Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA II

PERCOBAAN II

SISTEM LOKOMOTORIUS

Disusun oleh :

Kelompok IV

Sabtu, 18 Desember 2010

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

2011
LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA II

PERCOBAAN II

SISTEM LOKOMOTORIUS

Disusun oleh :

Kelompok IV

Nur Alimin 0901037

Norman Saputra 0901035

Nuraisyah 0901039

Nurul Hafizah 0901045

Rezky Janthrie Negsih 0901049

Kamis, 18 Desember 2010

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

2010

PERCOBAAN VII
SISTEM LOKOMOTORIUS

1) Tujuan percobaan
o Mengenal anatomis kerangka, sifat dan stuktur tulang
o Mengenal beberapa sifat dari otot kerangka
o Mengenal fungsi dan lokasi beberapa jaringan otot pada manusia
o Mengenal mekanisme kontraksi dan sifat otot skelet serta otot jantung.
2) Tinjauan Pustaka

Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik


dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Sel otot memiliki
struktur filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya memanjang agar dapat
melangsungkan perubahan sel menjadi pendek.

Ada 3 macam otot yang digolongkan berdasarkan struktur dan fungsinya:

1. Otot polos

2. Otot seran lintang

3. Otot jantung

1. Otot Polos

Jenis otot ini disebut juga sebagai otot tidak lurik atau otot involunteer. Otot polos
terutama terdapat di bagian viseral, membentuk bagian kontraktil pada dinding
saluran cerna sejak pertengahan esofagus sampai ke anus, termasuk saluran keluar
kelenjar yang berhubungan dengan sistem ini. Otot ini terdapat pada system
pernapasan, system reproduksi, arteri, vena, pembuluh limfe yang besar, dermis,
iris, dan korpus siliaris pada mata. Pada tempat-tempat ini otot polos berfungsi
mengatur dan mempertahankan garis tengah lumen dari visera berongga.

Sel-sel otot polos dapat tersusun tersebar atau membentuk berkas memanjang atau
sebagai lembaran. Sel otot polos berbentuk gelendong, meruncing di kedua
ujungnya, dan mempunyai bagian tengah yang lebih lebar, tempat letak intinya.
Ukuran tergantung tempatnya, sekitar 15-20 μm pada pembuluh darah kecil
sampai 0,2 mm dengan tebal 6μm. Pada dinding rahim yang sedang mengandung
sel-sel otot membesar dan memanjang sampai 0,5 mm.
Sitoplasma untuk sel otot disebut sarkoplasma mengandung sepasang sentriol.
Dalam sitoplasma terdapat butir-butir glikogen yang penting sebagai sumber
energi. Seperti sel–sel lainnya, sel otot diselubungi oleh membran plasma yang
dinamakan sarkolema. Untuk nutrisi jaringan otot diperlukan pembuluh darah
yang bercabang-cabang masuk di antara berkas-berkas otot.

Persarafan

Agar dapat berkontraksi maka jaringan otot membutuhkan rangsangan dari ujung-
ujung saraf. Oleh Bozler dibedakan 2 tipe:

1. Tipe multi unit

Apabila tiap otot polos mendapatkan rangsangan dari ujung-ujung saraf yang
berasal dari sebatang serabut saraf sehingga setiap sel otot mendapat impuls dalam
waktu bersamaan, akibatnya kontraksi dapat berlangsung bersamaan. Misalnya
terdapat pada iris, arteri besar, dan duktus deferens.

2. Tipe viseral

Dalam seberkas otot tidak semuanya mendapatkan ujung saraf tetapi rangsangan
akan diteruskan ke otot-otot yang berdekatan melalui hubungan yang mirip gap
junction.

Struktur Halus Sel Otot

Sarkoplasma di dekat inti mengandung sejumlah mitokondria halus, mikrotubuli,


granular endoplasmic reticulum dan kelompok-kelompok ribosom bebas.
Kompleks golgi menempati didekat salah satu ujung inti. Dalam sarkoplasma
terdapat berkas-berkas filamen yang membentuk miofibril.

Ada 2 jenis miofilamen, yaitu:

1. Miofilamen halus

2. Miofilamen kasar

Kedua jenis miofilamen ini berjalan sejajar sumbu sel otot polos. Diantara berkas-
berkas miofilamen terlihat mitokondria. Apabila dilihat berkas-berkas gabungan
miofilamen halus dan miofilamen kasar maka mereka tidak membentuk pola yang
teratur namun tersebar di seluruh sel. Sarkolema menunjukkan lekukan ke dalam
yang dinamakan kaveola pada pengamatan dengan M.E.
Asal, pertumbuhan, dan regenerasi

Sebagian besar otot polos dibentuk melalui perkembangan sel-sel mesenkim.


Dalam hubungannya dengan beberapa kelenjar dan saluran keluarnya seperti
kelenjar-kelenjar liur, kelenjar keringat, dan kelenjar lakrimal ada sel dengan
banyak ciri khas otot polos yang berkembang dari ektoderm dan disebut sel
mioepitel. Sel otot polos dapat bertambah ukurannya akibat rangsangan fisiologis
(misalnya dalam rahim selama kehamilan) dan akibat rangsangan patologis
(misalnya dalam arteriol pada hipertensi). Pada keadaan dewasa dianggap bahwa
sel otot polos berasal dari jaringan pengikat yang belum mengalami diferensiasi
lanjut.

2. Otot Seran Lintang

Otot seran lintang atau otot rangka terdiri atas serat-serat otot, berkas sel yang
sangat panjang sampai 30 cm, silindris, dan berinti banyak dengan garis tengah
10-100μm. Inti lonjong umumnya terletak pada tepi sel di bawah membran sel.
Lokasi yang khas ini membantu dalam membedakan otot rangka dari otot jantung
dan otot polos yang keduanya memiliki inti di tengah. Otot ini ditemukan di lidah,
diafragma, dinding pangkal esophagus, dan sebagian otot wajah.

Sebagian besar dari sel otot rangka yang berbentuk serabut membentuk berkas-
berkas yang digabungkan oleh jaringan pengikat. Jaringan pengikat tipis yang
melapisi setiap serabut otot melanjutkan diri sebagai pembungkus berkas yang
terdiri atas beberapa serabut otot mengandung pembuluh darah kecil. Selubung
jaringan pengikat tersebut dinamakan endomisium. Berkas otot tersebut
digabungkan lagi menjadi berkas yang lebih besar oleh jaringan pengikat yang
lebih tebal dinamakan perimisium. Berkas-berkas tingkat kedua tersebut
digabungkan lagi menjadi berkas yang lebih besar oleh jaringan pengikat
dinamakan epimisium.

Apabila otot seran lintang diperiksa tanpa alat pembesar, kadang-kadang tampak
adanya perbedaan warna pada serabut-serabutnya. Dengan pembesaran tampak
bahwa serabut-serabut otot yang berwarna merah berkelompok diantara serabut
otot yang berwarna putih (pucat) yang berukuran lebih besar.

Gautier membedakan 3 jenis serabut otot dengan pewarnaan khusus :

· serabut otot merah,

· serabut otot putih,

· serabut otot peralihan


Serabut otot merah yang lebih kecil ternyata lebih banyak mengandung
mitokhondria, mioglobin, dan banyak pembuluh darah diantara serabut-
serabutnya.

Pada tingkat pengamatan dengan M.E., serabut otot merah ternyata memiliki
lempeng Z lebih tebal, lebih kompleksnya struktur sarcoplasmic reticulum pada
daerah lempeng Z, mitokondria berukuran lebih besar dan terletak berderet-deret
diantara miofibril kalau dibandingkan serabut otot putih. Serabut otot peralihan
memiliki sifat-sifat diantara serabut otot merah dan serabut otot putih.

Macam-macam serat otot seran lintang:

1. Serat merah, serat ini berdiameter relatif kecil, dengan banyak sarkosom besar
yang penuh krista. Sarkosom-sarkosom itu terkumpul di bawah sarkolema dan
berderet-deret memanjang diantara miofibril.

2. Serat putih, merupakan bagian terbesar dari otot ”putih” dan seratnya lebih
besar. Sarkosom-sarkosom yang lebih kecil terdapat berpasangan sekitar garis Z,
dan garis Z disini hanya setengah lebarnya garis Z pada serat merah.

3. Serat menengah, serupa serat merah, terdapat pada otot merah, tetapi
sarkosomnya lebih kecil dan garis Z-nya lebih tipis. ”Myoneural junction” (taut
mioneural) bersifat lebih kompleks pada serat putih, dan penyebaran berbagai
jenis serat didalam suatu otot agaknya dipengaruhi oleh sistem saraf. Serat merah
berkontraksi lebih lambat jika dibandingkan dengan serat putih dan lebih tahan
berkontraksi lama, walaupun sebenarnya ada 2 jenis serat merah, dan salah
satunya berkontraksi lumayan cepat. Serat menengah yang secara morfologi mirip
serat merah, lebih mirip serat putih dalam hal kecepatan kontraksinya.

Struktur mikroskopis

Sel otot seran lintang merupakan sel panjang yang berinti banyak dengan
ketebalan yang sama di seluruh panjangnya yang berukuran sekitar 10-100 μm.

Sangat khas adalah gambaran pada potongan membujur terhadap sumbu panjang
serabutnya oleh karena segera tampak gambaran garis-garis melintang yang
dipisahkan oleh garis-garis pucat di sepanjang serabut. Gambaran ini disebabkan
oleh adanya miofibril-miofibril dalam sarkoplasma yang bersifat membias kembar
silih berganti dengan yang biasa, seluruhnya sejajar memenuhi serabut.

Ketebalan miofibril bervariasi namun tidak akan melebihi ukuran 2-3 μm.
Penyebaran miofibril dalam sarkoplasma akan jelas pada potongan melintangnya.
Biasanya membentuk kelompok-kelompok yang pada potongan melintang tampak
sebagai kelompok titik-titik yang dinamakan sebagai Area Cohneim.
Di bawah sarkolema sepanjang serabut otot tampak inti yang berbentuk sebagai
kumparan, sehingga apabila serabut tersebut terpotong membujur sebagian besar
inti tampak tersebar di tepi dibawah sarkolema.

Struktur halus otot seran lintang

Pada pengamatan secara seksama dengan M.E., ternyata apa yang dimaksudkan
dengan sarkolema oleh para pengamat dengan mikroskop cahaya sebenarnya
terdiri atas:

a. Plasmalemma yang strukturnya sebagai unit membrane.

b. Lapisan pembungkus ekstraseluler yang bahannya seperti lamina basalis

c. Anyaman halus serabut-serabut retikuler

Serabut otot seran lintang sebagaimana dengan sel lain, dalam sitoplasmanya
mengandung berbagai macam organela, namun kesemuanya disesuaikan dengan
fungsi serabut otot yang mampu berkontraksi.

Mithokondria berukuran besar dengan banyak sekat-sekat di dalamnya, terletak


memanjang berderet-deret sepanjang serabut dibawah sarkolema dan diantara
miofibril. Kompleks Golgi terdapat lebih dari satu menempati di dekat setiap inti.

Miofibril merupakan seberkas komponen berbentuk filamen yang lebih halus dan
panjang dari filamen itu sendiri tidak sepanjang miofibrilnya.

Filamen tersebut seperti halnya dalam otot polos terdiri atas 2 jenis yang berbeda
dalam ketebalan dan ukuran panjangnya yaitu:

1. Miofilamen tebal : Ketebalan 100Ǻ dan panjang 1,5μm

2. Mikrofilamen halus : Ketebalan 50Ǻ dan panjang 2μm

Garis melintang tidak lain berbentuk cakram atau lempeng, oleh karena garis-garis
melintang yang terlihat pada potongan memanjang serabut otot menempati
seluruh ketebalan serabut. Oleh karena itu istilah garis sering diganti dengan
lempeng atau cakram.

Dibedakan 2 macam lempeng yaitu:

1. Lempeng A
Lempeng A dapat membias kembar sinar polarisasi. Sediaan otot dengan
pewarnaan H.E memperlihatkan warna merah. Ditengah-tengah lempeng A
terdapat sebuah lempeng yang lebih sempit yang jernih, yaitu lempeng H dan
lempeng ini terbagi lagi oleh lempeng yang gelap, yaitu lempeng M.

2. Lempeng I

Lempeng I sendiri hanya terbagi oleh sebuah lempeng yang lebih tipis dan
berwarna gelap ditengah sebagai lempeng Z. Kadang-kadang pada lempeng I
didekat perbatasan dengan lempeng A terlihat sebuah lempeng N dilihat
sepanjang serabut otot yang dihubungkan dengan kemampuan kontraksinya, maka
selama kontraksi lempeng Z relatif tidak mengalami perubahan. Oleh karena itu
miofibril dibagi-bagi menjadi satuan kontraksi yang disebut sarkomer yang
dibatasi oleh lempeng Z.

Didalam sebuah miofibril, sejumlah miofilamen halus yang panjangnya 2 μm


berpangkal pada lempeng Z dan meluas kesetengah lempeng I dan sebagian dari
lempeng A sampai batas lempeng H. Dengan demikian lempeng H dibatasi oleh
ujung-ujung miofilamen halus dari kedua belah pihak. Sedangkan miofilamen
tebal yang berada sebagian diantara miofilamen halus, perluasannya dalam satu
sarkomer mulai dari batas lempeng I disatu pihak sampai batas lempeng I di pihak
lain

Hubungan antara miofilamen halus dengan miofilamen tebal dapat lebih dipahami
pada potongan melintang melalui lempeng A dekat perbatasan dengan lempeng I.
Pada potongan tersebut terlihat bahwa sepotong miofilamen tebal dikelilingi
secara teratur oleh 6 batang miofilmen halus dan sebaliknya setiap batang
miofilamen halus sendiri dikelilingi oleh 3 batang miofilamen tebal
lainnya.diantara kedua miofilamen tersebut dihubungkan oleh molekul-molekul
berbentuk batang pendek yang merupakan bagian dari miofilamen tebal sebagai
kait-kait yang dinamakan cross bridge.

Organela lain dalam sitoplasma yang terlibat dalam proses kontraksi yaitu
sarcoplasmic reticulum yang tidak lain adalah smooth reticulum pada sel-sel
biasa. Sarcoplasmic reticulum merupakan anyaman rongga pipih yang dibatasi
membran yang mengelilingi miofibril.

Komponen lain dalam sarkoplasma

Dalam sarkoplasma ditemukan glikogen dalam jumlah yang banyak dalam bentuk
butir-butir kasar. Bahan ini dipergunakan sebagai persediaan energi.
Komponen lain yaitu mioglobin yang merupakan pigmen seperti hemoglobin
dalam eritrosit yang digunakan untuk mengikat oksigen.

Mekanisme kontraksi

Oleh Huxley dijelaskan bahwa pada waktu proses kontraksi miofilamen halus di
kedua pihak dalam sebuah sarkomer menyusup mendekati ujung-ujung
miofilamen halus di pihak lain diantara miofilamen tebal disekelilingnya. Oleh
karena miofilamen halus bertumpu pada lempeng Z, maka berakibat pada
lempeng Z saling mendekat sehingga pada waktu berkontraksi, sarkomer
diseluruh serabut memendek. Jika seluruh sarkomer memendek, maka seluruh
serabut memendek pula. Dari hipotesis ini jelaslah bahwa kontraksi disebabkan
kemampuan saling tarik antara dua macam miofilamen yang diwujudkan sebagai
saling menggesernya miofilamen sedemikian rupa sehingga terdapat perlekatan
yang maksimal dari masing-masing permukaan.

Proses yang berlangsung sebelum terjadinya kontraksi:

Tonjolan miofilamen tebal mengadakan kontak dengan molekul aktin

Arah miring dari tonjolan tersebut menyebabkan adanya gerakan miofilamen tebal
dan miofilamen halus dalam arah yang berlawanan

Gerakan miofilamen menyebabkan pergeseran antara filamen-filamen sehingga


miofibril memendek

Selama pergeseran, terjadi rangkaian peristiwa hubungan antara cross bridge


dengan miofilamen halus diselingi dengan pelepasannya, sampai ujung-ujung
miofilamen halus saling mendekat.

Akibat rangkaian peristiwa diatas, miofilamen halus bergeser menyusup ke dalam


lempeng A sehingga tampak sebagai fenomena berikut: lempeng H dan lempeng I
menyempit disertai saling mendekatnya lempeng Z sehingga sarkomer
memendek.

Regenerasi otot seran lintang

Sesudah mengalami kerusakan, serat otot memiliki kapasitas terbatas untuk


melakukan regenerasi, tetapi kerusakan berat akan diperbaiki dengan
pembentukan jaringan ikat fibrosa, dengan meninggalkan parut. Demikian pula
halnya bila saraf atau pembuluh darahnya terganggu alirannya, serat-serat otot
akan berdegenerasi dan diganti oleh jaringan ikat fibrosa. Walaupun demikian
pada otot dewasa terdapat sel-sel satelit. Sel-sel kecil dengan inti tunggal ini
terdapat diantara sarkolema dan endomisium dan rupa-rupanya merupakan
cadangan sel-sel mioblas embrional.

Histogenesis otot seran lintang

Diawali pembentukan mioblas yang pada mulanya berinti satu yang terletak
ditengah sel tanpa miofibril. Mioblas ini akan mengadakan fusi satu sama lain
sehingga terbentuk sinsitium yang diikuti pembentukan miofibril. Dengan
penambahan miofibril, inti akan terdesak ke tepi sehingga terletak dibawah
sarkolema.

3. Otot Jantung

Otot jantung bersifat lurik dan involunteer, berkontraksi secara ritmis dan
automatis. Mereka hanya terdapat pada miokard (lapisan otot pada jantung) dan
pada dinding pembuluh darah besar yang langsung berhubungan dengan jantung.
Suatu serat otot jantung terlihat dibawah mikroskop cahaya sebagai suatu satuan
linier terdiri atas sejumlah sel otot jantung yang terikat ”end to end” (ujung-ujung)
pada daerah-daerah ikatan khusus yang disebut diskus interkalaris.

Serat otot jantung dibungkus suatu sarkolema tipis mirip yang terdapat pada otot
rangka, dan sarkoplasma yang mirip mithokondria. Miofibril-miofibril terpisah-
pisah oleh deretan mithokondria, yang mengakibatkan gambaran gurat-gurat
memanjang yang nyata.

Otot jantung terdiri atas serabut-serabut otot yang bergaris-garis melintang seperti
halnya otot kerangka.

Namun demikian kedua jenis serabut otot tersebut terdapat perbedaan:

1. Serabut otot jantung tidak merupakan sinsitium, melainkan merupakan


rangkaian sel-sel tunggal yang berderet-deret ujung ketemu ujung dengan
perantara suatu bangunan yang dinamakan : discus intercalaris.

2. Sel otot jantung tidak berbentuk silindris biasa, melainkan bercabang-cabang


sehingga memberikan kesan adanya anyaman 3 dimensional.

3. Inti sel otot jantung tidak terletak dibawah sarkolema,melainkan ditengah sel.

4. Kontraksi otot jantung diluar pengaruh kehendak kita.

Celah-celah diantara anyaman serabut-serabut otot jantung diisi oleh jaringan


pengikat sebagai endomisium.
Struktur halus otot jantung

Dalam beberapa hal struktur halus otot jantung sama dengan otot kerangka,
khususnya mengenai hubungan antara miofilamen halus dengan miofilamen tebal,
sehingga lempeng-lempeng yang tampak pada miofibril tidak berbeda pula.

Perbedaan yang tampak pada pengamatan dengan M.E yaitu: susunan


sarcoplasmic reticulum dan mithokondria yang tidak teratur sehingga berkas-
berkas miofilamen membentuk miofibril tidak disusun secara teratur sehingga
batas-batas miofibril tidak tegas. Selain itu mitokondria lebih panjang dan lebih
banyak jumlahnya serta sekat-sekat dalam mithokondria juga lebih banyak.
Kadang-kadang mithokondria menempati satu sarkomer (2,5 μm). Butir-butir
glikogen banyak terdapat didaerah lempeng I.

Invaginasi tubuler dari sarkoma yang membentuk tubul T pada otot jantung
berukuran lebih besar daripada otot kerangka dan terdapat pada daerah setiap
lempeng Z.

Discus intercalaris yang biasanya terdapat pada daerah lempeng Z yang semula
belum diketahui secara pasti identitasnya, ternyata merupakan batas sel yang
berbentuk berigi-rigi antara sel-sel otot jantung yang berdekatan. Apabila diamati
dengan M.E, discus intercalaris dibedakan menjadi 2 bagian utama yaitu:

Pars transvelaris, yang menempati bagian yang berjalan melintang terhadap


serabut otot.

Pars lateralis yang menempati bagian yang sejajar dengan serabut otot.

Pars transvelaris yang tampak sebagai garis berkelok-kelok dibedakan dalam 2


daerah yang berlainan strukturnya. Perbedaan struktur tersebut khususnya dalam
aspek hubungan antara 2 sel yang berdekatan.

Struktur pertama mirip struktur desmosom yaitu adanya gambaran pemadatan


sarkoplasma didaerah itu. Struktur ini meliputi daerah yang cukup luas, maka
dinamakan fascia adhaerens. Fungsi struktur ini diduga keras sebagai usaha
mengikat sel otot jantung satu dengan yang lain.

Diantara struktur pertama tersebut, disana-sini terdapat struktur jenis kedua yang
mirip struktur gap junction dengan celah yang memisahkan 2 sarkolema sebesar
20Ǻ. Pada daerah ini tidak ada pemadatan sitoplasma.mengingat struktur yang
demikian diduga keras hubungan ini berfungsi untuk merambatkan impuls dari
satu sel otot jantung ke sel otot jantung di dekatnya. Struktur pars lateralis dari
discus intercalaris ternyata mirip dengan gap junction kecuali meliputi daerah
yang luas.
Regenerasi otot jantung

Otot jantung lebih tahan terhadap trauma bila dibandingkan dengan otot jenis
lainnya, tetapi hampir tidak ada tanda-tanda regenerasi setelah terjadinya suatu
cedera. Otot jantung yang rusak diperbaiki dengan meninggalkan suatu jaringan
parut.

Histogenesis otot jantung

Dapat diikuti sejak embrio sebagai perkembangan dari splanchnopleura yang


terdapat diluar endotil primordium jantung. Sejak awalnya telah terbentuk struktur
desmososm antar sel-sel otot. Terbentuknya sel otot jantung definitif yaitu pada
saat pembuluh darah bersama jaringan pengikat menembus endotil jantung.

3) Alat dan Bahan

Perangkat computer, infokus, text book.

4) Cara kerja

Mengamati, mengidentifikasi text book dan referensi lokomotorius.

5) Hasil dan Pembahasan


Sistem Peredaran Darah

Sistem peredaran darah manusia terdiri dari :

Peredaran darah Kecil

Melalui :

Ventrikel kanan-->Arteri pulmonalis-->Paru-paru-->Vena pulmonalis-->Atrium


kiri.

Atau :

Jantung-->Paru-paru-->Jantung

Peredaran darah Besar

Melalui :
Ventrikel kiri-->Aorta-->Arteri-->Arteriola-->Kapiler-->Venula-->Vena->Vena
cava superior dan vena cava inferior-->Atrium kanan.

Atau :

Jantung-->Seluruh tubuh-->Jantung

Sistem Portae

Darah sebelum masuk kembali ke jantung terlebih dahulu masuk ke dalam suatu
organ yang disebut sistem portae.
6) Kesimpulan

OTOT JANTUNG

Otot jantung tersusun dari sel-sel otot yang mirip dengan otot lurik namun otot
jantung mempunyai percabangan. Sel-sel otot jantung mempunyai banyak inti dan
terletak di tengah serabut.

Otot jantung bekerja secara teratur, tidak cepat dan tidak mengikuti kehendak kita.

Otot jantung merupakan otot yang mempunyai keistemawaan yaitu bentuknya


lurik tetapi bekerja seperti otot polos yaitu di luar kesadaran atau di luar perintah
otak.

Kerja otot ini dipengaruhi oleh saraf autonom. Otot jantung membentuk dinding
jantung sehingga jantung bekerja seumur hidup manusia. Kerja otot jantung tidak
dipengaruhi kehendak kita.

Dasar Molekuler Kontraksi

Proses yang menimbulkan pemendekan unsure kontraktil di dalam otot


merupakan peluncuran filament tebal, karena otot memendek maka filament tipis
dari ujung sarkomer (kontraktir dari myofibril) saling mendekat, saat pendekatan
filament ini tumpang tindih.

Peluncuran selama kontraksi otot dihasilkan oleh pemutusan dan pembentukan


kembali hubungan antara aktin (protein myofibril) dan myosin (protein globulin)
menghasilkan gerakan selama kontraksi cepat. Sumber kontraksi cepat otot adalah
ATP, hidrolisis ikatan antara gugus fosfat. Senyawa ini berhubungan dengan
pelepasan tenaga dalam jumlah besar sehingga ikatan ini dinamakan iktan fosfat
bertenaga tinggi.

Di dalam otot, hidrolisis ATP ke ADP dilakukan oleh protein kontraktil myosin.
Proses depolarisasi serabut otot yang memulai kontraksi dinamakan perangkaian
eksitasi kontraksi. Potensial aksi dihantarkan ke semua fibril di dalam serabut
melalui pelepasan Ca2+ dari sisterna terminalis. Gerakan ini membuka ikatan
myosin sehingga ATP dipecah dan timbul kontraksi.
7) Daftar Pustaka

Drs. H. Syaifuddin, AMK.2003.Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa


Keperawatan.Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta

http://tia-karina.blogspot.com/2010/10/otot.html

http://www.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai