Anda di halaman 1dari 3

Dulu, di awal kuliah di Fakultas Ilmu Komputer UMI, saya sering bertanya-tanya.

Bagian
mana dari ilmu yang saya pelajari ini, yang bisa membuat saya mengingat Allah? Jika
dibandingkan dengan ilmu lain, saya agak-agak sulit melihat secara langsung. Bandingkan saja
dengan Biologi atau Kedokteran misalnya. Ketika mereka mempelajari tentang tahapan
perkembangan janin dalam rahim, mereka bisa langsung teringat ayat-ayat di surat Al-Mu'minun
atau Az-Zumar yang menjelaskan tahapan tersebut. Seketika mereka pun merasakan kebesaran
dan kebenaran Allah. Begitu juga dengan anak astronomi, yang mempelajari benda-benda langit
dengan orbit-orbitnya. Seketika mereka pun tersadarkan bahwa Maha Besar Allah yang
menciptakan semua ini, menciptakan keteraturan dalam lintasan bintang-bintang: "Demi langit
yang memiliki jalan-jalan" (Adz-Dzaariyat:7). Lalu, bagaimana dengan ilmu komputer? Apa
yang dapat membuat saya menjadi ingat dan semakin dekat padaNya?

Setelah menyelami samudera ilmu komputer sekian lamanya, perlahan saya


menemukannya. Waktu pertama belajar programming, saya sungguh kelimpungan. Begitu sulit
membuat program yang bisa melakukan tugas tertentu. Bayangkan saja, anggaplah komputer itu
bodoh, dan kitalah yang harus mendefinisikan semuanya: program tersebut harus membaca apa,
inputnya disimpan dalam bentuk/tipe data apa, bagaimana mengolahnya, outputnya seperti apa,
dan sebagainya. Di awal itu sulit sekali membuat program yang sekedar bisa mengkonversi suhu
celcius ke fahrenheit dan sebaliknya. Sementara kita mungkin hanya perlu rumus dan sedikit
corat-coret. Membuat program itu perlu didefinisikan setelah ini dia harus melakukan apa, jika
begini maka langkah selanjutnya apa, berapa kali langkah ini dilakukan, dan sebagainya. Lalu,
ketika saya shalat maghrib, dengan mudahnya saya bisa berhenti saat raka'at mencapai tiga. Saya
tau kapan harus membaca tahiyat, tau kapan harus salam. Jika direnungkan, ternyata ciptaan
Allah bernama manusia itu luar biasa sekali. Dengan akal pikirannya, begitu mudahnya manusia
melakukan segala macam hal.
Teknologi ibarat pedang bermata dua. Ia bisa membawa manfaat, bisa juga merugikan.
Di kuliah Komputer dan Masyarakat, sering sekali didiskusikan masalah-masalah yang terjadi
sehubungan dengan IT, seperti pornografi, pencurian data kartu kredit, kemudahan mencari
informasi lewat search engine, dan lain sebagainya. Sering pula didebatkan apa akar
masalahnya? Dan apa solusinya? Sering sekali diungkapkan bahwa sudah ada peraturan, sudah
ada etika di dunia maya. Tapi ternyata masih juga ada pelanggaran. Jadi manakah yang lebih
penting? Peraturan atau pengguna yang bertanggung jawab? Betapa manusia kerepotan untuk
menentukan mana yang baik, mana yang benar. Meskipun ada etika dan peraturan, tetap saja ada
orang aneh yang menganggap bahwa cracking software itu etis, misalnya. Jika ingin menjadi
pengguna yang bertanggung jawab pun bertanya lagi, tanggung jawab terhadap apa dan
peraturan yang mana? Semua serba relatif karena yang menurut seseorang salah, bisa jadi
menurut orang lain benar. Dalam situasi seperti ini saya bersyukur menjadi orang Islam yang
memiliki aturan menyeluruh. Bagaimana akhlaq islam juga dapat diterapkan dalam dunia maya,
dan dengan berpegang pada aturan Islam tersebut, segala macam bentuk keanehan laku manusia
di dunia maya dapat ditekan.
Sangat luas sebenarnya hubungan Ilmu Komputer dengan Islam, dan akan sangat
panjang jika dibahas semua. Pada intinya, dengan Ilmu Komputer kita tetap bisa melihat
kebesaran Allah, sekaligus mengembangkan ilmunya untuk kemaslahatan umat manusia, dan
dengan Islam kita dipastikan memiliki pedoman untuk menggunakan aplikasi Ilmu Komputer itu
secara bertanggung jawab.
Pelajaran-pelajaran dalam Ilmu Komputer, selain bisa mengingatkan kita akan kebesaran
Allah, ternyata juga sangat banyak aplikasinya yang memudahkan tugas manusia sebagai
khalifah di bumi ini. Misalnya Komputasi Grid, yang menurut Onno W. Purbo bertujuan
melakukan penghitungan berskala besar secara cepat dan efisien. Salah satu aplikasinya adalah
untuk menghitung konsentrasi polutan. Kita mengetahui dampak buruk polusi, tetapi mengapa
kita tidak menghentikannya? Mungkin jawabannya karena kita berpikir polusinya hanya sedikit.
Jika kita buka QS Al-Baqarah: 11-12 kita akan temukan ayat ini, "(11) Dan apabila dikatakan
kepada mereka, "Janganlah berbuat kerusakan di bumi!" Mereka menjawab, "Sesungguhnya
kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan". (12) Ingatlah, sesungguhnya merekalah
yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari." Dengan Komputasi Grid, kita dapat
menghitung berapa tingkat kerusakan yang terjadi sehingga kerusakan yang parah dapat
dihindari. Komputasi Grid juga bisa digunakan untuk mencegah bencana yang lebih besar seperti
memperkirakan terjadinya gempa karena gerakan lempeng bumi. Bila lempeng bumi di utara
bergeser sedikit saja, bisa jadi akan menghasilkan gempa luar biasa di selatan, di kemudian hari
(butterfly effect). Jika dicari, akan sangat banyak aplikasi ilmu komputer yang bisa membantu
tugas manusia, di antaranya termasuk dalam bidang Bioinformatics, Perolehan Informasi,
Pemrosesan Bahasa Natural, Pengolahan Citra, Sistem Cerdas, E-Commerce, E-Learning, E-
Governance, dan lain sebagainya.

Suatu hari saya mendapat kesempatan mengikuti kuliah umum profesor-profesor Jepang.
Bidang keahlian mereka adalah Robotika. Dalam kuliah tersebut sang profesor
mempresentasikan hasil riset robotikanya. Yang paling menarik menurut saya adalah riset
mengenai Robotics Tactile Sensors. Profesor tersebut meneliti dan mengembangkan sensor
sentuhan pada robot. Melalui video, beliau memperlihatkan hasil karyanya. Bayangkan, perlu
riset bertahun-tahun untuk membuat "tangan" robot yang bisa membuka tutup botol! Permukaan
"tangan" robot dibuat dengan tekstur tertentu yang membuatnya bisa "merasakan" tekstur benda
yang dipegangnya. Sensor robot tersebut mengapit kedua tepi tutup botol, kemudian memutarnya
untuk melonggarkan tutupannya. Sekali lagi, sungguh luar biasa akal pikiran manusia yang bisa
mempelajari cara membuka tutup botol dan bahkan hal yang lebih rumit dari itu dalam waktu
yang sangat singkat! Subhanallah..

Anda mungkin juga menyukai