Anda di halaman 1dari 11

Pengembangan Sistem Pakar Berbasis Aturan

Untuk Menentukan Penjurusan di Sekolah Menengah

Oleh :
Ketut Agustini,S.Si,M.Si
Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, FTK Undiksha

Abstrak

Sistem Pakar merupakan salah satu bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence)
yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh
seorang pakar, dimana Sistem Pakar menggunakan pengetahuan (knowledge), fakta,
dan teknik berfikir dalam menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat
diselesaikan oleh seorang pakar dari bidang yang bersangkutan. Aplikasi Sistem
Pakar Berbasis Aturan yang dikembangkan bertujuan untuk membantu guru BK di
dalam memutuskan penjurusan siswa sekolah menengah sesuai dengan kriteria dan
aturan-aturan yang telah ditentukan sehingga dapat memberikan keputusan yang tepat.
Aplikasi ini menggunakan Software Shell Exsys Professional versi 5.

Kata Kunci : Kecerdasan Buatan, Sistem Pakar Berbasis Aturan, Penjurusan.

Abstract
Expert System is one of the areas of artificial intelligence which is designed to make
decisions like the decision made by an expert, which the expert system uses
knowledge, facts, and thinking techniques to solve the problems that typically can
only be solved by an expert from the relevant field. Application Rule-Based Expert
System developed aims to assist BK teachers in deciding Course of high school
students in accordance with the criteria and rules that have been defined so as to
provide the right decision. This application uses Shell Exsys Professional Software
version 5.

Keyword : Artificial Intelligence, Rule Base Expert System, Course

1. Pendahuluan
Perkembangan di bidang komputer sangatlah pesat, salah satunya adalah teknik
untuk membuat komputer mampu mengolah pengetahuan yang dikenal dengan teknik
kecerdasan buatan atau artificial intelligence. Dengan pendekatan ini manusia
mencoba membuat komputer dapat berfikir seperti cara yang dipakai manusia untuk
memecahkan masalah. Salah satu bidang kecerdasan buatan adalah sistem pakar atau
expert system yang dapat meniru proses penalaran para pakar dalam memecahkan
masalah. Teknologi komputer berusaha memindahkan pengetahuan dari pakar ke
dalam komputer agar dapat digunakan pada berbagai bidang sesuai dengan kepakaran
yang dimaksudkan.

1
Penjurusan atau Course yang ditawarkan di level pendidikan menengah sudah
diterapkan di Indonesia sejak jaman Belanda. Sekolah HBS yang merupakan Sekolah
Menengah untuk anak-anak Eropa, dan AMS yang merupakan sekolah menengah atas
untuk anak-anak pribumi pertama kalinya dibagi atas 2 course yaitu Budaya
(Kelompok A) dan Sains (kelompok B). Pada masa-masa selanjutnya sistem
penjurusan di Indonesia diterapkan sejak SMP, yang kemudian dihapuskan pada
tahun 1962. Sistem penjurusan kemudian hanya dikenal di SMA dengan 3 macam
jurusan yaitu A (sains), B (bahasa/budaya) dan C (sosial). Pengistilahan ini
mengalami perubahan dan spesifikasi pada masa-masa berikutnya seperti A1, A2, A3,
dan A4. Dan akhirnya kembali seperti sekarang, penamaan jurusan tidak lagi
menggunakan lambang huruf atau angka, tetapi dengan kategori IPA, IPS, dan Bahasa
(IPB) (Murni,2008).
Penjurusan diperkenalkan sebagai upaya untuk lebih mengarahkan siswa
berdasarkan minat dan kemampuan akademiknya. Siswa-siswa yang mempunyai
kemampuan sains dan ilmu eksakta yang baik, biasanya akan memilih jurusan IPA,
dan yang memiliki minat pada sosial dan ekonomi akan memilih jurusan IPS, lalu
yang gemar berbahasa akan memilih Bahasa. Pengarahan sejak dini ini dimaksudkan
untuk memudahkan siswa memilih major/bidang ilmu yang akan ditekuninya di
Universitas atau akademi yang tentunya akan mengarah pula kepada karirnya kelak.
Diawal semester baru para guru Bimbingan Konsuling (BK) bertugas
mengelompokkan data siswa yang ingin dan mempunyai kemampuan masuk ke kelas
IPA, IPS maupun IPB dengan memberikan surat edaran kepada siswa yang nantinya
bisa didiskusikan dengan orang tua mereka.
Saat ini Data yang diterima masih diolah dengan cara manual sehingga
menyebabkan proses pengelompokkan siswa tersebut memakan waktu yang cukup
lama dan masih menimbulkan keragu-raguan dalam memberikan keputusan. Untuk
mengeffisiensikan waktu dan memberikan keputusan yang tepat, dikembangkanlah
sebuah Sistem Pakar Berbasis Aturan yang dapat menentukan penjurusan di Sekolah
Menengah dengan menggunakan Software shell Exsys professional versi 5.

2. Pembahasan
Sistem Pakar merupakan salah satu bidang kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence). Definisi Sistem Pakar itu sendiri adalah sebuah program komputer yang
dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang

2
pakar, dimana Sistem Pakar menggunakan pengetahuan (knowledge), fakta, dan
teknik berfikir dalam menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat
diselesaikan oleh seorang pakar dari bidang yang bersangkutan. Dalam
pengembangan suatu Sistem Pakar, pengetahuan (knowledge) mungkin saja berasal
dari seorang ahli, atau merupakan pengetahuan dari media seperti majalah, buku,
jurnal, dan sebagainya. Selain itu pengetahuan yang dimiliki Sistem Pakar bersifat
khusus untuk satu domain masalah saja. Semakin banyak pengetahuan yang
dimasukan kedalam Sistem Pakar, maka sistem tersebut akan semakin baik dalam
bertindak, sehingga hampir menyerupai pakar yang sebenarnya (Marimin,2005).

Gambar 1. Konsep Dasar Sistem Pakar

Gambar 1. merupakan gambaran konsep dasar Sistem Pakar, dimana pengguna (user)
menyampaikan fakta atau informasi kepada Sistem Pakar, kemudian fakta dan
informasi tersebut akan di simpan ke knowledge-base (basis pengetahuan), dan diolah
dengan mekanisme inferensi, sehingga sistem dapat memberikan respon kepada
penggunanya berupa keahlian atau jawaban berdasarkan pengetahuan yang
dimilikinya.
Tujuan dari sebuah Sistem Pakar adalah mentransfer kepakaran yang dimiliki
seorang pakar kedalam komputer dan kemudian kepada orang lain (non expert).
Aktivitas pemindahan kepakaran adalah : (a).Knowledge Acquisition (dari pakar atau
sumber lain), (b). Knowledge Representation (ke dalam komputer), (c). Knowledge
Inferencing, (d). Knowledge Transfering.
Sistem Pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan dan
lingkungan konsultasi. Lingkungan pengembangan digunakan untuk memasukkan
pengetahuan pakar kedalam lingkungan Sistem Pakar, sedangkan lingkungan
konsultasi digunakan pengguna bukan pakar untuk memperoleh pengetahuan pakar.

3
Gambar 2. Arsitektur Sistem Pakar

Komponen-komponen yang terdapat dalam Sistem Pakar tersebut terdiri dari


antarmuka pemakai, basis pengetahuan : fakta dan aturan, akuisisi pengetahuan,
mekanisme inferensi, workplace, fasilitas penjelasan, perbaikan pengetahuan.
• Antarmuka Pemakai
Antarmuka pemakai memberikan fasilitas komunikasi antara pemakai dan sistem,
memberikan berbagai fasilitas informasi dan berbagai keterangan yang bertujuan
untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan solusi.
• Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan berisi pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan
penyelesaian masalah. Komponen ini disusun oleh dua elemen dasar yaitu fakta dan
aturan.
• Akuisisi Pengetahuan
Akuisisi pengetahuan merupakan proses untuk mengumpulkan data pengetahuan
terhadap suatu masalah dari sumber pengetahuan (berasal dari pakar atau media
seperti majalah, buku, literatur, dll) kedalam komputer. Sumber pengetahuan
tersebut dijadikan dokumentasi untuk diolah, dipelajari dan diorganisasikan menjadi
basis pengetahuan.

4
• Mekanisme Inferensi
Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan
oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi merupakan bagian
dari Sistem Pakar yang melakukan penalaran mengenai informasi yang ada dalam
basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk menformulasikan kesimpulan.

Secara umum terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam mekanisme


inferensi untuk pengujian aturan yaitu pelacakan kebelakang (backward chaining)
dan pelacakan ke depan (forward chaining). Dalam pelacakan ke belakang adalah
pendekatan yang dimotori tujuan (goaldriven), pendekatan ini pelacakan dimulai
dari tujuan (hipotesis) dan selanjutnya dicari aturan-aturan yang memiliki tujuan
tersebut dan dicari kesimpulannya (pembuktiannya). Sedangkan pelacakan ke depan
merupakan pendekatan yang dimotori oleh data (data-driven), pendekatan ini
pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba
menggambarkan kesimpulan. Selain teknik penalaran tersebut, diperlukan juga
teknik penelusuran data dalam bentuk jaringan yang terdiri atas node-node
berbentuk pohon. Ada tiga teknik penelusuran data yang digunakan yaitu : depth-
first search, breadht-first search dan best first search.
a. Depth-first search ; Merupakan teknik penelusuran data pada node-node secara
vertikal dan mendalam.

Gambar 3. Teknik Penelusuran Data Depth First Search

b. Breadth-first search; Merupakan teknik penelusuran data pada semua node dalam
satu level atau satu tingkatan sebelum ke level atau tingkatan berikutnya

5
Gambar 4. Teknik Penelusuran Data Breadth First Search

c. Best-first search; Merupakan teknik penelusuran data yang menggunakan


kombinasi kedua metode sebelumnya.

• Workplace
Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working memory).
Workplace digunakan untuk merekam hasil-hasil antara dan kesimpulan yang dicapai.
• Fasilitas Penjelasan
Fasilitas penjelasan sistem merupakan bagian dari Sistem Pakar yang memberikan
penjelasan atas kesimpulan yang dicapai tentang suatu masalah, serta memberikan
rekomendasi kepada pemakai.
• Perbaikan Pengetahuan
Kemampuan pakar dalam menganalisis dan meningkatkan kinerja pembelajaran dapat
diterapkan dalam program Sistem Pakar sehingga Sistem Pakar tersebut dapat
menganalisis penyebab dari kesuksesan dan kegagalan yang dialami.
Sistem pakar harus mampu bekerja dalam ketidakpastian. Sejumlah teori telah
ditemukan untuk menyelesaikan ketidakpastian, termasuk diantaranya probabilitas
klasik, probabilitas bayes, teori hartley berdasarkan himpunan klasik, teori shannon
berdasakan pada probabilitas, teori Depmster-Shafer, teori fuzzy Zadeh, dan faktor
kepastian (certanity factor). Faktor kepastian (Certanity Factor) diperkenalkan oleh
Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN (Kusumadewi, 2003). Certanity
Factor (CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk
menunjukkan besarnya kepercayaan. Certanity Factor (CF) menunjukkan ukuran
kepastian terhadap suatu fakta atau aturan.

6
Syarat Penjurusan ditentukan oleh beberapa kriteria yaitu ;
a). Pilihan siswa yang dikonsultasikan dengan orang tua,
b) Nilai rata-rata akademis siswa
c) Data Psikologis, terdiri dari
- Intelegensi
Kategori Rentang Nilai
Lambat Belajar 80-99
Rata-rata bawah 90-99
Rata-rata 100
Rata-rata atas 101-109
Cerdas 110-119
Superior 120-139
Jenius 140-ke atas
- Kecerdasan Emosi
Kategori Rentang Nilai
Rendah Sekali 1-20
Rendah 21-40
Sedang 41-60
Tinggi 61-80
Tinggi Sekali 81-100
- Rekomendasi Jurusan
Melalui tes IQ, bakat, kepribadian, minat khusus, dan kecerdasan emosi.

Dari kriteria diatas dapat dibuat suatu basis aturan/rule yang digunakan dalam
mengembangkan sistem diantaranya :
a. Jika ada nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) lebih dari satu yang
memenuhi, jurusan ditentukan berdasarkan pilihan
b. Jika tidak ada yang memenuhi rata-rata KKM, jurusan ditentukan
berdasarkan rata-rata nilai yang paling atas
c. Jika ketiga rata-rata tidak ada yang memenuhi, jurusan ditentukan
berdasarkan pilihan asalkan nilai bidang studinya tidak semua dibawah
standar.
d. Jika misalnya KKM IPA yang memenuhi, pilihannya ke IPS, jurusan dilihat
dari pilihan dan nilai IPSnya. Sama seperti ketentuan c.

Software yang digunakan untuk membangun sistem pakar ini adalah Exsys
Professional versi 5.0. Rule yang didapatkan dari syarat-syarat penentuan penjurusan
tersebut adalah 105. Tapi hanya digunakan 50 rule karena keterbatasan software yang

7
digunakan yaitu maksimal hanya bisa menampung 50 rule. Rule yang diambil dipilih
secara acak.
Qualifiers ditunjukan pada Gambar 5 dan choices ditunjukkan pada Gambar 6 dari
sistem pakar yang akan dirancang dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 5: Qualifiers

Gambar 6: Choices

Gambar 7. Tampilan salah satu rule dalam sistem

8
Gambar berikut menunjukkan beberapa tampilan proses pengambilan keputusan

9
Gambar 8: Tampilan proses pengambilan keputusan

Dari gambar di atas, dicobakan memasukan semua mata pelajaran >=KKM,


IQ=Jenius, EQ=Tinggi Sekali, Pilihan=IPB. Maka hasilnya siswa tersebut akan
diterima di Jurusan IPB dengan certainty factor 10.

3. Pentup

10
Aplikasi sistem pakar yang dibuat ini mampu menentukan penjurusan siswa
sekolah menengah berdasarkan kriteria dengan baik namun karena keterbatasan shell
Exsys professional 5 yang hanya mampu menampung kurang lebih lima puluh (50)
rule/aturan, membuat aplikasi ini menjadi kurang fleksible dalam pengembangannya.
Disarankan menggunakan aplikasi yang lebih fleksible seperti VB atapun berbasis
Web sehingga dapat memberikan tampilan dan hasil yang lebih memuaskan bagi
pengguna aplikasi sistem pakar.

4. Daftar Pustaka

Kusumadewi, 2003, Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya).


Yogyakarta:Graha Ilmu

Marimin,2005,Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial, IPB


Press Bogor

Murni Ramli, 2008, Penjurusan di SMA, http://indosdm.com/penjurusan-di-sma


diakses 5 Februari 2010

11

Anda mungkin juga menyukai