Anda di halaman 1dari 2

Manajemen perdarahan obstetric

Pendahuluan

Perdarahan obstetric tetap menjadi salah satu penyebab utama dari morbiditas maternal yang dapat
dicegah, dan mortalitas, di seluruh dunia. Perdarahan yang mengancam jiwa terjadi pada 1 tiap 1000
kelahiran. Pengenalan dan manajemen perdarahan obstetric yang baik adalah penting.

Mayoritas kematian maternal oleh sebab perdarahan, menurut “2003-2005 UK Confidential Enquiry into
Maternal and Child Health report” dianggap disebabkan oleh karena mendapatkan “major substandard
care” (10 dari 17 kematian). Implikasi dari manajemen yang suboptimal pada perdarahan obstetric yang
berat ada banyak, mengancam tidak hanya sang ibu, tapi juga janin dan keluarganya.

Guideline yang ditunjukkan pada figure 1 adalah versi adaptasi dari guideline local yang digunakan pada
center kami – yang telah diadaptasikan dengan referensi kepada Royal College of Obstetricians and
Gynaecologist (RCOG) Greentop Guideline no.52, yang berurusan secara langsung dengan perdarahan
pos partum dan digunakan oleh masing masing ahli anestesi dan staf obstetric.

Untuk tujuan review ini, poin poin yang dibuat pada box dalam guideline pada figure 1 diperluas dan
didiskusikan dalam susunan yang berurutan. Namun, pada kasus resusitasi, monitoring, investigasi, dan
manajemen perdarahan obstetric mayor, harus dilakukan secara bersamaan. Perhatikan bahwa core
guideline member rekomendasi pada manajemen perdarahan pos partum, dengan poin-poin tambahan
yang berhubungan dengan kasus anterpartum juga disorot.

Beberapa fasilitas dan peralatan yang disebutkan dalam guideline mungkin tidak tersedia di banyak
fasilitas kesehatan. Mereka disertakan untuk kelengkapan, sebagai pengetahuan bahwa praktisi
kesehatan dapat menggunakan alat-alat di guideline yang sesuai dengan tempat mereka bekerja.

KOMENTAR TERHADAP ALGORITMA

Box 1 – Definisi

Antepartum Haemmorhage (APH)

APH di definisikan sebagai perdarahan vagina setelah kehamilan 22 minggu. Hilangnya darah terkadang
tak terlihat, yang berujung pada anggapan remeh terhadap hemoragik.

Penyebabnya antara lain:

- Placenta previa
- Placental abruption
- Infeksi
- Trauma
Post Partum Haemorrhage (PPH)

Post partum haemorrhage bisa dikategorikan sebagai primer dan sekunder

PPH primer dapat didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih dari 500ml dalam 24 jam setelah
kelahiran. Dapat dibedakan menjadi minor (500 ml-1000 ml) atau mayor (lebih dari 1000ml). Definisi
berdasarkan jumlah yang tepat pada kehilangan darah tidaklah penting. Penting adanya untuk
mengingat bahwa kehilangan darah seringkali dianggap sepele dan bervariasi secara fisiologis, terutama
tekanan darah systole, dapat hanya berubah sedikit sampai 30-40% kehilangan volume darah sirkulasi.
Praktisi kesehatan harus mempertahankan kecurigaan tingkat tinggi pada perdarahan obstetric mayor.

Kehilangan darah sekitar 1000ml (atau kurang, dengan tanda klinis shock hemoragik seperti takikardia,
tachypnoea, pengisian kapiler memanjang, oliguria, dan pada extremis, hypotensi dan fungsi kognitif
yang terganggu. ) harus dilakukan protocol untuk manajemen perdarahan obstetric mayor. Edukasi staff
tentang keakuratan penghitungan kehilangan darah, uji hemoglobin dekat pasien,dan Early Warning
Score obstetric, akan membantu diagnose lebih awal dan penatalaksanaan perdarahan obstetric.

Box 2 – Diagnosis

Penyebab PPH dapat dibagi menjadi “empat T”:

- Tone: Uterus yang atonic (Paling sering, sekitar 70% PPH)


- Tissue: Produk yang tertahan (10%)
- Trauma: Trauma saluran genital (20%)
- Thrombin: Koagulopati, cth: DIC (1%)

PPH sekunder didefinisikan sebagai perdarahan abnormal dari kanal kelahiran antara 24 jam hingga 12
minggu post natal. Penyebabnya termasuk produk yang tertahan dari konsepsi dan sepsis.

Anda mungkin juga menyukai