Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LANDASAN TEORI
I-1
Bab II Landasan Teori I I-2
Berikut ini adalah gambar template jig yang dapat dilihat pada gambar 2.1.
kerja dari gangguan geram dan benda lain. Jika peletakan locator tidak bisa menjamin
hal ini, maka lokator dipasang menonjol atau berelief/bertekuk.
2. Duplikasi lokator
Duplikasi harus dihindari karena meningkatkan biaya dan dapat mengakibatkan
ketidakakuratan.
3. Toleransi benda kerja
Aturan umum toleransi tool adalah antara 20% sampai 50% dari toleransi benda
kerja. Toleransi lebih kecil dari 20% membuat biaya pembuatan tool tidak sebanding
dengan peningkatan kualitas, sedangkan toleransi diatas 50% tidak menjamin
kepresisian. Lokator harus didesain mampu mencakup seluruh dimensi benda kerja
yang mungkin (batas ukuran toleransi terkecil sampai terbesar).
4. Foolproof
Lokator harus menjamin bahwa benda kerja hanya dapat ditekan dengan posisi
yang benar
2.4.3 Prinsip Pencekaman (Workholding)
Workholders memiliki dua makna tergantung dari sistem yang ditinjau. Secara
umum workholders merupakan bagian peralatan produksi yang berfungsi menahan atau
memegang benda kerja (termasuk jig & fixture). Ditinjau dari Clamping workholders
merupakan bagiab dari jig & fixture yang berfungsi mencekam benda kerja sehingga
posisi benda kerja tidak berubah selama proses permesinan.
- Prinsip jenis dan penempatan clamping:
Mekanisme kerja seperti tuas/pengungkit.
Berdasarkan posisi tuas, dibagi ke dalam tiga kelas.
Gaya yang diterima benda kerja dan gaya yang dibutuhkan sebanding dengan
posisi tuas karena itu pemilihan tuas menjadi faktor yang sangat penting.
Dapat digerakan manual maupun secara mekanis
- Kondisi yang harus dipenuhi dalam workholding/pencekaman:
Cukup kuat untuk memegang benda kerja dan menahan pergeseran benda kerja.
Tidak merusak atau mendeformasi benda kerja.
Menjamin loading dan unloading benda kerja dengan cepat.
Chou (1989) menyatakan hubungan antara gaya pencekaman, gaya reaksi pada
lokator, dan gaya permesinan dapat dinyatakan dalam persamaan kesetimbangan
sebagai berikut:
1. Tahap penempatan
Fp = -Wp-1 . W1 . f1 (2.3)
Fp = matriks gaya reaksi yang bekerja pada lokator.
Wp = matriks arah gaya yang bekerja pada lokator.
W1 = arah gaya penempatan
F1 = besar gaya penempatan
2. Tahap pencekaman
Fp = -Wp-1 . Wa . fa (3.4)
Fp = matriks gaya reaksi yang bekerja pada lokator
Wp = matriks arah gaya yang bekerja pada lokator
Wa = matriks arah gaya yang bekerja pada clamp
Fb = matriks gaya yang bekerja pada clamp
Ketentuan : persamaan 2.3 dan 2.4 harus menghasilkan solusi non-negatif untuk Fp,
yang artinya setiap locator memiliki kontak dengan benda kerja.