Latar Belakang
Minyak atsiri lazim juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap
atau minyak terbang. Minyak atsiri merupakan senyawa yang berwujud cair yang
diperoleh dari bagian tanaman seperti akar, kulit, batang, daun, biji, ataupun
bunga dengan cara penyulingan. Baik dengan penyulingan uap, ekstraksi pelarut,
maupun dengan cara dipres atau dikempa. Beberapa tanaman yang dapat dijadikan
sebagai bahan dasar untuk menghasilkan minyak atsiri seperti nilam, sereh,
cengkih, jahe, melati, kayu putih dan lain-lain. Namun yang paling banyak
digunakan adalah nilam. Minyak nilam memberikan sumbangan yang paling besar
Hampir sekitar 90% pasokan minyak nilam dunia adalah berasal dari
Indonesia juga ikut berkurang. Sehingga situasi ini membuka peluang bagi
Minyak nilam mempunyai prospek usaha yang cerah mengingat komoditas ini, di
wangi dan kosmetik. Namun minyak nilam juga bisa dimanfaatkan untuk bahan
3. pengempaan (expression)
merupakan model tertua, tetapi hingga kini termasuk yang paling banyak
dilakukan oleh para perajin minyak atsiri di berbagai negara, khususnya negara-
dengan pelarut atau pengempaan untuk memperoleh minyak atsiri sangat jarang
dilakukan. Penyulingan minyak atsiri menggunakan uap air baik secara langsung
Model penyulingan dengan uap air terbagi atas tiga yaitu penyulingan
dengan air, dengan uap air, dan dengan uap dan air. Bila dengan air, maka bahan
dicampur langsung dengan air kemudian dididihkan. Bila dengan uap, maka
bahan terletak di atas uap air yang mendidih kemudian uap air akan menuju bahan
dan membawa minyak yang dikandung bahan. Dan yang ke tiga dengan air dan
uap, yaitu model penyulingan dengan meletakkan bahan yang akan disuling di
atas rak berlubang-lubang. Rak ini terletak di atas air yang dididihkan.
Ada beberapa bahan dasar yang dapat digunakan untuk membuat alat
penyulingan miyak atsiri seperti besi, aluminium, dan besi stainless steel.
Stainless steel ini sebenarnya baik digunakan sebagai bahan baku pembuatan alat
destilasi karena lebih kuat, tahan panas, dan tidak menyebabkan korosi. Namun
besi, maka potensi terjadinya korosi sangat besar sehingga perawatannya akan
menjadi sulit. Namun jika menggunakan aluminium maka akan lebih murah,
pembuatan alat dengan menggunakan alumunium ini jauh lebih sulit karena
aluminium tidak bisa dilas. Oleh karena itu perlu pekerjaan tambahan untuk
mengatasinya.
sereh, cengkih, jahe, melati, lengkuas, dan sebagainya. Tidak sulit untuk
yang paling sering dihadapi. Selain kemampuan ekonomi yang kurang mantap,
salah satu hal yang paling vital. Alat destilasi yang digunakan untuk memperoleh
destilasi ini maka akan dapat membantu kita untuk mengetahui bagaimana proses
kemauan kita untuk mengembangkan potensi minyak atsiri yang ada di Indonesia.
Tujuan Penelitian
1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan
Sumatera Utara
manyak atsiri.