Anda di halaman 1dari 15

HP STRIPPER (HIGH PRESSURE STRIPPER)

Alat ini berada pada unit sintesa urea di pabrik urea PT. Pupuk Kaltim. Dalam
sintesa urea, reaksi pembentukan urea di reaktor tidak berlangsung sempurna.
Akibatnya produk yang keluar reaktor masih mengandung ammonium carbamate yang
belum terkonversi menjadi urea serta terdapat kelebihan NH 3. Kedua produk
sampingan ini harus dipisahkan dari larutan urea yang dihasilkan. Untuk memisahkan
reaktan ini, dilakukan stripping dengan menggunakan gas CO 2 dalam alat yang
bernama High Pressure Stripper.
Alat ini merupakan shell and tube exchanger yang terdiri dari 2560 tube type
straight dengan outside diameter 31 mm dan inside dimeter shell 2300 mm. Fluida
shell side adalah steam dengan flow 54900 kg/jam dan temperatur 214 oC, sedang
fluida tube side adalah sistem larutan urea – gas CO2.

a) Filosofi Proses
Larutan urea dari reaktor pada suhu ±183 oC dikontakkan dengan gas CO2 pada
suhu ±120 o
C secara counter current. Urea mengalir turun membasahi sepanjang
dinding tube mebentuk lapisan tipis (film), dan gas CO 2 yang masuk dari bawah
menstripping ammonium carbamate yang terurai menjadi gas CO 2 dan NH3 karena
bantuan steam untuk dikembalikan ke HPCC (High Pressure Ammonium Carbamate
Condenser). Sedangkan urea yang mengandung sedikit ammonium carbamate
meninggalkan HP stripper pada temperatur ±165 C menuju unit resirkulasi, sedang
o

campuran gas yang sebagian besar mengandung CO 2 menuju bagian atas HP stripper
pada temperatur ±187 oC menuju HPCC.
Karena reaksi penguraian ammonium carbamate menjadi gas CO2 dan NH3
merupakan reaksi endotermis, maka alat ini juga memerlukan panas. Panas di supplai
dari luar (berupa steam), panas ini juga untuk menjaga agar larutan tetap pada titik
didihnya serta untuk menguraikan ammonium carbamate menjadi CO2 dan NH3. Akibat
aliran gas CO2 yang bersinggungan dengan lapisan film larutan pada dinding tube akan
membantu penguraian ammonium carbamate menjadi CO2 dan NH3, dengan demikian
dapat mengurangi pemakaian steam dalam penguraian di HP stripper, sehingga
mengurangi resiko terbentukya biuret.

b) Pengendalian Proses
Di bagian bawah HP stripper, kondisinya sangat sesuai untuk berlangsungnya
hidrolisa urea dan pembentukan biuret, karena bersuhu tinggi dan konsentrasi
ammonium carbamate rendah. Untuk mengurangi resiko terbentunya biuret, selain
dengan pendinginan oleh gas CO 2, dapat juga dilakukan dengan menjaga level steam
kondensat di shell side HP stripper. Penjagaan level dilakukan dengan mengontrol
suhunya, jika suhunya di atas 165 oC maka valve akan membuka dan steam akan
keluar sehingga temperatur bagian bawah stripper tetap 165 oC. Akibatnya, transfer
panas dapat dikurangi sehingga resiko terbentuknya biuret bisa dihindari.

c) Variable Process :
Set Point : Temperatur
Process Varible : Level
Manipulated Variable : Laju Alir ( Control Valve )
Disturbance : Steam yang masuk

d) Gambar Unit
e) Gambar Alat

HPCC

±187 oC
144.4 kg/cm2

urea dari reaktor

±183 oC
144.4 kg/cm2

HP Stripper

LC

±120 oC

steam

rectifying column

±165 oC
144.4 kg/cm2
RECTIFYING COLUMN
Alat ini terdapat pada unit resirkulasi pada pabrik urea di PT. Pupuk Kaltim. Alat ini
berupa separator yang berfungsi sebagai pemisah urea (55%) yang keluar dari HP
Stripper dari ammonium carbamate dengan cara menguraikannya menjadi CO 2 dan
NH3. Bagian atas alat ini berupa separator, dan bagian bawahnya berupa heater.

a) Filosofi Proses
Hasil reaksi pembentukan urea di unit sintesa urea, menghasilkan urea dengan
kadar 55% saja. Sisanya berupa larutan ammonium carbamate dan air. Di unit
resirkulasi ini, urea dibersihkan dari reaktan yang tidak terkonversi (ammonium
carbamate) dan produk lain (air). Alat utama pada unit ini adalah rectifying column.
Pertama-tama laruttan urea 55% dari unit sintesa dimasukkan ke rectifying column
bagian atas. Sebelum masuk, tekanan larutan tekanan diturunkan secara tiba-tiba dari
145 – 160 kg/cm2 menjadi 4,2 kg/cm2. Selanjutnya larutan di spray di bagian atas
rectifying column. Sesuai dengan reaksi pembentukan ammonium carbamate, sebagai
berikut :

2NH3 + CO2 NH2COONH4 + Q ......... (*)

ammoniu
mcarbam

Maka, bila tekanan diturunkan kesetimbangan akan bergeser ke daerah yang


memiliki koefisien lebih besar, dalam hal ini CO 2 dan NH3. Artinya, jika tekanan
diturunkan, maka ammonium carbamate yang tidak terkonversi di unit sintesa akan
terurai menjadi CO2 dan NH3 dalam fase gas yang akan langsung menuju ke Low
Pressure Carbamate Condenser (LPCC). Pada tahap ini juga terdapat air yang
teuapkan dan ikut ke LPCC bersama den gan CO2 dan NH3.
Selain penurunan tekanan, pemurnian urea 55% juga dilakukan dengan
menggunakan heater yang terdapat di bagian bawah rectifying column. Setelah
larutan masuk melalui bagian atas rectifying column, larutan akan bergerak turun
menuju bagian bawah, yaitu heater. Sesuai dengan reaksi (*), maka dengan
pemanasan maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaktan, sehingga
ammonium carbamate yang masih tersisa akan terurai menjadi CO2 dan NH3 diikuti
dengan penguapan air yang tersisa. CO 2, NH3, dan uap air ini kemudian menyusul ke
LPCC. Selanjutnya, larutan urea yang telah menjadi lebih pekat dikirim/masuk ke flash
tank.

b) Pengendalian Proses
Unit resirkulasi menggunakan tekanan sebesar 4,2 kg/cm 2 absolut dan
temperature larutan yang keluar rectifying column dijaga 130 – 140 o
C. Jika
temperatur terlalu rendah, maka banyak ammonia (NH 3) hasil penguraian ammonium
carbamate bukannya masuk ke LPCC tapi malah ikut dengan urea masuk ke flash
tank. Namun, bila temperatur terlalu tinggi (>140 oC), maka akan semakin banyak air
yang ikut ke LPCC dan akan terbentuk biuret.
Biuret adalah hasil samping yang tidak diinginkan dari reaksi pembentukan urea.
Reaksinya adalah sebagai berikut :

2NH2CONH2 NH2CONHCONH2 + NH3 - Q

ure biure

Biuret akan selalu terbentuk dalam pembentukan urea, sehingga tidak bisa dihindari.
Karena biuret merupakan racun bagi tanaman, maka kandungan biuret dalam urea
untuk keperluan pertanian harus dijaga serendah mungkin (maksimal 1%). Dari reaksi
pembentukan biuret di atas, terlihat bahwa biuret mudah terbentuk dalam kondisi
sebagai berikut :
 Konsentrasi urea tinggi
 Konsentrasi ammonia rendah
 Temperatur tinggi

c) Variable Process :
Set Point : Temperatur
Process Variable : Steam masuk
Manipulated Variable : Laju alir steam
Disturbance : Temperatur dalam steam
d) Gambar Unit
e) Gambar Alat

CO2 dan NH3


LPCC
114 oC
4,2 kg/cm2
HP stripper
4,2 kg/cm2

larutan urea
flash tank
135 oC
4,2 kg/cm2

TC
kondensat

larutan urea

steam
FLASH TANK
Flash tank merupakan alat yang terletak setelah rectifying column pada unit
resirkulasi. Flash tank memiliki dua fungsi, yang pertama adalah sebagai pengatur
level. Dan yang kedua adalah sebagai separator yang memisahkan ammonium
carbamate yang belum terurai di rectifying column menjadi CO 2 dan NH3 dengan cara
menurunkan tekanan (flashing) dari 4,2 kg/cm 2 menjadi 0,45 kg/cm2 (vakum).

a) Filosofi Proses
Setelah larutan urea mangalami dua tahap pemurnian di rectifying column, urea
yang sudah menjadi lebih murni di masukkan ke flash tank dan kembali mengalami
penurunan tekanan dari 4,2 kg/cm 2 menjadi vakum. Karena adanya penurunan
tekanan ini, maka sisa ammonium carbamate yeng tidak terurai di rectifying column
akan terurai di sini. Penurunan tekanan ini terjadi di valve sebelum flash tank. Akibat
dari penurunan tekanan, kadar urea meningkat dari 55% menjadi 75% – 76%.
Larutan yang keluar dari flash tank turun secara gravitasi ke Urea Storage Tank (UST).
Urea ini terdiri dari 75% - 76% urea, dan sisanya air serta sedikit CO 2 dan NH3.

b) Pengendalian Proses
Di flash tank, tekanan sangat mempengaruhi temperatur larutan. Jadi, dengan
adanya penurunan tekanan menjadi vakum, otomatis temperatur akan turun.
Temperatur awal saat larutan keluar dari rectifying column 130 – 140 oC turun menjadi
87 – 90 o
C. Temperatur harus dipertahankan dalam range tersebut. Karena bila
temperatur berada di bawah range akan terjadi kristalisasi. Dan jika temperatur
berada di atas range, maka akan terbentuk biuret. Inilah gunanya tekanan dibuat
vakum. Yang berakibat turunnya temperatur. Karena, pada tahap akhir pemrosesan
urea, kecenderungan terbentuknya biuret sangat besar akibat kondisinya optimalnya
terpenuhi. Hal ini dapat dikurangi dengan memprosesnya di bawah kondisi vakum.
Karena kondisi vakum akan menurunkan titik didih sehingga temperatunya juga lebih
rendah. Ini akan mengurangi jumlah biuret yang terdapat pada urea.

c) Variable Process :
Set Point : Temperature
Process Variable : Tekanan
Manipulated Variable : Control Valve
Disturbance : Urea yang keluar dari flash tank
d) Gambar Unit
e) Gambar Alat

ammonia water tank

flash tank

87 – 90 oC
0,45 kg/cm2

PC

0,45 kg/cm2
86 oC
1,02 kg/cm2

dari rectifying column urea storage tank


73%
135 oC
4,2 kg/cm2
EVAPORATOR
Alat ini berada pada unit evaporasi yang terletak setelah unit resirkulasi di pabrik urea
PT. Pupuk Kaltim. Evaporator adalah suatu peralatan yang berfungsi memisahkan uap
air dengan larutannya sehingga larutan menjadi lebih pekat. Bagian bawahnya berupa
heater dan bagian atasnya berupa separator.

a) Filosofi Proses
Evaporator ini di operasikan pada tekanan dan temperatur yang rendah untuk
memekatkan urea keluaran dari unit resirkulasi dari 75% – 76% menjadi 99,7%.
Penurunan tekanan (menjadi vakum) diperoleh dengan menggunakan sistem
kondensor dan ejector.
 Kondensor adalah alat yang berfungsi mengkondensasikan gas
menggunakan cooling water.
 Ejector adalah perealatan yang berfungsi membuat sistem menjadi vakum.
Dari sifat fisis larutan urea, maka untuk memekatkan urea menjadi 99,7%
digunakan dua tingkat evaporator. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
kristalisasi urea. Di unit ini terdapat dua step :
ü Evapotator tingkat 1 (first stage evaporator)
Larutan dipanaskan menjadi 130 – 135 oC (di heater) dengan tekanan 0,35 –
0,4 kg/cm2 (vakum).
ü Evaporator tingkat 2 (second stage evaporator)
Temperatur larutan dijaga maksimal 140 C (di heater) dengan tekanan
o

diturunkan menjadi 0,035 kg/cm (vakum).


2

Larutan yang mengandung 75 – 76% urea dari urea storage tank dipompa ke first
stage evaporator yang beroperasi pada tekanan vakum 0,35 kg/cm 2 dan masuk ke
heater yang bertemperatur 130 – 135 oC. Akibatnya air dalam larutan akan menguap.
Larutan kemudian dipisahkan, gas/uap air masuk ke separator sehingga terpisah dari
larutannya.
Karena tekanan pada second stage evaporator lebih rendah dari first stage
evaporator, maka larutan mengalir secara alami ke second stage evaporator dimana
temperatur larutan dinaikkan dan dijaga konstan 140 oC. Sama seperti di first stage
evaporator, air dalam larutan akan kembali menguap dan masuk ke separator. Larutan
yang keluar dari second stage evaporator berupa urea melt (bubur) dengan
konsentrasi 99,7% yang selanjutnya di pompa ke bagian atas prilling tower untuk
proses selanjutnya.
Penurunan tekanan yang diikuti pemanasan pada dasarnya akan menyebabkan air
yang berada dalam larutan menguap. Yang perlu diperhatikan di sini adalah bila
tekanan awal evaporator langsung diturunkan menjadi 0,035 kg/cm 2, maka larutan
akan langsung mengkristal, akibatnya urea mengkristal sebelum waktunya ini tidak
bisa dikirim ke prilling tower. Selain itu, kristal urea juga akan membuntu pada pipa
dan peralatan pada unit ini. Inilah sebabnya maka digunakan dua tingkat evaporator
dengan menurunkan tekanan secara bertahap sampai 0,035 kg/cm2.
Resiko dari alat ini adalah terbentuknya biuret, karena selama proses evaporasi
larutan dipanaskan. Namun, pembentukan biuret ini dapat diminimalisasi dengan
penurunan tekanan, yang disamping untuk membantu menguapkan air, juga agar
panas yang digunakan penguapan tidak banyak sehingga resiko pembentukan biuret
dapat ditekan.

b) Pengendalian Proses
Tekanan first stage evaporator dijaga 0,35 – 0,4 kg/cm 2 dan temperatur juga
dijaga 135 – 140 o
C. Jika tekanan lebih besar lagi, maka konsentrasi urea akan
berkurang (air yang menguap sedikit) yang mengakibatkan second stage evaporator
terbebani (overload) dan ada resiko terbentuk biuret. Namun, jika tekanan lebih
rendah, temperatur juga ikut turun dan mengakibatkan kristalisasi.
Seperti halnya first stage evaporator, tekanan dan temperatur second stage
evaporator juga dijaga 0,035 kg/cm2 dan 140 oC.

c) Variable Process :
Set Point : Temperatur
Process Variable : Steam masuk
Manipulated Variable : Laju alir steam
Disturbance : Temperatur dalam steam
d) Gambar Unit
e) Gambar Alat

campuran
gas
gas
proses
campuran
gas
113 oC
0,12 kg/cm2

130 oC 2nd evaporator 140 oC


0,34 kg/cm2
0,030 kg/cm2

melt urea
(99.7%) prilling
tower
140 oC
TC steam
1st evaporator

larutan
urea
TC
130 oC
steam kondensat

kondensat

86 oC
larutan
urea

Anda mungkin juga menyukai