PERATURAN REKTOR
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
NOMOR : 01 TAHUN 2006
TENTANG
DEWAN PENYANTUN
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
Pasal 2
(1) Anggota Dewan Penyantun adalah tokoh masyarakat yang mempunyai minat
dan perhatian terhadap universitas.
(2) Anggota Dewan Penyantun diangkat dan diberhentikan oleh rektor atas saran
dan pertimbangan senat.
Pasal 3
(1) Struktur Dewan Penyantun terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan
anggota.
(2) Ketua, sekretaris dan bendahara dipilih oleh dan di antara para anggota.
(3) Dewan Penyantun mempunyai masa kerja 2 (dua) tahun, dan dapat
diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan apabila diperlukan.
Pasal 4
Ditetapkan di : Purwokerto
Pada tanggal : 31 Agustus 2006
Rektor,
ttd
PERATURAN REKTOR
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
NOMOR : 02 TAHUN 2006
TENTANG
MAJELIS ETIKA AKADEMIK UNIVERSITAS
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
KEANGGOTAN
Pasal 2
BAB III
TUGAS DAN WEWENANG MAJELIS
Pasal 3
Majelis bertugas untuk memeriksa dan memberi rekomendasi kepada rektor atas
pelanggaran akademik yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen maupun alumni
universitas.
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
(1) Dengan berlakunya peraturan rektor ini, maka keputusan rektor yang telah ada
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam
peraturan ini.
(2) Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur lebih lanjut
dengan peraturan lain.
Pasal 11
Ditetapkan di : Purwokerto
Pada tanggal : 31 Agustus 2006
Rektor,
ttd
TENTANG
PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
PENERIMAAN MAHASISWA BARU
Pasal 2
(1) Pendaftaran mahasiswa baru program magister dilakukan dengan mengajukan
lamaran disertai dokumen berikut :
a. lamaran tertulis untuk menjadi calon mahasiswa baru dengan
menyebutkan program studi yang diminati;
b. mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan dengan dilampiri:
Pasal 3
Setiap calon mahasiswa baru harus memiliki ijazah sarjana atau ijazah dari pendidikan
yang sederajat dan berasal dari program studi yang memiliki izin dari Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.
Pasal 4
(1) Seleksi calon mahasiswa baru didasarkan atas kriteria sebagai berikut:
a. kelengkapan administrasi;
b. indeks prestasi kumulatif (IPK);
c. kemampuan lain yang menunjang;
d. hasil tes tertulis dan/atau wawancara.
(2) Tes tertulis dan/atau wawancara dilakukan di program studi dengan melibatkan
komisi program studi.
BAB III
KEGIATAN AKADEMIK
Pasal 5
(1) Selama masa studi setiap mahasiswa diwajibkan membayar biaya pendidikan.
(2) Apabila waktu penyelesaian studi melebihi empat semester, mahasiswa diwajibkan
membayar biaya pendidikan yang diatur dengan ketentuan tersendiri.
(3) Biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk biaya
penelitian.
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
(1) Masa studi untuk mendapat gelar magister adalah tidak lebih dari 6 (enam)
semester sejak terdaftar sebagai mahasiswa.
Pasal 9
Ketentuan mengenai tata cara dan prosedur perpanjangan masa studi ditetapkan dengan
keputusan rektor.
Pasal 10
Pasal 11
(1) Kegiatan perkuliahan dilakukan dengan tatap muka langsung di dalam suatu
ruangan atau di tempat lain yang memenuhi syarat untuk proses pembelajaran.
(2) Lama perkuliahan ditentukan oleh besaran SKS mata kuliah yang bersangkutan.
(3) Jumlah tatap muka untuk satu mata kuliah dalam satu semester minimal 4 kali dan
maksimal 16 kali termasuk kegiatan penilaian.
(4) Setiap mata kuliah harus memiliki garis-garis besar program pembelajaran (GBPP)
dan satuan acara perkuliahan (SAP).
(1) Dosen yang berhak mengajar pada program magister adalah dosen yang telah lulus
pendidikan doktor dan memiliki kualifikasi keilmuan yang sesuai dengan mata
kuliah yang diajarkan.
(2) Pengecualian atas ketentuan dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan
rektor;
(3) Pengangkatan dosen program magister ditetapkan dengan keputusan direktur
program pascasarjana.
Pasal 13
(1) Setiap mata kuliah yang diajarkan wajib dilakukan evaluasi keberhasilan.
(2) Evaluasi keberhasilan dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui ujian
tertulis/lisan, praktikum, tugas terstruktur atau bentuk lain yang dapat mengukur
tingkat kemampuan mahasiswa.
(3) Evaluasi keberhasilan minimal dilakukan 1 (satu) kali dalam satu semester untuk
setiap mata kuliah.
Pasal 14
(1) Evaluasi keberhasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) wajib
diikuti setiap mahasiswa.
(2) Mahasiswa yang tidak mengikuti evaluasi keberhasilan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat diberi kesempatan untuk mengikuti ujian susulan.
(3) Evaluasi keberhasilan susulan dapat diselenggarakan paling lama satu bulan
setelah selesainya ujian semester yang pelaksanaannya diatur oleh ketua
program studi.
Pasal 15
(1) Mahasiswa yang akan memperbaiki nilai mata kuliah tertentu dilakukan dengan
cara mengulang pada semester berikutnya.
(2) Mahasiswa yang mengulang suatu mata kuliah, nilai yang digunakan adalah nilai
tertinggi.
Pasal 17
Setiap akhir semester mahasiswa berhak mendapatkan kartu hasil studi (KHS) yang
diterbitkan oleh program pascasarjana.
Pasal 18
Pasal 19
(1) Mahasiswa diberi peringatan tertulis apabila pada akhir semester pertama
memiliki IP < 2,75.
(2) Mahasiswa dinyatakan putus studi apabila pada akhir semester kedua memiliki
IPK < 2,75.
3) IPK tersebut pada ayat (1) dihitung dari nilai terbaik minimal sembilan SKS.
Pasal 21
BAB IV
PENYUSUNAN TESIS
Bagian Pertama
Umum
Pasal 22
Pada tahap akhir masa studi setiap mahasiswa diwajibkan untuk menulis tesis.
Bagian Kedua
Usul Penelitian dan Seminar Usul Penelitian
Pasal 23
Pasal 25
(1) Penelitian tesis dapat dilakukan apabila mahasiswa sudah melaksanakan seminar
usul penelitian.
(2) Seminar usul penelitian dilakukan apabila usul penelitian sudah disetujui
pembimbing.
Pasal 26
Mahasiswa dapat melakukan seminar usul penelitian setelah mengikuti kegiatan
seminar minimal 5 (lima) kali dan menyelesaikan seluruh kewajiban administrasi.
Pasal 27
Mekanisme pelaksanaan dan penilaian seminar usul penelitian diatur oleh program
studi.
Bagian Ketiga
Pembimbing Tesis
Pasal 28
(1) Mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan untuk menyusun usul penelitian
dapat mengajukan permohonan untuk mendapatkan pembimbing.
(2) Pengajuan permohonan pembimbing ditujukan kepada ketua program studi dengan
dilampiri tema dan/atau kerangka penelitian.
(3) Ketua program studi setelah mendapat permohonan dari mahasiswa menunjuk
pembimbing dengan terlebih dahulu mendengarkan pertimbangan dan/atau
usulan komisi program studi.
(4) Pembimbing tesis yang telah ditunjuk ditetapkan dengan keputusan direktur
program pascasarjana.
Pasal 30
(1) Pembimbing tesis dapat diganti apabila dipandang tidak dapat menjalankan tugas
sebagai pembimbing karena alasan kesibukan, kesehatan, meninggal dunia,
mengundurkan diri atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Pergantian pembimbing ditetapkan oleh direktur program pascasarjana, atas usulan
ketua program studi setelah meminta pertimbangan komisi program studi.
Pasal 31
Bagian Keempat
Penulisan Tesis
Pasal 32
Format penulisan tesis sesuai dengan tatacara penulisan di dalam buku panduan
penulisan tesis.
Tesis yang telah disetujui oleh pembimbing dan penguji dan telah ditandatangani ketua
program studi harus diserahkan ke program magister paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum pelaksanaan wisuda.
BAB VI
UJIAN TESIS
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 34
Pasal 35
(1) Untuk menempuh ujian tesis semua mata kuliah yang diambil harus sudah
ditempuh dengan IPK minimal 2,75 tanpa nilai D dan/atau E.
(2) Pendaftaran untuk menempuh ujian tesis dilakukan di program studi, selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum ujian dilaksanakan.
(3) Persyaratan yang disertakan dalam ujian tesis adalah nilai TOEFL-Like ≥ 450
serta persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh program pascasarjana.
Pasal 36
Penyelenggaraan ujian tesis diatur program studi dengan memperhatikan kesediaan
pembimbing dan penguji.
Pasal 37
Tim penguji tesis terdiri atas pembimbing dan nonpembimbing.
Jumlah penguji tesis nonpembimbing paling sedikit dua orang.
Pasal 38
(1) Penunjukan penguji tesis nonpembimbing ditentukan oleh ketua program studi
dengan memperhatikan pertimbangan dan/atau usulan komisi program studi.
(2) Tim penguji tesis ditetapkan dengan keputusan direktur program pascasarjana.
Pasal 39
Ujian tesis dipimpin oleh ketua program studi atas nama direktur program pascasarjana.
(1) Ketua program studi dapat mendelegasikan kewenangannya kepada pembimbing
pertama apabila berhalangan hadir dalam ujian tesis.
Pasal 40
(1) Ujian tesis minimal dihadiri oleh empat orang anggota tim penguji dan
pembimbing pertama harus hadir;
(2) Pelaksanaan ujian tesis diatur oleh program studi.
Pasal 42
(1) Penilaian tesis dinyatakan dalam bentuk angka dengan kisaran 1 sampai dengan
100.
(2) Hasil akhir nilai ujian tesis merupakan rataan dari nilai keseluruhan penguji yang
kemudian dikonversikan ke dalam bentuk huruf.
(3) Konversi nilai akhir ujian tesis sebagai berikut:
Berdasarkan nilai yang diperoleh mahasiswa dapat dinyatakan lulus atau tidak lulus
ujian tesis.
(4) Ujian tesis dinyatakan lulus jika mendapatkan nilai minimal C.
Pasal 43
(1) Mahasiswa yang dinyatakan lulus ujian tesis dengan perbaikan, maka mahasiswa
wajib memperbaiki tesis sesuai rekomendasi tim penguji.
(2) Perbaikan tesis dianggap selesai apabila telah disetujui dan ditandatangani oleh
seluruh tim penguji.
(3) Jangka waktu untuk memperbaiki tesis paling lama 60 (enam puluh) hari sejak
ujian dilaksanakan.
(4) Apabila dalan jangka waktu yang ditetapkan, yang bersangkutan tidak mampu
memperbaiki tesis maka harus dilakukan ujian ulang tesis, dengan biaya
ditanggung oleh mahasiswa.
Pasal 44
(1) Mahasiswa yang mendapat nilai C berhak untuk mengajukan ujian perbaikan.
(2) Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus harus mengulang tesis.
(3) Waktu ujian perbaikan atau ujian ulang tesis ditentukan oleh keputusan tim
penguji dengan mempertimbangkan kesiapan mahasiswa dan paling cepat 14
(empat belas ) hari setelah ujian sebelumnya.
(4) Prosedur ujian perbaikan dan ujian ulang tesis dilakukan dengan mengajukan
permohonan kepada direktur program pascasarjana melalui ketua program studi.
(5) Biaya untuk ujian perbaikan dan ujian ulang tesis dibebankan kepada
mahasiswa, dan besarnya ditentukan oleh program studi.
Bagian Keempat
Pengesahan Tesis
Pasal 45
BAB V
YUDISIUM
Pasal 46
(1) Yudisium dilaksanakan bagi mahasiswa yang telah dinyatakan lulus dalam ujian
tesis.
(2) Pernyataan yudisium dilakukan oleh direktur program pascasarjana.
(3) Apabila direktur program pascasarjana berhalangan hadir, pernyataan yudisium
dapat dilakukan oleh asisten direktur bidang akademik atau ketua program studi.
(4) Yudisium dapat dilaksanakan secara perseorangan atau kelompok.
(5) Yudisium dapat dilaksanakan bersamaan dengan akhir ujian tesis atau pada
waktu yang lain.
(6) Pelaksanaan yudisium disertai dengan berita acara yang ditanda tangani oleh
direktur program pascasarjana atau yang mewakili.
Pasal 47
(1) Gelar magister diberikan kepada mahasiswa yang dinyatakan lulus dalam
yudisium.
(2) Sebutan gelar magister sesuai dengan bidang ilmu berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(3) Gelar magister yang telah diperoleh dapat dicabut apabila di kemudian hari yang
bersangkutan diketahui memperoleh gelar tersebut dengan cara yang tidak sah.
BAB VI
PREDIKAT KELULUSAN
Pasal 48
(1) Predikat kelulusan terdiri dari 3 tingkat yaitu: memuaskan, sangat memuaskan,
dan dengan pujian yang dinyatakan dalam transkrip akademik.
BAB VII
WISUDA
Pasal 49
(1) Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus berhak mengikuti wisuda.
(2) Syarat untuk mengikuti wisuda adalah:
a. dinyatakan lulus dalam yudisium yang dibuktikan dengan salinan berita
acara;
b. menyerahkan bukti penyerahan tesis kepada program pascasarjana,
program studi, pembimbing dan perpustakaan;
c. menyerahkan surat bebas dari segala tanggungan administrasi di program
pascasarjana dan program studi;
d. menyerahkan bukti bebas peminjaman pustaka baik di perpustakaan
tingkat program studi, fakultas maupun universitas.
Pasal 50
(1) Pendaftaran wisuda di bagian administrasi akademik program pascasarjana,
paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum pelaksanaan wisuda.
(2) Wisuda program magister ditetapkan oleh rektor.
BAB VIII
IJAZAH DAN TRANSKRIP AKADEMIK
Pasal 51
Pasal 52
(1) Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus berhak memperoleh transkrip akademik
yang berisi kumpulan nilai mata kuliah yang telah ditempuh.
(2) Transkrip akademik dikeluarkan oleh program pascasarjana.
(3) Legalisasi fotokopi transkrip akademik, ditandatangani oleh asisten direktur
bidang akademik.
Pasal 53
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 54
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 55
Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan ditentukan kemudian oleh program
pascasarjana.
(1) Dengan berlakunya peraturan ini maka keputusan direktur program pascasarjana
Nomor Kep. 005/J23.20/PP/2002, tanggal 8 April 2002 tentang pedoman umum
dan akademik program pascasarjana dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
(2) Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Purwokerto
Pada tanggal : 31 Agustus 2006
Rektor,
ttd
TENTANG
ATRIBUT KEMAHASISWAAN
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Universitas adalah Universitas Jenderal Soedirman.
2. Rektor adalah Rektor Universitas Jenderal Soedirman.
3. Fakultas adalah fakultas di lingkungan Universitas Jenderal Soedirman.
4. Dekan adalah dekan fakultas di lingkungan Universitas Jenderal Soedirman.
5. Atribut adalah perlengkapan, benda yang khusus berhubungan dengan
pangkat, kedudukan, atau lambang.
6. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di Universitas
Jenderal Soedirman.
7. Organisasi kemahasiswaan adalah organisasi yang ada di tingkat
universitas/fakultas sebagai wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke
arah perluasan wawasan dan peningkatan intelektualitas serta integritas
kepribadian sesuai dengan tujuan universitas.
Pasal 2
(1) Atribut kemahasiswaan berbentuk :
a. jas/jaket/pakaian seragam;
b. topi/ikat kepala;
c. syal;
d. bendera;
e. badge/pin.
(2) Atribut kemahasiswaan dirancang dengan berpedoman pada lambang
Universitas Jenderal Soedirman sebagaimana termuat di dalam statuta
universitas.
(3) Atribut kemahasiswaan hanya boleh dikenakan oleh mahasiswa yang menjadi
anggota organisasi kemahasiswaan.
32 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006
(4) Atribut kemahasiswaan hanya boleh dikenakan pada:
a. upacara resmi di tingkat universitas/fakultas;
b. kegiatan resmi di tingkat universitas/ fakultas;
c. rapat-rapat organisasi kemahasiswaan;
d. kunjungan resmi ke luar universitas.
Pasal 3
Mahasiswa/organisasi kemahasiswaan dilarang untuk:
a. menggunakan atribut kemahasiswaan selain yang ditentukan
sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (4);
b. menyalahgunakan atribut kemahasiswaan untuk kepentingan
pribadi/organisasi sehingga merugikan fakultas/universitas;
c. menggunakan atribut kemahasiswaan tersebut dalam kegiatan yang
bertentangan dengan norma hukum;
d. menggunakan atribut kemahasiswaan tersebut dalam kegiatan yang
tidak terpuji.
Pasal 4
(1) Rektor/dekan berwenang untuk melarang
penggunaan atribut kemahasiswaan oleh mahasiswa/organisasi kemahasiswaan
yang bertentangan dengan peraturan ini.
(2) Rektor/dekan dapat memberikan sanksi apabila
terjadi penyalahgunaan penggunaan atribut kemahasiswaan.
(3) Jenis dan mekanisme penjatuhan sanksi mengacu
pada peraturan yang berlaku.
Pasal 5
Peraturan rektor ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Purwokerto
Pada tanggal : 31 Agustus 2006
Rektor,
ttd
TENTANG
BUSANA AKADEMIK UNIVERSITAS
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Busana akademik adalah pakaian berupa toga beserta
kelengkapannya yang dikenakan oleh sivitas akademika Universitas Jenderal
Soedirman.
2. Toga dan kelengkapannya adalah seperti tersebut dalam
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0602a/U/1984.
3. Upacara akademik adalah upacara yang diselenggarakan
oleh universitas dalam rangka dies natalis, pengukuhan guru besar, pemberian
gelar doktor kehormatan, atau wisuda.
Pasal 2
Busana akademik dikenakan pada saat upacara akademik oleh:
a. senat universitas;
b. guru besar yang akan dikukuhkan;
c. guru besar tamu;
d. penerima gelar doktor kehormatan;
e. wisudawan;
f. petugas pedel.
Pasal 4
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di : Purwokerto
Pada tanggal : 31 Agustus 2006
Rektor,
ttd
TENTANG
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI)
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Rektor ini yang dimaksud dengan :
1. Hak Kekayaan Intelektual, yang selanjutnya disebut dengan HKI, adalah hak
yang melekat pada individu atau lembaga dalam kaitannya dengan temuan,
inovasi, dan berbagai hasil penelitian, yang menjamin pengkomersialan yang
efektif dan efisien, demi pembangunan negara dan bangsa, yang memperoleh
perlindungan secara hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Hak cipta adalah hak yang diberikan kepada pencipta atau seseorang atas karya
sastra dan artistiknya.
3. Karya sastra yang dilindungi hak cipta mencakup novel, puisi, sandiwara, karya
referensi, koran, program komputer, database, film, komposisi musik, dan
koreografi.
4. Karya artistik yang dilindungi hak cipta meliputi lukisan, gambar, foto, patung,
karya arsitektur, iklan, peta, dan gambar teknik.
BAB II
LINGKUP HKI
Pasal 2
Ruang lingkup kekayaan intelektual (KI) di universitas adalah paten atau temuan utility
model, desain industri, hak cipta atas karya sastra, musik, perangkat lunak atau lainnya,
indikasi geografis, merek dagang dan jasa, varietas baru tanaman, dan rahasia dagang.
BAB III
TATA CARA PENGURUSAN HKI
Pasal 3
Macam, syarat, tata cara pengurusan, dan sanksinya ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku tentang hak cipta, rahasia dagang, desain industri,
desain tata letak sirkuit terpadu, merek dan perlindungan varietas baru tanaman.
Pasal 4
Jika universitas memutuskan tidak meneruskan pematenan temuan terkait tepat pada
waktunya, maka universitas dapat mengalihkan kembali kepemilikan atas invensi
terkait kepada inventor atas permohonan inventor.
BAB II
KEPEMILIKAN HKI
Pasal 5
Pasal 6
Kepemilikan kekayaan intelektual diberikan kepada perorangan atau lembaga yang
berhak dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 7
(1) Universitas merupakan pemilik kekayaan intelektual yang dibuat,
didesain, dihasilkan atau diciptakan oleh pegawai atau staf, mahasiswa, peneliti
tamu, dan lainnya yang terkait.
(2) Paten atau temuan yang dihasilkan oleh seseorang di luar waktu kerjanya dan
tanpa menggunakan sumber daya universitas tempat bekerjanya merupakan
milik inventor yang bersangkutan.
Pasal 8
Mahasiswa merupakan pemilik kekayaan intelektual atas karya yang dibuat, dihasilkan,
atau diciptakannya, kecuali:
a. mahasiswa tersebut telah menerima bantuan dana dari universitas dalam
bentuk bonus, gaji, jaminan, atau bantuan dana penelitian;
b. mahasiswa tersebut telah menggunakan sumber daya universitas
untuk penelitiannya;
c. penelitian mahasiswa tersebut didanai oleh hibah atau didukung oleh
perjanjian penelitian, atau perjanjian lainnya yang membatasi kepemilikan
kekayaan intelektual oleh mahasiswa.
Pasal 9
(1) Pengungkapan temuan merupakan pertanggungjawaban secara formal atas
temuan yang dihasilkan secara rahasia oleh penemu kepada pemberi kerja, yang
didasarkan atas semua dokumen terkait.
(2) Pengungkapan merupakan syarat pertama atas dihasilkannya temuan dan
dilakukan oleh universitas.
(3) Pengungkapan kekayaan intelektual di universitas dibantu oleh unit atau bagian
yang menangani alih teknologi atau manajemen teknologi.
Pasal 10
(1) Pengungkapan dini yang dilakukan penemu sebelum waktunya, seperti publikasi
ilmiah, dapat mengakibatkan gugurnya perlindungan paten.
(2) Pengungkapan kekayaan intelektual merupakan hal yang perlu dijaga
kerahasiaannya oleh universitas yang bersangkutan, yang dituangkan dalam
bentuk kesepakatan tertulis dari pihak terkait.
Pasal 11
Kewajiban penemu saat dan setelah pengungkapan temuannya adalah:
a. harus secepatnya mengungkapkan segala sesuatu yang berkaitan
dengan temuan dan atau hasil penelitian lainnya kepada universitas;
b. harus membantu sepenuhnya dalam atau selama pengalihan teknologi
dalam rangka melindungi dan memanfaatkan kekayaan intelektual tersebut;
c. harus menyimpan atau menjaga dengan baik semua catatan dan dokumen
penting yang diperlukan;
d. harus mematuhi semua komitmen yang telah disepakati dalam perjanjian
dan ketentuan hukum lain dalam kaitannya dengan penelitian yang didukung oleh
dana dari pihak swasta;
e. harus sesegera mungkin mengungkapkan berbagai kemungkinan konflik
kepentingan yang dapat timbul kepada universitas;
BAB IV
PERLINDUNGAN DAN PEMASARAN
Pasal 12
Universitas menyediakan bantuan hukum untuk melindungi dan mempertahankan
kepentingan universitas dan para penemu atau pencipta kekayaan intelektual atas klaim
pihak ketiga atau pengguna tanpa izin atau tanpa hak atas kekayaan intelektual terkait
Pasal 13
Pemasaran kekayaan intelektual yang dipatenkan menjadi wewenang komisi alih
teknologi atas persetujuan tertulis dari penemu.
BAB V
PEMBAGIAN HASIL
Pasal 14
(1) Pembagian hasil atas pendapatan bersih pengkomersialan temuan yang telah
dipatenkan diatur: penemu menerima 50% dari pendapatan bersih sebesar
sampai dengan Rp100.000.000,00, 40% dari pendapatan bersih antara
Rp100.000.000,00 sampai Rp500.000.000,00, 30% dari pendapatan bersih
antara Rp500.000.000,00 sampai Rp1.000.000.000,00, dan 20% dari pendapatan
bersih yang lebih besar dari Rp1.000.000.000,00.
(2) Pemanfaatan hasil yang menjadi hak universitas diatur dan ditetapkan
berdasarkan kepentingan pengembangan universitas.
(3) Universitas dapat memiliki bunga atas saham, yang penggunaan pendapatan
tersebut dapat disisihkan untuk dimanfaatkan dalam membiayai pemrosesan
perlindungan kekayaan intelektual terkait.
BAB VI
KOMISI ALIH TEKNOLOGI
Pasal 15
(1) Untuk mengidentifikasi, melindungi dan mengembangkan penjualan temuan
karya cipta rektor membentuk komisi alih teknologi.
(2) Komisi terdiri dari para ilmuwan di bidangnya yang berjumlah ganjil dan
sebanyak-banyaknya 11 orang.
(3) Komisi berhak meminta kepada para peneliti untuk mengungkapkan semua
temuannya yang berpotensi untuk dipatenkan secara keseluruhan atau sebagian.
Pasal 16
1) Komisi alih teknologi bertugas untuk :
a. memproses dan mengupayakan perlindungan terhadap berbagai
perjanjian di bidang paten dan hak cipta;
b. menetapkan kelayakan temuan atau karya cipta untuk diberi paten dan
hak cipta;
c. menetapkan dokumen pembanding, melakukan penelusuran paten,
melengkapi permohonan paten, dan menjamin diperolehnya perlindungan
hak cipta;
d. mengevaluasi nilai ekonomis temuan;
e. mengupayakan perlindungan paten yang sesuai;
f. menemukan mitra yang sesuai untuk mengembangkan penjualan atau
perdagangannya;
g. merundingkan dan mengelola perjanjian lisensi;
h. menyediakan perangkat dan mekanisme pemecahan masalah dalam hal
terjadi persengketaan kekayaan intelektual antarpihak terkait;
46 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006
i. memberitahu para peneliti tentang akibat fatal yang timbul atas
dilakukannya pengungkapan dini sebelum permohonan paten atas
temuannya dilakukan.
Dalam menjalankan tugasnya komisi alih teknologi juga berfungsi untuk :
a. mendidik staf akan pentingnya kekayaan intelektual dan nilai nyata
hasil temuannya;
b. menyediakan dukungan seperlunya atau sesuai dengan yang diharapkan;
c. memudahkan pengalihan kekayaan intelektual bagi masyarakat luas;
d. mengembangkan atau menyusun ketentuan yang sesuai kaitannya dengan
pelisensian atau pematenan.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Peraturan Rektor ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Purwokerto
Pada tanggal : 31 Agustus 2006
Rektor,
ttd
TENTANG
TATA CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN NONAKADEMIK
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Universitas adalah Universitas Jenderal Soedirman.
2. Nonakademik adalah sesuatu yang secara formal tidak terkait dengan kegiatan
tridharma perguruan tinggi yang diselenggarakan di Universitas Jenderal
Soedirman.
3. Penghargaan nonakademik adalah perbuatan menghormati seseorang,
kelompok orang atau lembaga karena jasa dan pengabdiannya dalam bidang
kemasyarakatan.
4. Majelis adalah Majelis Penilai Kelayakan penerima penghargaan
BAB II
TUJUAN DAN PENERIMA PENGHARGAAN
Pasal 2
Pemberian penghargaan nonakademik bertujuan adalah untuk meningkatkan motivasi
seseorang atau sekelompok orang atau lembaga untuk lebih berperan serta dalam
pembangunan kemasyarakatan.
Pasal 3
Pasal 4
Orang perorang, kelompok orang atau lembaga yang diusulkan untuk mendapatkan
penghargaan nonakademik wajib memberikan informasi mengenai hasil karyanya
sebelum penghargaan diberikan.
BAB III
PEMBERIAN DAN PENCABUTAN PENGHARGAAN
Pasal 5
(1) Usul pemberian penghargaan non akademik ditujukan kepada senat universitas.
(2) Usul tersebut pada ayat (1) dapat dilakukan oleh :
a. pimpinan universitas/fakultas; atau,
b. 4 (empat) orang anggota senat universitas dari komisi yang berbeda.
Pasal 6
(1) Senat universitas setelah menerima usulan segera membentuk majelis.
(2) Majelis diangkat berdasarkan surat keputusan rektor.
(3) Majelis beranggotakan 5 (lima) orang.
(4) Tugas utama majelis adalah menampung, mempelajari, dan menilai kelayakan
usulan pemberian penghargaan.
(5) Dalam waktu paling lama 6 (enam) bulan setelah menerima usulan majelis harus
memberikan rekomendasi kepada rektor.
Pasal 7
(1) Setelah menerima hasil rekomendasi kelayakan dari majelis rektor mengajukan
permohonan persetujuan kepada senat universitas.
(2) Permohonan dimaksud pada ayat (1) disertai dengan pertimbangan lengkap atas
karya atau jasa calon penerima penghargaan.
(3) Setelah memperoleh persetujuan dari senat, rektor menetapkan pemberian
penghargaan yang dituangkan dalam bentuk keputusan rektor.
Pasal 9
Penghargaan nonakademik yang diberikan dapat dicabut apabila yang bersangkutan:
a. menyalahgunakan penghargaan untuk tujuan kepentingan pribadi;
b. melakukan perbuatan yang bertentangan dengan tujuan pemberian
penghargaan nonakademik.
BAB IV
BENTUK PENGHARGAAN
Pasal 8
Penghargaan diberikan dalam bentuk:
a. medali;
b. piagam;
c. uang.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Ditetapkan di : Purwokerto
Pada tanggal : 31 Agustus 2006
Rektor,
ttd