Anda di halaman 1dari 11

NASIONALISME DAN PAHAM PAHAM BARU YANG BERKEMBANG DI

INDONESIA

1. NASIONALISME

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan


sebuah negara (dalam bahasa Inggris “nation”) dengan mewujudkan satu konsep identitas
bersama untuk sekelompok manusia.
Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa “kebenaran politik”
(political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu “identitas budaya” debat
liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah sumber dari kehendak rakyat,
atau gabungan kedua teori itu.

Menurut para ahli

1. Otto Bouer, nasionalisme muncul karena adanya persamaan sikap dan tingkah
laku dalam memperjuangkan nasib yang sama, sedangkan
2. Hans Kohn berpendapat bahwa nasionalisme adalah suatu paham yang
menempatkan kesetiaan tertinggi individu kepada Negara dan bangsa. Semen
3. Ernest Renant menyatakan, nasionalisme ada ketika muncul keinginan untuk
bersatu

Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai


merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah
tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan
dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan
menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah
dan bermutu rendah. Ikatan inipun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman
pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri.

Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan
yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di
bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada
nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan dan sebagainya.

Beberapa bentuk dari nasionalisme.


1. Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis
nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif
rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik". Teori ini mula-mula
dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan-bahan tulisan. Antara
tulisan yang terkenal adalah buku berjudul Du Contract Sociale (atau dalam
Bahasa Indonesia "Mengenai Kontrak Sosial").
2. Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh
Johann Gottfried von Herder, yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman
untuk "rakyat").
3. Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme
identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh
kebenaran politik secara semulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras;
menurut semangat romantisme.
4. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti
warna kulit, ras dan sebagainya. Contoh yang terbaik ialah rakyat Tionghoa yang
menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah
dibelakangkan di mana golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih
dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti Qing untuk
menggunakan adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa.
Malah banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab
persamaan budaya mereka tetapi menolak RRC karena pemerintahan RRC
berpaham komunisme
5. Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu
digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat
sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan.
Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip
masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah 'national state' adalah suatu
argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan
tersendiri.
6. Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh
legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme
etnis adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan. Misalnya, di
Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu
Katolik; nasionalisme di India seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP
bersumber dari agama Hindu.

2. Demokrasi

Demokrasi berasal dari kata demos yang artinya rakyat, dan kratos yang berarti
pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan “dari rakyat untuk rakyat”. Prinsip-
prinsip yang mendasari ide demokrasi adalah konstitusionalisme, kedaulatan rakyat,
aparat yang bertanggungjawab, jaminan kewajiban sipil, pemerintah berdasarkan undang-
undang, dan asas mayoritas Demokrasi sudah ada pada jaman Yunani kuno, yang dikenal
dengan demokrasi langsung, dimana rakyat seluruhnya bias langsung atau memutuskan
suatu perkara
3. Liberalisme

Liberal berasal dari kata “liberty”, yang berarti kebebasan. Kebebasan dalam arti
kemerdekaan pribadi, hak untuk mendapatkan perlindungan, dan kebebasan dalam
menentukan sikap. Liberalisme adalah suatu aliran pemikiran yang mengharapkan
kemajuan dalam berbagai bidang atas dasar kebebasan individu yang dapat
mengembangkan bakat dan kemampuannya sebebas mungkin,

Beberapa tokoh yang bisa dianggap sebagai penganut dan yang mengembangkan paham
liberalisme, yaitu:

A. John Locke. Menurut pendapatnya, negara terbentuk dari perjanjiann sosial antara
individu dengan yang hidup bebas dengan penguasa.

B. Montesquieu. Dalam bukunya spirit the law, terdapat pemisahan kekuasaan dalam
pemerintahan yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Tujuannya agar terdapat
pengawasan antar lembaga agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang

4. Sosialisme

Sosialisme ialah paham yang menghendaki suatu masyarakat dibentuk secara kolektif
(oleh kita, untuk kita). Titik berat dari paham ini ada pada masyarakat, bukan individu.
Dan dalam hal ini sosialisme merupakan lawan dari liberalisme. Pada awalnya sosialisme
muncul sebagai reaksi atas liberalisme abad ke-19. Pendukung liberalisme adalah kelas
menengah (middle class), yang oleh Karl Marx disebut kaum “borjuis”. Kelas menengah
ini adalah memiliki industri, perdagangan dan memiliki pengaruh dalam masyarakat dan
pemerintah. Ketertindasan kaum buruh oleh para pemilik modal (kapital) menimbulkan
reaksi golongan kelas menengah, yang sampai sekarang dikenal dengan istilah gerakan
sosialisme. Tujuannya menghilangkan pertentangan antar kelas, kelas buruh dan
pemodal. Oleh Marx, sosialisme dikembangkan menjadi komunisme.

5. Komunisme

Terkadang komunisme disebut juga ajaran Marxisme atau Leninisme. Marxisme adalah
ajaran yang sangat menjiwai gerakangerakan sosialis-komunis dengan filsafat yang
materialistis (historis materialisme) dan dialektis materialisme serta perjuangan kelas.
Ajaran ini diteruskan oleh Vladimir Lenin menjadi paham Marxisme-Leninisme yang di
Indonesia dilarang oleh pemerintahan Orde Baru. Pada awalnya marxisme adalah ilmu
sejarah yang terdiri atas suatu sistem konsep-konsep ilmiah baru yang memberikan
kemungkinan mempelajari sejarah sebagai sebuah ilmu, yang sebelumnya hanya menjadi
ideologi atau filsafat sejarah, bukan ilmu yang mandiri.
6. Pan Islamisme

Pan Islamisme merupakan penjelmaan modern dari ajaran tradisional Islam mengenai
persatuan antarumat Islam (al wahdah al-Islamiyyah atau al-ittihad al-Islamiyyah).
Ajaran ini menyebutkan bahwa kaum muslim termasuk ke dalam umat Islam universal, di
mana pun mereka berada. Persatuan pan- Islamisme mengatasi berbagai perbedaan
bahasa, budaya, atau etnis di kalangan muslim. Penyeru awal gerakan pan-Islamisme
adalah Sultan Abdul Hamid II yang menguasai Kesultanan Usmani pada 1876 hingga
1909.

Kebangkitan Bangsa-Bangsa Asia Dan Afrika Melawan


Penjajahan Kolonial Asing Akibat Lahirnya Paham Nasionalisme
Latar Belakang Munculnya Kebangkitan Nasionalisme di Asia Afrika

1. Kebangkitan/Nasionalisme di Asia Afrika

- Kebangkitan/Nasinonalisme Jepang

- Kebangkitan dan Nasionalime China

- Kebangkitan dan Nasionalisme di India

- Kebangkitan dan Nasionalisme di Filiphina

- Kebangkitan dan nasionalimse di Turki

B. Perkembangan Paham-Paham Baru Dan Pengaruhnya Terhadap Kesadaran Dan


Pergerakannasionalisme Di Indonesia

1. Latar Belakang Munculnya Paham Dan Kesadaran Nasional

Faktor internal

1. Penjajahan
2. Adanya kenangan kejayaan masa lalu
3. Timbulnya kaum cerdik pandai / lahirnya golongan terpelajar ( mendapat
pendidikan Barat dan Islam di luar Negeri )
4. Kesadaran bangsa ( ingin hidup bebas dan merdeka )
5. Menyebarnya paham-paham baru ( demokrasi, komunisme, Liberalisme dan
sosialisme )
Faktor Eksternal

a. Kesadaran pentingnya semangat Kebangsaan/nasionalisme


b. Timbulnya anti imperialisme
c. Peristiwa Perang Dunia ( kesadaran menentukan nasib sendiri
d. Adanya Revolusi Perancis Lahirnya nasionalisme di Asia-Afrika
e. Adanya Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)

2. Tujuan Nasionalisme atau Semangat Kebangsaan

a. Mempertahankan negara sendiri

b. Menghilangkan bentuk ekstrimisme ( tuntutan yang berlebihan ) dari Individu


atau kelompok

3. BENTUK PERGERAKAN NASIONAL

Perlawan bangsa Indonesia diawal abad ke-20 tidak lagi dilakukan dengan
peperangan, tetapi dengan cara melalui organisasi-organisasi yang bergerak dibidang
sosial, budaya, ekonomi dan politik. Organisasi tersebut, disebut organisasi Pergerakan
Nasional ( bentuk Perlawanan terhadap kaum penjajah ) dengan ciri-Ciri :

1. Keanggotaan tidak berdasarkan suku tertentu


2. Pemimpin berasal dari kalangan terdidik
3. Mempunyai tujuan yang jelas
4. Memiliki paham kebangsaan atau nasionalisme Nasionaslisme bangsa Indonesia
mengalami perkembangan yang pesat Setelah berdirinya Budi Utomo

Strategi perjuangan disesuaikan dengan ciri khas masingmasing organisasi. Secara


umum, strategi itu dapat dibedakan atas

- Kooperatif : bersedia bekerja sama dengan pemerintahan Belanda dan

- Nonkooperatif : menolak kerja sama dengan pemerintah Belanda).

Bagi sebagian organisasi strategi itu relatif sifatnya, disesuaikan dengan situasi yang
dihadapi (bersifat pragmatis). Pada masa tertentu mereka bersikap kooperasi, tetapi pada
masa yang lain bersikap nonkooperasi. Walaupun dua strategi namun tujuan akhir semua
organisasi itu sama, yakni mencapai kemerdekaan
A. Budi Utomo (1908)

Organisasi Budi Utomo berdiri tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa Sekolah
Kedokteran (STOVIA) di Jakarta, yaitu Sutomo, Suraji, Gunawan Mangunkusumo. Budi
Utomo (BU) ini sejak awal sudah menetapkan bidang pendidikan sebagai pusat
perhatiannya, dengan wilayah Jawa dan Madura sebagai sasaran.

B. Sarekat Islam (1911)

. Kseadaan itu mendorong H. Samanhudi di Solo, mendirikan Sarekat Dagang Islam


(SDI) yang bersifat kooperatif pada tahun 1911. Karena sifatnya yang merakyat dan
pertumbuhannya yang pesat, pada 1912 atas usul Haji Oemar Said Cokroaminoto,
namanya diubah menjadi Sarekat Islam.

Tujuannya antara lain:

1. memajukan semangat dagang bangsa;

2. memajukan kecerdasan dan kehidupan rakyat menurut perintah agama Islam;

3. menghilangkan paham-paham yang keliru tentang agama Islam;

4. mempertebal rasa persaudaraan dan saling tolong menolong.

Namun, karena perbedaan ideologi dan taktik yang dianut, dalam perkembangannya
berikutnya SI pecah menjadi dua kelompok, yakni:

1. SI Putih, yang berlandaskan pada asas perjuangan yang semula, yaitu Islam;
dipimpin H.O.S. Cokroaminoto;

2. SI Merah, yaitu kelompok anggota SI yang berhaluan sosialis kiri yamg ingin
bergerak secara radikal dan revolusione; dipimpin oleh Darsono dan Semaun yang
berasal dari kader ISDV. ISDV adalah akronim dari Indische Sociaal Democratische
Vereniging, organisasi berhaluan Marxisme yang didirikan oleh sekelompok sosialis
Belanda. Pada tahun 1923 SI meninggalkan sikap kooperatif, menjadi nonkooperatif
dengan mengubah namanya menjadi Partai Sarikat Islam (PSI), kemudian pada tahun
1930 diubah menjadi Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII).

3. Taman Siswa (1922)

Taman Siswa didirikan oleh Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) pada 3 Juli
1922 di Yogyakarta. Dalam melaksanakan pendidikan, taman siswa berpedoman pada
pernyataan asas yang disusun pada tahun 1922. Pernyataan asas itu mengandung dasar
kemerdekaan bagi tiap-tiap orang untuk mengatur diri sendiri. Hal itu berarti mendidik
siswa untuk berpikir, berbuat, bekerja, dan berperan dalam batas-batas tujuan bersama
yang tertib dan damai.
Taman Siswa memiliki sistem pendidikan yang dinamakan dengan Tut Wuri Handayani,
yakni bahwa dalam sistem ini guru bertindak sebagai pemimpin yang berdiri di belakang,
tetapi mempengaruhi dan memberi kesempatan kepada anak didik untuk berjalan sendiri.

4. Muhammadiyah

Gerakan Muhamadiyah didirikan oleh H. Ahmad Dahlan diYogyakarta pada tanggal 18


November 1912. Asas perjuangannya adalah Islam dan kebangsaan Indonesia.
Muhammadiyah bergerak dalam bidang keagamaan, pendidikan, sosial budaya yang
menjurus kepada tercapainya kebahagiaan lahir & batin. Tujuan pokoknya ialah:
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya.

Tujuan-tujuan Muhammadiyah yang sifatnya operasional, antara lainnya:

1. mengembalikan pendidikan dan pengajaran yang berlandaskan agama Islam;

2. mengembalikan ajaran Islam sesuai Qur’an dan Hadis dan membolehkan adanya
ijtihad

3. mengajak umat Islam untuk hidup selaras dengan ajaran agama Islam;

4. berusaha meningkatkan kasejahteraan hidup umat manusia pada umumnya dan


umat Islam pada khususnya;

5. menyantuni anak yatim piatu;

6. membina dan menyiapkan generasi muda agar kelak dapat menjadi pemimpin-
pemimpin masyarakat, agama, dan bangsa yang adil dan jujur. Karena merupakan
gerakan reformasi Islam, Muhammadiyah tidak menghendaki adanya bid’ah, takhayul,
klenik, dan taqlid.

5. Nahdlatul Ulama (NU)

BERDIRINYA Jam’iyatul Nahdlatul Ulama ialah pada tanggal 31 Januari 1926 di


Surabaya, oleh sebuah organisasi Islam. Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Para Ulama)
adalah organisasi sosial keagamaan atau Jamiyyah Diniyah Islamiyah. Tujuannya tidak
saja mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam, tetapi juga memperhatikan
masalah sosial, ekonomi, dan sebagainya dalam rangka pengabdian kepada umat
manusia.

6. Ahmadiyah

Gerakan Ahmadiyah Indonesia didirikan oleh Mirza Wali Ahmad Beid pada bulan
September 1929. Organisasi itu berdasarkan pada Al-Quran sebagai kitab suci yang
menjadi muhammad adalah nabi penutup dan manusia harus mengikuti contoh
perbuatannya, dan mengaku adanya pembaharu (mujaddid) setelah Nabi Muhammad.

7. Gerakan Pemuda yang Bersifat Kesukuan dan Keagamaan

a. Trikoro Dharmo/Jong Java

Pada 7 Maret 1915, para pemuda keluaran Budi Utomo mendirikan organisasi pemuda
yang disebut Trikoro Dharmo di Jakarta. Para pemimpinnya antara lain: R. Sukiman
Wiryosanjoyo (Ketua), Sunardi-Wongsonegoro (wakil ketua), Sutomo (Sekretaris).
Sementara itu, para anggotanya: Muslich, Musodo, dan Abdul Rachman. Yang diterima
sebagai anggota hanya anak-anak sekolah menengah yang berasal dari pulau Jawa dan
Madura. Trikoro Dharmo artinya “Tiga Tujuan Mulia”, yaitu: sakti, budi, dan bakti.

Adapun tujuan organisasi ini ialah:

1. mempererat tali hubungan, antara murid-murid bumi putera pada sekolah menengah
dan perguruan kejuruan;

2. menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya;

3. membangkitkan dan mempertajam perasaan buat segala bahasa dan kebudayaan


Hindia;

4. memperkokoh rasa persatuan dan persatuan di antara pemuda-pemuda Jawa, Sunda,


Madura, Bali dan Lombok;

Pada tahun 1918 lewat kongresnya yang pertama di Solo, nama Trikoro Dharmo diubah
menjadi Jong Java. tahun 1942, karena pengaruh gerakan radikal, maka Syamsuridjal
(ketuanya) mengusulkan agar anggota yang sudah berusia 18 tahun diberi kebebasan
berpolitik dan agar Jong Java memasukkan program memajukan agama Islam. Usul ini
ditolak, akibatnya para anggotanya yang menghendaki tujuan ke dalam dunia politik dan
ingin memajukan agam Islam mendirikan Jong Islamieten Bond. Organisasi ini dipimpin
Haji Agus Salim.

b. Jong Sumatranen Bond (9 Desember 1917)

Setelah Jong Java, para pemuda Sumatera yang belajar di Jakarta, pada tanggal 9
Desember 1917 mendirikan organisasi serupa yang disebut Jong Sumatranen Bond.

Adapun tujuannya adalah:

1. mempererat ikatan persaudaraan antara pemuda-pemuda pelajar Sumatra dan


membangkitkan perasaan bahwa mereka dipanggil untuk menjadi pemimpin dan
pendidik bangsanya.
2. membangkitkan perhatian anggota-anggotanya dan orang luar untuk menghargai
adapt istiadat, seni, bahasa, kerajinan, pertanian dan Sejarah Sumatra. Untuk mencapai
tujuan itu, dilakukan usaha-usaha sebagai berikut:

a. menghilangkan adanya perasaan prasangka etnis di kalangan orang-orang


Sumatera;

b. memperkuat perasaan saling membantu;

c. bersama-sama mengangkat derajat penduduk Sumatra dengan alat propaganda,


kursus, ceramah-ceramah dan sebagainya.

Berdirinya Jong Sumatranen Bond ternyata dapat diterima oleh pemuda-pemuda


Sumatera yang berada di kota-kota lainnya. Oleh karena itu, dalam waktu singkat
organisasi ini sudah mempunyai cabng-cabangnya di Jakatra, Bogor, Serang, Sukabumi,
Bandung, Purworejo, dan Bukittinggi. Dari organisasi inilah kemudian muncul tokoh-
tokoh nasional seperti Moh. Hatta, Muh. Yamin, dan Sutan Syahrir. Atas kesadaran
nasionalisme, nama Jong Sumatranen Bond yang menggunakan istilah bahasa Belanda,
diubah menjadi Pemoeda Soematra

8. Perhimpunan Indonesia (Indische Vereeniging)

Perhimpunan Indonesia didirikan tahun 1908 oleh mahasiswamahasiswa Indonesia yang


belajar di negeri Belanda. Mereka antara lain: R.P Sosrokartono, R. Hoesein
Djajadiningrat, R.N Notosuroto, Notodiningrat, Sutan Kasyayangan Saripada, Sumitro
Kolopaking, dan Apituley. Tahun 1924namanya diubah menjadi Perhimpunan
Indonesia(PI)

perjuangan PI, antara lain: Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), Partai


Nasional Indonesia (PNI), dan Jong Indonesia (Pemuda Indonesia) 1928.

9. Indische Partiij (1912)

Indische Partiij merupakan organisasi campuran orang Indo (peranakan Eropa-Indonesia)


dengan pribumi. Indische Partiij didirikan oleh Dr.Ernest Francois Eugene Douwes
Dekker (Danu Dirjo Setyabudi) Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat, di
Bandung tanggal 25 Desember 1912. Mereka terkenal dengan sebutan “Tiga Serangkai”.
Indische Partiij adalah organisasi yang pertama bergerak dalam bidang politik dengan
haluan asosiasi dan kooperasi. Tujuannya adalah Indonesia merdeka, dasarnya:
nasionalisme indische, semboyannya: “Indie untuk Indier”. Karena sifatnya yang progesif
dan tegas, yakni ingin merdeka, pemerintahan Hindia Belanda cemas. Bahkan, pada
Agustus 1913 para pemimpinnya ditangkap dan diasingkan ke negeri Belanda. Pada 4
Mei 1913, Indische Partiij dinyatakan sebagai partai terlarang.

10. Partai Nasional Indonesia

PNI didirikan di Bandung pada 4 Juli 1924 oleh kaum terpelajar yang dipimpin oleh Ir.
Soekarno. Kaum muda terpelajar itu tergabung dalam Algemene Studieclub (Bandung)
dan kebanyakan dari mereka adalah mantan anggota Perhimpunan Indonesia yang telah
kembali ke tanah air. Tujuan PNI adalah kemerdekaan Indonesia dan tujuan itu akan
dicapai dengan asas “percaya pada diri sendiri”. Artinya: memperbaiki keadaan politik,
ekonomi, sosial, dan budaya yang sudah dirusak oleh penjajahan, dengan kekuatan
sendiri. Semua itu akan dicapai melalui berbagai usaha, antara lain:

1. usaha politik, yaitu dengan cara memperkuat rasa kebangsaan persatuan dan
kesatuan.

2. usaha ekonomi, yaitu dengan memajukan perdagangan rakyaat, kerajinan atau


industri kecil, bank-bank, sekolahsekolah, dan terutama koperasi;

3. usaha sosial, yaitu dengan memajukan pengajaran yang bersifat nasional,


emngurangi pengangguran, mengangkat derajat kaum wanita, meningkatkan transmigrasi
dan memperbaiki kesehatan rakyat.

11. Gabungan Politik Indonesia

Langkah-langkah yang diambil GAPI adalah mendesak untuk dibentuknya parlemen,


namun bukan parlemen seperti Volksraad yang sudah ada sejak 1918, serta membentuk
Kongres Rakyat Indonesia (KRI) pada 25 Desember 1939 di Jakarta. Dengan tujuan
untuk Indonesia merdeka yang bertemakan kesejahteraan rakyat dan yang mampu
berparlemen penuh, KRI menghasilkan beberapa keputusan, antara lain:

1. disetujuinya untuk melancarkan tuntutan Indonesia berparlermen penuh;

2. ditetapkannya bendera Merah Putih sebagai bendera persatuan Indonesia, lagu


”Indonesia Raya” sebagai lagu persatuan, serat peningkatan pemakaian bahasa Indonesia
bagi rakyat Indonesia dan ditetapkan sebagai bahasa persatuan.

12. Gabungan Politik Indonesia (GAPI)

Gabungan Politik Indonesia didirikan atas prakarsa Muhammad Husni Thamrin pada
tanggal 21 Mei 1939. Pembentukan GAPI ini di antaranya dilatarbelakangi oleh:

1. kegagalan Petisi Sutardjo;


2. sikap pemerintah Kolonial Belanda yang kurang memperhatikan
kepentingankepentingan bangsa;

13. PKI (Partai Komunis Indonesia)

Pada Desember 1920 ISDV ( Indische Social Democraische Vereniging) dirubah


menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan susunan pengurus sebagai berikut:

Ketua : Semaun

Wakil Ketua : Darsono

Sekretaris : Bergsma (Belanda)

Bendahara : Dekker (Belanda)

Anggota Pengurus : Baars (Belanda), Sugono, Tan Malaka, dan lain-lain.

Karena merasa bahwa dirinya telah besar, pada 1926, PKI mulai melancarkan
petualangan politiknya. Pada 13 November 1926, PKI melancarkan pemberontakan di
Jakarta dan disusul dengan tindakan-tindakan kekerasan di Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Jawa timur. Tetapi dalam waktu singkat pemberontakan itu dapat ditumpas.
Akibatnya ribuan rakyat ditangkap, dipenjarakan dan dibuang ke Tanah Merah, Digul
Atas, Irian Jaya.

Anda mungkin juga menyukai