OLEH: ZUKI ZUARMAN. KOORD. FRONT PERJUANGAN RAKYAT (FPR) - NTB
UUD 1945 Pasal 31:
a).Ayat (1): Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. b). Ayat (2): Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar 9 Tahun dan, pemerintah wajib membiayainya. c).Ayat (4): negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang- kurangnya 20% dari ABN-APBD. Sesuai dengan amanat yang di berikan oleh konsetitusi, pemerin- tah memiliki tanggung jawab untuk menjalankannya, maksud dari UUD 1945 pasal 31 ini adalah agar bagaimana menyokong kesuksesan dan keberhasilan pendidikan di indonesia dalam men- cerdaskan anak bangsa untuk mencapai kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga pemerintah wajib memberikan 20% anggaran APBN-APBD untuk sektor pendidikan.terkai dengan realisasi 20% anggaran pendidikan pemerintah SBY telah mengakui bahwa telah menjalankan amanat undang-undang dasar 1945 pasal 31 dimana 20% anggaran pendidikan telah direalisasikan bahkan memberikan hingga20,2%, di tahun 2011 hal ini selalau di ungkapkan di setiap pidato rapat program kerja bersama para menteri. Realisasi anggran pendidikan yang di maksudkan oleh pemerintah SBY telah terealisai bahkan lebih hingga 20,2%, yakni meningkat dari tahun 2010 sebesar Rp. 225.229,40 Trilliun dan pada tahun 2011 Rp. 243.276,06 Trilliun. Kenyataannya, anggaran tersebut termasuk didalamnya alokasi untuk gaji guru yang meliputi gaji pokok, tambahan penghasilan, tunjangan profesi dan insentif daerah.bila melihat pada aturan yang lebih khusus UU sikdiknas no 20 tahun 2003 mengatur secara rinci mengenai alokasi anggaran 20% pendidikan termuat dalam pasal 49 ayat 1 menjelaskan anggran 20% di berikan untuk pendidikan formal di luar dari gaji guru dan kedinasan, sementara praktik pengalokasiaan anggaran yang diberikan oleh pemerintah, 20% bahkan 20,2% tersebut masuk dalam anggran untuk kedinasan dan anggran buat tenaga pengajar artinya peruntukan pembagiaan 20% hingga 20,2% ini masih di bagi-bagi. Bila dipastikan dari pembagian tersebut anggaran untuk pendidikan formal hanya 10% masih kurang dari amanat UUD 1945. Dapat di katakan Konsep pendanan ini sesungguhnya belum di lakukan secara ilmiah sehingga wajar kemudiaan jika sampai saat ini masih saja ditemukan praktik komersialisasi di sektor pendidikan hal ini san- gat terlihat di perguruan tinggi negeri bahkan swasta penerpan kebijakan kenaikan SPP bahkan biaya kuliah di luar SPP makin menjadi-jadi di lakukan oleh pihak kampus akses pendidikan bagi rakyat melanjutkan pendidi- kan di perguruan tinggi makin berkurang akibat peraktik komersialisasi yang makin menjamur di kampus. Bisa di pastikan apa yang menjadi Penyampaian oleh pemerintah, telah inkonstional dalam menjalankan politik anggaran pendidikan karna belum sesuai dengan keinginan UUD 1945 dan UU sikdiknas no 20 tahun 2003.