Anda di halaman 1dari 5

Guru Dahsyat

Kata belajar sudah terlalu dalam tertanam dalam otak manusia, dimana dari awal kita
lahir didunia kita sudah mengenal yang namanya belajar, yaitu belajar adaptasi. Berikutnya
belajar berbicara, jalan, hingga dapat duduk dibangku sekolah.

Dalam kenyataannya, belajar terbagi 2 yaitu :


1. Formal : proses belajarnya terkadang membosankan, sulit, dan malas bahkan enggan
untuk melaksanakannya.
2. Informal : proses pembelajarannya akan senang, cepat, mudah memahami dan
mengimplementasikannya.
Kata belajar terkadang bagaikan pemaksaan buat semua orang yang mengikutinya. Hal ini
membuat siswa terkadang :
 tidak antusias dalam mengikuti pelajaran
 kurang memahami materi
 membolos
 hingga siswa malas belajar

Sebagai guru yang professional benar adanya pendekatan namun pendekatan terkadang
masih kurang ampuh untuk siswa zaman sekarang. Mengapa hal ini bisa terjadi, karena dipacu
oleh zaman yang semakin berkembang. Sosusinya adalah bagaimana cara guru dapat
mentransfer ilmu dengan baik pada siswa namun dalam hal ini dapat menghibur,
membangkitkan semangat, menarik, dan menggugah rasa dan fikiran positif dan menghasilkan
siswa yang dapat membanggakan.

Jadi ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru agar dapat dikatakan “GURU DAHSYAT”
1. Melahirkan pembelajar Sejati
2. Menciptakan keajaiban didalam ruang kelas
3. Teknik belajar Efektif
4. Melejitkan potensi siswa
Guru Dahsyat
1. Melahirkan pembelajaran Sejati (Jangan pacaran aja yang sejati tapi belajar juga)
Yang kita ketahui pada dasarnya keterampilan guru sudah lengkap dengan adanya
keterampilan diktatik. Namun ternyata itu semua masih belum lengkap. Satu pertanyaan
yang menarik tentunya untuk dibahas.
Tujuan akhir dari belajar adalah melahirkan Seorang Pembelajar Sejati. Melahirkan
pembelajar sejati tidak semudah membalikkan telapak tangan karena yang namanya belajar
tidak menghadirkan raga saja melainkan jiwa dan sukma dari sipembelajar itu harus hadir.
Belajar yang efektif itu bisa dilakukan siswa bila siswa itu mempunyai tujuan. Maka guru
harus mengkondisikan siswa supaya siap dalam belajar dan menjaga suasana hatinya.
Hypnoteaching adalah cara terbaik dimana dengan sugesti yang kita berikan, mereka
dapat betah dalam belajar. Apa sebenarnya Hypnoteaching itu.
Hypnoteaching adalah perpaduan pengajaran yang melibatkan pikiran sadar dan pikiran
bawah sadar yang mana diartikan juga dengan mengsugesti dan menghipnotis, agar siswa
dapat menjadi pintar dan menjadi bintang.
Hypnoteaching merupakan cara mengajar yang unik, kreatif sekaligus imajinatif. Sebelum
proses belajar mengajar berlangsung, siswa dikondisikan untuk siap belajar. Segala
persyaratan proses belajar sudah disiapkan sehingga kondisi siswa tetap fres pada saat itu.
Tak kalah penting juga, guru harus dituntut stabil baik secara emosi maupun psikologis,
karena guru adalah penyebar virus luar biasa kepada seluruh siswa, (karena terkadang apa
yang diberikan oleh guru selalu benar dimata siswa).
Hypnoteaching juga mampu memotivasi siswa, meningkatkan mutu pembelajaran,
konsentrasi dan disiplin. Hipnotis dalam kehidupan sehari – hari sering kita alami. Dimana
seringkali kita tidak sadar, bahwa apa yang kita alami adalah serangkaian dimana kita
terhipnotis dalam keadaan sadar. Contohnya kita menonton televise, kita dapat menangis
(sanohugo) tertawa. Itu merupakan reaksi dari hipnotis, sedangkan kita tau itu adalah
rekayasa dari manusia dan fiksi.
Nah seperti hal nya belajar, perlu juga mendapatkan sugesti atau input yang baru yang
dapat mengubah tindakan dan perilaku dalam otak para siswa, sehingga belajar menjadi
sesuatu yang menyenangkan dan menjadi proses yang berkesinambungan yang
dibutuhkan.

2. Menciptakan keajaiban didalam ruang kelas


Manusia adalah mahkluk responsive artinya manusia akan merespon atau menanggapi
terhadap apa yang terjadi disekelilingnya. Coba kita bayangkan jika apa yang ada didalam
diri para siswa adalah rasa bosan, lelah bahkan bête, maka dapat ditebak bahwa apa yang
kita berikan pada waktu proses pengajaran sangat tidak menyenangkan. Maka apa yang
akan terjadi dalam kelas tersebut.
Sekarang kita bisa memahami persepsi yang bisa menjadi awal yang baik dan buruk
terhadap pola pengajaran kita bagi siswa. Semua itu bergantung dari pengajar. Adapun pola
perssepsi tersebut :
a. Persepsi terbentuk dari pengalaman empiris.
Contoh : kasus seorang pelajar yang amat pintar dengan guru (hal 30)
Dengan adanya sedikit masalah dan membesarkan masalah tersebut
b. Persepsi pengalaman individual
Contoh: kasus guru dengan guru lain sehingga melibatkan siswa (hal 32)
Adanya kesenjangan komunikasi
c. Persepsi terbentuk dari self talk
Contoh: ketidak senangan guru terhadap siswa karena dari awal siswa itu dicap tidak
baik (hal 36)
Pola pikir yang slalu negative / tidak mau mengubah pemikiran menjadi positif.
d. Persepsi Subjektif
Guru dan siswa terkadang memiliki titik jenuh dalam proses belajar mengajar, namun
terkadang proses belajar mengajar seolah – olah dipaksakan sehingga kesannya
terkadang lebih focus terhadap diri sendiri atau pribadi.
Contoh : (hal 40)

Jadi untuk menciptakan keajaiban dalam ruangan kelas melalui persepsi tersebut, yaitu
dengan “Mengubah Persepsi Subjektif siswa dan pengajar”. Mengubah persepsi anak didik
sama saja dengan membuang garam dilaut karena didalam diri siswa persepsi itu sangat
kuat sehingga yang perlu diubah adalah guru yang membawakan, atau siapa yang mengajar.
Dengan itu ini adalah satu kesempatan kepada seorang pengajar untuk menanamkan ikatan
emosional untuk dapat mengubah persepsi kepada siswa, yaitu dengan :
a. Antusias : memiliki rasa ingin tahu, terbuka dan semangat
b. Tabungan perhatian : tabungan perhatian ini yaitu memberi perhatian tanpa perlu
mengambil kembali. (hal 67)
c. Memberi : adanya memberi dengan tulus, menolong tanpa adanya
imbalan ataupun selalu berterimakasih.
Apabila siswa bermasalah akan hal tersebut maka: Contoh (hal 129)

3. Teknik Rahasia Belajar Efektif


Dalam proses belajar mengajar, kemampuan siswa dalam berkonsentrasi berbeda – beda.
Dengan terbagi atau tidak terfokusnya konsentrasi siswa terhadap pengajaran, maka hal ini
tidak dapat terkendali. Hingga perlu cara cepat, efektif, menyenangkan, dan gembira yang
dapat mengembalikan siswa, yaitu dengan :
a. Yelling
Yelling atau berteriak, dapat mengembalikan konsentrasi siswa.
b. Peraturan Tambahan
Peraturan ini dapat berjalan dengan efektif dan teratur dengan menyenangkan, contoh:
adanya hadiah dan sanksi (hal 81) Reward and Penalthi
c. Jam Emosi
Emosional setiap manusia selalu berubah – ubah, untuk mengajarkan mereka mengenali
emosionalnya maka emosional itu perlu diarahkan (ngobrol, istrahat,belajar, dll). Maka
perlu adanya pengaturan emosional, antara lain:
 Jam tenang : konsentrasi terhadap pelajaran yang akan disampaikan
 Jam Diskusi : siswa diminta untuk berdiskusi tentang topik yg telah disajikan
 Jam Lepas : adanya keluasan siswa dengan pengajar
 Jam Tombol : siswa mengaktifkan pembelajran mulai dari awal sesi belajar

Dengan adanya teknik tersebut maka siswa juga dapat antusias dalam proses pembelajaran
sehingga dapat menjadikan siswa yang cinta akan belajar.
4. Melejitkan potensi siswa
Kata potensi merupakan kemampuan yang mempunyai kemungkinan besar untuk
dikembangkan. Dimana otak memiliki kemampuan yang tiada batas. Jadi pada dasarnya
tidak ada anak yang bodoh, malas atau lambat. Namun yang ada hanya potensi yang belum
dikembangkan.
Seperti yang sudah dipaparkan dari atas bahwa manusia memiliki 2 pemikiranyang
mendasari segala aktivitas yaitu pikiran sadar dan bawah sadar. Semua tindakan siswa yan
mereka lakukan berawal dari pemikiran. Salah satu cara yang dapat menon – aktifkan
pikiran sadar dan mengaktifkan pikiran bawah sadar adalah Imajinasi.
Imajinasi adalah menciptakan gambar dipikiran. Otak tidak dapat membedakan antara
imajinasi dan kenyataan karena alam bawah sadar kita lebih tinggi. Namun hal itu dapat
teratasi dengan adanya sugesti.
Sugesti adalah rangkaian katabagaikan nasihatuntuk dapat dilaksanakan.
Contoh : apabila kalian tidak naik kelas pasti orang tua akan sedih dan marah pada kalian
(Imajinasi). Jadi rajinlah belajar agar dapat nilai bagus dan naik kelas (Sugesti).
Berbeda pula apabila hanya imajinasi saja dan sugesti saja (hal 98).

Dengan adanya imajinasi yang berjalan seiring dengan sugesti yang baik, maka cara tercepat
memunculkan potensi siswa antara lain adalah:
 Pertanyaan ajaib (hal 102)
 Ajarkan dan Puji (hal 104)

Ajakan

Anda mungkin juga menyukai