Anda di halaman 1dari 20

BAGIAN I

GARIS

I.1. Pengertian Garis


Garis adalah kurva lurus yang tidak berujung dan tidak berpangkal.
Artinya, dapat diperpanjang pada kedua garisnya1. Sebuah garis memiliki panjang,
namun tidak memiliki lebar maupun ketebalan. Sebuah garis dapat lurus,
lengkung, atau kombinasi lengkung dan lurus. Sebuah garis dapat diwakili oleh
lintasan kapur tulis/pensil pada papan tulis/kertas atau rentangan karet. Sebuah
garis lurus tak terbatas keberadaannya. Sebuah garis ditandai oleh huruf Kapital
dari dua titik padanya atau dengan sebuah huruf kecil seperti gambar berikut ini :
A B a
• •

I.2. Segmen/ruas garis lurus


Sebuah segmen garis lurus adalah bagian dari sebuah garis lurus antara
dua buah titiknya. Ditandai dengan huruf kapital titik-titik ujungnya atau dengan
sebuah huruf kecil seperti gambar di bawah ini :

A r B

Jadi, AB atau r menunjukan segmen garis lurus antara A dan B. Dalam


menyatakan segmen garis lurus dapat disingkat menjadi segmen garis atau
segmen, bahkan jika maknanya jelas cukup garis saja. Dengan demikian, jika
tidak dinyatakan lain, garis AB atau AB berarti segmen garis lurus AB.

I.3. Membagi sebuah garis lurus menjadi beberapa bagian


Sebuah garis lurus dapat dibagi menjadi beberapa bagian dengan syarat,
yaitu sebagai berikut :
1
Idris Harta. Matematika Bermakna. (Surakarta : Mediatama, 2006) Hal.152

1
1) Garis keseluruhan (utuh) sama dengan jumlah bagian-bagiannya;
2) Garis keseluruhan lebih panjang dari bagian-bagiannya.
Jadi, jika AB dibagi menjadi tiga bagian a, b, dan c, maka AB = a + b + c.
Dan juga AB lebih panjang daripada a yang dapat ditulis AB > a.
Jika sebuah garis dibagi menjadi dua bagian yang sama harus memiliki
syarat sebagai berikut :
1) Titik pembagi adalah titik tengah garis;
2) Sebuah garis yang melalui titik tengah disebut pembagi dua (bisect) garis
tersebut.
Jadi, jika AM = MB, maka M disebut titik tengah AB, dan CD pembagi
dua (bisect) AB.
C

A B A M B

I.4. Dua Garis Sejajar, Berpotongan, dan Berimpit


Dua garis disebut sejajar jika kedua garis tersebut berada pada bidang
yang sama dan tidak memiliki titik potong.
Dua garis disebut berpotongan jika kedua garis tersebut berada pada
bidang yang sama dan memiliki satu titik potong.
Dua garis disebut berimpit jika kedua garis tersebut berada pada bidang
yang sama dan memiliki tak hingga titik potong.
Dua garis disebut bersilangan jika kedua garis tersebut berada pada bidang
yang berbeda dan tidak memiliki titik potong.
Untuk lebih jelasnya mengenai garis sejajar, berpotongan, dan berimpit
perhatikan gambar berikut :

H
P G

E F
D C
2
A B
Berdasarkan gambar diatas, kubus ABCD.EFGH memilki dua belas rusuk
yang sama panjang. Ada empat kemungkinan kedudukan ruas garis pada bangun
ruang tersebut, yaitu :
1. Garis AB dan AE berpotongan di titik A dan terletak
pada satu bidang datar;
2. Garis Garis AE dan BF jika diperpanjang tidak
berpotongan dan terletak pada satu bidang datar dan dikatakan sejajar;
3. Garis EP dan EG terletak pada satu garis dan terletak
pada satu bidang datar maka dikatakan berimpit;
4. Garis AE dan BC tidak, berpotongan, tidak sejajar, dan
tidak terletak pada satu bidang datar maka disebut bersilangan.

I.5. Garis Horizontal Dan Vertikal


H G Perhatikan gambar disamping!
Gambar disamping menunjukkan kubus

E F ABCD. EFGH. Garis-garis horizontal


(mendatar) adalah garis AB, DC, EF, dan
D
C HG. Sedangkan garis-garis vertikal (tegak)
A B adalah AE, BF, CG, DH.

Pengetahuanmu
Apakah garis EG dan FH horizontal? Dan apakah garis CF dan BG vertikal?

3
I.6. Sifat-Sifat Garis Sejajar
A) Banyaknya garis yang dapat dibuat melalui satu titik di luar suatu
garis
Banyaknya garis yang dapat dibuat melalui satu titik di luar suatu garis
hanya dapat ditarik satu garis yang sejajar dengan garis tersebut. Untuk lebih
paham lihat gambar dibawah ini.

E F
D C

A B

Pada gambar diatas, tampak bahwa melalui titik A hanya dapat ditarik satu
garis yang sejajar dengan garis BF, yaitu garis AE

B) Dua garis sejajar yang dipotong oleh garis lain


Jika suatu garis memotong salah satu garis dari dua garis sejajar maka
garis tersebut akan memotong garis yang lain. Perhatikan gambar dibawah ini.
M
P A

Jika garis A//B dan garis A berpotongan di garis M di titik P, maka garis M
juga akan berpotongan di garis B. Seandainya, garis M tidak memotong garis B,
pastilah garis M akan sejajar dengan garis B.Garis M dan A keduanya melalui titik
P. Jadi, melalui satu titik P (diliuar garis A) dapat dibuat dua garis sejajar dengan
suatu garis yang diketahui (garis B). Hal itu bertentangan dengan sifat yang
pertama. Pengandaian garis M tidak memotong B adalah salah. Jadi, yang benar
adalah garis M memotong garis B.

4
C) Sebuah garis yang sejajar dengan dua garis lain
Jika sebuah garis sejajar dengan dua garis lain maka kedua garis yang lain
itu saling sejajar. Perhatikan gambar dibawah ini.
A

C
c

Jika garis A//C dan A//B , maka C//B. Hal itu dapat dijelaskan sebagai
berikut. Seandainya garis C dan garis B tidak sejajar pastilah, keduanya
berpotongan di titik A. Jadi, melalui titik A dapat dibuat dua garis yang sejajar
dengan garis K. Hal itu tidak sesuai dengan sifat pertama. Jadi, pengandaian garis
C tidak sejajar dengan garis B adalah salah, yang benar adalah C//B.

5
BAGIAN II
SUDUT

II.1. Pengertian Sudut


Sebuah sudut adalah gambar bentuk oleh dua buah garis lurus yang
bertemu disuatu titik. Garis-garis tersebut adalah sisi sudut, sementara titiknya
adalah vertex (titik sudut). Lambang atau simbol sudut adalah ∠ . Dari gambar
berikut AB dan AC adalah sisi sudut,B sedangkan A titik sudut (vertex).
B

Am C

II.2. Menamai sudut


Sebuah sudut boleh diberi nama dengan berbagai cara seperti berikut :
1) Huruf titik sudutnya apabila hanya ada satu titik sudut, seperti ∠ .

A
2) Huruf kecil atau sebuah angka yang ditempatkan antara sisi-sisi sudut dekat titik
sudutnya seperti ∠ a atau ∠ b .

b
a

3) Tiga huruf dengan huruf titik sudut di antara dua titik lainnya yang terletak pada
masing-masing sudut. Berdasarkan gambar B dapat dinamai ABD atau DBA ; D
dapat dinamai BDC atau CDB .
A C

6
B D
II.3. Ukuran Sudut (besar sudut)
Ukuran sudut dapat dinyatakan dalam tiga bentuk besaran, yaitu sebagai
berikut 2:
1) Derajat
Jika busur lingkaran dibagi menjadi 360 bagian, maka besar sudut yang
menghadapi 1 bagian busur disebut 1 derajat dan ditulis 1°. Jadi, satu lingkaran
penuh dikatakan besar sudutnya 360°. Setengah lingkaran besat sudutnya 180°, dan
seperempat lingkaran besar sudutnya 90°.

2) Radian
Ukuran radian adalah ukuran sudut yang diperoleh dengan cara
membandingkan panjang busur lingkaran dengan jari-jari lingkaran. Dengan
demikian satu radian adalah besar sudut yang mempunyai panjang busur sama
dengan jari-jari lingkarannya. Besar sudut satu lingkaran penuh = radian = 2π
radian. Besar sudut setengah lingkaran = radian = 180°

3) Grad
Jika busur satu lingkaran penuh dibagi menjadi 400 bagian, maka besar sudut
yang menghadapi 1 bagian busur besarnya 1 grad. Jadi 1 lingkaran penuh besar
sudutnya 400 grad, setengah lingkaran besar sudutnya 200 grad = 180° = radian.

II.4. Jenis-Jenis Sudut


Sudut dibagi menjadi lima macam, yaitu sebagai berikutr :
1) Sudut lancip (Acute angle) adalah sudut yang besarnya kurang dari 90°.
(0° < a < 90°).
2) Sudut siku-siku (Righ angle) adalah sudut yang besarnya 90°.

2
www.google.co.id/aksioma dasar tentang garis dan sudut/ diakses pada 10 April 2011 pukul
20:00 WIB.

7
3) Sudut tumpul (Obtuse angle) adalah sudut yang besarnya lebih dari 90° tetapi
kurang dari 180°. ( 90° < b < 180°)
4) Sudut lurus (Straight angle) adalah sudut yang besarnya 180°.
5) Sudut refleks (Reflex angle) adalah sudut yang besarnya lebih dari 180° tetapi
kurang dari 360°. (180° < d < 360°).

II.5. Sudut Pelurus, Sudut Penyiku , Sudut Bersisian , Sudut


Bertolak Belakang
Definisi :
1. Pelurus suatu sudut ialah tambahan sudut untuk menjadi 180o
2. Penyiku suatu sudut ialah tambahan sudut untuk menjadi 90o
3. Dua sudut yang satu kakinya bersekutu dan mempunyai titik sudut yang sama
disebut dua sudut bersisian
4. Dua sudut yang kedua kakinya bersambungan disebut dua sudut bertolak
belakang. C
A C
A

D
B E
B D

∠ ABC dan ∠ CBD saling bersisian ∠ AEB dan ∠ CED sudut bertolak
belakang belakang

II.6. Teorema Sudut Pelurus, Penyiku, Dan Bertolak Belakang


Teorema 1. Selisih pelurus dan penyiku sudut yang sama , sama dengan 90°
Diketahui : ∠ A
Buktikan : Pelurus ∠ A ± penyiku ∠ A = 90°
Bukti: Pelurus ∠ A = 180°- ∠ A
Penyiku ∠ A = 90° - ∠ A
Pelurus ∠ A - penyiku ∠ A = (180° - ∠ A) ±(90°- ∠ A)
= 180°- ∠ A - 90° + ∠ A

8
= 90° ......(terbukti)
Teorema 2. Dua sudut yang pelurusnya sama , akan sama besarnya
Diketahui : Pelurus ∠ A = pelurus ∠ B
Buktikan : ∠ A = ∠ B
Bukti: Pelurus ∠ A = pelurus ∠ B
180° - ∠ A = 180° - ∠ B
∠ A = ∠ B .....(terbukti)

Teorema 3. Dua sudut yang penyikunya sama , akan sama besarnya


Diketahui : Penyiku ∠ A = penyiku ∠ B
Buktikan : ∠ A = ∠ B
Bukti: Penyiku ∠ A = penyiku ∠ B
90° - ∠ B = 90° - ∠ A
∠ A = ∠ B .....(terbukti)
B

Teorema 4. Sudut yang bertolak belakang sama besar.


3
Diketahui : ∠ A 1 dan ∠ B3 saling bertolak belakang
4 2
Buktikan : ∠ A 1 = ∠ B3
1
Bukti: ∠ A 1 + ∠ B2 = 180° (saling berpelurus)
∠ A 3 + ∠ B4 = 180° (saling berpelurus) A
∠ A 1 ± ∠ B3 = 0
∠ A 1 = ∠ B3 ..... (terbukti)

II.7. Sudut-Sudut Berpasangan Dan Sifat-


Sifatnya.
Sifat-sifat sudut berpasangan adalah sebagai
berikut :

1) Sudut berdampingan (Adjacent angles) adalah dua
sudut yang mempunyai titik sudut yang sama dan salah A°

9
satu sisinya berimpit. Jika suatu sudut C° dibagi menjadi
dua sudut yang berdampingan, yaitu A° dan B°, maka A°
+ B° = C°.
2) Sudut bertolak belakang (vertical angles) adalah dua
2
sudut yang tidak berdampingan yang dibentuk oleh dua
3
garis yang berpotongan. Sudut-sudut yang bertolak 1

4
belakang besarnya sama. Jadi, jika AB dan CD dua garis
yang berpotongan, maka ∠ 1=∠ 3 dan ∠ 2 =∠ 4 .
A
3) Sudut komplemen (Complementary angles) adalah D

dua sudut yang jumlahnya 90°. Jika dua sudut komplemen

besarnya a° dan b°, maka a° + b° = 90°. Dua sudut a°

berdampingan merupakan sudut komplemen apabila sisi- b°


sisi luarnya saling tegak lurus. Jadi, AB dan BC saling B C
tegak lurus.

4) Sudut suplemen (Supplementary angles) adalah dua D


sudut yang jumlahnya 180°. Jika a° dan b° dua sudut
a° b°
komplemen, maka a° + b° = 180°. Dua sudut berdampingan C
A
merupakan sudut suplemen jika dari sisi-sisi luarnya dapat B
dibentuk suatu garis lurus. AB dan BC terletak pada garis D
lurus AC yang sama. Jika dua sudut suplemen sama besar,
A B
maka sudutnya pastilah sudut-sudut siku-siku. C

10
BAGIAN III
TEOREMA GARIS DAN SUDUT

III.1. Postulat Garis


A B
Post. 1 : Hanya sebuah garis lurus dapat ditarik • •
dari dua buah titik tertentu.
Misal, AB satu-satunya garis lurus dapat ditarik
antara titik A dan B.

A
Post. 2 : Dua buah garis lurus dapat berpotongan D
P
hanya di sebuah titik.
Misal, hanya titik P titik potong antara AB dan C
B
CD.

Post. 3 : Sebuah garis lurus merupakan garis


terpendek antara dua buah titik.
Misal, garis lurus AB adalah paling pendek
A B
daripada garis lengkung atau garis patah AB.

Post. 4 : Hanya sebuah lingkaran dapat dibuat


dengan sebuah titik tertentu sebagai pusat dan
sebuah ruas (segmen) garis sebagai jari-jari. A B
Misal, hanya lingkaran A dapat dibuat dengan A
sebagai pusat dan AB sebagai jari-jari.

Post. 5 : Bangun geometri dapat dipindahkan


I
tanpa merubah ukuran dan bentuk.
Misal, I dapat dipindahkan posisinya ke posisi I
yang baru tanpa mengubah ukuran dan bentuk.

11
Post. 6 : Sebuah ruas garis lurus hanya memilki
M
satu titik tengah. •
Misal, Hanya M titik tengah AB. A B

Post. 7 : Sebuah sudut hanya mempunyai satu


garis bagi. A D

Misal, hanya AD garis bagi sudut A. C

C
Post. 8 : Melalui sebuah titik pada sebuah garis
lurus hanya dapat dibuat sebuah garis lurus yang
tegak lurus pada garis tersebut. A B
P
Misal, jika P pada AB maka hanya PC ┴ AB.

P
Post. 9 : Melalui sebuah titik di luar sebuah garis
lurus hanya dapat dibuat sebuah garis lurus yang
tegak lurus pada garis tersebut. A B
C
Misal, jika P di luar AB maka hanya PC ┴ AB.

III.2. Teorema (Dalil) Dasar Sudut


Teorema adalah suatu pernyataan yang harus dibuktikan. Teorema-
Teorema berikut untuk membuktikannya diperlukan definisi, aksioma, atau
postulat. Prinsip termasuk pernyataan geometri yang sama pentingnya dengan
teorema, aksioma, postulat, dan definisi3.
Prinsip 1: Semua sudut tegak lurus adalah sama.
BB
∠ A= ∠ B A

Prinsip 2: Semua sudut lurus adalah sama.


∠ A= ∠ B AC BD

3
Sudirman, Cerdas Aktif Matematika. (Jakarta : Ganeca Exact, 2007) Hal. 188

12
Prinsip 3: Komplemen sudut yang sama atau sama
A
besar adalah sama. Ini merupakan kombinasi X B

prinsip (a) komplemen sudut yang sama adalah


sama (∠ A=∠ B masing-masing komplemen dari
C D
∠ X); (b) Komplemen sudut yang sama besar
X Y
adalah sama (∠ C=∠ D masing-masing
komplemenya adalah ∠ Xdan ∠ Y).

Prinsip 4: Suplemen sudut yang sama adalah sama.


Ini merupakan kombinasi prinsip (a) suplemen
sudut yang sama adalah sama (∠ A=∠ B masing- C X Y D
masing suplemen dari ∠ X); (b) Suplemen sudut
yang sama besar adalah sama (∠ C=∠ D masing-
masing suplemenya adalah ∠ Xdan ∠ Y).

Prinsip 5: Sudut bertolak belakang adalah sama.


C
A
∠ A=∠ B mengikuti prinsip 4, karena ∠ A dan ∠ B B
merupakan suplemen dari sudut yang sama, yaitu
∠ C.

III.3. Garis Sejajar, Jarak, Kongruensi, Dan Hubungan Antar


Sudut
A. Garis sejajar
Dua buah garis sejajar adalah dua buah garis lurus pada suatu bidang yang
sama yang tidak berpotongan walaupun diperpanjang sampai jauh tak hingga.
Simbol sejajar adalah ║. Misal, AB ║CD dibaca “AB sejajar CD”.
A B

C D

13
Garis potong (transversal) dari dua buah garis atau lebih adalah garis yang
memotong garis-garis tersebut. Misal, EF merupakan garis potong AB dan CD.
Sudut dalam adalah sudut antara dua garis dengan garis potongnya;
sedangkan Sudut luar adalah sudut yang berada di luar dua garis tersebut. Misal,
dalam gambar di samping ∠ 1, ∠ 2 , ∠ 3, dan ∠ 4 merupakan sudut-sudut dalam;
sedangkan ∠ 5, ∠ 6 , ∠ 7 , dan ∠ 8 merupakan sudut-sudut luar.

5 6
A B
1 2

C 4 3
D
8 7

B. Sudut-sudut berpasangan yang dibentuk oleh dua garis sejajar dipotong


oleh garis suatu garis potong (Transfersal).
Dari gambar garis sejajar AB dan CD yang dipotong oleh garis EF di atas
didapat pasangan sudut-sudut yang disebut :
1) Sudut sehadap, yaitu sudut yang arah bukanya sama. Dari gambar di atas,
sudut-sudut yang sehadap, adalah masing-masing pasangan ∠ 1 dengan ∠ 8,
∠ 2 dengan ∠ 7 , ∠ 3 dengan ∠ 6 , dan ∠ 4 dengan ∠ 5.
2) Sudut dalam berseberangan, yaitu sudut-sudut antara dua garis sejajar yang
posisinya berseberangan dari garis potong. Dari gambar di atas, sudut-sudut
dalam berseberangannya adalah masing-masing pasangan ∠ 1, dengan ∠ 3,
dan ∠ 2 , dengan ∠ 4 .
3) Sudut luar berseberangan, yaitu sudut-sudut di sebelah luar dua garis sejajar
yang posisinya berseberangan dari garis potong. Dari gambar di atas, sudut-
sudut luar berseberangannya adalah masing-masing pasangan ∠ 5 dengan ∠ 7
serta ∠ 6 , dengan ∠ 8

14
C. Prinsip-prinsip garis sejajar (Postulat garis sejajar)
Prinsip 1 : Melalui sebuah titik di luar suatu garis lurus, hanya dapat di tarik
sebuah garis yang sejajar dengan garis tersebut. (Melalui titik P hanya ada satu
garis A sejajar B)
A
PA
• B

Pembuktian bahwa dua garis sejajar


Prinsip 2 : Dua garis sejajar, jika sudut-sudut sehadapnya sama besar. (A║B ,
jika ∠ C = ∠ D )

C A

D B

Prinsip 3 : Dua garis sejajar, jika sudut-sudut dalam berseberangannya sama


besar. (A║B , jika ∠ C = ∠ D )

C
A
C
D
B

Prinsip 4 : Dua garis sejajar, jika sudut-sudut dalamnya saling bersuplemen atau
jumlahnya 180°. (A║B , jika ∠ C dan ∠ D saling bersuplemen atau ∠ C + ∠ D =
180°).

C C
A
D
B

15
Prinsip 5 : Dua garis sejajar, jika kedua garis tersebut tegak lurus terhadap suatu
garis yang sama. (A║B, jika A ⊥ C dan B ⊥ C)
C

Prinsip 6 : Dua garis sejajar, jika sudut-sudut dalam berseberangannya sama


besar. (A║B, jika A ║C dan B║C)

A
C

BA

Sifat-sifat garis sejajar


Prinsip 7 : Jika dua garis sejajar, maka sudut-sudut sehadapnya sama besar. (jika
A║B , maka ∠ C = ∠ D)
a
C
A
D
BA

Prinsip 8 : Jika dua garis sejajar, maka sudut-sudut dalam berseberangannya sama
besar. (Jika A║B , maka ∠ C = ∠ D )

A
C
D
BA

Prinsip 9 : Jika dua garis sejajar, maka sudut-sudut dalamnya saling bersuplemen
atau jumlahnya 180°. (Jika A║B , maka ∠ C dan ∠ D saling bersuplemen atau
∠ C + ∠ D = 180°).

16
AA
CA
DA
BA

Prinsip 10 : Jika dua garis sejajar, maka kedua garis tersebut tegak lurus terhadap
suatu garis yang sama. (Jika A║B, maka A ⊥ C dan B ⊥ C)

AA

BA

Prinsip 11 : Jika dua garis sejajar, maka sudut-sudut dalam berseberangannya


sama besar. (Jika A║B, maka A║C dan B║C)

AA

BA

Prinsip 12 : Jika sisi-sisi dua buah sudut masing-masing saling sejajar, maka baik
sudutnya maupun sudut suplemennya sama besar. (Jika A║C dan B║D, maka
∠ a= ∠ b dan ∠ a + ∠ c = 180°)
AA
C
a
BA

c b
D

17
DAFTAR PUSTAKA

Harta , Idris. 2006. Matematika Bermakna. Mediatama . Surakarta .

Sudirman. 2007.Cerdas Aktif Matematika. Ganeca Exact. Jakarta.

www.google.co.id/aksioma dasar tentang garis dan sudut/ diakses pada


10 April 2011 pukul 20:00 WIB.

18
TUGAS MATA KULIAH GEOMETRI

AKSIOMA DASAR TENTANG GARIS DAN SUDUT

Oleh Kelompok 1 :
 Sharikha Al Mustashrikha
 Shintia Farizka
 Muhammad Taufiq

Dosen Pembimbing : Abul Walid, S.PdI

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

JURUSAN TADRIS

FAKULTAS TARBIYAH

IAIN STS JAMBI

19
2011

20

Anda mungkin juga menyukai