INDONESIA
1. NASIONALISME
1. Otto Bouer, nasionalisme muncul karena adanya persamaan sikap dan tingkah
laku dalam memperjuangkan nasib yang sama, sedangkan
2. Hans Kohn berpendapat bahwa nasionalisme adalah suatu paham yang
menempatkan kesetiaan tertinggi individu kepada Negara dan bangsa. Semen
3. Ernest Renant menyatakan, nasionalisme ada ketika muncul keinginan untuk
bersatu
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan
yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di
bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada
nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan dan sebagainya.
2. Demokrasi
Demokrasi berasal dari kata demos yang artinya rakyat, dan kratos yang berarti
pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan “dari rakyat untuk rakyat”. Prinsip-
prinsip yang mendasari ide demokrasi adalah konstitusionalisme, kedaulatan rakyat,
aparat yang bertanggungjawab, jaminan kewajiban sipil, pemerintah berdasarkan undang-
undang, dan asas mayoritas Demokrasi sudah ada pada jaman Yunani kuno, yang dikenal
dengan demokrasi langsung, dimana rakyat seluruhnya bias langsung atau memutuskan
suatu perkara
3. Liberalisme
Liberal berasal dari kata “liberty”, yang berarti kebebasan. Kebebasan dalam arti
kemerdekaan pribadi, hak untuk mendapatkan perlindungan, dan kebebasan dalam
menentukan sikap. Liberalisme adalah suatu aliran pemikiran yang mengharapkan
kemajuan dalam berbagai bidang atas dasar kebebasan individu yang dapat
mengembangkan bakat dan kemampuannya sebebas mungkin,
Beberapa tokoh yang bisa dianggap sebagai penganut dan yang mengembangkan paham
liberalisme, yaitu:
A. John Locke. Menurut pendapatnya, negara terbentuk dari perjanjiann sosial antara
individu dengan yang hidup bebas dengan penguasa.
B. Montesquieu. Dalam bukunya spirit the law, terdapat pemisahan kekuasaan dalam
pemerintahan yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Tujuannya agar terdapat
pengawasan antar lembaga agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang
4. Sosialisme
Sosialisme ialah paham yang menghendaki suatu masyarakat dibentuk secara kolektif
(oleh kita, untuk kita). Titik berat dari paham ini ada pada masyarakat, bukan individu.
Dan dalam hal ini sosialisme merupakan lawan dari liberalisme. Pada awalnya sosialisme
muncul sebagai reaksi atas liberalisme abad ke-19. Pendukung liberalisme adalah kelas
menengah (middle class), yang oleh Karl Marx disebut kaum “borjuis”. Kelas menengah
ini adalah memiliki industri, perdagangan dan memiliki pengaruh dalam masyarakat dan
pemerintah. Ketertindasan kaum buruh oleh para pemilik modal (kapital) menimbulkan
reaksi golongan kelas menengah, yang sampai sekarang dikenal dengan istilah gerakan
sosialisme. Tujuannya menghilangkan pertentangan antar kelas, kelas buruh dan
pemodal. Oleh Marx, sosialisme dikembangkan menjadi komunisme.
5. Komunisme
Terkadang komunisme disebut juga ajaran Marxisme atau Leninisme. Marxisme adalah
ajaran yang sangat menjiwai gerakangerakan sosialis-komunis dengan filsafat yang
materialistis (historis materialisme) dan dialektis materialisme serta perjuangan kelas.
Ajaran ini diteruskan oleh Vladimir Lenin menjadi paham Marxisme-Leninisme yang di
Indonesia dilarang oleh pemerintahan Orde Baru. Pada awalnya marxisme adalah ilmu
sejarah yang terdiri atas suatu sistem konsep-konsep ilmiah baru yang memberikan
kemungkinan mempelajari sejarah sebagai sebuah ilmu, yang sebelumnya hanya menjadi
ideologi atau filsafat sejarah, bukan ilmu yang mandiri.
6. Pan Islamisme
Pan Islamisme merupakan penjelmaan modern dari ajaran tradisional Islam mengenai
persatuan antarumat Islam (al wahdah al-Islamiyyah atau al-ittihad al-Islamiyyah).
Ajaran ini menyebutkan bahwa kaum muslim termasuk ke dalam umat Islam universal, di
mana pun mereka berada. Persatuan pan- Islamisme mengatasi berbagai perbedaan
bahasa, budaya, atau etnis di kalangan muslim. Penyeru awal gerakan pan-Islamisme
adalah Sultan Abdul Hamid II yang menguasai Kesultanan Usmani pada 1876 hingga
1909.
- Kebangkitan/Nasinonalisme Jepang
Faktor internal
1. Penjajahan
2. Adanya kenangan kejayaan masa lalu
3. Timbulnya kaum cerdik pandai / lahirnya golongan terpelajar ( mendapat
pendidikan Barat dan Islam di luar Negeri )
4. Kesadaran bangsa ( ingin hidup bebas dan merdeka )
5. Menyebarnya paham-paham baru ( demokrasi, komunisme, Liberalisme dan
sosialisme )
Faktor Eksternal
Perlawan bangsa Indonesia diawal abad ke-20 tidak lagi dilakukan dengan
peperangan, tetapi dengan cara melalui organisasi-organisasi yang bergerak dibidang
sosial, budaya, ekonomi dan politik. Organisasi tersebut, disebut organisasi Pergerakan
Nasional ( bentuk Perlawanan terhadap kaum penjajah ) dengan ciri-Ciri :
Bagi sebagian organisasi strategi itu relatif sifatnya, disesuaikan dengan situasi yang
dihadapi (bersifat pragmatis). Pada masa tertentu mereka bersikap kooperasi, tetapi pada
masa yang lain bersikap nonkooperasi. Walaupun dua strategi namun tujuan akhir semua
organisasi itu sama, yakni mencapai kemerdekaan
A. Budi Utomo (1908)
Organisasi Budi Utomo berdiri tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa Sekolah
Kedokteran (STOVIA) di Jakarta, yaitu Sutomo, Suraji, Gunawan Mangunkusumo. Budi
Utomo (BU) ini sejak awal sudah menetapkan bidang pendidikan sebagai pusat
perhatiannya, dengan wilayah Jawa dan Madura sebagai sasaran.
Namun, karena perbedaan ideologi dan taktik yang dianut, dalam perkembangannya
berikutnya SI pecah menjadi dua kelompok, yakni:
1. SI Putih, yang berlandaskan pada asas perjuangan yang semula, yaitu Islam;
dipimpin H.O.S. Cokroaminoto;
2. SI Merah, yaitu kelompok anggota SI yang berhaluan sosialis kiri yamg ingin
bergerak secara radikal dan revolusione; dipimpin oleh Darsono dan Semaun yang
berasal dari kader ISDV. ISDV adalah akronim dari Indische Sociaal Democratische
Vereniging, organisasi berhaluan Marxisme yang didirikan oleh sekelompok sosialis
Belanda. Pada tahun 1923 SI meninggalkan sikap kooperatif, menjadi nonkooperatif
dengan mengubah namanya menjadi Partai Sarikat Islam (PSI), kemudian pada tahun
1930 diubah menjadi Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII).
Taman Siswa didirikan oleh Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) pada 3 Juli
1922 di Yogyakarta. Dalam melaksanakan pendidikan, taman siswa berpedoman pada
pernyataan asas yang disusun pada tahun 1922. Pernyataan asas itu mengandung dasar
kemerdekaan bagi tiap-tiap orang untuk mengatur diri sendiri. Hal itu berarti mendidik
siswa untuk berpikir, berbuat, bekerja, dan berperan dalam batas-batas tujuan bersama
yang tertib dan damai.
Taman Siswa memiliki sistem pendidikan yang dinamakan dengan Tut Wuri Handayani,
yakni bahwa dalam sistem ini guru bertindak sebagai pemimpin yang berdiri di belakang,
tetapi mempengaruhi dan memberi kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri.
4. Muhammadiyah
2. mengembalikan ajaran Islam sesuai Qur’an dan Hadis dan membolehkan adanya
ijtihad
3. mengajak umat Islam untuk hidup selaras dengan ajaran agama Islam;
6. membina dan menyiapkan generasi muda agar kelak dapat menjadi pemimpin-
pemimpin masyarakat, agama, dan bangsa yang adil dan jujur. Karena merupakan
gerakan reformasi Islam, Muhammadiyah tidak menghendaki adanya bid’ah, takhayul,
klenik, dan taqlid.
6. Ahmadiyah
Gerakan Ahmadiyah Indonesia didirikan oleh Mirza Wali Ahmad Beid pada bulan
September 1929. Organisasi itu berdasarkan pada Al-Quran sebagai kitab suci yang
menjadi muhammad adalah nabi penutup dan manusia harus mengikuti contoh
perbuatannya, dan mengaku adanya pembaharu (mujaddid) setelah Nabi Muhammad.
Pada 7 Maret 1915, para pemuda keluaran Budi Utomo mendirikan organisasi pemuda
yang disebut Trikoro Dharmo di Jakarta. Para pemimpinnya antara lain: R. Sukiman
Wiryosanjoyo (Ketua), Sunardi-Wongsonegoro (wakil ketua), Sutomo (Sekretaris).
Sementara itu, para anggotanya: Muslich, Musodo, dan Abdul Rachman. Yang diterima
sebagai anggota hanya anak-anak sekolah menengah yang berasal dari pulau Jawa dan
Madura. Trikoro Dharmo artinya “Tiga Tujuan Mulia”, yaitu: sakti, budi, dan bakti.
1. mempererat tali hubungan, antara murid-murid bumi putera pada sekolah menengah
dan perguruan kejuruan;
Pada tahun 1918 lewat kongresnya yang pertama di Solo, nama Trikoro Dharmo diubah
menjadi Jong Java. tahun 1942, karena pengaruh gerakan radikal, maka Syamsuridjal
(ketuanya) mengusulkan agar anggota yang sudah berusia 18 tahun diberi kebebasan
berpolitik dan agar Jong Java memasukkan program memajukan agama Islam. Usul ini
ditolak, akibatnya para anggotanya yang menghendaki tujuan ke dalam dunia politik dan
ingin memajukan agam Islam mendirikan Jong Islamieten Bond. Organisasi ini dipimpin
Haji Agus Salim.
Setelah Jong Java, para pemuda Sumatera yang belajar di Jakarta, pada tanggal 9
Desember 1917 mendirikan organisasi serupa yang disebut Jong Sumatranen Bond.
PNI didirikan di Bandung pada 4 Juli 1924 oleh kaum terpelajar yang dipimpin oleh Ir.
Soekarno. Kaum muda terpelajar itu tergabung dalam Algemene Studieclub (Bandung)
dan kebanyakan dari mereka adalah mantan anggota Perhimpunan Indonesia yang telah
kembali ke tanah air. Tujuan PNI adalah kemerdekaan Indonesia dan tujuan itu akan
dicapai dengan asas “percaya pada diri sendiri”. Artinya: memperbaiki keadaan politik,
ekonomi, sosial, dan budaya yang sudah dirusak oleh penjajahan, dengan kekuatan
sendiri. Semua itu akan dicapai melalui berbagai usaha, antara lain:
1. usaha politik, yaitu dengan cara memperkuat rasa kebangsaan persatuan dan
kesatuan.
Gabungan Politik Indonesia didirikan atas prakarsa Muhammad Husni Thamrin pada
tanggal 21 Mei 1939. Pembentukan GAPI ini di antaranya dilatarbelakangi oleh:
Ketua : Semaun
Karena merasa bahwa dirinya telah besar, pada 1926, PKI mulai melancarkan
petualangan politiknya. Pada 13 November 1926, PKI melancarkan pemberontakan di
Jakarta dan disusul dengan tindakan-tindakan kekerasan di Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Jawa timur. Tetapi dalam waktu singkat pemberontakan itu dapat ditumpas.
Akibatnya ribuan rakyat ditangkap, dipenjarakan dan dibuang ke Tanah Merah, Digul
Atas, Irian Jaya.