Disusun oleh:
Noviza Gealdia(0806414553)
UNIVERSITAS INDONESIA
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kehadirat TUHAN YME yang mana telah
memberi kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga tugas laporan field study ini
dapat terselesaikan tanpa suatu halangan dan rintangan yang cukup berarti.
Penulis
2
3
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Dasar Penulisan
C. Maksud dan tujuan
Lampiran
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar Penulisan
5
BAB II
SOLO SEBAGAI KOTA DESTINASI MICE
A. KOTA SOLO
Terkenal sebagai kota yang sangat bangga tradisi Jawa-nya, kota
agung Solo atau Surakarta dikenal di seluruh Indonesia sebagai penegak
kuat budaya Jawa. Sebuah kunjungan di sini adalah kesempatan untuk
terhubung dengan dan melihat-lihat pemandangan dan suara budaya Jawa
kuno. Anda akan memerlukan paling sedikit beberapa hari untuk menjelajahi
kota untuk berkeliling dan menemukan semua pasar tradisional hidup,
kehidupan jalanan sibuk dan bangunan kuno.
6
Sewu di lereng gunung Lawu juga tujuan populer bagi wisatawan selama
mereka tinggal di Surakarta.
7
Saat ini, Indonesia sudah berkembang menjadi salah satu negara tujuan bisnis dan
wisata. Hal itu dibuktikan dengan perolehan data dari Statistical Report on Visitor arrivals to
Indonesia 2004–2006, yang menyebutkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara untuk
pertemuan, insentif, konvensi dan pameran atau meeting, incentive, convention, exhibition
(MICE) mencapai 41,23% sementara untuk wisatawan liburan 56,49% dan lainnya 2,28%.
Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa perkembangan MICE di Indonesia menunjukkan
peningkatan yang sangat menggembirakan. Indonesia tak hanya kaya akan potensi wisata tapi
juga potensi untuk dijadikan lahan bisnis komersial di bidang MICE. Hal ini akan menjadi
peluang besar bagi pebisnis dan pemerintah Indonesia untuk menggarapnya menjadi sumber
pendapatan yang cukup menjanjikan.
Menurut salah satu surat kabar, Memasuki triwulan kedua di tahun 2011, permintaan
ruangan untuk melakukan aktivitas Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) di
sejumlah hotel di Solo meningkat tajam. Hal tersebut disambut baik oleh pelaku perhotelan,
mengingat pendapatan hotel tak hanya didulang dari sewa kamar semata, melainkan juga pada
fasilitas meeting alias ballroom.
Selain dari sektor bisnis dan perdagangan potensi Solo dalam MICE di dukung dengan
potensi seni budaya lokal. Di Solo ada dua keraton yang bisa menjadi tujuan turisme lokal dan
internasional yang didukung oleh berbagai kesenian tradisional yang masih hidup. Ada berbagai
tempat di Solo dan sekitarnya yang dulu menjadi tempat wisata yang bisa dibangun lagi, dan
yang terpenting menurut perhitungan bisnis adalah biaya segala aktivitas itu bila diselenggarakan
di Solo terhitung murah dibanding jika diselenggarakan di Jakarta atau Bali, dari tarif hotel
sampai harga makanan, dari biaya transportasi sampai tiket rekreasi.
Mengamati perkembangan dan potensi Kota Solo dan sekitarnya yang sudah semakin
marak, rasanya saat ini adalah saat yang tepat untuk diimplikasikannya suatu wacana
dibangunnya sebuah convention centre yang standar internasional.
8
BAB IV
PENUTUP