Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Minyak atsiri lazim juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap

atau minyak terbang. Minyak atsiri merupakan senyawa yang berwujud cair yang

diperoleh dari bagian tanaman seperti akar, kulit, batang, daun, biji, ataupun

bunga dengan cara penyulingan. Baik dengan penyulingan uap, ekstraksi pelarut,

maupun dengan cara dipres atau dikempa. Beberapa tanaman yang dapat dijadikan

sebagai bahan dasar untuk menghasilkan minyak atsiri seperti nilam, sereh,

cengkih, jahe, melati, kayu putih dan lain-lain. Namun yang paling banyak

digunakan adalah nilam. Minyak nilam memberikan sumbangan yang paling besar

dalam menghasilkan devisa negara di antara minyak atsiri lainnya.

Hampir sekitar 90% pasokan minyak nilam dunia adalah berasal dari

Indonesia terutama dari daerah Provinsi Aceh. Namun dengan memburuknya

situasi keamanan pada akhir-akhir ini, menyebabkan pasokan minyak nilam

Indonesia juga ikut berkurang. Sehingga situasi ini membuka peluang bagi

daerah-daerah lain di Indonesia untuk mengembangkan usaha komoditas ini.

Minyak nilam mempunyai prospek usaha yang cerah mengingat komoditas ini, di

Amerika terutama, dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pembuatan minyak

wangi dan kosmetik. Namun minyak nilam juga bisa dimanfaatkan untuk bahan

antiseptik, antijamur, antijerawat, obat eksim dan kulit pecah-pecah, serta

berbagai jenis kegunaan lainnya.

Universitas Sumatera Utara


Untuk memperoleh minyak atsiri dari tumbuhan dapat dilakukan dengan :

1. menggunakan uap air (steam distillation)

2. ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction)

3. pengempaan (expression)

Meskipun proses pengambilan minyak atsiri melalui metode penyulingan

merupakan model tertua, tetapi hingga kini termasuk yang paling banyak

dilakukan oleh para perajin minyak atsiri di berbagai negara, khususnya negara-

negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Sampai sekarang metode

penyulingan masih banyak digunakan para perajin karena peralatannya sederhana,

pengoperasiannya mudah, dan biaya pembuatannya pun relatif murah. Ekstraksi

dengan pelarut atau pengempaan untuk memperoleh minyak atsiri sangat jarang

dilakukan. Penyulingan minyak atsiri menggunakan uap air baik secara langsung

maupun tidak langsung adalah metode yang paling banyak digunakan.

Model penyulingan dengan uap air terbagi atas tiga yaitu penyulingan

dengan air, dengan uap air, dan dengan uap dan air. Bila dengan air, maka bahan

dicampur langsung dengan air kemudian dididihkan. Bila dengan uap, maka

bahan terletak di atas uap air yang mendidih kemudian uap air akan menuju bahan

dan membawa minyak yang dikandung bahan. Dan yang ke tiga dengan air dan

uap, yaitu model penyulingan dengan meletakkan bahan yang akan disuling di

atas rak berlubang-lubang. Rak ini terletak di atas air yang dididihkan.

Ada beberapa bahan dasar yang dapat digunakan untuk membuat alat

penyulingan miyak atsiri seperti besi, aluminium, dan besi stainless steel.

Stainless steel ini sebenarnya baik digunakan sebagai bahan baku pembuatan alat

destilasi karena lebih kuat, tahan panas, dan tidak menyebabkan korosi. Namun

Universitas Sumatera Utara


harganya yang relatif mahal menjadi hambatan. Jika menggunakan bahan dasar

besi, maka potensi terjadinya korosi sangat besar sehingga perawatannya akan

menjadi sulit. Namun jika menggunakan aluminium maka akan lebih murah,

perawatannya mudah karena tidak menyebabkan korosi. Akan tetapi proses

pembuatan alat dengan menggunakan alumunium ini jauh lebih sulit karena

aluminium tidak bisa dilas. Oleh karena itu perlu pekerjaan tambahan untuk

mengatasinya.

Di Indonesia, ada banyak tanaman penghasil minyak atsiri seperti nilam,

sereh, cengkih, jahe, melati, lengkuas, dan sebagainya. Tidak sulit untuk

memperoleh tanaman tersebut. Permasalahan ekonomi dan teknis merupakan hal

yang paling sering dihadapi. Selain kemampuan ekonomi yang kurang mantap,

pengetahuan secara teknis masih belum memadai. Ketersediaan peralatan adalah

salah satu hal yang paling vital. Alat destilasi yang digunakan untuk memperoleh

minyak atsiri masih banyak kekurangannya. Di samping harganya yang mahal,

faktor keselamatanpun kurang diperhatikan. Diharapkan, dengan adanya alat

destilasi ini maka akan dapat membantu kita untuk mengetahui bagaimana proses

penyulingan minyak atsiri dilakukan dengan baik sehingga dapat memicu

kemauan kita untuk mengembangkan potensi minyak atsiri yang ada di Indonesia.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendesain, membuat, dan menguji alat

destilasi minyak atsiri.

Universitas Sumatera Utara


Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan

syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Teknik

Pertanian Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara

2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai penyulingan minyak atsiri

3. Bagi masyarakat, untuk membantu dan memotivasi dalam proses produksi

manyak atsiri.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai