Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PERTEMUAN III

AKUNTASI BIAYA

METODE HARGA POKOK PROSES


(PROCESS COSTING METHOD)
PENGANTAR

OLEH : NANI KUSUMAWATI


NIM : 090055798
MATA KULIAH : AKUNTANSI BIAYA
KLAS : MANAJEMEN IV/ KA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


PUTRA BANGSA
KEBUMEN
2011
AKUNTASI BIAYA
METODE HARGA POKOK PROSES
(PROCESS COSTING METHOD)
PENGANTAR
Tugas Pertemuan III
Oleh : Nani Kusumawati
NIM : 090055798

Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan, mengumpulkan harga pokok produksinya


dengan menggunakan metode harga pokok pesanan(Job Order Cost Method),maka berikut
uraian metode pengumpulan biaya produksi yang disebut METODE HARGA POKOK PROSES.

Metode ini metode pengumpulan biaya produksi yang digunalan oleh perusahaan yang
mengolah produknya secara massa.Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama
jangka waktu tertentu, dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya
produksi dalam proses tertentu,selama periode tertentu, dengan jumlah satuan produk yang
dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.

KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PROSES

Karakteristik metode harga pokok proses antara lain:

1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar


2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana
produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

Contoh adalah perusahaan semen,proses produksi menghasilkan satu macam produk berupa
semen portland yang diukur dengan satuanzak yang beratnya standar 50 kg.Produk yang
dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.

PERBEDAAN METODE HARGA POKOK PROSES DENGAN HARGA POKOK PESANAN

PEMBEDA HARGA POKOK PESANAN METODE HARGA POKOK


PROSES
1. Pengumpulan Biaya Menurut pesanan Perdepartemen produksi per
Produksi periode akuntansi
2. Perhitungan harga Total biaya dikeluarkan untuk Biaya produksi dikeluarkan
pokok produksi per pesanan tertentu dibagi selama periode tertentu
satuan dengan jumlah satuan produk dibagi dengan jumlah satuan
yang dihasilkan dalam produk yang dihasilkan
pesanan yang bersangkutan selama periode yang
bersangkutan.Perhitungan
dilakukan setiap akhir periode
akuntansi(biasanya akhir
bulan)
3. Penggolongan Biaya Biaya produksi harus Pembedaan biaya produksi
Produksi dipisahkan menjadi biaya langsung dan tidak langsung
produksi langsung dan tidak sering tidak diperlukan,terutama
langsung. jika perusahaan hanya
menghasilkan satu macam
-Biaya produksi langsung
produk(seperti perusahaan
dibebankan kepada produk
pupuk,semen,).Karena harga
berdasar biaya sesungguhnya pokok persatuan produk
-Biaya produksi tidak dihitung setiap akhir bulan,maka
langsung dibebankan pada umumnya bop dibebeankan
produk berdasar tarif kepada produk atas dasar biaya
ditentukan dimuka yang sesungguhnya terjadi
4. Unsur yang digolongkan BOP terdiri atas BOP terdiri dari
dalam Biaya Overhead 1)biaya bahan penolong 1) biaya produksi selain biaya
Pabrik 2)biaya tenaga kerja tidak bahan baku dan bahan
langsung dan biaya produksi penolong
lain selain biaya bahan baku 2) biaya tenaga kerja (
dan biaya tenaga kerja langsung maupun tidak
langsung langsung).
BOP dibebankan kepada BOP dibebankan kepada
produk atas dasar tarif yang produk sebesar biaya yang
telah ditentukan dimuka sesungguhnya terjadi selama
periode akuntansi tertentu

PERBEDAAN KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PROSES DAN METODE HARGA


POKOK PESANAN

Karakteristik kedua metode tersebut berkaitan dengan karakteristik proses pengolahan


produknya, yaitu:

Perusahaan yang Perusahaan yang


berproduksi massa berproduksi atas dasar
pesanan
Proses pengolahan produk Terus menerus (kontinyu) Terputus-putus (intermitten)

Produk yang dihasilkan Produk standar Tergantung spesifikasi


pemesan

Produksi ditujukan untuk Mengisi persediaan Memenuhi pesanan

Contoh perusahaan Perusahaan kertas, semen, Perusahaan percetakan,


tekstil, dll mebel, kontraktor, dll
MANFAAT INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI

Untuk manajemen manfaat informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu
tertentu bagi perusahaan yang berproduksi massa yaitu:

1. Menentukan harga jual produk


2. Memantau realisasi biaya produksi
3. Menghitung laba atau rugi periodik
4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dlam proses yang disajikan
dalam neraca
Penjelasan:
1. Menentukan harga jual produk
Formula yang digunakan:
Taksiran biaya produksi untuk jangka waktu tertentu Rpxx
Taksiran biaya non produksi untuk jangka waktu tertentu xx +
Taksiran total biaya untuk jangka waktu tertentu Rpxx
Jumlah produk yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu xx :
Taksiran harga pokok produk persatuan Rpxx
Laba per unit produk yang diinginkan xx +
Taksiaran harga jual perunit yang dibebankan kepada pembeli Rpxx

Untuk menaksir biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam memproduksi produk untuk
jangka waktu tertentui perlu dihitung unsur-unsur berikut ini :

Taksiran biaya bahan baku Rpxx


Taksiran biaya tenaga kerja langsung xx
Taksiran BOP xx +

Taksiran biaya produksi Rpxx

2. Memantau Realisasi biaya produksi


Formula untuk perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk jangka
wakt tertentu:
Biaya produksi sesungguhnya bulan ....

Biaya bahan baku sesungguhnya Rpxx


Biaya tenaga kerja sesungguhnya xx
BOP sesungguhnya xx
+
Total biaya produksi sesungguhnya bulan .... Rpxx
3. Menghitung laba atau rugi bruto periode tertentu
Laba atau rugi bruto periode tertentu dihitung dengan formula sebagai berikut:
Hasil penjualan(harga jual persatuan x volume produk yang dijual Rp xx
Persediaan produk jadi awal Rp xx
Persediaan produk dalam proses awal Rp xx
Biaya Produksi
Biaya Bahan Bahan Baku Sesungguhnya Rp xx
Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya xx
BOP sesungguhnya xx +
Total Biaya Produksi xx +
xx
Persediaan produk dalam proses akhir xx _
Harga pokok produksi xx +
Harga pokok produk yang tersedia untuk dijual xx
Persedian produk jadi akhir xx _
Harga pokok produk yang dijual xx
Laba Bruto Rp xx

4. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk Dalam Proses yang
Disajikan Dalam Neraca
Pertanggung jawaban keuangan periodik dengan menyajikan laporan keuangan berupa neraca
dan laporan rugi laba.
Penyajian dalam neraca:
 Biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal neraca
disajikan sebagai harga pokok persedian produk jadi
 Biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses
pengerjaan disajikan sebagai harga pokok persedian produk dalam proses

METODE HARGA POKOK PROSES-TANPA MEMPERHITUNGKAN PERSEDIAAN PRODUK DALAM


PROSES AWAL

Variasi penggunaan metode ini meliputi.

1. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah
hanya melalui satu departemen produksi
2. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah
hanya melalui lebih dari satu departemen produksi
3. Pengaruh terjadunya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga
pokok produksi per satuan dengan anggapan
-Produk hilang pada awal proses
-Produk hilang pada akhir proses

1. METODE HARGA POKOK PROSES YANG DITERAPKAN DALAM PERUSAHAAN


YANG PRODUKNYA DIOLAH HANYA MELALUI SATU DEPARTEMEN
PRODUKSI
Contoh Perhitungan

Metode Harga Pokok Proses Satu Departemen


PT Nani Putri Nagari mengolah produknya melalui satu departemen produksi. Adapun jumlah
biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 20X1 adalah sebagai berikut :
A. Data Produksi
Biaya bahan baku 5.000.000
Biaya bahan penolong 7.500.000
Biaya tenaga kerja 11.250.000
Biaya overhead pabrik 16.125.000
Total biaya produksi 39.875.000
* Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah :
Produk jadi : 2000 kg
Produk dalam proses pada akhir bulan : 500 kg
dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut :
Biaya Bahan Baku (BBB) : 100%
Biaya Bahan Penolong (BBP) : 100%
Biaya Tenaga Kerja (BTK) : 50%
Biaya Overhead Pabrik(BOP) : 30%

Permasalalahan yang ada yaitu bagaimana menghitung Harga Pokok produk Jadi yang
ditransfer ke gudang dan harga pokok persediaan produk dalam proses yang pada akhir
bulan belum selesai diproduksi.Untuk tujuan tersebut perlu dilakukan penghitungan
biaya produksi persatuan yang dikeluarkan dalam bulan tersebut.Hasil perhitungan
dikalikan dengan kuantitas produk jadi dan akan dihasilkan informasi harga pokok produk
jadi yang ditransfer ke gudang.Unutk menghitung harga pokok persediaan produk dalam
proses pada akhirperiode,biaya produksi per satuan tersebut dikalikan dengan kuantitas
persediaanproduk dalam proses,dengan memperhitungkan tingkat penyelesaian
persediaan produk dal;am [proses.
Untuk menghitung biaya persatuan yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut,perlu
dihitung unit ekuivalensi bulan tersebut.

*)Perhitungan rinci di buku Akuntansi Biaya ,Mulyadi P69-71


B. Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi dan Persediaan Produk
dalam Proses

Harga Pokok Produk Jadi : 2.000 x Rp.17.500= 35.000.000


Harga Pokok Persediaan Produk dalam Proses :
BBB : 100% x 500 x Rp.2.000 = 1.000.000
BBP : 100% x 500 x Rp.3.000 = 1.500.000
BTK : 50% x 500 x Rp.5.000 = 1.250.000
BOP : 30% x 500 x Rp.7.500 = 1.125.000
Total 4.875.000
Jumlah Biaya Produksi Bulan Maret 20X1 39.875.000
C. Laporan Biaya Produksi
PT Nani Putri Nagari
Laporan Biaya Produksi Bulan Maret 20X1
Data Produksi :
Dimasukkan dalam proses 2.500 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 2.000 kg
Produk dalam proses akhir 500 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 2.500 kg
Biaya yang dibebankan dalam bulan Maret 20X1:
Total Per Kg
BBB 5.000.000 2.000
BBP 7.500.000 3.000
BTK 11.250.000 5.000
BOP 16.125.000 7.500

Jumlah 39.875.000 17.500

Perhitungan Biaya :
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang :

2.000 kg @ Rp.17.500 35.000.000


Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
BBB 1.000.000
BBP 1.500.000
BTK 1.200.000
BOP 1.125.000
Total 4.875.000
Jumlah Biaya Produksi dalam Bulan Maret 20X1 39.875.000
D. Jurnal Biaya Produksi
1. Jurnal untuk mencatat BBB :
BDP-BBB 5.000.000
PBB 5.000.000
2. Jurnal untuk mencatat BBP :
BDP-BBP 7.500.000
PBP 7.500.000
3. Jurnal untuk mencatat BTK :
BDP-BTK 11.250.000
Gaji dan Upah 11.250.000
4. Jurnal untuk mencatat BOP :
BDP-BOP 16.125.000
Berbagai Rek. 16.125.000
5. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang :
Persediaan Produk Jadi 35.000.000
BDP-BBB 4.000.000
BDP-BBP 6.000.000
BDP-BTK 10.000.000
BDP-BOP 15.000.000
6. Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum
selesai diolah pada akhir bulan Maret 20X1 :
Persediaan Produk dalam Proses 4.875.000

BDP-BBB 1.000.000
BDP-BBP 1.500.000
BDP-BTK 1.200.000
BDP-BOP 1.125.000

2. METODE HARGA POKOK PROSES-PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH DARI SATU


DEPARTEMEN PRODUKSI

Jika produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi,perhitungan biaya produksi persatuan
produk yang dihasilkan oleh departemen produksi pertama sama dengan uraian sebelumnya.Untuk
departemen berikutnya merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif.Harga pokok produk yang
dihasilkan oleh departemen kedua dan seterusnya terdiri dari:

1. Biaya produksi yangdibawa dari departemen sebelumnya.


2. Biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen kedua dan seterusnya

Contoh

Data produksi dan Biaya Departemen A dan Departemen B

Departemen A Departemen B
Dimasukan dalam proses 35.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Dep B 30.000
Produk selesai yang ditransfer ke gudang 24.000 kg
Produk dalam proses akhir bulan 5.000 kg 6.000 kg
Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 20X1:
Biaya bahan baku Rp 70.000 Rp 0
Biaya tenaga kerja Rp155.000 Rp270.000
BOP Rp248.000 Rp405.000
Tingkat penyelesaian produk dalam proses akhir:
Biaya Bahan Baku 100%
Biaya konversi 20% 50%
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PER SATUAN DEPARTEMEN A

Unsur Biaya Produksi Total Biaya Unit Ekuivalensi Biaya produksi per kg
1 2 3 2:3
Bahan Baku Rp70.000 35.000 Rp 2
Tenaga Kerja Rp155.000 31.000 Rp 5
Overhead Pabrik Rp248.000 31.000 Rp 8
Total Rp473.000 Rp 15
Selanjutnya Dibuatkan Laporan Biaya Produksi Departemen A
Dibuatkan Jurnal Pencatatan Produksi Deartemen A

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PER SATUAN DEPARTEMEN B


Perhitungan
Unsur Biaya Produksi Total Biaya Unit Ekuivalensi Biaya produksi per kg
1 2 3 2:3
Tenaga Kerja Rp270.000 27.000 Rp 10
Overhead Pabrik Rp405.000 27.000 Rp 15
Total Rp675.000 Rp 25

Selanjutnya
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK JADI DAN PRODUK DALAM PROSES DEPARTEMEN B
Harga pokok produk selesai yang ditransfer Departemen B
ke gudang
Harga pokok dari Dep A:24.000xRp15 Rp360.000
Biaya yang ditambahkan oleh Dep B:24.000xRp25 600.000 +
Total harga pokok produk yang jadi ditransfer
Departemen B ke gudang :24.000xRp40 Rp960.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Harga pokok dari Dep.A:6.000xRp15 90.000
Biaya yang ditambahkan oleh Dep. B :
Biaya Tenaga Kerja : 50% x 6.000 x Rp10 = Rp30.000
Biaya Overhead Pabrik : 50% x 6000 x 15% = 45.000 +
75.000 +
Total harga pokok persediaan produk dalam proses Dep.B 165.000 +
Jumlah biaya produksi kumulatif Dep.B bulan Januari 20X1 Rp1.125.000
Selanjutnya Dibuatkan Laporan Biaya Produksi Departemen B bulan Jan 20X1
Dibuatkan Jurnal Pencatatan Produksi Deartemen B

PENGARUH TERJADINYA PRODUK YANG HILANG DALAM PROSES TERHADAP PERHITUNGAN


HARGA POKOK PRODUK PERSATUAN
Didalam proses produksi,tidak semua produk yang diolah dapat menjadi produk yang baik yang
memenuhi standar mutu yang ditetapkan.
Jika bahan baku yang diolah selama periode tertentu berjumlah 1000 liter,yang banyaknya dinyatakan
dalam unit ekuivalensi sebanyak 500 satuan produk jadi,maka belum tentu hasil produksi dalam periode
tersebut dapat mencapai 500 satua produk.
Jika laporan menunjukan bahwa produk selesai dalam periode tersebut berjumlah 300 satuan,dan
persediaan produk dalam proses pada akhir periode berjumlah 100 satuan(unit ekuivalensia),maka
berarti didalam proses produksi selama periode tersebut telah terjadi produk yang hilang sebanyak 100
atuan
Terjadinya produk hilang bisa pada awal proses,sepanjang proses atau akhir proses.Untuk
menyederhanakan perhitungan harga pokok per satuan,produk yang hilang sepanjang proses
diperlakukan sebagai produk yang hilang pada awal atau akhir proses.
Pengaruh Terjadinya Produk yang Hilang pada Awal Proses terhadap Perhitungan Harga Pokok
Produk per Satuan
Produk yang hilang diawal proses dianggap belum ikut menyerap biaya produksi yang dikeluarkan dalam
departemen yang bersangkutan,sehingga tidak ikut disertakan dalam perhitungan perhitungan unit
ekuivalensi produk yang dihasilkan dalam departemen tersebut.
Dalam departemen produksi pertama,produk yang hilang pada awal proses mempunyai akibat
menaikan harga pokok produksi persatuan.
Dalam departemen berikutnya produk yang hilang pada awal proses mempunyai akibat:
1) Menaikan harga pokok produksi persatuan produk yang yang diterima dari departemen produksi
sebelumnya.
2) Menaikan harga pokok produksi persatuan yang ditambahkan dalam departemen produksi setelah
departemen produksi yang pertama tersebut

Pengaruh Terjadinya Produk yang Hilang pada Akhir Proses terhadap Perhitungan Harga Pokok
Produk per Satuan
Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang dikeluarkan
dalam departemen yang bersangkutan,sehingga harus diperhitungkan dalam penentuan unit ekuivalensi
produk yang dihasilkan oleh departemen tersebut.
Baik didepartemen pertama maupun sesudahnya,harga pokok produk yang hilang pada akhir
proses harus dihitung, dan harga pokok ini diperlakukan sebagai tambahan harga pokok produk selesai
yang ditransfer ke departemen produksi berikutnya atau ke gudang.
Hal ini akan mengakibatkan harga pokok persatuan produk selesai yang ditransfer ke departemen
berikutnya atau ke gudang menjadi lebih tinggi.

Sumber:
Akuntansi Biaya ,Mulyadi
Naskah Metode Harga Pokok Proses Satu Departemen,Situs Scribd.com
Bab 4 - Metode harga pokok proses, Widada ,Staff UGD

Anda mungkin juga menyukai