Anda di halaman 1dari 33

UPAYA DANRAMIL MENINGKATKAN

KEBERHASILAN PEMBINAAN TERITORIAL

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Pembangunan teritorial untuk mewujudkan potensi wilayah menjadi

ruang, alat dan kondisi juang yang tangguh bagi penyelenggaraan Hankamnas,

menyangkut aspek kehidupan yang sangat luas dan dalam pelaksanaannya

akan mengalami lintas sektoral. Sebagai konsekuensi dari itu maka aparatur

teritorial dalam kedudukannya selaku subyek dalam pembinaan teritorial

dituntut untuk dapat mendeteksi keadaan dan perkembangan semua aspek

tersebut untuk selanjutnya digarap dengan sebaik-baiknya. Keberhasilan

pelaksanaan pembinaan teritorial, selain ditentukan oleh faktor intern yaitu

kemampuan satuan itu sendiri, maka faktor ekstern berupa lingkungan akan

ikut mempengaruhi pula.

b. petunjuk dan peraturan untuk mengarahkan pelaksanaan pembinaan

teritorial telah cukup banyak diberikan, dan hasil yang dicapainyapun telah

banyak pula walaupun di beberapa hal masih terdapat kelemahan

kekurangan. Terhadap hasil baik yang telah diraih perlu dipertahankan dan

terhadap hal-hal yang belum memenuhi harapan harus diupayakan untuk lebih

disempurnakan lagi, agar dapat sejalan dengan perkembangan keadaan; oleh


/ merupakan
karena itu merupakan kewajiban semua pihak yang berhubungan ….
dengan

pembinaan teritorial untuk mengusahakan agar pelaksanaan pembinaan

teritorial tetap berjalan lancar dan dengan hasil yang optimal.


c. Koramil yang merupakan salah satu ujung tombak dalam pembinaan

teritorial, diharapkan mampu berperan aktif guna keberhasilan pelaksanaan

teritorial secara keseluruhan. Keberhasilan Koramil merupakan andil yang

besar untuk keberhasilan Kodim, begitu seterusnya sampai pada tingkat yang

lebih tinggi lagi. Oleh karena itu maka pada eselon Koramil tersebut harus

diupayakan semaksimal mungkin agar dalam pelaksanaan pembinaan teritorial

di lapangan memperoleh hasil yang optimal. Terhadap faktor-faktor yang

membatasi dan menghambat, baik yang berasal dari dalam satuan sendiri

maupun yang berasal dari luar satuan, diusahakan secara berangsur-angsur

dapat dihilangkan. Disamping itu mengingat adanya keterbatasan di satu pihak

dan luasnya permasalahan yang perlu ditangani di lain pihak, maka efektifitas

dan efisiensi dalam pelaksanaan pembinaan teritorial akan sangat besar

manfaatnya.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Memberikan gambaran tentang upaya peningkatan

kemampuan Dan Ramil sesuai fungsi dan peranannya dalam pembinaan

teritorial.

b. Tujuan. Memberikan masukan sebagai salah satu alternatif upaya

peningkatan mutu Dan Ramil dalam Pembinaan Teritorial.

/ 3. Ruang ….
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Meliputi pengidentifikasian permasalahan

dalam pembinaan teritorial Koramil, untuk selanjutnya diupayakan pemecahannya

disusun dengan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan.
b. Pembinaan teritorial Koramil dan Permasalahan yang dihadapi.

c. Kondisi Yang Diharapkan.

d. Faktor yang mempengaruhi.

e. Upaya yang perlu dilaksanakan.

f. Kesimpulan dan Saran.

g. Penutup.

4. Pendekatan. Pemecahan persoalan dalam tulisan ini menggunakan

pendekatan studi kepustakaan dengan metode diskriptis / analisis.

/ BAB II ….
BAB II

KONDISI MASYARAKAT PEDESAAN SAAT INI

6. Umum

a. Sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari daerah pedesaan yang

masih tertinggal, dalam segala aspek kehidupan. Daerah pedesaan pada

umumnya belum terjangkau program pembangunan yang dilaksanakan oleh

pemerintah pusat dan daerah. Akibatnya kondisi kehidupan masyarakat hampir

tidak mengalami perkembangan yang berarti dalam menuju kemajuan.

b. Secara khusus ketertinggalan daerah pedesaan terlihat pada bidang

perekonomian dan pendidikan baik dalam sarananya maupun kemampuan

atau sumber daya. Meskipun sesungguhnya daerah pedesaan memiliki potensi

yang sangat besar untuk mencapai kemajuan, dalam rangka membenahi

kondisi kehidupan masyarakat tingkat kesejahteraan lebih baik.

c. Perekonomian dan pendidikan masyarakat pedesaan sangat dominan

berpengaruh langsung terhadap proses kehidupan di lingkup kehidupannya.

Karena kedua hal tersebut merupakan kunci penggerak dinamika kehidupan

bermasyarakat dan bernegara di daerah pedesaan. Oleh karena itu potensi

untuk maju bagi masyarakat pedesaan senantiasa berlandaskan faktor

perekonomian dan pendidikan. Akan tetapi kedua hal ini sangat umum di

daerah pedesaan sehingga daya upaya dan manfaatnya masih rendah.


/ 7. Perekonomian …..

7. Perekonomian Rendah.
a. Perkembangan roda perekonomian di daerah pedesaan masih tergolong

rendah, sehingga terkesan tidak mengalami kemajuan yang berarti. Hal ini

terjadi karena keterbatasan sumber daya dan prasarana. Sementara di satu

sisi sebagian besar masyarakat pedesaan memiliki keinginan yang cukup tinggi

untuk membangun perekonomian secara perorangan, namun faktor

keterbatasan prasarana dan sumber daya menjadi kendala utama. Akibatnya

sebagian masyarakat pedesaan mengadu nasib di kota dengan segala

kemampuan yang sangat rendah untuk merubah kehidupannya dalam rangka

memperbaiki taraf hidupnya dan meningkatkan kesejahteraannya. Karena

faktor perekonomian yang rendah akibatnya potensi yang dimiliki oleh

masyarakat pedesaan tidak dapat dikelola dan dimanfaatkan secara optimal

bagi kehidupan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan.

b. Sumber utama kehidupan masyarakat di pedesaan pada umumnya

adalah sektor pertanian, dengan pola manajemen relatif masih tradisional dan

turun temurun. Pertanian yang dimaksud dalam hal ini adalah pertanian dalam

arti luas yakni menyangkut perikanan, peternakan, pertanian tanaman padi,

palawija, dan perkebunan, serta nelayan di daerah pantai. Konsekuensi

logisnya masyarakat pedesaan mayoritas petani / nelayan dengan berbagai

klasifikasi ( penggolongan ) yaitu petani yang dikategorikan sebagai pemilik

tanah dan petani buruh. Dan sesuai dengan perkembangan kehidupan dimana

orang-orang desa cenderung menjual tanahnya kemudian berurbanisasi maka


/ tanah ….
tanah-tanah petanian di desa menjadi milik perorangan. Meskipun ada yang

memiliki tanah akan tetapi rata-rata dibawah 0,5 ha per kepala keluarga.

c. Keadaan seperti ini sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian

pedesaan yang sangat lambat perkembangannya karena perputaran uang dan


modal sangat rendah, dimana pelaku-pelaku ekonomi yang sangat berperan

penting berada di luar wilayah pedesaan. Hal ini akan berpengaruh terhadap

produktivitas masyarakat pedesaan.

Berdasarkan penelitian para ahli / sarjana sosiologi dan ekonomi bahwa rata-

rata tingkat produktivitas masyarakat pedesaan sengat rendah yakni apabila

pendapatan atau produksi yang dihasilkan secara menyeluruh terutama sektor

pertanian hanya mampu mencapai hasil ( out put ) di bawah Rp. 50 juta

pertahun1.

d. Rendahnya tingkat produksi selanjutnya menjadi indikasi bahwa

pendapatan perkapita masyarakat desa juga rendah. Kemudian berakibat pula

terhadap tingkat/ taraf kehidupan atau tingkat kesejahteraan masyarakat dan

akhirnya daya beli juga sangat rendah, karena masyarakat tidak mampu

memenuhi kebutuhannya.

8. Pengetahuan / Pendidikan Rendah.

Masyarakat pedesaan pada umumnya relatif masih berpikir dan bertindak

berdasarkan pengalaman dan instuisi, segala sesuatu ditentukan berdasarkan nilai-

/ nilai ….
nilai tradisional yang masih primitif. Pola pikir yang berkembang dalam komunitas

pedesaan belum mengenal logika atau rasionalitas. Dalam praktek kehidupan

sehari-hari semuanya didasarkan pada petunjuk instuisi atau ramalan dan tanda-

tanda alam yang disampaikan oleh tokoh perorangan sebagai opinion leader

(pemimpin informal). Akibatnya masyarakat pedesaan sangat sulit ditembus oleh

inovasi baru, meskipun hal itu sangat bermanfaat bagi perkembangan / kemajuan

kehidupannya. Contoh nyata apabila terjadi hama yang menyerang tanaman

11
Sosiologi Pedesaan, Sayogyo Pudjiwati, 1986, hal 160
masyarakat pedesaan, mereka akan menyatakan bahwa hal itu terjadi karena

kutukan dari roh penguasa yang menjaga wilayah kampung sehingga cenderung

mencari upaya untuk memberikan sesajen kepada penguasa dimaksud,

berdasarkan petunjuk orang / tokoh yang berpengaruh dalam hidup mereka,

kemudian akan mengabaikan petunjuk atau bimbingan penyuluhan dari petugas

pertanian untuk membasmi hama yang menyerang tanaman masyarakat. Dan masih

banyak lagi contoh-contoh lain yang merupakan indikasi bahwa masyarakat /

penduduk pedesaan masih memiliki pengetahuan yang rendah.

Rendahnya pengetahuan masyarakat pedesaan adalah karena pengaruh latar

belakang tingkat pendidikan masyarakat secara umum/rata-rata memiliki latar

belakang pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) bahkan ada yang tidak tamat

ataupun sama sekali tidak pernah mengecap pendidikan di bangku sekolah.

Sektor pendidikan masyarakat pedesaan yang relatif rendah adalah karena

pengaruh fasilitas dan sarana/prasarana pendidikan yang masih sangat jauh

tertinggal dan juga beberapa faktor lainnya, diantaranya :

- Keterbatasan guru-guru, dimana guru yang berstatus pegawai negeri


/- Keterbatasan ….
cenderung memilih tempat mengajar di kota, sehingga akibatnya satu orang

guru kadang-kadang harus mengajar untuk beberapa kelas.

- Fasilitas pendidikan sangat minim.

- Kalangan orang tua yang relatif buta huruf (tidak pernah mengecap

pendidikan di sekolah) cenderung mengarahkan anak-anaknya untuk bekerja

membantu di sawah daripada pergi ke sekolah meskipun pada anak usia

sekolah (wajib belajar). Bahkan lebih ekstrim lagi, masyarakat tidak pernah

memandang positif terhadap keberadaan gedung-gedung sekolah sehingga

bersekolah dianggap hanya menghabiskan biaya dan waktu saja.


9. Sarana dan Prasarana.

Perkembangaan kemajuan daerah pedesaan ataupun daerah perkotaan tidak

terlepas daripada dukungan sarana / prasarana yang dimiliki. Karena prasarana

merupakan alat atau media untuk menerapkan atau menyampaikan bahkan

melaksanakan program-program pembangunan. Sarana/ prasarana yang dominan

sangat berperan dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat pedesaan ada tiga

yaitu :

a. Sarana / Prasarana Perhubungan.

Sarana / prasarana perhubungan sangat vital sebagai penghubung dalam

aktivitas kehidupan masyarakat pedesaan. Di daerah pedesaan unsur

prasarana perhubungan sangat minim, dan kalaupun ada kondisinya sangat

buruk diantaranya : jalan tanah, jalan setapak, dan masih ada jalan yang tidak
/ dapat ….
dapat dilalui pada musim hujan karena sangat rawan. Disamping itu masih ada

pula yang menggunakan aliran sungai sebagai sarana / prasarana

perhubungan.

b. Sarana / Prasarana Produksi.

Sesuai dengan kondisi kehidupan yang dominan sektor pertanian dan

relatif masih primitif / tradisional, maka sarana yang ada juga masih alami dan

bermutu rendah, karena dampak positif bagi kehidupan masyarakat masih

minim.

Meskipun fungsi dan peranannya sangat penting terhadap aktivitas

kehidupan masyarakat namun prasarana produksi yang ada masih minim dan

sangat terbatas pemanfaatannya (pendayagunaannya) karena keterbatasan

pengetahuan / kemampuan atau keterampilan dalam mengoperasikannya.


Pada umumnya daerah pedesaan memiliki sarana / prasarana produksi

yang terdiri dari :

- Alat-alat pengolahan tanah dan pengolahan produksinya.

- Saluran irigasi seadanya.

- Waduk sebagai sumber air dan sarana / prasarana lainnya.

c. Prasarana Pemasaran.

Disamping karena pengaruh pengetahuan / pendidikan yang masih

rendah juga karena keterbatasan belum dapat memanfaatkan /

mendayagunakan sarana / prasarana pemasaran untuk meningkatkan kondisi

kehidupannya. Mekanisme kehidupan di segala aspek kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara terutama aspek perekonomian


/ dan ….
sangat ditentukan oleh keberadaan sarana / prasarana pemasaran.

Pada hakekatnya sarana / prasarana bidang pemasaran yang dimiliki

masyarakat pedesaan adalah terdiri dari :

- Pasar tradisional.

- Bank kredit yang dalam operasionalnya masih sangat merugikan

pihak masyarakat karena pemberlakuan bunga yang sangat tinggi.

- Lumbung desa.

- Warung / kios yang hanya menyediakan barang kebutuhan secara

terbatas dan harga yang tinggi karena beban biaya pengangkutan /

transportasi yang besar.

- Koperasi ; namun belum dimanfaatkan secara maksimal karena

tidak memahami pengelolaannya, serta tidak mengerti akan fungsi dan

kegunaannya sehingga hanya sebatas bangunan yang akhirnya usang /

rusak.
Secara umum kondisi sarana / prasarana yang ada di pedesaan masih

terbatas dan minim.

/ BAB III ….
BAB III

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH

10. Umum.

a. Program TNI Manunggal Membangun Desa merupakan kegiatan bakti

TNI sebagai bagian daripada upaya Pembinaan teritorial untuk mewujudkan

kemanunggalan antara TNI dan aparatur pemerintah dengan masyarakat

dalam rangka membantu / mendukung pemerintah guna meningkatkan

kesejahteraan rakyat Indonesia terutama di pedesaan. Kegiatan TNI

Manunggal Membangun Desa telah dilaksanakan sejak tahun 1980 hingga

sekarang.

b. Dalam operasionalnya program TNI Manunggal Membangun Desa

( TMMD ) membawa manfaat bagi bangsa Indonesia pada umumnya dan bagi

masyarakat pedesaan khususnya. Kehadiran TMMD sangat diperlukan untuk

menetralisir dan sekaligus merupakan terobosan dalam upaya mewujudkan

stabilitas keamanan dan ketertiban pada satu pihak serta upaya meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di pihak lain.

c. Upaya terobosan melalui program TMMD secara khusus diprioritaskan

ke daerah yang masih terisolir, terpencil dan daerah perbatasan terutama yang

berada di desa-desa tertinggal. Bahkan yang lebih penting bahwa dengan

program TMMD akan mampu menggugah semangat membangun dalam upaya

meningkatkan taraf hidup masyarakat di pedesaan. Secara umum keberadaan

program TMMD di tengah- tengah masyarakat dipengaruhi oleh faktor internal

dan eksternal yang dapat memantapkan atau memperlemah kedudukan dan


/ dan ….
perannya.
11. Faktor Internal.

a. Kekuatan.

1) Kondisi Koter.

a) Kualitas Personil.

Kemampuan Dandim bersama staf untuk merencanakan,

mengkoordinir maupun mengendalikan TMMD akan sangat

menentukan keberhasilannya. Perlu disadari bahwa Kodim dalam

menyelesaikan kegiatan untuk mencapai sasaran fisik, pengadaan

dana sangat diperlukan dukungan dari pemda yang berarti

ketergantungan koter terhadap Pemda relatif besar. Untuk itu

diperlukan pendekatan-pendekatan khusus oleh para Dandim dan

Staf Kepala Bupati / Walikota agar seluruh aparat Pemda yang

terkait dengan kegiatan TMMD benar-benar membantu secara

maksimal untuk mencapai keberhasilan disamping perencanaan

yang dibuat harus sesuai dengan kemampuan Pemda.

b) Kuantitas Personil.

Keberadaan aparat teritorial bersama-sama rakyat di lapangan

saat pelaksanaan TMMD sangat berpengaruh terhadap semangat

kerja rakyat. Untuk itu diperlukan seni seorang Dandim maupun

Danramil mengatur personil yang jumlahnya relatif kecil, tetapi


/ mempunyai ….
mempunyai kemampuan untuk melaksanakan kegiatan bersama-

sama rakyat dalam mencapai sasaran.

c) Kualitas alat peralatan.


Dalam mendukung kegiatan TMMD kondisi alat peralatan yang

dipunyai Kodim sangat berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan,

antara lain kondisi alat komunikasi yang menghubungkan Kodim

dengan Koramil, kondisi alat angkutan, dan sebagainya. Untuk itu

diharapkan jauh sebelum pelaksanaan, Kodim sudah mengantisipasi

dalam perencanaan alpal yang mutlak harus ada, salah satu

contoh : pengadaan radio untuk pengiriman laporan kegiatan harian

maupun untuk pengendalian kegiatan pasukan.

d) Kondisi Pasukan ( Satuan Setingkat Kompi ).

Pada dasarnya untuk mempersiapkan SSK waktu yang dimiliki

Dandim sangat terbatas, tetapi dengan waktu yang relatif sempit ini

Dandim perlu mewaspadai :

(1) Kualitas SSK.

Dalam hal ini perlu diperhatikan dan dipertimbangkan

matang apakah pengadaan yang diberikan kepada SSK ini

benar-benar bisa menyelesaikan obyek sasaran fisik yang

ditargetkan.

(2) Disiplin dan Mental Prajurit.

Pada saat pelaksanaan kegiatan mulai dari awal sampai

selesai perlu penekanan / pengamalan delapan TNI wajib


/ sebagai ….
sebagai pedoman yang harus dipegang teguh oleh prajurit

untuk menghindarkan perbuatan tercela yang dapat merusak

citra TNI pada saat TMMD.

b. Kelemahan.

1) Dukungan Dana Terbatas.


Untuk melaksanakan suatu kegiatan / proyek perlu dana sesuai

yang direncanakan. Demikian juga halnya dengan program TMMD yang

termasuk skala proyek besar membutuhkan dana yang relatif besar. Akan

tetapi pada kenyataannya dana yang dialokasikan dari Komando atas

untuk menyelenggarakan TMMD sangat terbatas.

2) Alat Peralatan Khusus.

Komando Teritorial yang ada di daerah sasaran TMMD tidak

didukung dengan alat peralatan khusus diantaranya alat-alat berat yang

sangat dibutuhkan pada proyek / kegiatan pembukaan dan pembuatan

jalan baru bagi daerah terisolir.

13. Faktor Eksternal

a. Kekuatan.

1) Dukungan Pemerintah Daerah.

Keberhasilan dan kelancaran TMMD sesuai dengan rencana yang

telah ditentukan bukan karena upaya koter semata, melainkan bantuan

semua pihak terutama pemerintah daerah yang dijadikan sasaran pada

umumnya. / semua ….

2) Partisipasi Instansi Pemerintah/Organisasi.

Seni kepemimpinan seorang Dandim di daerah sasaran sangat

penting dan menentukan bagi keikutsertaan / pengerahan seluruh potensi

yang ada untuk memberikan kontribusi positif guna mendukung TMMD.

Diharapkan bantuan langsung maupun tidak langsung dengan kesadaran

yang tinggi untuk mendukung rangkaian kegiatan yang relatif padat.

3) Reaksi Positif dari Masyarakat Pedesaan


Semangat gotong royong yang dimiliki masyarakat untuk turut

berpartisipasi secara langsung terlibat dalam kegiatan fisik, dan keinginan

yang tinggi untuk merubah atau meningkatkan kesejahteraan dan taraf

hidup serta kerelaan membantu secara material sangat berpengaruh

terhadap pelaksanaan TMMD.

b. Kelemahan.

1) Lokasi daerah sasaran yang susah dijangkau.

a) Adanya lokasi sasaran TMMD di daerah pegunungan yang tidak

bisa dilalui kendaraan roda empat karena yang ada hanya jalan

setapak. Biasanya hal ini di jumpai di daerah pedalaman.

b) Lokasi daerah yang menjadi sasaran berada di pantai atau

pulau terpencil sehingga satu satunya jalan menuju ke sasaran

tersebut hanya bisa ditempuh dengan menggunakan perahu motor.

2) Penyebaran penduduk yang tidak merata, serta pemukiman


/ 2) yang jauh
Penyebaran ….

terpisah, sehinga menyulitkan untuk pengerahan tenaga masyarakat.


BAB IV

KONDISI MASYARAKAT PEDESAAN YANG DIHARAPKAN

14. Umum.

a. Sebagai bagian dari upaya Pembangunan Teritorialdalam rangka

meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah pedesaan program TNI

Manunggal Membangun Desa tentunya membawa dampak positif terhadap

aspek-aspek kehidupan di daerah pedesan baik secara kualitatif maupun

kuantitatif. Hal ini tentunya mengingat sistem kerja dalam program TMMD

senantiasa menyentuh sendi-sendi kehidupan dasar masyarakat pedesaan

dengan skala prioritas sasaran fisik yang langsung bermanfaat untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat desa terutama aspek perekonomian dan

pendidikan.

b. Disamping sasaran fisik, TMMD juga menggarap sasaran non fisik

terutama yang menyangkut kejiwaan dan nilai-nilai kehidupan dalam rangka

mewujudkan / meningkatkan motifasi dan partisipasi dalam aktifitas

pembangunan baik yang dicanangkan oleh pemerintah maupun atas inisiatif

(Prakarsa) sendiri. Dengan demikian dinamika kehidupan masyarakat

pedesaan berjalan seimbang antara fisik dan non fisik, sehingga hasil yang

diharapkan juga demikian.

c. Adapun kondisi yang diharapkan dari pelaksanaan program TMMD, di

daerah khususnya pedesaan adalah perbaikan kondisi perekonomian dan

pendidikan baik secara formal maupun non formal yang akhirnya bermuara
/ pada ….
pada tingkat kesejahteraan yang lebih baik daripada kondisi semula, yakni

sebelum pelaksanaan pembangunan maupun program TMMD. Lebih terperinci


perubahan dan peningkatan yang akan dicapai, dapat diuraikan dalam kondisi

masyarakat pedesaan yang diharapkan setelah pelaksanaan program TMMD.

15. Perekonomian Meningkat. Kondisi yang diharapkan pada masyarakat

pedesaan dalam bidang perekonomian dapat dilihat melalui beberapa faktor yang

menjadi indikator.

a. Produktivitas / hasil yang dicapai oleh daerah pedesaan secara umum

mengalami peningkatan yang cukup meyakinkan. Pada kondisi sebelumnya

menurut hasil penelitian para ahli sosiologi pedesaan dan ekonomi, apabila

hasil yang dicapai suatu desa maksimal Rp 50 Juta tergolong rendah maka,

pada kondisi yang diharapkan hasil yang dicapai meningkat menjadi kategori

sedang ( antara Rp 50 Juta – Rp 100 Juta) atau bahkan mencapai kategori

produktivitas tinggi (Rp 100 Juta atau lebih). Kondisi ini berlaku pada

masyarakat secara individu yang ditandai dengan peningkatan pendapatan

perkapita.

b. Peningkatan produksi / hasil yang dicapai dalam rangka

perkembangan perekonomian pedesaan didukung oleh sistem produksi yang

relatif lebih baik dari kondisi sebelumnya, menggunakan sistem dan peralatan

tradisional serta dipengaruhi oleh unsur-unsur adat istiadat / tradisi yang

sifatnya mengikat dan menghambat untuk meraih peluang yang ada. Akibatnya

masyarakat pedesaan harus benar-benar selektif untuk memilih peluang bisnis

untuk dikelola. Akan tetapi dengan dilaksanakannya TMMD maka akan terjadi
/ sektor ….
perubahan terutama di sektor perekonomian. Masyarakat akan lebih terbuka

dan agresif untuk meraih setiap kesempatan yang mampu memberikan

peluang guna meningkatkan produksi atau hasil kerjanya.


c. Untuk mencapai peningkatan perekonomian masyarakat pedesaan

sebagaimana yang diharapkan maka perlu diupayakan adanya peningkatan

sumber-sumber pruduksi. Artinya masyarakat tidak terfokus pada satu bidang

pekerjaan sebagai sumber produksi. Jika dalam kondisi sebelumnya

masyarakat pedesaan hanya mengandalkan sektor pertanian maka dalam

rangka peningkatan produktivitas perlu diadakan terobosan-terobosan untuk

menerapkan peluang-peluang bisnis seperti halnya menerapkan diversifikasi

tanaman dengan memanfaatkan sektor pertanian yang beraneka ragam,

sehingga pertanian dapat didayagunakan secara optimal untuk perbaikan

kehidupan masyarakat pedesaan.

d. Perkembangan perekonomian pedesaan yang dapat dilihat dan

diketahui dan kemampuan / daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Semakin meningkat pendapatan maka semakin meningkat pula

keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karenanya diharapkan

masyarakat pedesaan secara umum dapat berupaya meningkatkan

pendapatan perkapitanya / penghasilannya yang diikuti pula oleh peningkatan

daya beli sehingga perputaran aktivitas ekonomi relatif lebih cepat (dinamis).

/ 16. Pendidikan ….
16. Pendidikan dan Pengetahuan Masyarakat .

a. Pendidikan merupakan faktor utama untuk mendukung upaya

peningkatan / perbaikan taraf hidup masyarakat. Dengan ilmu pengetahuan

dan latar belakang pendidikan yang berkualitas akan membuka kesempatan

yang besar bagi upaya-upaya logis dan sistematis untuk membangun


kehidupan masyarakat pedalaman. Pendidikan akan merubah pola pikir

manusia dari hal-hal tradisional dan primitif menuju pemikiran yang logis dan

ilmiah. Oleh karenanya diharapkan terjadi peningkatan pendidikan masyarakat

pedesaan untuk merubah pola pikirnya dalam rangka menyikapi kemajuan

yang semakin pesat. Diharapkan masyarakat pedesaan senantiasa berorentasi

pada masalah pendidikan sebagai sumber ilmu pengetahuan, dan menunjang

daya kreatifitas yang tinggi.

b. Disamping faktor intern masyarakat pedesaan diharapkan pula adanya

upaya pengadaan maupun peningkatan fasilitas pendidikan untuk

meningkatkan motivasi belajar bagi anak-anak usia sekolah dan juga keinginan

orang tua untuk memberi kesempatan bagi anak-anaknya belajar di sekolah.

Sehingga pada akhirnya pendidikan masyarakat pedesaan tidak jauh berbeda

dengan masyarakat kota. Dengan demikian perbandingan tingkat pendidikan

yang diharapkan lulusan SLTP / SMU lebih besar daripada tingkat sekolah

dasar ataupun yang tidak berpendidikan. Sedangkan yang tidak pernah

menginjak / duduk di bangku sekolah dapat menyesuaikan dengan

perkembangan jaman dan teknologi.

/ 17. Sarana ….
17. Sarana dan Prasarana.

a. Upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan diiringi dengan

peningkatan sarana dan prasarana yang ada. Oleh karena itu diharapkan

semua sarana yang ada di pedesaan kondisinya lebih baik dan yang belum

ada namun sangat besar pemanfaatan bagi kehidupan masyarakat perlu

diupayakan pengadaannya. Adapun sarana / prasarana yang diambil oleh

masyarakat secara umum adalah : prasarana perhubungan, produksi dan


pemasaran prasarana perhubungan. Kondisi yang diharapkan adalah di setiap

desa memiliki sarana perhubungan yang memadai sehingga manfaatnya

sangat besar bagi masyarakat. Oleh karena itu perlu diupayakan pembuatan

jalan / pembukaan jalan raya apabila belum memiliki jalur transportasi yang

merupakan urat nadi perekonomian. Kemudian segala potensi yang dapat

dimanfaatkan / digunakan untuk jalur transportasi dalam rangka memperlancar

aktivitas masyarakat pedesaan perlu ditingkatkan contohnya sungai yang

mayoritas terdapat di daerah-daerah pedesaan.

b. Sarana / Prasarana Produksi. Pengadaan maupun peningkatan segala

sarana yang ada di pedesaan senantiasa disesuaikan dengan sumber mata

pencaharian penduduk, yang mayoritas pertanian serta meliputi perikanan dan

perternakan. Dengan demikian diharapkan adanya peningkatan sarana

produksi baik perangkat lunak yang menyangkut teknik pengelolaan yang

modern dan perangkat keras yang berkenaan dengan alat peralatan.

Disamping itu juga sarana / prasarana yang lain yaitu irigasi perlu adanya

perbaikan agar dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kepentingan


/ c. Sarana ….
masyarakat pedesaan.

c. Sarana / Prasarana Pemasaran. Untuk meningkatkan kondisi

kehidupan masyarakat pedesaan diharapkan pemanfaatan prasarana

pemasaran untuk mendukung upaya pembangunan tanpa harus

menghilangkan prasarana yang sudah ada. Salah satu faktor penyebab

ketertinggalan daerah pedesaan adalah sarana dan prasarana pemasaran

yang ada tidak dimanfaatkan secara optimal karena rendahnya kualiatas

sumber daya manusia yang ada terutama menyangkut masalah koperasi.

Sesungguhnya sarana pemasaran dengan sistem koperasi sangat relevan


dikembangkan di daerah pedesaan sebagai sistem ekonomi kerakyatan,

karena sifat yang kooperatif dan tidak memanfaatkan potensi-potensi lainnya

seperti lumbung desa, pasar tradisional.

Secara umum kondisi masyarakat pedesaan yang diharapkan adalah

terjadinya pergeseran klasifikasi dari Desa Swadaya menjadi Desa Swakarya yakni

setingkat lebih maju dari Desa Swadaya atau bahkan menuju Desa Swasembada.

/ BAB V ….
BAB V

UPAYA YANG DILAKUKAN

18. Umum.

a. Ditinjau dari segi sejarah masa lampau, TNI bersama-sama rakyat

mampu menghadapi kaum penjajah dan unsur-unsur penentang Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Maka dalam masa pembangunan sekarang

inipun ABRI / TNI bersama-sama rakyat hidup secara berdampingan dan bahu

membahu dalam mengisi pembangunan guna memajukan rakyat dan negara.

Semangat kebersamaan TNI dan rakyat tetap terbina yang terakumulasi dalam

suatu konsep kesepakatan bersama yaitu kemanunggalan TNI-Rakyat.

b. Pada masa perjuangan fisik di zaman Pergerakan Teritorialmerebut

dan mempertahankan kemerdekaan dari kekuasaan kolonialisme Belanda dan

pengacau-pengacau negara, TNI dan rakyat mengangkat senjata untuk

menumpaskan musuh-musuh negara. Tapi sekarang semangat perjuangan

dimanifestasikan untuk mendukung program pembangunan Teritorialyang

diprakarsai oleh pemerintah untuk membebaskan rakyat dan negara dari

kemelaratan, kemiskinan dan kebodohan melalui kemanunggalan TNI-Rakyat.

Karena kemanunggalan TNI-Rakyat merupakan syarat mutlak bagi

terwujudnya masyarakat adil dan makmur melalui pembangunan teritorialyang

berkesinambungan. Salah satu wadah pengabdian rakyat dan TNI yang diikat

oleh semangat kemanunggalan adalah program TNI-Manunggal Membangun

Desa (TMMD).
/ oleh ….
c. Program TMMD sebagai bagian dari Bhakti TNI dilaksanakan oleh

Koter maupun satuan TNI di daerah bersama-sama masyarakat. Pada


dasarnya TNI menangani objek yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh

sebab itu, TMMD sedapat mungkin dilaksanakan secara rutin. Sifat yang

terpenting dalam melaksanakan TMMD adalah spontanitas dan rasa tanggung

jawab sebagai pejuang yang secara aktif turut berperan dalam menangani

masalah-masalah dalam kehidupan masyarakat untuk memperbaiki dan

meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup.

19. Pelaksanaan Operasi TNI-Manunggal Membangun Desa.

a. Tahap Perencanaan. Perencanaan dibuat 1 tahun sebelum

pelaksanaan TMMD yaitu triwulan III sebelum tahun berjalan.

1) Subjek, Objek dan Metode.

a) Subjek

(1) Aparat Teritorial.

(2) Unsur-unsur satuan TNI yang tergabung dalam SSK.

(3) Unsur Pemda / Dinas / Jawatan yang tergabung dalam

kelompok khusus / Tim penyuluh TMMD.

b) Objek

(1) Fisik yaitu semua sasaran fisik yang telah tertuang dalam

program TMMD.
/ (2) Non ….
(2) Non Fisik yaitu seluruh masyarakat dan sasaran TMMD

beserta Ormas yang ada seperti KUD, Pramuka, masyarakat

tani dan nelayan.

c) Metode.
Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa merupakan

kegiatan Bhakti TNI yang digunakan adalah KKS TNI

( Kepemimpinan dan Komunikasi Sosial TNI ) dengan falsafah saling

asah, saling asih dan saling asuh.

1) Organisasi

a) Garis Organisasi TNI Manunggal Membangun Desa.

(1) KASAD selaku Penanggung Jawab

Operasional TMMD (PJO).

(2) Para Pangdam sebagai Penanggung jawab

Keberhasilan Operasional TMMD ( PKO ).

(3) Para Danrem selaku Penanggung jawab

Keberhasilan Pelaksanaan TMMD ( PKP ).

(4) Para Dandim selaku Koordinator Pelaksana

Harian Kegiatan TMMD dan sekaligus sebagai

Komandan Satuan Tugas TMMD.

2) Penentuan Daerah Satuan.

a) Kriteria penentuan daerah sasaran TMMD oleh

Dandim harus dipertimbangkan dari segi kesejahteraan


/ a) Kriteria ….
rakyat ( KESRA ) dan dari segi stabilitas daerah.

(1) Kriteria dari segi kesejahteraan rakyat.

(a) Merupakan desa kritis, misalnya saat

musim hujan sering banjir, saat musim panas

kekeringan.

(b) Daerah terpencil yaitu daerah terisolasi.


(c) Daerah minus/ miskin yaitu daerah yang

kehidupan ekonomi masyarakatnya jauh dari

cukup.

(d) Terkena bencana alam, misalnya letusan

gunung berapi, tanah longsor dan lain

sebagainya.

(e) Merupakan daerah terbelakang yaitu

kondisi rakyat berada di bawah rata-rata bila

dibanding dengan desa-desa lain.

(2) Kriteria dari segi stabilitas daerah

(a) Rawan dari segi Ideologi, Politik, Ekonomi

dan Sosial Budaya. Misalnya:

- Rawan kelompok ekstrim kanan,

ekstrim kiri dan ekstrim lainnya.

- Sering terjadi
kegiatan-kegiatan
/- Sering ….
yang selalu mendiskreditkan pemerintah.

- Adanya desa yang telah dipengaruhi

aliran-aliran kepercayaan, yang telah

dilarang pemerintah dan bertentangan

dengan norma-norma yang ada.

(b) Rawan dari segi kestabilitas

keamanan. Misalnya:

- Daerah yang sering terjadi

perampokan / kriminal.
- Daerah yang masyarakatnya antipati

terhadap TNI akibat hasutan kelompok-

kelompok ekstrim atau pernah adanya

tindakan ekstrim TNI yang sangat

menyakitkan rakyat, dan saat ini perlu

dinetralisir.

(c) Daerah yang diperkirakan akan

terjadi ancaman di masa yang akan datang.

Misalnya : desa-desa di daerah/ Propinsi

Papua di Aceh.

b) Setelah ditemukan daerah sasaran yang akan

digarap pada waktu kegiatan TMMD, maka Kodim

memperinci objek-objek kegiatan sasaran baik yang


/ memperinci ….

bersifat fisik maupun non fisik.

c) Daerah sasaran dan objek sasaran dikoordinasikan

Dandim kepada Bupati / Walikota untuk dijadikan sasaran

TMMD yang defenitif.

3) Penentuan kegiatan fisik dan nonfisik.

a) Sasaran Fisik.

Pengertian sasaran fisik dalam sasaran TMMD

adalah kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan

desa yang perlu digarap oleh satuan TNI ( yang

tergabung dalam satuan setingkat kompi – SSK )

bersama rakyat antara lain:


(1) Perbaikan / pembuatan jalan desa.

(2) Pembuatan jalan baru yang menghubungkan

desa dengan desa lainnya.

(3) Pembuatan jembatan permanen maupun semi

permanen (kayu / bambu).

(4) Perbaikan atau pembuatan rumah-rumah

ibadah.

(5) Pembuatan saluran irigasi.

(6) Pembangunan MCK.

(7) Pembuatan rumah Pos Keamanan.


/ (8) Penanaman ….
(8) Penanaman pohon untuk penghijauan

kampung.

(9) Rehabilitas bangunan sekolah yang rusak.

b) Sasaran Non Fisik.

Sasaran non fisik dalam kegiatan TMMD adalah

merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan

mental spiritual atau kejuangan yang bersifat penyuluhan,

ceramah atau latihan, yang meliputi :

(1) Kesejahteraan Rakyat yang meliputi :

- Penataran / penyuluhan tentang Koperasi

Unit Desa.

- Penyuluhan Keluarga Berencana.

- Penyuluhan Kesehatan.

(2) Kesadaran Bela Negara.


- Menumbuhkan kecintaan kepada tanah

air Indonesia.

- Menumbuhkan kerelaan berkorban untuk

bangsa dan negara.

- Memberikan kemampuan awal bela

negara.

b. Tahap Persiapan.

Kegiatan tahap persiapan memerlukan waktu sekitar 1 bulan sebelum


/ Kegiatan ….
pelaksanaan TMMD. Hal-hal yang dipersiapkan meliputi :

1) Piranti Lunak yang terdiri dari :

a) Buku rencana kegiatan TMMD dibuat oleh Kodim sebagai

satuan pelaksana memuat tentang : daerah sasaran, objek sasaran,

instansi yang terlibat, kekuatan SSK maupun unsur pendukung dari

masyarakat dijadwalkan kegiatan dan sebagainya.

b) Perangkat Administrasi yang terdiri dari bahan-bahan

penyuluhan atau penataran.

2) Personel SSK, dichek tentang kesiapan personel maupun

perlengkapan.

3) Pengerahan masyarakat tanpa unsur paksaan.

4) Penyiapan Posko TMMD dan tempat tinggal pasukan (SSK)

5) Penyiapan dapur umum untuk jangka waktu tertentu.

c. Tahap Pelaksanaan TMMD.


Pelaksanaan kegiatan TMMD berlangsung sejak Hari “H” sejak dibuka

secara resmi sampai dengan H + 21. Pada tahap pelaksanaan seluruh

rangkaian kegiatan yang telah ditentukan dilaksanakan secara simultan.

1) Sasaran Fisik

Seluruh sasaran yang ditentukan sebelumnya dilaksanakan /

dikerjakan dengan pembagian waktu yang terperinci, / Seluruh ….


sehingga

diharapkan pada saat TMMD berakhir setelah 21 hari kegiatan

pembangunan secara fisik dapat diselesaikan dengan baik tanpa

mengabaikan kualitas. Pada pelaksanaan pengerjaan sasaran fisik

melibatkan unsur-unsur TNI dan masyarakat secara swakelola.

2) Sasaran Non Fisik

Pelaksanaannya menyesuaikan kepada kegiatan / sasaran fisik

karena pada umumnya objek sasaran non fisik terlibat pada sasaran fisik.

Materi yang disajikan dalam sasaran fisik pada umumnya bersifat

penyuluhan / penataran singkat ataupun praktek dari hal-hal yang sangat

erat kaitannya dengan prioritas kebutuhan masyarakat pedesaan,

meliputi :

a) Pengetahuan tentang perkoperasian ( Koperasi Unit Desa )

b) Pemasyarakatan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara

(PPBN).

c) Penyuluhan Program Keluarga Berencana (KB).

d) Penyuluhan Pertanian dalam rangka meningkatkan mutu dan

kuantitas produk pertanian.

e) Penyuluhan tentang Kesehatan.


f) Penyuluhan tentang Pembinaan Mental dan Kejuangan guna

meningkatkan motivasi masyarakat dalam pembangunan.

g) Pengenalan aksara dalam rangka memberantas buta aksara


/ g) Pengenalan ….
yang mayoritas terdapat di kalangan masyarakat desa.

h) Penyuluhan Kamtibnas.

i) Pembinaan Generasi Muda.

 Dukungan Administrasi.

Pada prinsipnya dukungan administrasi dan logistik serta anggaran

TMMD di daerah disiapkan oleh Bupati dalam rangka menjamin kelancaran

kegiatan. Dukungan-dukungan yang diberikan terdiri dari :

1) Dukungan material terhadap semua sasaran kegiatan fisik.

2) Dukungan makan untuk unsur pendukung (masyarakat).

3) Alat-alat kerja / alat-alat tukang di lapangan.

4) Dukungan obat-obatan.

5) Dan lain sebagainya.

d. Tahap Pemeliharaan

Peran dan tugas TNI dalam pelaksanaan TMMD tidak hanya sebatas

melaksanakan kegiatan fisik dan non fisik, melainkan juga tanggung jawab

pemeliharaannya agar hasil karya yang telah dikerjakan dapat memberi

manfaat bagi masyarakat pedesaan selama mungkin. Untuk pemeliharaan

sangat perlu mendapatkan perhatian khusus dari Kodim setempat beserta

jajarannya. Dengan masyarakat melalui kegiatan Karya Bhakti secara rutin

minimal 1 x sebulan.

/ BAB VI ….
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

21. Kesimpulan.

a. Program pembangunan teritorialyang diselenggarakan oleh pemerintah

pusat tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan di seluruh daerah karena faktor

keterbatasan yang meliputi; dukungan anggaran yang terbatas, kondisi

geografis Indonesia, yang mengakibatkan daerah pelosok yang terpencil selalu

ketinggalan ( tertinggal ).

b. Pembangunan bukan hanya tugas dan tanggung jawab pemerintah,

melainkan semua pihak termasuk masyarakat sebagai perorangan termasuk

didalammya TNI.

c. Program TNI Manunggal Membangun Desa merupakan perwujudan

kebersamaan TNI dan pemerintah dengan rakyat untuk membantu kesulitan

rakyat guna meningkatkan / memperbaiki taraf hidup masyarakat pedesaan

dalam rangka mendukung program pemerintah dan akan tetap lestari

sepanjang masa.

d. Kodim sebagai unsur Koter di daerah merupakan pelaksana program TNI

Manunggal Membangun Desa bersama-sama Pemda Tk. II.

22. Saran.

a. Program TNI Manunggal Membangun Desa perlu dipertahankan dan

ditingkatkan. / a. Program ….
b. Untuk menyukseskan TMMD perlu partisipasi aktif semua pihak sesuai

kemampuannya.
c. Pemilihan sasaran / objek TMMD hendaknya mencapai pada prinsip skala

prioritas tapi bukan rutinitas.

d. Perlu partisipasi aktif Pemerintah Propinsi dan Kabupaten untuk

mendukung Program TMMD sebagai mitra dalam rangka menyukseskan

pembangunan di daerah.

/ BAB VII ….
BAB VII

PENUTU

Demikianlah tulisan ini dibuat, semoga dapat bermanfaat dan dijadikan

pertimbangan bagi pelaksanaan program TNI Manunggal Membangun Desa ( mulai

dari jajaran penentu kebijaksanaan sampai dengan unsur pelaksanaan di lapangan

yakni Kodim serta jajarannya) guna mewujudkan perjuangan untuk meningkatkan

kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat terutama di daerah pedesaan.

Banjarmasin, April 2011


Penulis

Agus Setiawan
Letnan Satu Cpm NRP 21950179550673

Anda mungkin juga menyukai