widaningsih

MENGAPA PROPOSISI DAN HIPOTESIS

 PENELITIAN KUANTITATIF DIKEMBANGKAN BERDASARKAN TEORI
POSITIVISME YANG MEMILIKI PARADIGMA, BAHWA PERUBAHAN SOSIAL
BISA DIDISAIN . OLEH SEBAB ITU, PENELITIAN KUANTITATIF DIAWALI
DENGAN PERUMUSAN TEORI SEBAGAI JAWABAN TERHADAP MASALAH.
 DISAIN PERUBAHAN SOSIAL DILAKUKAN MELALUI PENGUJIAN-PENGUJIAN
DISAIN UNTUK KEMUDIAN DIIMPLEMENTASIKAN
 PENELITIAN KUANTITATIF MENJANGKAU KEDUANYA, YAKNI PENELITIAN
EXPERIMEN UNTUK MELAHIRKAN DISAIN, ATAU PENELITIAN EXPOST
FACTO, UNTUK MENGEVALUASI KEANDALAN DISAIN DALAM KENYATAAN
EMPIRIK, APAKAH UNTUK MEMPERKUAT TEORI, ATAU MEREVISI TEORI.
 BAIK UNTUK EXPERIMEN MAUPUN EXPOST FACTO, PENELITIAN HARUS
SENANTIASA DIAWALI DENGAN TEORI.
 DALAM PENELITIAN KUANTITATIF; DATA DIPERLUKAN UNTUK MENGUJI
TEORI
APA ITU PROPOSISI
 PROPOSISI ADALAH KONSTELASI HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
 PROPOSISI ADALAH JAWABAN TEORETIK TERHADAP MASALAH PENELITIAN
 PROPOSISI PERLU DIUJI DENGAN DATA
 DALAM PENELITIAN KUANTITATIF, PROPOSISI SERING DISEBUT DENGAN
KERANGKA BERFIKIR.
 KERANGKA BERFIKIR ADALAH PIJAKAN DAN LANDASAN SERTA ACUAN
DALAM PERUMUSAN HIPOTESIS, VARIABEL PENELITIAN, DISAIN
PENELITIAN, INSTRUMEN SERTA MODEL DAN DISAIN PENGOLAHAN DAN
ANALISIS DATA.
 DALAM PENELITIAN KUANTITATIF, PROPOSISI ATAU HIPOTESIS, JUGA
AMERUPAKAN ACUAN DALAM PERUMUSAN TEORI HASIL PENELITIAN.
 PROPOSISI HARUS BISA DISUSUN DALAM BENTUK DIAGRAM SKEMATIS,
YANG MENGGAMBARKAN HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
 PROPOSISI HARUS DIAWALI DENGAN KAJIAN TEORI
KAJIAN TEORI
 SEBELUM MERUMUSKAN PROPOSISI, PENELITI HARUS MELAKUKAN
KAJIAN TEORI.
 KRITERIA KAJIAN TEORI YANG BAIK
 HARUS SESUAI DENGAN VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN YANG
TERTUANG DALAM RUMUSAN MASALAH
 HARUS DIRUMUSKAN KESIMPULAN DARI MASING-MASING VARIABEL
 HARUS DISIMPULKAN DIMENSI VARIABEL DARI MASING-MASING
VARIABEL
 HARUS TERJABARKAN INDIKATOR VARIABEL DARI MASING-MASING
VARIABEL
 HARUS DITEMUKAN KONSTELASI HUBUNGAN ANTAR VARIABEL,
SEHINGGA BISA DIJADIKAN LANDASAN DALAM MEMBANGUN
RUMUSAN PROPOSISI ATAU KERANGKA BERFIKIR.
PERUMUSAN PROPOSISI

 PERUMUSAN PROPOSISI HARUS DIAWALI DENGAN KESIMPULAN SETIAP

VARIABEL
 PROPOSISI HARUS MAMPU MENGGAMBARKAN KONSTELASI HUBUNGAN
ANTAR VARIABEL
 POLA HUBUNGAN TERSEBUT DITEMUKAN DARI KAJIAN TEORI
 PERUMUSAN PROPOSISI HARUS BISA DIGAMBARKAN SECARA VISUAL
DALAM BENTUK DIAGRAM POLA HUBUNGAN
 PERUMUSAN PROPOSISI HARUS DILAKUKAN DALAM BENTUK IF-THEN,
YAKNI PERUMUSAN TEORETIK YANG DIBANGUAN DALAM MODEL JIKA –
MAKA..
CONTOH DIAGRAM SKEMATIS HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
 HIPOTESIS
Asal kata Hypo=dibawah
Thesis=dalil

Definisi
adalah penjelasan sementara yg diajukan ttg
hubungan antara dua atau lebih fenomena
terukur/variabel untuk pembuktian secara empirik.
 HIPOTESIS
Hubungan yang diduga secara logis antara dua
variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yg dapat
diuji secara empiris

Hipotesis adalah pernyataan atau deklarasi dari hasil

yang diharapkan dari studi penelitian
CIRI-CIRI POKOK HYPOTHESIS
Kalimat deklaratif
Korelasi/hubungan antara dua/lebih variabel
Merupakan jawaban sementara
Berkaitan dg teori yg ada
Dapat dibuktikan secara empiris
HIPOTESIS
 HIPOTESIS ADALAH KESIMPULAN SEMENTARA TERHADAP RUMUSAN
MASALAH PENELITIAN, YANG AKAN DIUJI OLEH DATA.
 HIPOTESIS DIRUMUSKAN DARI KERANGKA BERFIKIR..
 HIPOTESIS DIRUMUSKAN DALAM BENTUK PERNYATAAN UMUM SEBAGAI
PERNYATAAN TEORETIK YANG MENTEORISASI JAWABAN TERHADAP
MASALAH PENELITIAN.
 HIPOTESIS DIRUMUSKAN UNTUK PENELITIAN KUANTITATIF YANG
MEMBANGUN TEORI BERDASARKAN KAJIAN KONSTELASI HUBUNGAN
ANTAR VARIABEL..
 PENELITIAN DESKRIPTIF SATU VARIABEL ATAU DUA VARIABEL YANG TIDAK
SALING BERHUBUNGAN, TIDAK MEMERLUKAN RUMUSAN HIPOTESIS,
KARENA RUMUSAN TERSEBUT AKAN HANYA GAMBARAN ASUMSI.
HIPOTESIS KERJA, HIPOTESIS NOL, DAN HIPOTESIS
STATISTIK

DALAM PERUMUSAN HIPOTESIS, PENELITI SERING MEMBUAT

BERBAGAI RUMUSAN HIPOTESIS. ADA HIPOTESIS KERJA, HIPOTESIS
NOL DAN HIPOTESIS STATISTIK.
HIPOTESIS KERJA ADALAH HIPOTESIS YANG AKAN DIUJI OLEH DATA
DAN DIBANGUN SESUAI DENGAN TEORI.
SEDANGKAN HIPOTESIS NOL ADALAH LAWAN HIPOTESIS KERJA,
DAN DIRUMUSKAN JIKA KEANDALAN HIPOTESIS KERJA MASIH
DIRAGUKAN.
KEMUDIAN JIKA PENELITIAN BEKERJA DENGAN SAMPEL, DAN
BERTENDENSI AKAN MELAKUKAN GENERALISASI, MAKA SEBAIKNYA
DIIKUTI DENGAN PERUMUSAN HIPOTESIS STATISTIK.
KRITERIA HIPOTESIS YANG BAIK

HARUS MAMPU MENYATAKAN HUBUNGAN YANG DIHARAPKAN

HUBUNGAN ANTARA DUA VARIABEL ATAU LEBIH.
DINYATAKAN DALAM KALIMAT YANG JELAS, SEHINGGA TIDAK
MENIMBULKAN BERBAGAI PENAFSIRAN
HIPOTESIS HARUS DINYATAKAN DALAM KALIMAT YANG SEDERHANA
DAN SINGKAT..
DAPAT DIUJI DENGAN DATA YANG DIKUMPULKAN DENGAN
METODE ILMIAH
BENTUK-BENTUK RUMUSAN HIPOTESIS

BENTUK-BENTUK RUMUSAN HIPOTESIS, ADA TIGA; YAKNI

HIPOTESIS DESKRIPTIF, KOMPARATIF DAN ASOSIATIF.
HIPOTESIS DESKRIPTIF, PADA UMUMNYA TIDAK DIBANGUN,
KARENA AKAN MERUPAKAN HIPOTESIS ASUMTIF.
HIPOTESIS KOMPARATIF DIBANGUN BERDASARKAN
RUMUSAN MASALAH KOMPARATIF (PERBANDINGAN)
HIPOTESIS ASOSIATIF DIBANGUN BERDASARKAN RUMUSAN
MASALAH ASOSIATIF (HUBUNGAN)
CONTOH
 CONTOH HIPOTESIS KOMPARATIF:
Ho: Tidak terdapat perbedaan presatasi hasil belajar yang nyata antara
mahasiswa yang mµenggunakan metode-metode collaborative
learning, dengan mahasiswa yang belajar dengan metode-metode
transformatif learning

Ha: Terdapat perbedaan prestasi hasil belajar yang nyata antara mahasiswa
yang belajar dengan menggunakan metode-metode collaborative
learning dengan mahasiswa yang belajar dengan menggunakan
metode- metode transformative learning.

Hipotesis statistik:
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
CONTOH HIPOTESIS ASOSIATIF
Ho : Tidak terdapat hubungan positif yang nyata
antara kinerja Perawat dengan Kepuasan Pasien.
Ha : Terdapat hubungan positif yang nyata antara
kinerja Perawat dengan Kepuasan Pasien.

Hipotesis statistik:

Ho : ρ ₌ 0
Ha : ρ ≠ 0
FORMAT PERUMUSAN HIPOTESIS

POLA PERUMUSAN HIPOTESIS SANGAT TERGANTUNG PADA

ARAH HUBUNGAN ANTAR VARIABEL. OLEH SEBAB ITU,
HIPOTESIS ADA DUA KATEGORI, YAKNI DIREKSIONAL DAN
NON-DIREKSIONAL.
FORMAT PERUMUSAN HIPOTESIS DIREKSIONAL
MENGGUNAKAN KATA-KATA, JIKA-MAKA, LEBIH DARI,
KURANG DARI DAN SETERUSNYA. CONTOH:
 MAHASISWA DENGAN NUTRISI BAIK BERPRESTASI LEBIH BAIK
DARIPADA MAHASISWA DENGAN NUTRISI JELEK.
 JIKA GURU BERDISIPLIN, MAKA MAHASISWA AKAN RAJIN..
CONTOH LANJUTAN

MODEL NON-DIREKSIONAL:
 TERDAPAT HUBUNGAN POSITIF ANTARA INSENTIF DENGAN KINERJA
GURU (UNTUK ASOSIATIF)
 TERDAPAT PERBEDAAN ANTARA SISWA DENGAN NUTRISI BAIK
DENGAN SISWA BERNUTRISI JELEK.
 MODEL NON-DIREKSIONAL INI BISA DIGUNAKAN, JIKA PENELITI TIDAK
MENEMUKAN DASAR TEORETIK UNTUK MENENTUKAN ARAH, ATAU
MENEMUKAN DASAR TAPI BERTENTANGAN DENGAN PENELITIAN
SEBELUMNYA.
 KEGUNAAN HYPOTHESIS
Menentukan desain penelitian
 Analitik vs deskriftik
 Potong lintang vs eksperimen

Petunjuk jenis analisis statistik yg diperlukan

 satu ekor vs dua ekor (one tail/two tail)
 nilai kemaknaannya
Ex: balita yg diberi makanan ,lebik baik dari yg tdk diberi
makanan (one tail).
Ada pengaruh pemberian makanan thd gizi
balita, pengaruhnya apa? Tidak jelas naik/turun (two
tail)
CONTOH
HIPOTESIS MAYOR:
INDEKS DISABILITAS YANG DIKEMBANGKAN
BERDASARKAN FAKTOR FAKTOR RISIKO
DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MEMPREDIKSI
KUALITAS HIDUP LANSIA
CONTOH
HIPOTESIS MAYOR:
INDEKS DISABILITAS YANG DIKEMBANGKAN
BERDASARKAN FAKTOR FAKTOR RISIKO
DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MEMPREDIKSI
KUALITAS HIDUP LANSIA
CONTOH
3. Lansia yang tidak menderita penyakit kronik
menunjukkan risiko disabilitas yang kecil dibandingkan
dengan Lansia dengan penyakit kronik
4. Lansia yang tidak menderita gangguan mental
menunjukkan risiko disabilitas yang kecil dibandingkan
dengan Lansia dengan gangguan mental
5. Makin bertambah usia Lansia , makin rendah tingkat
pendidikan, makin rendah tingkat sosial ekonomi, makin
menunjukkan risiko disabilitas yang makin besar
6. Lansia dengan disabilitas ringan menunjukkan tingkat
kualitas hidup yang tinggi