Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pelayanan gizi merupakan rangkaian kegiatan terapi gizi medis yang dilakukan di
institusi kesehatan, puskemas dan institusi kesehatan lain untuk memenuhi kebutuhan
gizi klien. Pelayanan gizi merupakan upaya promotif, preventif dan rehabilitatif dalam
rangka meningkatkan kesehatan klien/ pasien.(pedoman PGRS Depkes RI 2003)
Perlu diketahui pula bahwa pelayanan gizi (asuhan gizi) merupakan bagian dari
pelayanan kesehatan disamping pelayanan-pelayanan lain seperti asuhan keperawatan,
farmasi(obat), fisioterapi dsb.(Sullifan, CF, 1990).
Adapun tujuan dari asuhan gizi bagi pasien adalah untuk memenuhi kebutuhan zat
gizi pasien secara optimal baik berupa pemberian makanan pada pasien yang dirawat,
maupun konseling gizi pada pasien rawat jalan untuk mencapai tujuan diperlukan
kerjasama tim (Depkes RI 2003)
Selanjutnya secara garis besar akan nampak perbedaan NCP dan asuhan gizi seperti
berikut ini:
Jika kita perhatikan terjadi perbedaan antara sebelum 2003 dan tahun 2003 sampai
sekarang bahwa asuhan gizi di tambahkan point Nutrition Diagnosis. Apa itu nutrition
diagnosis sepertinya perlu dikaji secara tersendiri seperti kurikulum dalam mata kuliah
nutrition diagnosis dipelajari khusus.
Saat ini kita membicarakan tentang NCP sebagai pembaharuan dari konsep asuhan gizi
lama kalo dulu kita biasa mengenal konsep SOAP (S ialah data Subyektif pasien, O
ialah data Obyektif pasien, A: adalah anamnesis dan P ialah pelaksanaan
penatalaksanaan gizi pasien).
Sedangkan saat ini proses SOAP telah digantikan dengan istilah ADIME : Assesment,
Diagnose gizi, Intervensi gizi, Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan terapi gizi.
Secara naratifnya NCP diartikan sebagai : metode pemecahan masalah melalui cara
berfikir kritis dan pengambilan keputusan bagi seorang Ahli Gizi profesional untuk
memberikan pelayanan asuhan gizi sesuai dengan masalahnya, aman, efektif &
berkualitas.
Tujuan NCP (Nutrition Care Process)
Kegiatan mengumpulkan data, integrasi dan analisa data yang berkaitan dengan
masalah-masalah yang berkaitan dengan gizi. Membandingkan data yg di dapat dg
standard Ahli gizi mengevaluasi status gizi dan mengidentifikasi seberapa besar
masalah / kegawatan kondisi malnutrisi. Data assessment sangat penting untuk
menetapkan diagnosa gizi, intervensi dan evaluasi monitoring gizi.
- Riwayat penyakit dan kondisi sosial : obat yg diminum (potensi adanya interaksi
obat & gizi), adanya trauma, infeksi, luka bakar, stress, faktor yang pengaruhi status
gizi (kesukaan, budaya dll)
- Riwayat makan : makanan yang disukai & tidak disukai, tipe makanan yang
dikonsumsi sehari-hari (recall makan 24 jam, asupan makan setiap hari & hari
libur), frekuensi makan & waktu makan, fasilitas masak, anggaran makan perorang
- Pengukuran antropometri
- Data biokimia
Tidak semua pasien dilakukan anamnesa secara detail krn terbatas dana, tenaga
karena untuk itu dilakukan screening.
Skreening sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam saat pasien masuk dengan
tehnik sederhana dan cepat. Skreening dapat dilakukan oleh dokter/perawat / ahli gizi
tergantung dari kondisi institusi masing-masing. Pasien dirawat > 10 hari resiko gizi
meningkat shg harus dilakukan skreening ulang.
Diagnosa Medis
Diagnosa Gizi
Rangkuman masalah gizi dari pengkajian gizi, Bersifat sementara, sesuai dengan
perubahan respon pasien/ klien
Dalam penulisan diagnosa gizi dilakukan dengan format PES, yaitu problem,
etiologi dan sign/ simptoms. Format penulisan ini juga digunakan oleh teman teman
keperawatan dalam menuliskan diagnosa keperawatan atau nursing diagnosa. Dalam
pernyataan diagnosa gizi ada keterkaitan antara Problem –Etiologi dan sign. Problem
dan etiologi dihubungkan dengan menggunakan kata berkaitan dengan, sementara sign
atau simptom dikaitkan dengan etiologi dengan menggunakan kata bantu dibuktikan
dengan.
Problem
- Perubahan (altered )
- Berpotensi/ beresiko
- Akut/ kronik (acute or chronic)
Etiologi
Simptom
Berkaitan dengan kebiasaan konsumsi makanan tinggi lemak dalam porsi yg besar
( E) ditunjukkan oleh riwayat makan, kelebihan asupan 500 kal/ hari dan kenaikan
berat badan 12 lb dalam 18 bulan terakhir (S)
Berkaitan dengan pengetahuan ibu yang kurang (E) ditunjukkan dg bayi menerima
makanan padat pada usia 2 bulan (S) Bila masalah masih merupakan resiko, maka
penulisan diagnosa gizi dengan hanya dengan P-E. Contoh : Resiko terjadinya
defisiensi vitamin C (P) berkaitan dengan pola makan yang tidak suka buah dan
sayur. Resiko kekurangan asupan makanan (P) berkaitan dengan kesukaran menelan
yang diderita.
Domain intake : Masalah aktual yang berhubungan dengan asupan energi, zat
gizi,cairan, substansi bioaktif dari makanan baik yang melalui oral maupun parenteral
dan enteral contoh:
Domain Klinis : Masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi medis atau fisik/ fungsi
organ.Contoh Kesulitan menelan, Kesulitan mengunyah, Perubahan /gangguan
gastrointestinal, Gangguan utilisasi zat gizi, Gangguan metabolisme zat gizi
3. INTERVENSI GIZI
KOMPONEN
1. Perencanaan :
2. Implementasi
a.Monitor perkembangan :
Contoh NCP
DIAGNOSA GIZI
INTERVENSI
Langkah 1, Perencanaan :
Menetapkan tujuan :
a. Penambahan berat badan terhenti dan mulai menurun berat badan secara bertahap
dengan target …. Kg
b. Pasien akan memodifikasi makanannya dengan mengurangi konsumsi makan
lemak dalam jumlah banyak. Pencapaian tujuan diperkirakan 1 tahun melalui :
- Pengurangan konsumsi energi dimulai dari 500 Kal/ hari dari jumlah energi
yang biasa dikonsumsi
- Pengurangan pilihan bahan makanan sumber lemak
Langkah 2, Implementasi :
Contoh :
Contoh :
Contoh :
- Membandingkan asupan makanan saat ini dengan sblmnya
- Membandingkan berat badan saat ini dengan berat badan sebelumnya
Daftar Pustaka
- http://www.niends.com/?p=33
- http://www.scribd.com/doc/30384863/diktat-kuliah-dietetik-penyakit-defisiensi-
dan-infeksi-teori