PENDAHULUAN
Nikel merupakan logam berwarna kelabu perak dan memiliki sifat fisik ideal.
Kekeuatan dan kekereasannya menyerupai besi, sedangkan daya tahannya terhadap
karat dan korosi lebih dekat dengan tembaga. Perkembangan selanjutnya
menunjukkan bahwa paduan (alloy) nikel, terutama yang mempunyai sifat-sifat anti
karat dan daya tahan serta keuletannya yang sangat diperlukan dalam kehidupan
modern. Lebih dari 90% nikel di dunia digunakan sebagai paduan.
Pemakaian nikel dalam bentuk logam murni digunakan sebagai mata uang logam,
industry kimia dan elektronik, seperti baja biasanya dibuat dari bahan logam nikel
murni, tetapi dengan berkembangnya teknik pembuatan besi baja pemakaian nikel
dalam bentuk ferro-nikel dan besi terutama dalam bentuk stainless stell, baja
magnet, dll.
Dalam proses pengolahan bijih nikel mulai dari penambangan sampai prosesnya di
Pomalaa melalui beberapa tahap yaitu :
• Tahap pra-olahan
• Tahap Peleburan
2. Untuk mengetahui proses pengolahan bahan baku nikel (ore) sampai menjadi
Ferro-Nikel pada PT.ANTAM, Tbk.
a. Bagi Mahasiswa
b. Bagi Universitas
1. Menjalin kerja sama yang baik dalam bidang pengembangan teknolgi antara
pihak perusahaan yaitu PT. Aneka Tambang, Tbk. UPBN Pomalaa dengan
pihak perguruan tinggi dalam hal ini Universitas Negeri Makassar sehinnga
keuntungan timbal balik dapt diperoleh kedua belah pihak.
2. Mengetahui sejauh mana ilmu yang diserap oleh mahasiswa selama kuliah.
3. Dapat memperoleh gambaran nyata tentang perusahaan sebagai bahan
informasi untuk memperkaya wawasan keilmuan tenaga pengajar dalam
menentukan keterkaitan antara teori dan kenyataan di lapangan.
c. Bagi Perusahaan
BAB II
Setelah biji nikel ditemukan di Pomalaa oleh E.C. Abendanon pada tahun 1909,
eksploitasi mulai dilaksanakan pada tahun 1934 oleh Oost Borneo Maatscappiji
(OBM) dan Bone Tolo Maatscappiji. Hasil eksplorasi menunjukkan endapan biji
nikel di wilayah ini berkadar 3%-3,50% Ni.
Pengapalan pertama dilaksanakan oleh OBM pada tahun 1938 ke Jepang sebanyak
150.000 ton biji nikel. Tahun 1942-1945, Sumitomo Metal Mining, Co. Mengambil
alih pertambangan ini dengan mengolahnya menjadi matte. Pada tahun 1957
Pertambangan Pomalaa diambil alih oleh NV Perto yang segera saja mengekspor
dtok biji nikel yang tersedia ke Jepang. Hasil yang diekspor ke Jepang sebanyak
150.000 ton biji nikel dan hal ini berlangsung sampai tahun 1942.
Penambangan bijih nikel dilakukan sebelum perang dunia pada waktu giat-
giatnya pengusaha-pengusaha tambang mencari bijih nikel. Sesuai penyelidikan
geologi yang gtelah ikut mengeksplorasi bijih nikel memberikan data-data bahwa
Sulawesi Tenggara termasuk daerah konsensi dimana memberikan gambaran yang
cukup jelas terhadap jumlah persedian dan persentase endapan bijih nikel, yaitu:
• Tambang Selatan Tg. Leppe Batu Kilat dan tanjung Pakar terdir dari :
a. DU4/Sultar dengan luas 727 Ha
Geologi
Management Representtative
Supt. Hiperkes
Manager Smelting
Supt. Peleburan 3
Supt. Pemurnian
Supt. Kasting
Manager Shipping
Supt. Keagenan
Manager Utility
Supt. Perencanaan Sipil
Supt. Galangan
II. Sejarah PT. Aneka Tambang Tbk, UBPN Pomalaa memperoleh sertfikat
ISO 9002
Pada hari jumat tanggal 31 Mei 1996 secara resmi telah dierahkan oleh
pimpinan Society General de Surveleinse ( SGS ) di Indonesia, Mr.eric rogers,
sertifikat ISO 9002 kepada Direktur Uttama PT. Aneka Tambang, Bpk Ir. Darmoko
Slamet disaksikan oleh Menteri Pertambangan dan Energi, Bpk. Ir. I.B Sujana di
Jakatra.
Hal ini merupakan sutu kebanggaan sekaligus tantangan bagi PT. Aneka
Tambang Tbk. Khusus UBPN Pomalaa untuk tetap mempertahankan prestasi
tersebut, berarti PT. Aneka Tambang Tbk, adaah produsen ferronikel pertama di
dunia dan sedikit dari perusahaan di Indonesia yang telah meraih sretifikat tersebut.
Dengan telah diserahkannya serifikat ISO 9002 berarti secara resmi sistem-sistem
manajemen mutu yang dilaksanakan dikembangkan pada seluruh kegiatan proses
produksi di pabrik ferronikel Pomalaa telah diakui secara Internasional, apalagi
sertifikat yang cukup bergengsi di dunia, sgs.
Jika melakukan kilas balik terhadap perjalanan untuk merai sertifikat ISO
9002 rasa-rasanya kita seperti tidak percaya bahwa kita mampu meraihnya sekitar 8
bulan, mengingat beberapa perusahaan besar dan terkenal lainnya dan mungkin
dengan sistem manajemen yang sudah lebih baik dari kita, memerlukan waktu yang
lebih lama ataunbahkan mengalami penundaan dikarenakan pada saat audit assement
oleh badan sertifikasi didapati masih ada temuan-temuan dengan sifat mayor. Ini
semuanya berkat keras dari deluruh karyawan PT. Aneka Tambang, Tbk UBPN
Pomalaa baik secara langsung terlibat atau pun tidak, dukungan yang sangat intens
dari Bapak Kepala Unit PT. Aneka Tambang UBPN Pomalaa beserta seluruh jajaran
manajemen dan para direksi di Jakarta serta tentunya karena karunia Allah.
Beberapa tahapan yang dilakukan oleh PT. Aneka Tambang Tbk. UBPN
Pomalaa untuk merealisasikan rencana tersebut :
1) Ibu Adrianita, Bapak Rahmat Budiman, dan Bapak Tato Miraza, mendapat
kesempatan untuk melakukan studi banding sebagai evluasi pada pertengahan
April 1995, di PT. Timah Pulau Bangka tepatnya di Unit Produksi Metok yang
saat ini telah memasuki tahapan iplementasi 9002.
Biro Pemurnian
Biro Pengapalan
Biro Pengadaan
Biro Hyperkes
6) Yang juga berlangsung awal Agustus 1995 sampai pertengahan oktober 1995
meliputi :
7) Adalah pembentukan Tim Audit Mutu Internal ( AMI ) yang diketahui Bpk.
Rahmat Budiman pada akhir November 1995, dimana seluruh personilnya
diwajibkan mengikuti pelatihan untuk auditor ISO 9002 oleh konlutan Arthur
Andressen. Tugas dari AMI ini adalah membantu wakil manajemen untuk
menjaga dan memelihara pelaksanaan mutu di pabrik Ferronikel Pomala
BAB III
LANDASAN TEORI
Dewasa ini nikel bersama-sama dengan besi dan aluminium sebagai logam
yang erat sekali hubungannya dengan kehidupan kita, digunakan dalam
bermacam-macam bidang dan bahan baku utama bagi banyak industri.
Diantaranya non Ferrous Metal Nikel digolongkan pada logam yang berat
seprti halnya dengan Cu, Pb, Zn dan lain-lain. Sifatnya pada udara terbuka atau
air laut lebih stbil dari besi, lebih sulit teroksidasi dan sifat-sifat mekanisnya
juga baik sekali. Dalam lingkungan alkalis nikel mempunyai tahan korosif.
Tipe dari nikel yang diperdagangkan tergantung dari tujuan pemakaian.,
terhadap logam nikel yang berkadar tinggi, fero-nikel dengan kadar ( 18-28% )
Nikel Oxide dengan 75% Ni. Kegunaan dari Ni antara lain adalah sebagai
katoda dalam fakum tube, bagian-bagian yang tahan korosi dari perlengkapan-
perlengkapan industry kimia, Catalysator, plating(coating dan sebagai pelapis
mata uang logam). Ferronikel dengan nikel oxide terutama digunakan dalam
beberapa analisa instansi dalam pembuatan besi baja tahan korosi dan besi baja
tahan panas.
Distribusi pemakaian adalah stainles steel 41% , Nikel coating 13%, Aliase
nikel tinggi 14%, baja-baja untuk bahan bangunan 11%, baja dan besi tuang
9%, barang-barang tembaga 3% dan lain-lainnya. Terutama dengan
pertambahan produksi stainless, kebutuhan nikel sebagai alloying element
dalam pembuatan stainless bertambah besar.
Nikel merupakan logam yang berwarna kelabu perak yang memiliki sifat
logam yang kekuatannya dan kekerasannya menyerupai besi, daya tahan
terhadap korosi dan karat lebih dekat dengan tembaga.
Dewasa ini nikel bersama dengan besi dan aluminium sebagai logam yang erat
sekali hubunganya dengan kehidupan kita, digunakan dalam bermacam-macam
bidang dan merupakan salah satu bahan baku utama bagi banyak industri.
Diantaranya, Non Ferrous Metal Nikel digolongkan pada logam yang berat
seperti halnya dengan Cu, Pb, Zn dan lain-lain. Sifatnya pada udara terbuka
atau air laut lebih stabil dari besi, lebih sulit teroksidasi dan sifat-sifat
mekanisnya juga lebih baik.
Dalam lingkungan alkalis nikel mempunyai sifat tahan korosi. Tipe dari nikel
yang diperdagangkan tergantung dari tujuan pemakaiannya, terdapat logam
nikel kadar tinggi, ferronikel dengan kadar 18-28% Ni dan Nikel Oxide dengan
75% Ni.
Oleh karena itu 75% dari logam nikel digunakan dalam bentuk aliase yang
merupakan paduan dari berbagai macam unsur. Aliase baja biasanya dibuat dari
bahan logam murni, tetapi berkembangnya teknin pembuatan besi baja,
pemakaian nikel dalam bentuk ferronikel yaitu aliase nikel dan besi dalam
bentuk stainless steel (baja tahan karat) dan lain-lain.
Pemanfaatan loogam nikel yang terbesar pada saat ini adalah baja tahan
korosi. Adapun jenis-jenis baja tahan karat (stainless stell) dibagi dalam tiga
kelompok yaitu :
3.2 Martensitic Steel yang sangat keras dengan kandungan kromium sampai 18%
3.3 Ferritic Steel yang mengandung karbon rendah termasuk paduan yang tidak
begitu khas dan mengandung kromium sampai dengan 27%.
Pada proses metalurgi pengolahan biji nikel masuk pada golongan bukan besii,
tetapi pada pemakainnya nikel lebih banyak dipadukan dengan besi untuk
dibentuk sebagai baja tahan karat. Adapun pemanfaatan logam nikel antara lain :
b) Paduan tembaga nikel, unsur yang dominan adalah tembaga. Paduan ini
tahan terhadap korosi.
1. Sulfida
2. Lateris
Selain oleh keadan morfologi, pembentukan biji nikel lateris agaknya sangat
banyak pula terpengaruh oleh proses pelapukan batuan yang pada hakekatnya
dipermudah karenanya ada bidang yang lemah akibat rekahan, retakan sesar dan
sebagainya. Rekahan-rekahan kecil umunya telah terisi oleh mineral-mineral
sekunder ( Silika dan Magnesit ).
Perkorakan Silika terdapat pada lapisan limonit sampai batas tertentu, di sini
masih dikenal struktur dan tekstur batuan aslinya. Endapan garnerit supergen di
perkirakan silika ini menyebabkan terjadinya silika yang tinggi kadar nikelnya.
Jalur Saprolit merupakan peralihan dari limonit ke batuan dasar yang keras
dan belum lapuk. Jalur inilah yang merupakan tempat biji dengan kadar nikel tinggi,
akibat pengyaan supergen. Perkembangan jalur saorolit tergantung pertama-tama
pada sifat silika dan mineralogi batuan besar.
Biji Nikel Laterit ini terdiri dari mineral-mineral utama seperti : Olivin dan
Piroksin seta beberapa jenis mineral tambahan seperi Khromit, Magnetit, Kobalt,
pembentukan laterit umumnya langsung mengalami proses serpentinisasi oleh
larutan hidrotermal atau larutan residual pada waktu proses pembekuan magma.
Larutan yang mengandung Karbon Dioksida mengubah mineral olivin menjadi
serpentin. Pada proses serpentinisasi terbentuk mineral serpntin yang mengubah
batuan peridotit menjadi batuan serpentin dimana gugsan mineral serpentin apabila
telah mengalami proses pelapukan dan pengendapan akan terbentuk menjadi
mineral-mineral sekunder terutama oksidasi dan hidroksidasi besi ( Limonit ).
Terbentuknya biji nikel dimulai dengan proses pelarutan oleh air yang
melarutkan bahan-bahan yang mudah larut pada batuan indk peridotit-sepentinit.
Air tanah yang banyak mengandung karbon dioksida yang berasal dari udara
dan hasil pembusukan tumbuh- tumbuhan juga akan melarutkan unsur-unsur yang
terdapat pada batuan induk.
Berdasarkan sifat larutan, unsur-unsur dalam pelarutan air sebagian tidak larut
dan sebagian tetap tinggal membentuk residu ( Besi, Aluminium ) oksida
dipermukaan sedangkan Besi, Magnesium, Nikel, Kobalt dan Silika yang terbawa
oleh sebagian partikel-parikel koloid selama kondisi masih bersifat asam, maka akan
terus terbawa sampai pada suatu kondisi dimana sifatnya sudah netral, kemudian
mengendap pada celah-celah sebagai Garnerit dan Krisopras.
d. Lapisan keempat, yang terdiri dari batuan peridotit serpentinit yang agak
lapuk dengan sedikit urat-urat garnerit dan krisoprat. Batuan ini merupakan
biji keras nikel yang tidak tentu.
e. Lapisan bawah merupakan batuan induk dari peridotit serpentinit yang belum
lapuk dengan kandungan Fe 5% dan Ni + Co 3%.
BATUBARA
BatuBara adalah sumber energi fosil yang paling banyak kita miliki di dunia
ini. Batubara sendidri merupakan campuran yang sangat kompleks dari zat
kimia organik yang mengandung karbon, oksigen, dan hidrogen dalam
sebuah rantai karbon sedikit nitrogen dan sulfur. Pada campuran ini juga
terdapat kandungan air dan mineral.
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut
dengan istilah pembatu baraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses
yang terjadi, yakni:
Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi
hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini
adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan
proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk
gambut.
Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi
bituminus dan akhirnya antrasit.
d. Bituminous
e. Antrasite
Kualitas Batubara
Kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang
mempengaruhi potensi kegunaannya. Umumnya, untuk menentukan kualitas
batubara dilakukan analisis kimia pada batubara yang diantaranya berupa analisis
proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan untuk menentukan
jumlah air (moisture), zat terbang (volitile matter), karbon padat ( fixed carbon), dan
kadar abu (ash), sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan
unsur kimia pada batubara seperti: karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur,
unsur-unsur tambahan.
Klasifikasi Batubara