedirman masa jabatan 2005 - 2009;
5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 0166/O/1995 tgl.18 Juli 1995

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 5


jo. No. 272/O/1999 tentang Organisasi Tata Kerja
Universitas Jenderal Soedirman;
6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
090/O/2004 tentang Statuta Universitas Jenderal
Soedirman.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG MAJELIS ETIKA AKADEMIK


UNIVERSITAS

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :


1. Universitas adalah Universitas Jenderal Soedirman.
2. Rektor adalah Rektor Universitas Jenderal Soedirman.
3. Majelis etika akademik universitas yang selanjutnya disebut majelis adalah
majelis yang diberi tugas untuk menangani, memproses serta memberikan
rekomendasi kepada rektor tentang pelanggaran akademik.
4. Pelanggaran akademik oleh mahasiswa/alaumni adalah pelanggaran yang
dilakukan oleh mahasiswa/alumni sebagaimana tercantum dalam buku pedoman
universitas yang tidak dapat diselesaikan di tingkat fakultas.
5. Pelanggaran akademik oleh dosen adalah pelanggaran yang dilakukan oleh
dosen yang berkaitan dengan pelaksanaan tridharma perguruan tinggi yang tidak
dapat diseselesaikan di tingkat fakultas.

BAB II
KEANGGOTAN

Pasal 2

(1) Majelis etika akademik dibentuk oleh rektor.


(2) Anggota majelis berjumlah 11 (sebelas) orang.

6 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006


(3) Majelis beranggotakan unsur pimpinan universitas, dekan, serta pejabat lain
yang ditunjuk rektor.
(4) Rektor karena jabatannya adalah ketua majelis.
(5) Masa kerja majelis adalah 4 (empat) tahun, dan dapat diangkat kembali.

BAB III
TUGAS DAN WEWENANG MAJELIS

Pasal 3

Majelis bertugas untuk memeriksa dan memberi rekomendasi kepada rektor atas
pelanggaran akademik yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen maupun alumni
universitas.

Pasal 4

Dalam menjalankan tugasnya majelis berhak untuk :


a. mengembalikan berkas berita acara pemeriksaan dari fakultas yang belum lengkap;
b. memberikan rekomendasi sanksi apabila pelapor terbukti tidak memberikan
keterangan yang benar;
c. menyatakan hak terlapor gugur apabila terlapor tidak hadir setelah dipanggil secara
patut;
d. memberikan rekomendasi sanksi yang lebih berat apabila terlapor terbukti tidak
memberikan keterangan yang benar.

Pasal 5

Dalam menjalankan tugasnya majelis berkewajiban untuk :


a. menindaklanjuti laporan dari fakultas/program studi tentang adanya pelanggaran
akademik yang dilakukan oleh dosen, mahasiswa, maupun alumni;
b. memanggil pelapor untuk hadir dan memberikan keterangan yang benar di depan
sidang majelis;
c. menilai kebenaran keterangan pelapor;
d. merahasiakan identitas pelapor;
e. memanggil terlapor untuk hadir dan memberikan keterangan yang benar serta
pembelaan diri di depan sidang majelis;
Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 7
f. menilai kebenaran keterangan serta pembelaan diri terlapor;
g. memberikan rekomendasi kepada rektor tentang sanksi yang akan diberikan kepada
dosen, mahasiswa, dan alumni yang melakukan pelanggaran akademik.

Pasal 6

Dalam menjalankan tugasnya majelis berwenang untuk:


a. memanggil dan memeriksa terlapor, pelapor dan saksi-saksi;
b. meminta dan memeriksa BAP, alat bukti, dan alat bukti tambahan.

Pasal 7

(1) Setelah menerima laporan, majelis wajib melakukan pemeriksaan dan


melaporkan hasil pemeriksaan kepada rektor dalam waktu paling lama 30 hari.
(2) Setelah menerima laporan Majelis, Rektor harus menerbitkan keputusan dalam
waktu paling lama 14 hari kerja.
(3) Keputusan rektor bersifat final.

Pasal 8

(1) Rekomendasi sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan


oleh dosen mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Rekomendasi sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa
mengacu pada buku pedoman universitas.
(3) Rekomendasi sanksi terhadap alumni dapat berupa pencabutan gelar akademik,
profesi, dan vokasi yang tidak sah kepada rektor.

Pasal 9

Rekomendasi yang diberikan oleh Majelis bersifat mengikat.

8 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006


BAB IV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 10

(1) Dengan berlakunya peraturan rektor ini, maka keputusan rektor yang telah ada
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam
peraturan ini.
(2) Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur lebih lanjut
dengan peraturan lain.

Pasal 11

Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Purwokerto
Pada tanggal : 31 Agustus 2006

Rektor,

ttd

Prof. Dr. Ir. Sudjarwo


NIP. 130529551

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 9


10 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006
Salinan
PERATURAN REKTOR
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
NOMOR : 07 TAHUN 2006

TENTANG
PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK

PROGRAM MAGISTER UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN,

Menimbang : a. bahwa untuk ketertiban, kelancaran dan kepastian serta


penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan Program
Magister Universitas Jenderal Soedirman maka perlu
b ditetapkan peraturan.
. bahwa sehubungan dengan huruf a tersebut di atas perlu
dibuat pedoman umum dan akademik Program Magister
Universitas Jenderal Soedirman.
c bahwa sehubungan dengan huruf a dan b tersebut di atas
perlu ditetapkan peraturan rektor.

Mengingat : 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003,


tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4301);
2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005,
tentang Guru dan Dosen;
3 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999, tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor
115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);
4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496);
Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 11
5 Keputusan Presiden RI Nomor 195 Th 1963 jo. Surat
Kept.Menteri PTIP Nomor 153 Th.1963 tentang Pendirian
Universitas Jenderal Soedirman
6 Keputusan Presiden RI Nomor 170/M Tahun 2005 tgl.14
Oktober 2005, tentang Pengangkatan Rektor Universitas
Jenderal Soedirman;
7 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 0166/O/1995 tgl.18 Juli 1995 jo. No.
272/O/1999 tentang Organisasi Tata Kerja Universitas
Jenderal Soedirman;
8 Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 090/2004
tgl. 29 Juli 2004, tentang Statuta Universitas Jenderal
Soedirman;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN


AKADEMIK PROGRAM MAGISTER UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:


1. Sistem kredit adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan
menggunakan satuan kredit semester untuk menyatakan beban studi mahasiswa,
beban kerja staf pengajar dan beban penyelenggaraan program lembaga
pendidikan.
2. Satuan kredit semester yang selanjutnya disebut SKS adalah satuan kredit yang
dipakai untuk menyatakan jumlah kredit dari satu mata kuliah dalam satu
semester.

12 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006


3. Semester adalah kurun waktu kegiatan yang terdiri atas 16 sampai 18 minggu
kuliah atau kegiatan terjadwal lainnya berikut kegiatan iringannya, termasuk dua
sampai empat minggu kegiatan penilaian.
4. Dosen adalah tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi tertentu yang khusus
diangkat pada Program Magister Universitas Jenderal Soedirman, untuk
melaksanakan tridharma perguruan tinggi.
5. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Program Magister
Universitas Jenderal Soedirman.
6. Masa studi adalah lama waktu yang ditempuh oleh mahasiswa untuk
menyelesaikan program magister.
7. Konsentrasi adalah bidang kekhususan sebuah keilmuan dari program studi.
8. Matrikulasi adalah kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan untuk
mempersiapkan, dan memberikan pengetahuan dasar bagi mahasiswa baru
program magister.
9. Kartu rencana studi yang selanjutnya disebut KRS adalah formulir rencana mata
kuliah yang akan diambil mahasiswa dalam suatu semester tertentu.
10. Kartu hasil studi yang selanjutnya diesbut KHS adalah kumpulan nilai yang
diperoleh oleh seorang mahasiswa dalam satu semester tertentu.
11. Ujian tertulis adalah evaluasi atas kemampuan mahasiswa terhadap penguasaan
materi suatu mata kuliah tertentu yang dilakukan secara tertulis.
12. Ujian lisan adalah evaluasi atas kemampuan mahasiswa terhadap penguasaan
materi suatu mata kuliah tertentu yang dilakukan secara lisan.
13. Ujian perbaikan adalah evaluasi yang dimaksudkan untuk perbaikan nilai.
14. Tugas terstruktur adalah tugas yang diberikan oleh seorang dosen dalam satu mata
kuliah tertentu, sebagai salah satu komponen penilaian atas kemampuan
mahasiswa.
15. Seminar usul penelitian adalah kegiatan penyampaian rencana penelitian untuk
penyusunan tesis.
16. Penelitian adalah kegiatan telaah ilmiah taat kaidah dalam upaya menemukan
kebenaran dan/atau menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau seni.
17. Tesis adalah karya tulis akademik hasil penelitian mendalam yang dilakukan secara
mandiri dan berisi sumbangan baru atas perkembangan ilmu pengetahuan atau
menemukan jawaban baru bagi masalah-masalah yang sementara telah mapan
atau megajukan pertanyaan-pertanyaan baru terhadap hal yang dipandang mapan

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 13


di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni yang dilakukan oleh calon
magister di bawah pengawasan para pembimbingnya.
18. Pembimbing tesis adalah orang atau sekelompok orang yang memiliki kualifikasi
dan kewenangan tertentu untuk melakukan pembimbingan tesis.
19. Tim penguji adalah sekelompok orang yang memiliki kualifikasi keilmuan dan
kewenangan tertentu untuk melakukan uji kemampuan mahasiswa.
20. Ujian tesis adalah evaluasi atas kemampuan mahasiswa terhadap penguasaan tesis
yang telah disusunnya yang dilakukan oleh tim penguji.
21. Transkrip akademik adalah kumpulan nilai dari mata kuliah yang telah diambil
oleh mahasiswa selama mengikuti proses pembelajaran di program magister.
22. Indeks prestasi (IP) adalah rata-rata nilai yang dicapai untuk semua mata kuliah
dengan memperhitungkan jumlah kredit masing-masing mata kuliah dalam satu
semeter.
23. Indeks prestasi kumulatif (IPK) adalah rata-rata nilai yang dicapai untuk semua
mata kuliah dengan memperhitungkan jumlah kredit masing-masing mata kuliah
yang telah ditempuh di Program Magister.
24. Yudisium adalah kegiatan pemberian gelar kepada seorang mahasiswa yang telah
memenuhi persyaratan untuk dinyatakan lulus oleh direktur program.
25. Gelar adalah sebutan akademik atau profesi yang diberikan kepada lulusan
perguruan tinggi dan dicantumkan dalam ijazah.
26. Pembimbing akademik adalah dosen yang diberi tugas membantu mahasiswa
dalam menyusun rencana dan proses studi.

BAB II
PENERIMAAN MAHASISWA BARU

Pasal 2
(1) Pendaftaran mahasiswa baru program magister dilakukan dengan mengajukan
lamaran disertai dokumen berikut :
a. lamaran tertulis untuk menjadi calon mahasiswa baru dengan
menyebutkan program studi yang diminati;
b. mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan dengan dilampiri:

14 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006


1. fotokopi Ijazah dan transkrip yang telah dilegalisasi oleh pejabat yang
berwenang perguruan tinggi asal atau oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi;
2. surat keterangan kesehatan dari dokter yang telah mendapatkan izin
dari departemen kesehatan;
3. daftar riwayat hidup;
4. surat rekomendasi dari dua orang yang dapat dimintai keterangan
tentang kelayakan akademik pelamar;
5. surat izin/persetujuan dari atasan pelamar (bagi yang sudah bekerja);
6. surat jaminan biaya pendidikan dan biaya hidup dari penyandang
dana di atas meterai Rp 6.000,00 (enam ribu rupiah);
7. bukti pembayaran pendaftaran ke rekening Rektor;
8. foto berwarna dengan latar belakang merah ukuran 4x6 Cm;
(2) dokumen dimaksud pada ayat (1) diajukan dalam rangkap 2 (dua).
(3) formulir yang sudah diisi dan dilengkapi dengan persyaratan dikirimkan
langsung atau melalui pos ke alamat direktur Program Pascasarjana Universitas
Jenderal Soedirman.

Pasal 3

Setiap calon mahasiswa baru harus memiliki ijazah sarjana atau ijazah dari pendidikan
yang sederajat dan berasal dari program studi yang memiliki izin dari Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.

Pasal 4

(1) Seleksi calon mahasiswa baru didasarkan atas kriteria sebagai berikut:
a. kelengkapan administrasi;
b. indeks prestasi kumulatif (IPK);
c. kemampuan lain yang menunjang;
d. hasil tes tertulis dan/atau wawancara.
(2) Tes tertulis dan/atau wawancara dilakukan di program studi dengan melibatkan
komisi program studi.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 15


(3) Penentuan akhir seleksi penerimaan mahasiswa baru dilakukan melalui rapat yang
terdiri dari rektor, direktur program pascasarjana, sisten direktur, ketua komisi
program studi dan ketua program studi.
(4) Hasil seleksi penerimaan mahasiswa baru pascasarjana ditetapkan oleh rektor.

BAB III
KEGIATAN AKADEMIK

Pasal 5
(1) Selama masa studi setiap mahasiswa diwajibkan membayar biaya pendidikan.
(2) Apabila waktu penyelesaian studi melebihi empat semester, mahasiswa diwajibkan
membayar biaya pendidikan yang diatur dengan ketentuan tersendiri.
(3) Biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk biaya
penelitian.

Pasal 6

(1) Kegiatan matrikulasi diselenggarakan setelah calon mahasiswa yang dinyatakan


diterimamenjadi mahasiswa.
(2) Penyelenggaraan matrikulasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan program studi
dan diatur dengan keputusan direktur program pascasarjana atas usulan ketua
program studi.
(3) Jumlah dan jenis mata kuliah disesuaikan dengan kebutuhan program studi.
(4) Besarnya biaya matrikulasi ditetapkan oleh program pascasarjana (atas usulan
ketua program studi) dan ditanggung oleh mahasiswa.

Pasal 7

Untuk memperoleh gelar magister mahasiswa diwajibkan menempuh minimal 36 SKS


dan maksimal 50 SKS.

Pasal 8

(1) Masa studi untuk mendapat gelar magister adalah tidak lebih dari 6 (enam)
semester sejak terdaftar sebagai mahasiswa.

16 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006


(2) Apabila masa studi tersebut pada ayat (1) terlampaui mahasiswa dapat mengajukan
perpanjangan masa studi paling lama 2 (dua) semester.
(3) Ketentuan mengenai tata cara dan prosedur pegajuan perpanjangan masa studi;
diatur tersendiri melalui surat keputusan rektor.
(4) Apabila setelah diperpanjang selama dua semester mahasiswa belum dapat
menyelesaikan studinya maka mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan putus
studi.
(5) Putus studi ditetapkan dengan keputusan rektor atas usulan direktur pascasarjana.

Pasal 9

Ketentuan mengenai tata cara dan prosedur perpanjangan masa studi ditetapkan dengan
keputusan rektor.

Pasal 10

(1) Pada awal semester setiap mahasiswa wajib mengisi KRS.


(2) KRS harus mendapat persetujuan dari pembimbing akademik.
(3) Dengan persetujuan pembimbing akademik, mahasiswa dapat melakukan
perubahan KRS.
(4) Perubahan KRS dilaksanakan paling lambat 2 (dua) minggu setelah perkuliahan
berlangsung.

Pasal 11

(1) Kegiatan perkuliahan dilakukan dengan tatap muka langsung di dalam suatu
ruangan atau di tempat lain yang memenuhi syarat untuk proses pembelajaran.
(2) Lama perkuliahan ditentukan oleh besaran SKS mata kuliah yang bersangkutan.
(3) Jumlah tatap muka untuk satu mata kuliah dalam satu semester minimal 4 kali dan
maksimal 16 kali termasuk kegiatan penilaian.
(4) Setiap mata kuliah harus memiliki garis-garis besar program pembelajaran (GBPP)
dan satuan acara perkuliahan (SAP).

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 17


Pasal 12

(1) Dosen yang berhak mengajar pada program magister adalah dosen yang telah lulus
pendidikan doktor dan memiliki kualifikasi keilmuan yang sesuai dengan mata
kuliah yang diajarkan.
(2) Pengecualian atas ketentuan dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan
rektor;
(3) Pengangkatan dosen program magister ditetapkan dengan keputusan direktur
program pascasarjana.

Pasal 13
(1) Setiap mata kuliah yang diajarkan wajib dilakukan evaluasi keberhasilan.
(2) Evaluasi keberhasilan dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui ujian
tertulis/lisan, praktikum, tugas terstruktur atau bentuk lain yang dapat mengukur
tingkat kemampuan mahasiswa.
(3) Evaluasi keberhasilan minimal dilakukan 1 (satu) kali dalam satu semester untuk
setiap mata kuliah.

Pasal 14

(1) Evaluasi keberhasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) wajib
diikuti setiap mahasiswa.
(2) Mahasiswa yang tidak mengikuti evaluasi keberhasilan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat diberi kesempatan untuk mengikuti ujian susulan.
(3) Evaluasi keberhasilan susulan dapat diselenggarakan paling lama satu bulan
setelah selesainya ujian semester yang pelaksanaannya diatur oleh ketua
program studi.

Pasal 15

(1) Mahasiswa yang akan memperbaiki nilai mata kuliah tertentu dilakukan dengan
cara mengulang pada semester berikutnya.
(2) Mahasiswa yang mengulang suatu mata kuliah, nilai yang digunakan adalah nilai
tertinggi.

18 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006


Pasal 16
Penilaian untuk setiap mata kuliah menggunakan huruf mutu sebagai berikut:

Nilai Nilai Angka Bobot


A ≥ 80 setara dengan 4,0
AB 75 s.d 79,9 setara dengan 3,5
B 70 s.d 74,9 setara dengan 3,0
BC 65 s.d 69,9 setara dengan 2,5
C 60 s.d 64,9 setara dengan 2,0
CD 55 s.d 59,9 setara dengan 1,5
D 50 s.d 54,99 setara dengan 1,0
E < 50 setara dengan 0

Pasal 17

Setiap akhir semester mahasiswa berhak mendapatkan kartu hasil studi (KHS) yang
diterbitkan oleh program pascasarjana.

Pasal 18

Evaluasi terhadap kemajuan mahasiswa dilakukan melalui dua mekanisme yaitu:


a. evaluasi keberhasilan akhir semester; dan,
b. evaluasi keberhasilan akhir studi.

Pasal 19

(1) Evaluasi keberhasilan akhir semester dilakukan dengan menghitung indeks


prestasi (IP) pada semester yang bersangkutan dan indeks prestasi kumulatif
(IPK) yang diperoleh sampai akhir semester tersebut.
(2) Evaluasi keberhasilan akhir studi dilakukan bagi mahasiswa yang telah
menyelesaikan keseluruhan beban SKS yang diberlakukan di program studi.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 19


Pasal 20

(1) Mahasiswa diberi peringatan tertulis apabila pada akhir semester pertama
memiliki IP < 2,75.
(2) Mahasiswa dinyatakan putus studi apabila pada akhir semester kedua memiliki
IPK < 2,75.
3) IPK tersebut pada ayat (1) dihitung dari nilai terbaik minimal sembilan SKS.

Pasal 21

Mahasiswa dinyatakan telah menyelesaikan pendidikan program magister apabila


memenuhi persyaratan :
a. telah lulus ujian tesis.
b. memiliki IPK minimal 2,75, tanpa nilai D dan/atau E.

BAB IV
PENYUSUNAN TESIS

Bagian Pertama
Umum

Pasal 22

Pada tahap akhir masa studi setiap mahasiswa diwajibkan untuk menulis tesis.

Bagian Kedua
Usul Penelitian dan Seminar Usul Penelitian

Pasal 23

(1) Sebelum melakukan penulisan tesis sebagaimana dimaksud dalam pasal 22


mahasiwa diwajibkan menyusun usul penelitian tesis.
(2) Syarat dan tata cara untuk dapat mengajukan permohonan melakukan usul
penelitian tesis ditetapkan oleh program studi.
(3) Format usul penelitian tesis ditetapkan oleh program pascasarjana.

20 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006


Pasal 24
Setiap usul penelitian tesis harus disetujui dan ditandatangani pembimbing dan
diketahui oleh ketua program studi.

Pasal 25
(1) Penelitian tesis dapat dilakukan apabila mahasiswa sudah melaksanakan seminar
usul penelitian.
(2) Seminar usul penelitian dilakukan apabila usul penelitian sudah disetujui
pembimbing.

Pasal 26
Mahasiswa dapat melakukan seminar usul penelitian setelah mengikuti kegiatan
seminar minimal 5 (lima) kali dan menyelesaikan seluruh kewajiban administrasi.

Pasal 27
Mekanisme pelaksanaan dan penilaian seminar usul penelitian diatur oleh program
studi.

Bagian Ketiga
Pembimbing Tesis

Pasal 28

(1) Mahasiswa dalam melakukan penelitian dan menyelesaikan tesis dibimbing


sekurang-kurangnya oleh 2 (dua) orang pembimbing.
(2) Pembimbing tesis adalah dosen dan/atau praktisi yang lulus pendidikan doktor dan
memiliki kualifikasi kepakaran sesuai dengan substansi tesis.
(3) Pengecualian atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dengan keputusan rektor.
(4) Pembimbing tesis ditetapkan dengan keputusan direktur program pascasarjana.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 21


Pasal 29

(1) Mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan untuk menyusun usul penelitian
dapat mengajukan permohonan untuk mendapatkan pembimbing.
(2) Pengajuan permohonan pembimbing ditujukan kepada ketua program studi dengan
dilampiri tema dan/atau kerangka penelitian.
(3) Ketua program studi setelah mendapat permohonan dari mahasiswa menunjuk
pembimbing dengan terlebih dahulu mendengarkan pertimbangan dan/atau
usulan komisi program studi.
(4) Pembimbing tesis yang telah ditunjuk ditetapkan dengan keputusan direktur
program pascasarjana.

Pasal 30

(1) Pembimbing tesis dapat diganti apabila dipandang tidak dapat menjalankan tugas
sebagai pembimbing karena alasan kesibukan, kesehatan, meninggal dunia,
mengundurkan diri atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Pergantian pembimbing ditetapkan oleh direktur program pascasarjana, atas usulan
ketua program studi setelah meminta pertimbangan komisi program studi.

Pasal 31

Pembimbing tesis bertugas:


a. membimbing mahasiswa dalam menyusun usul penelitian sampai dengan
penulisan tesis secara teratur dan bersinambung;
b. melakukan verifikasi dan evaluasi kemajuan mahasiswa bimbingannya secara
periodik.

Bagian Keempat
Penulisan Tesis

Pasal 32

Format penulisan tesis sesuai dengan tatacara penulisan di dalam buku panduan
penulisan tesis.

22 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006


Pasal 33

Tesis yang telah disetujui oleh pembimbing dan penguji dan telah ditandatangani ketua
program studi harus diserahkan ke program magister paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum pelaksanaan wisuda.

BAB VI
UJIAN TESIS

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 34

Setelah memenuhi persyaratan dan mendapat persetujuan pembimbing, mahasiswa


dapat mengajukan permohonan ujian tesis.
(1) Permohonan ujian tesis diajukan kepada direktur program pascasarjana melalui
ketua program studi.

Pasal 35
(1) Untuk menempuh ujian tesis semua mata kuliah yang diambil harus sudah
ditempuh dengan IPK minimal 2,75 tanpa nilai D dan/atau E.
(2) Pendaftaran untuk menempuh ujian tesis dilakukan di program studi, selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum ujian dilaksanakan.
(3) Persyaratan yang disertakan dalam ujian tesis adalah nilai TOEFL-Like ≥ 450
serta persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh program pascasarjana.

Pasal 36
Penyelenggaraan ujian tesis diatur program studi dengan memperhatikan kesediaan
pembimbing dan penguji.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 23


Bagian Kedua
Penguji dan Pelaksanaan Ujian Tesis

Pasal 37
Tim penguji tesis terdiri atas pembimbing dan nonpembimbing.
Jumlah penguji tesis nonpembimbing paling sedikit dua orang.

Pasal 38
(1) Penunjukan penguji tesis nonpembimbing ditentukan oleh ketua program studi
dengan memperhatikan pertimbangan dan/atau usulan komisi program studi.
(2) Tim penguji tesis ditetapkan dengan keputusan direktur program pascasarjana.

Pasal 39
Ujian tesis dipimpin oleh ketua program studi atas nama direktur program pascasarjana.
(1) Ketua program studi dapat mendelegasikan kewenangannya kepada pembimbing
pertama apabila berhalangan hadir dalam ujian tesis.

Pasal 40

(1) Ujian tesis minimal dihadiri oleh empat orang anggota tim penguji dan
pembimbing pertama harus hadir;
(2) Pelaksanaan ujian tesis diatur oleh program studi.

24 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006


Bagian Ketiga
Penilaian
Pasal 41
Penilaian ujian tesis mencakup aspek:
isi dan bobot tesis;
penyajian isi tesis secara lisan;
kemampuan menjawab pertanyaan;
Penilaian isi tesis mencakup aspek:
a. keaslian/orisinalitas isi tesis yang dikemukakan;
b. bobot permasalahan yang diajukan;
c. kerangka pemikiran/teori;
d. metode penelitian;
e. cara penyajian hasil penarikan kesimpulan dan penyusunan saran;
f. keterkaitan tesis dengan bidang kajian/konsentrasi yang diambil
mahasiswa;
g. sumbangan terhadap ilmu pengetahuan dan/atau kemaslahatan
manusia.
Setiap aspek memiliki bobot, jumlah bobot 100 persen, dan setiap bobot penilaian
ditentukan oleh program studi.

Pasal 42
(1) Penilaian tesis dinyatakan dalam bentuk angka dengan kisaran 1 sampai dengan
100.
(2) Hasil akhir nilai ujian tesis merupakan rataan dari nilai keseluruhan penguji yang
kemudian dikonversikan ke dalam bentuk huruf.
(3) Konversi nilai akhir ujian tesis sebagai berikut:

Nilai Nilai Angka Bobot


A ≥ 80 setara dengan 4,0
AB 75 s.d 79,9 setara dengan 3,5
B 70 s.d 74,9 setara dengan 3,0
BC 65 s.d 69,9 setara dengan 2,5
C 60 s.d 64,9 setara dengan 2,0
CD 55 s.d 59,9 setara dengan 1,5

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 25


D 50 s.d 54,99 setara dengan 1,0
E < 50 setara dengan 0

Berdasarkan nilai yang diperoleh mahasiswa dapat dinyatakan lulus atau tidak lulus
ujian tesis.
(4) Ujian tesis dinyatakan lulus jika mendapatkan nilai minimal C.

Pasal 43

(1) Mahasiswa yang dinyatakan lulus ujian tesis dengan perbaikan, maka mahasiswa
wajib memperbaiki tesis sesuai rekomendasi tim penguji.
(2) Perbaikan tesis dianggap selesai apabila telah disetujui dan ditandatangani oleh
seluruh tim penguji.
(3) Jangka waktu untuk memperbaiki tesis paling lama 60 (enam puluh) hari sejak
ujian dilaksanakan.
(4) Apabila dalan jangka waktu yang ditetapkan, yang bersangkutan tidak mampu
memperbaiki tesis maka harus dilakukan ujian ulang tesis, dengan biaya
ditanggung oleh mahasiswa.

Pasal 44

(1) Mahasiswa yang mendapat nilai C berhak untuk mengajukan ujian perbaikan.
(2) Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus harus mengulang tesis.
(3) Waktu ujian perbaikan atau ujian ulang tesis ditentukan oleh keputusan tim
penguji dengan mempertimbangkan kesiapan mahasiswa dan paling cepat 14
(empat belas ) hari setelah ujian sebelumnya.
(4) Prosedur ujian perbaikan dan ujian ulang tesis dilakukan dengan mengajukan
permohonan kepada direktur program pascasarjana melalui ketua program studi.
(5) Biaya untuk ujian perbaikan dan ujian ulang tesis dibebankan kepada
mahasiswa, dan besarnya ditentukan oleh program studi.

Bagian Keempat
Pengesahan Tesis

Pasal 45

26 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006


(1) Tesis yang telah disetujui tim penguji, ditandatangani dan disahkan oleh ketua
program studi dan direktur program pascasarjana.
(2) Jumlah eksemplar tesis yang diserahkan ke program pascasarjana sebanyak dua
eksemplar dengan tanda tangan asli.

BAB V
YUDISIUM

Pasal 46

(1) Yudisium dilaksanakan bagi mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dalam ujian
tesis.
(2) Pernyataan yudisium dilakukan oleh direktur program pascasarjana.
(3) Apabila direktur program pascasarjana berhalangan hadir, pernyataan yudisium
dapat dilakukan oleh asisten direktur bidang akademik atau ketua program studi.
(4) Yudisium dapat dilaksanakan secara perseorangan atau kelompok.
(5) Yudisium dapat dilaksanakan bersamaan dengan akhir ujian tesis atau pada
waktu yang lain.
(6) Pelaksanaan yudisium disertai dengan berita acara yang ditanda tangani oleh
direktur program pascasarjana atau yang mewakili.

Pasal 47

(1) Gelar magister diberikan kepada mahasiswa yang dinyatakan lulus dalam
yudisium.
(2) Sebutan gelar magister sesuai dengan bidang ilmu berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(3) Gelar magister yang telah diperoleh dapat dicabut apabila di kemudian hari yang
bersangkutan diketahui memperoleh gelar tersebut dengan cara yang tidak sah.

BAB VI
PREDIKAT KELULUSAN

Pasal 48

(1) Predikat kelulusan terdiri dari 3 tingkat yaitu: memuaskan, sangat memuaskan,
dan dengan pujian yang dinyatakan dalam transkrip akademik.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 27


(2) Predikat kelulusan untuk program magister adalah:
a. IPK 2,75 – 3,40 : memuaskan;
b. IPK 3,41 – 3,70 : sangat memuaskan;
c. IPK 3,71 – 4,00 : dengan pujian.
Predikat kelulusan dengan pujian ditentukan dengan memperhatikan masa studi paling
lama 5 (lima) semester.

BAB VII
WISUDA

Pasal 49
(1) Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus berhak mengikuti wisuda.
(2) Syarat untuk mengikuti wisuda adalah:
a. dinyatakan lulus dalam yudisium yang dibuktikan dengan salinan berita
acara;
b. menyerahkan bukti penyerahan tesis kepada program pascasarjana,
program studi, pembimbing dan perpustakaan;
c. menyerahkan surat bebas dari segala tanggungan administrasi di program
pascasarjana dan program studi;
d. menyerahkan bukti bebas peminjaman pustaka baik di perpustakaan
tingkat program studi, fakultas maupun universitas.

Pasal 50
(1) Pendaftaran wisuda di bagian administrasi akademik program pascasarjana,
paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum pelaksanaan wisuda.
(2) Wisuda program magister ditetapkan oleh rektor.

BAB VIII
IJAZAH DAN TRANSKRIP AKADEMIK

Pasal 51

28 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006


Setiap mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dalam yudisium berhak memperoleh
ijazah.

Pasal 52

(1) Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus berhak memperoleh transkrip akademik
yang berisi kumpulan nilai mata kuliah yang telah ditempuh.
(2) Transkrip akademik dikeluarkan oleh program pascasarjana.
(3) Legalisasi fotokopi transkrip akademik, ditandatangani oleh asisten direktur
bidang akademik.

Pasal 53

(1) Semua kegiatan administratif dikoordinasi oleh bagian administrasi program


pascasarjana.
(2) Sekretariat pada masing-masing program studi dalam hal tertentu, bertugas
memfasilitasi pelayanan administrasi baik bidang akademik maupun umum.

BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 54

Semua ketentuan yang berkaitan dengan penyelenggaraan program pascasarjana


sebelum berlakunya peraturan ini tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan ini.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 55

Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan ditentukan kemudian oleh program
pascasarjana.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 29


Pasal 56

(1) Dengan berlakunya peraturan ini maka keputusan direktur program pascasarjana
Nomor Kep. 005/J23.20/PP/2002, tanggal 8 April 2002 tentang pedoman umum
dan akademik program pascasarjana dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
(2) Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Purwokerto
Pada tanggal : 31 Agustus 2006

Rektor,

ttd

Prof. Dr. Ir. Sudjarwo


NIP. 130529551

30 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006


Salinan
PERATURAN REKTOR
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
NOMOR : 10 TAHUN 2006

TENTANG
ATRIBUT KEMAHASISWAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN,

Menimbang : a. bahwa untuk ketertiban, keseragaman dan kerapian dalam


penggunaan atribut terkait dengan kegiatan kemahasiswaan maka
perlu diatur atribut kemahasiswaan Universitas Jenderal
Soedirman;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
perlu ditetapkan peraturan rektor;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor 115,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 195 tahun 1963
dan Keputusan Menteri PTIP Nomor 153 tahun 1963 jo Skep.
Ment. PTIP No 153 Tahun 1963 tentang Pendirian Universitas
Jenderal Soedirman;
4. Keputusan Presiden No. 170/M Tahun 2005 tanggal 14 Oktober
2005 tentang pengangkatan Rektor Universitas Jenderal
Soedirman masa jabatan 2005 - 2009;
5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 0166/O/1995 tgl.18 Juli 1995 jo. No.
272/O/1999 tentang Organisasi Tata Kerja Universitas Jenderal
Soedirman;

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 31


6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 090/O/2004
tentang Statuta Universitas Jenderal Soedirman;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG ATRIBUT


KEMAHASISWAAN

Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Universitas adalah Universitas Jenderal Soedirman.
2. Rektor adalah Rektor Universitas Jenderal Soedirman.
3. Fakultas adalah fakultas di lingkungan Universitas Jenderal Soedirman.
4. Dekan adalah dekan fakultas di lingkungan Universitas Jenderal Soedirman.
5. Atribut adalah perlengkapan, benda yang khusus berhubungan dengan
pangkat, kedudukan, atau lambang.
6. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di Universitas
Jenderal Soedirman.
7. Organisasi kemahasiswaan adalah organisasi yang ada di tingkat
universitas/fakultas sebagai wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke
arah perluasan wawasan dan peningkatan intelektualitas serta integritas
kepribadian sesuai dengan tujuan universitas.

Pasal 2
(1) Atribut kemahasiswaan berbentuk :
a. jas/jaket/pakaian seragam;
b. topi/ikat kepala;
c. syal;
d. bendera;
e. badge/pin.
(2) Atribut kemahasiswaan dirancang dengan berpedoman pada lambang
Universitas Jenderal Soedirman sebagaimana termuat di dalam statuta
universitas.
(3) Atribut kemahasiswaan hanya boleh dikenakan oleh mahasiswa yang menjadi
anggota organisasi kemahasiswaan.
32 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006
(4) Atribut kemahasiswaan hanya boleh dikenakan pada:
a. upacara resmi di tingkat universitas/fakultas;
b. kegiatan resmi di tingkat universitas/ fakultas;
c. rapat-rapat organisasi kemahasiswaan;
d. kunjungan resmi ke luar universitas.

Pasal 3
Mahasiswa/organisasi kemahasiswaan dilarang untuk:
a. menggunakan atribut kemahasiswaan selain yang ditentukan
sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (4);
b. menyalahgunakan atribut kemahasiswaan untuk kepentingan
pribadi/organisasi sehingga merugikan fakultas/universitas;
c. menggunakan atribut kemahasiswaan tersebut dalam kegiatan yang
bertentangan dengan norma hukum;
d. menggunakan atribut kemahasiswaan tersebut dalam kegiatan yang
tidak terpuji.

Pasal 4
(1) Rektor/dekan berwenang untuk melarang
penggunaan atribut kemahasiswaan oleh mahasiswa/organisasi kemahasiswaan
yang bertentangan dengan peraturan ini.
(2) Rektor/dekan dapat memberikan sanksi apabila
terjadi penyalahgunaan penggunaan atribut kemahasiswaan.
(3) Jenis dan mekanisme penjatuhan sanksi mengacu
pada peraturan yang berlaku.

Pasal 5
Peraturan rektor ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Purwokerto
Pada tanggal : 31 Agustus 2006
Rektor,

ttd

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 33


Prof. Dr. Ir. Sudjarwo
NIP. 130529551

34 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006


Salinan
PERATURAN REKTOR
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
NOMOR : 11 TAHUN 2006

TENTANG
BUSANA AKADEMIK UNIVERSITAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN,

Menimbang : a. bahwa untuk menegakkan disiplin dalam berbusana,


maka perlu ditetapkan busana akademik Universitas
Jenderal Soedirman;
b. bahwa berdasarkan saran dan pertimbangan Senat
Universitas Jenderal Soedirman;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b perlu ditetapkan peraturan rektor;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003
Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Th. 1999 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor
115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 195 Th.
1963 dan Keputusan Menteri PTIP Nomor 153 Th. 1963
tentang Pendirian Universitas Jenderal Soedirman;
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 170/M
Tahun 2005 tanggal 14 Oktober 2005 tentang
Pengangkatan Rektor Universitas Jenderal Soedirman
masa jabatan 2005 – 2009;
5. Keputusan Mendikbud Nomor 0602a/U/1984 tentang
Pedoman Tata-upacara Akademik dan Tata-busana

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 35


Akademik Perguruan Tinggi di Lingkungan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia;
6. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
0166 /O/1995 jo Nomor 272/0/1999 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Universitas Jenderal Soedirman;
7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
090/0/2004 tanggal 29 Juli 2004 tentang Statuta Unsoed.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG BUSANA AKADEMIK


UNIVERSITAS

Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Busana akademik adalah pakaian berupa toga beserta
kelengkapannya yang dikenakan oleh sivitas akademika Universitas Jenderal
Soedirman.
2. Toga dan kelengkapannya adalah seperti tersebut dalam
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0602a/U/1984.
3. Upacara akademik adalah upacara yang diselenggarakan
oleh universitas dalam rangka dies natalis, pengukuhan guru besar, pemberian
gelar doktor kehormatan, atau wisuda.

Pasal 2
Busana akademik dikenakan pada saat upacara akademik oleh:
a. senat universitas;
b. guru besar yang akan dikukuhkan;
c. guru besar tamu;
d. penerima gelar doktor kehormatan;
e. wisudawan;
f. petugas pedel.

36 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006


Pasal 3
Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan ini, diatur lebih lanjut dengan
keputusan rektor.

Pasal 4
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Purwokerto
Pada tanggal : 31 Agustus 2006
Rektor,

ttd

Prof. Dr. Ir. Sudjarwo


NIP. 130529551

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 37


38 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006
Salinan
PERATURAN REKTOR
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
NOMOR : 14 TAHUN 2006

TENTANG
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN,

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin pengkomersialan yang efektif dan


efisien hak kepemilikan temuan, inovasi maupun berbagai
hasil penelitian, di lingkungan Universitas Jenderal
Soedirman perlu diberikan dasar hukum;
b. bahwa berdasarkan saran dan pertimbangan Senat
Universitas Jenderal Soedirman;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b perlu ditetapkan peraturan rektor;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 tahun 2000 tentang Rahasia


Dagang (Lembaran Negara tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 31 tahun 2000 tentang
Desain Industri (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor 115,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);
3. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem PendidikanNasional (Lembaran Negara tahun 2003
Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999
tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara tahun 1999
Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
195 tahun 1963 dan Keputusan Menteri PTIP Nomor 153

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 39


tahun 1963 jo Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 153
Tahun 1963 tentang Pendirian Universitas Jenderal
Soedirman;
6. Keputusan Presiden Nomor 170/M Tahun 2005
tanggal 14 Oktober 2005 tentang Pengangkatan Rektor
Universitas Jenderal Soedirman masa jabatan 2005 - 2009;
7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
090/O/2004 tentang Statuta Universitas Jenderal
Soedirman;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG HAK KEKAYAAN


INTELEKTUAL (HKI)

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Rektor ini yang dimaksud dengan :
1. Hak Kekayaan Intelektual, yang selanjutnya disebut dengan HKI, adalah hak
yang melekat pada individu atau lembaga dalam kaitannya dengan temuan,
inovasi, dan berbagai hasil penelitian, yang menjamin pengkomersialan yang
efektif dan efisien, demi pembangunan negara dan bangsa, yang memperoleh
perlindungan secara hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Hak cipta adalah hak yang diberikan kepada pencipta atau seseorang atas karya
sastra dan artistiknya.
3. Karya sastra yang dilindungi hak cipta mencakup novel, puisi, sandiwara, karya
referensi, koran, program komputer, database, film, komposisi musik, dan
koreografi.
4. Karya artistik yang dilindungi hak cipta meliputi lukisan, gambar, foto, patung,
karya arsitektur, iklan, peta, dan gambar teknik.

40 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006


5. Paten adalah hak eksklusif yang diberikan atas suatu temuan, yang dapat berupa
produk atau proses baru, yang dapat digunakan untuk atau dalam melakukan
sesuatu, atau yang menawarkan pemecahan teknik baru atas suatu masalah.
6. Desain industri adalah penampilan estetis atau ornamental atas suatu benda, yang
dapat berujud tiga atau dua dimensi, dan dapat diwujudkan dalam berbagai
produl industri dan kerajinan tangan;
7. Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf, angka, susunan warna,
atau kombinasi dari unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
8. Utility model adalah temuan yang tidak memenuhi persyaratan untuk diberi
paten tetapi memiliki kegunaan dalam industri.
9. Rahasia dagang adalah segala sesuatu yang mencakup data rahasia, informasi,
atau kompilasi informasi yang digunakan dalam penelitian, bisnis, perdagangan,
atau industri.
10. Varietas baru tanaman adalah varietas yang dihasilkan melalui pemuliaan
tanaman dan merupakan hal baru, berbeda, seragam, stabil, dan memiliki
denominasi yang sesuai.
11. Laba kotor adalah dana yang diperoleh dari pengkomersialan teknologi yang
dicakup dalam perjanjian lisensi, dan mencakup biaya lisensi, biaya untuk
mengatasi berbagai kejadian penting, royalti tahunan minimum, royalti tetap atau
berjalan, peralatan atau pembayaran kembali atas segala pengeluaran dalam
pemrosesan paten dan biaya lainnya.
12. Penghasilan bersih adalah laba kotor yang dikurangi dengan berbagai
pengeluaran yang telah dilakukan oleh universitas yang diperlukan dalam
pemrosesan perjanjian.
13. Perjanjian keikutsertaan yaitu perjanjian yang diakui dan diterima oleh semua
pihak yang kaitannya dengan hak yang terkait dengan kekayaan intelektual.
14. Perjanjian jasa yaitu perjanjian kontrak antara universitas dan perusahaan yang
keduanya setuju untuk melakukan tugas tertentu, seperti melakukan evaluasi,
pengujian lapangan, atau percobaan klinik, sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan perusahaan atau universitas dalam rangka mencapai hasil atau data
tertentu seperti yang diharapkan oleh perusahaan.
15. Perjanjian transfer material adalah perjanjian yang mengatur pemindahan atau
pengalihan kepemilikan bahan, syarat tentang penggunaan bahan, hak publikasi,

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 41


pembagian tanggung jawab atas timbulnya kemungkinan yang berbahaya, dan
kepemilikan temuan baru yang dihasilkan dari penggunaan bahan tersebut.
16. Perjanjian kerahasiaan adalah perjanjian antarpihak terkait untuk tidak membuka
informasi atau data perusahaan kecuali secara jelas atau tertulis diizinkan oleh
perusahaan tersebut.
17. Hak milik yang nyata merupakan hak yang berkaitan dengan perwujudan fisik
terlepas dari kemungkinannya untuk dilindungi oleh paten atau hak cipta.
18. Kontrak merupakan suatu perjanjian yang saling mengikat secara hukum antara
dua pihak atau lebih.

BAB II
LINGKUP HKI

Pasal 2
Ruang lingkup kekayaan intelektual (KI) di universitas adalah paten atau temuan utility
model, desain industri, hak cipta atas karya sastra, musik, perangkat lunak atau lainnya,
indikasi geografis, merek dagang dan jasa, varietas baru tanaman, dan rahasia dagang.

BAB III
TATA CARA PENGURUSAN HKI

Pasal 3
Macam, syarat, tata cara pengurusan, dan sanksinya ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku tentang hak cipta, rahasia dagang, desain industri,
desain tata letak sirkuit terpadu, merek dan perlindungan varietas baru tanaman.

Pasal 4
Jika universitas memutuskan tidak meneruskan pematenan temuan terkait tepat pada
waktunya, maka universitas dapat mengalihkan kembali kepemilikan atas invensi
terkait kepada inventor atas permohonan inventor.

BAB II
KEPEMILIKAN HKI

Pasal 5

42 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006


(1). Kepemilikan HKI terkait dengan penggunaan sumber daya universitas
ditetapkan oleh rektor.
(2). Sumber daya universitas meliputi semua sumber daya manusia dan fisik selain
perhitungan gaji, asuransi, atau dana pensiun untuk inventor.
(3). Universitas berhak meminta semua dokumen pendukung temuan seorang
stafnya apabila dipandang temuan tersebut menimbulkan keraguan atau konflik
kepentingan.

Pasal 6
Kepemilikan kekayaan intelektual diberikan kepada perorangan atau lembaga yang
berhak dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pasal 7
(1) Universitas merupakan pemilik kekayaan intelektual yang dibuat,
didesain, dihasilkan atau diciptakan oleh pegawai atau staf, mahasiswa, peneliti
tamu, dan lainnya yang terkait.
(2) Paten atau temuan yang dihasilkan oleh seseorang di luar waktu kerjanya dan
tanpa menggunakan sumber daya universitas tempat bekerjanya merupakan
milik inventor yang bersangkutan.

Pasal 8
Mahasiswa merupakan pemilik kekayaan intelektual atas karya yang dibuat, dihasilkan,
atau diciptakannya, kecuali:
a. mahasiswa tersebut telah menerima bantuan dana dari universitas dalam
bentuk bonus, gaji, jaminan, atau bantuan dana penelitian;
b. mahasiswa tersebut telah menggunakan sumber daya universitas
untuk penelitiannya;
c. penelitian mahasiswa tersebut didanai oleh hibah atau didukung oleh
perjanjian penelitian, atau perjanjian lainnya yang membatasi kepemilikan
kekayaan intelektual oleh mahasiswa.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 43


BAB III
PENGUNGKAPAN HKI

Pasal 9
(1) Pengungkapan temuan merupakan pertanggungjawaban secara formal atas
temuan yang dihasilkan secara rahasia oleh penemu kepada pemberi kerja, yang
didasarkan atas semua dokumen terkait.
(2) Pengungkapan merupakan syarat pertama atas dihasilkannya temuan dan
dilakukan oleh universitas.
(3) Pengungkapan kekayaan intelektual di universitas dibantu oleh unit atau bagian
yang menangani alih teknologi atau manajemen teknologi.

Pasal 10
(1) Pengungkapan dini yang dilakukan penemu sebelum waktunya, seperti publikasi
ilmiah, dapat mengakibatkan gugurnya perlindungan paten.
(2) Pengungkapan kekayaan intelektual merupakan hal yang perlu dijaga
kerahasiaannya oleh universitas yang bersangkutan, yang dituangkan dalam
bentuk kesepakatan tertulis dari pihak terkait.

Pasal 11
Kewajiban penemu saat dan setelah pengungkapan temuannya adalah:
a. harus secepatnya mengungkapkan segala sesuatu yang berkaitan
dengan temuan dan atau hasil penelitian lainnya kepada universitas;
b. harus membantu sepenuhnya dalam atau selama pengalihan teknologi
dalam rangka melindungi dan memanfaatkan kekayaan intelektual tersebut;
c. harus menyimpan atau menjaga dengan baik semua catatan dan dokumen
penting yang diperlukan;
d. harus mematuhi semua komitmen yang telah disepakati dalam perjanjian
dan ketentuan hukum lain dalam kaitannya dengan penelitian yang didukung oleh
dana dari pihak swasta;
e. harus sesegera mungkin mengungkapkan berbagai kemungkinan konflik
kepentingan yang dapat timbul kepada universitas;

44 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006


f. dapat menelaah dengan seksama potensi pemasaran atas temuannya
dalam kaitannya dengan pematenan;
g. harus sesegera mungkin memberitahukan atau melaporkan temuannya
kepada universitas;
h. harus menunda pengungkapannya kepada masyarakat luas sampai
pengajuan pematenan dilakukan.

BAB IV
PERLINDUNGAN DAN PEMASARAN

Pasal 12
Universitas menyediakan bantuan hukum untuk melindungi dan mempertahankan
kepentingan universitas dan para penemu atau pencipta kekayaan intelektual atas klaim
pihak ketiga atau pengguna tanpa izin atau tanpa hak atas kekayaan intelektual terkait

Pasal 13
Pemasaran kekayaan intelektual yang dipatenkan menjadi wewenang komisi alih
teknologi atas persetujuan tertulis dari penemu.

BAB V
PEMBAGIAN HASIL

Pasal 14
(1) Pembagian hasil atas pendapatan bersih pengkomersialan temuan yang telah
dipatenkan diatur: penemu menerima 50% dari pendapatan bersih sebesar
sampai dengan Rp100.000.000,00, 40% dari pendapatan bersih antara
Rp100.000.000,00 sampai Rp500.000.000,00, 30% dari pendapatan bersih
antara Rp500.000.000,00 sampai Rp1.000.000.000,00, dan 20% dari pendapatan
bersih yang lebih besar dari Rp1.000.000.000,00.
(2) Pemanfaatan hasil yang menjadi hak universitas diatur dan ditetapkan
berdasarkan kepentingan pengembangan universitas.
(3) Universitas dapat memiliki bunga atas saham, yang penggunaan pendapatan
tersebut dapat disisihkan untuk dimanfaatkan dalam membiayai pemrosesan
perlindungan kekayaan intelektual terkait.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 45


(4) Penemu tidak berhak dalam menentukan pembagian bunga saham.
(5) Konsultasi yang dilakukan oleh staf yang bertindak atas nama universitas diatur
dalam perjanjian atau kontrak dengan para mitra, dengan aturan pembagian hasil
adalah 10% dari nilai kontrak menjadi milik universitas, yang kemudian 2,5%-
nya dibagikan ke tingkat fakultas dan 2,5% lagi ke departemen tempat staf
tersebut bekerja.
(6) Dana penelitian yang diperoleh dari sponsor diatur seperti pada konsultasi.

BAB VI
KOMISI ALIH TEKNOLOGI

Pasal 15
(1) Untuk mengidentifikasi, melindungi dan mengembangkan penjualan temuan
karya cipta rektor membentuk komisi alih teknologi.
(2) Komisi terdiri dari para ilmuwan di bidangnya yang berjumlah ganjil dan
sebanyak-banyaknya 11 orang.
(3) Komisi berhak meminta kepada para peneliti untuk mengungkapkan semua
temuannya yang berpotensi untuk dipatenkan secara keseluruhan atau sebagian.

Pasal 16
1) Komisi alih teknologi bertugas untuk :
a. memproses dan mengupayakan perlindungan terhadap berbagai
perjanjian di bidang paten dan hak cipta;
b. menetapkan kelayakan temuan atau karya cipta untuk diberi paten dan
hak cipta;
c. menetapkan dokumen pembanding, melakukan penelusuran paten,
melengkapi permohonan paten, dan menjamin diperolehnya perlindungan
hak cipta;
d. mengevaluasi nilai ekonomis temuan;
e. mengupayakan perlindungan paten yang sesuai;
f. menemukan mitra yang sesuai untuk mengembangkan penjualan atau
perdagangannya;
g. merundingkan dan mengelola perjanjian lisensi;
h. menyediakan perangkat dan mekanisme pemecahan masalah dalam hal
terjadi persengketaan kekayaan intelektual antarpihak terkait;
46 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006
i. memberitahu para peneliti tentang akibat fatal yang timbul atas
dilakukannya pengungkapan dini sebelum permohonan paten atas
temuannya dilakukan.
Dalam menjalankan tugasnya komisi alih teknologi juga berfungsi untuk :
a. mendidik staf akan pentingnya kekayaan intelektual dan nilai nyata
hasil temuannya;
b. menyediakan dukungan seperlunya atau sesuai dengan yang diharapkan;
c. memudahkan pengalihan kekayaan intelektual bagi masyarakat luas;
d. mengembangkan atau menyusun ketentuan yang sesuai kaitannya dengan
pelisensian atau pematenan.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 17
Peraturan Rektor ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Purwokerto
Pada tanggal : 31 Agustus 2006
Rektor,

ttd

Prof. Dr. Ir. Sudjarwo


NIP. 130529551

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 47


48 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006
Salinan
PERATURAN REKTOR
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
NOMOR : 15 TAHUN 2006

TENTANG
TATA CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN NONAKADEMIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN,

Menimbang : a. bahwa untuk ketertiban, kelancaran dan disiplin pemberian


penghargaan non akademik maka perlu diatur tentang tata cara
pemberiannya;
b. bahwa berdasarkan saran dan pertimbangan Senat Universitas;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b perlu menetapkan peraturan rektor;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999
tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara tahun 1999
Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
195 tahun 1963 dan Keputusan Menteri PTIP Nomor 153
tahun 1963 jo Skep. Ment. PTIP No 153 Tahun 1963 tentang
Pendirian Universitas Jenderal Soedirman;
4. Keputusan Presiden No. 170/M Tahun 2005
tanggal 14 Oktober 2005 tentang pengangkatan Rektor
Universitas Jenderal Soedirman masa jabatan 2005 - 2009;
5. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
178/U/2001; tentang Gelar dan Sebutan Lulusan Perguruan
Tinggi;

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 49


6. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 0166/O/1995 tgl.18 Juli 1995 jo. No.
272/O/1999 tentang Organisasi Tata Kerja Universitas Jenderal
Soedirman;
7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
090/O/2004 tentang Statuta Universitas Jenderal Soedirman;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG TATA CARA PEMBERIAN


PENGHARGAAN NONAKADEMIK

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Universitas adalah Universitas Jenderal Soedirman.
2. Nonakademik adalah sesuatu yang secara formal tidak terkait dengan kegiatan
tridharma perguruan tinggi yang diselenggarakan di Universitas Jenderal
Soedirman.
3. Penghargaan nonakademik adalah perbuatan menghormati seseorang,
kelompok orang atau lembaga karena jasa dan pengabdiannya dalam bidang
kemasyarakatan.
4. Majelis adalah Majelis Penilai Kelayakan penerima penghargaan

BAB II
TUJUAN DAN PENERIMA PENGHARGAAN

Pasal 2
Pemberian penghargaan nonakademik bertujuan adalah untuk meningkatkan motivasi
seseorang atau sekelompok orang atau lembaga untuk lebih berperan serta dalam
pembangunan kemasyarakatan.

Pasal 3

50 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006


Yang berhak mendapatkan penghargaan nonakademik adalah orang perorang,
kelompok orang atau lembaga karena jasa dan pengabdiannya dalam bidang
kemasyarakatan.

Pasal 4
Orang perorang, kelompok orang atau lembaga yang diusulkan untuk mendapatkan
penghargaan nonakademik wajib memberikan informasi mengenai hasil karyanya
sebelum penghargaan diberikan.

BAB III
PEMBERIAN DAN PENCABUTAN PENGHARGAAN

Pasal 5
(1) Usul pemberian penghargaan non akademik ditujukan kepada senat universitas.
(2) Usul tersebut pada ayat (1) dapat dilakukan oleh :
a. pimpinan universitas/fakultas; atau,
b. 4 (empat) orang anggota senat universitas dari komisi yang berbeda.

Pasal 6
(1) Senat universitas setelah menerima usulan segera membentuk majelis.
(2) Majelis diangkat berdasarkan surat keputusan rektor.
(3) Majelis beranggotakan 5 (lima) orang.
(4) Tugas utama majelis adalah menampung, mempelajari, dan menilai kelayakan
usulan pemberian penghargaan.
(5) Dalam waktu paling lama 6 (enam) bulan setelah menerima usulan majelis harus
memberikan rekomendasi kepada rektor.

Pasal 7
(1) Setelah menerima hasil rekomendasi kelayakan dari majelis rektor mengajukan
permohonan persetujuan kepada senat universitas.
(2) Permohonan dimaksud pada ayat (1) disertai dengan pertimbangan lengkap atas
karya atau jasa calon penerima penghargaan.
(3) Setelah memperoleh persetujuan dari senat, rektor menetapkan pemberian
penghargaan yang dituangkan dalam bentuk keputusan rektor.

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 51


Pasal 8
Penghargaan nonakademik diserahkan oleh rektor dalam upacara dies natalis
Universitas Jenderal Soedirman atau pada hari lain yang dipandang penting oleh rektor.

Pasal 9
Penghargaan nonakademik yang diberikan dapat dicabut apabila yang bersangkutan:
a. menyalahgunakan penghargaan untuk tujuan kepentingan pribadi;
b. melakukan perbuatan yang bertentangan dengan tujuan pemberian
penghargaan nonakademik.

BAB IV
BENTUK PENGHARGAAN

Pasal 8
Penghargaan diberikan dalam bentuk:
a. medali;
b. piagam;
c. uang.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 11

Peraturan rektor ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Purwokerto
Pada tanggal : 31 Agustus 2006
Rektor,

ttd

Prof. Dr. Ir. Sudjarwo

52 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006


NIP. 130529551

Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 53

Anda mungkin juga menyukai