Anda di halaman 1dari 7

ILMU ILMU BERHARGA

BERBAGAI PENGETAHUAN TENTANG ILMU ALAM DAN SOSIAL ^_^

Jumat, 21 Mei 2010


Bahan Kimia Beracun (Toxic)

Bahan Kimia Beracun (Toxic)


Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau
menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau
kontak lewat kulit.
Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan kemudian beredar keseluruh
tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung mengganggu
organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat
tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek
kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati
urine, saluran pencernaan, sel efitel dan keringat
TINGKAT KERACUNAN BAHAN BERACUN
- Tidak ada batasan yang jelas antara bahan kimia berbahaya dan tidak berbahaya
- Bahan kimia berbahaya bila ditangani dengan baik dan benar akan aman digunakan
- Bahan kimia tidak berbahaya bila ditangani secara sembrono akan menjadi sangat berbahaya
- Paracelsus (1493-1541) ” semua bahan adalah racun, tidak ada bahan apapun yang bukan
racun, hanya dosis yang benar membedakan apakah menjadi racun atau obat”
- Untuk mengetahui toksisitas bahan dikenal LD50, semakin rendah LD50 suatu bahan, maka
makin berbahaya bagi tubuh dan sebaliknya
Racun super: 5 mg/kgBB atau kurang, contoh: Nikotin
Amat sangat beracun: (5-50 mg/kgBB), contoh: Timbal arsenat
Amat beracun: (50-500 mg/kgBB), contoh: Hidrokinon
Beracun sedang: (0.5-5 g/kgBB), contoh: Isopropanol
Sedikit beracun: (5-15 g/kgBB), contoh: Asam ascorbat
Tidak beracun: (>15 g/kgBB), contoh: Propilen glikol
FAKTOR YANG MENENTUKAN TINGKAT KERACUNAN
1. Sifat Fisik bahan kimia
Bentuk yang lebih berbahaya bila dalam bentuk cair atau gas yang mudah terinhalasi dan bentuk
partikel bila terhisap, makin kecil partikel makin terdeposit dalam paru-paru
2. Dosis (konsentrasi) *
Semakin besar jumlah bahan kimia yang masuk dalam tubuh makin besar efek bahan racunnya
E=TxC
E = efek akhir yang terjadi (diturunkan seminimal dengan NAB)
T = time
C = concentration
Pajanan bisa akut dan kronis
3. Lamanya pemajanan *
- gejala yang ditimbulkan bisa akut, sub akut dan kronis

4. Interaksi bahan kimia


Aditif : efek yang timbul merupakan penjumlahan kedua bahan kimia ex. Organophosphat
dengan enzim cholinesterase
Sinergistik : efek yang terjadi lebih berat dari penjumlahan jika diberikan sendiri2 ex. Pajanan
asbes dengan merokok
Antagonistik : bila efek menjadi lebih ringan
5. Distribusi
Bahan kimia diserap dalam tubuh kemudian didistribusikan melalui aliran darah sehingga terjadi
akumulasi sampai reaksi tubuh
6. Pengeluaran
Ginjal merupakan organ pengeluaran sangat penting, selain empedu, hati dan paru-paru
7. Faktor tuan rumah (host)
- Faktor genetic
- Jenis kelamin : pria peka terhadap bahan kimia pada ginjal, wanita pada hati
- Factor umur
- Status kesehatan
- Hygiene perorangan dan perilaku hidup

NILAI AMBANG BATAS DAN INDEKS PEMAPARAN BIOLOGIS (BIOLOGICAL


EXPOSURE INDICES)
Bila pengendalian lingkungan tidak bisa mengurangi kadar bahan kimia di tempat kerja maka
perlu dilakukan :
- pemantauan biologis (biological monitoring)
- Indeks pemaparan biologis (Biological exposure Indices)
Yaitu suatu nilai panduan untuk menil;ai hasil pemantauan biologis yang penetuan nilainya
ditentukan dengan mengacu pada nilai NAB
BAHAN KIMIA BERACUN
1. Logam/metaloid
Pb(PbCO3): Syaraf, ginjal dan darah
Hg (organik&anorganik): Saraf dan ginjal
Cadmium: Hati, ginjal dan darah
Krom: Kanker
Arsen: Iritasi kanker
Phospor: Gangguan metabolisme
2. Bahan pelarut
Hidrokarbon alifatik (bensin, minyak tanah): Pusing, koma
Hidrocarbon terhalogensisasi(Kloroform, CCl4): Hati dan ginjal
Alkohol (etanol, methanol): Saraf pusat, leukemia, saluran pencernaan
Glikol: Ginjal, hati, tumor
3. Gas beracun
Aspiksian sederhana (N2,argon,helium): Sesak nafas, kekurangan oksigen
Aspiksian kimia asam cyanida(HCN), Asam Sulfat (H2SO4), Karbonmonoksida (CO), Notrogen
Oksida (NOx): Pusing, sesak nafas, kejang, pingsan
4.Karsinogenik
Benzene: Leukemia
Asbes: Paru-paru
Bensidin: Kandung kencing
Krom: Paru-paru
Naftilamin: Paru-paru
Vinil klorida: Hati, apru=paru, syaraf pusat, darah
5. Pestisida
Organoklorin: Pusing, kejang, hilang
Organophosphat: Kesadaran dan
Karbamat: kematian
Arsenik
BAHAN-BAHAN KIMIA UMUM YANG SERING MENIMBULKAN RACUN
Bahan kimia umum yang sering menimbulkan keracunan adalah sebagai-berikut :
Golongan pestida, yaitu organo klorin, organo fosfat, karbamat, arsenik.
Golongan gas, yaitu Nitrogen (N2), Metana (CH4), Karbon Monoksida (CO), Hidrogen Sianida
(HCN), Hidrogen Sulfida (H2S), Nikel Karbonil (Ni(CO)4), Sulfur Dioksida (SO2), Klor (Cl2),
Nitrogen Oksida (N2O; NO; NO2), Fosgen (COCl2), Arsin (AsH3), Stibin (SbH3).
Golongan metalloid/logam, yaitu timbal (Pb), Posfor (P), air raksa (Hg), Arsen (As), Krom (Cr),
Kadmium (Cd), nikel (Ni), Platina (Pt), Seng (Zn).
Golongan bahan organic, yaitu Akrilamida, Anilin, Benzena, Toluene, Xilena, Vinil Klorida,
Karbon Disulfida, Metil Alkohol, Fenol, Stirena, dan masih banyak bahan kimia beracun lain
yang dapat meracuni setiap saat, khususnya masyarakat pekerja industri.

TINGKAT EFEK RACUN TERHADAP TUBUH


Pengaruh efek racun terhadap badan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Sifat fisik bahan kimia, yang dapat berwujud gas, uap (gas dari bentuk padat/cair), debu
(partikel padat), kabut (cairan halus di udara), fume (kondensasi partikel padat), awan (partikel
cair kondensasi dari fase gas), asap (partikel zat karbon).
2. Dosis beracun: jumlah/konsentrasi racun yang masuk dalam badan.
3. Lamanya pemaparan.
4. Sifat kimia zat racun: jenis persenyawaan; kelarutan dalam jaringan tubuh, jenis pelarut.
5. Rute (jalan masuk ke badan), yang bisa melalui pernapasan, pencernaan, kulit serta selaput
lendir.
6. Faktor-faktor pekerja, seperti umur, jenis kelamin, derajat kesehatan tubuh, daya
tahan/toleransi, habituasi/kebiasaan, nutrisi, tingkat kelemahan tubuh, factor generik.
PROSES FISIOLOGI

Bahan kimia yang masuk ke badan dapat mempengaruhi fungsi tubuh manusia sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan atau keracunan, bahkan dapat menimbulkan
kematian.

1. Penyebaran racun ke dalam tubuh:


Racun masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir, misal pada jalan pencernaan,
pernapasan atau mata. Kemudian melalui peredaran darah akhirnya dapat masuk ke organ-organ
tubuh secara sistematik. Organ-organ tubuh yang biasanya terkena racun adalah paru-paru, hati
(hepar), susunan saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), sumsum tulang, ginjal, kulit,
susunan saraf tepi, dan darah. Efek racun pada tubuh juga akan memberikan efek local seperti
iritasi, reaksi alergi, dermatitis, ulkus, jerawat, dan gejala lain. Gejala-gejala keracunan
sistematik juga tergantung pada organ tubuh yang terkena.

2. Fungsi detoksikasi hati (hepar):


Racun yang masuk ke tubuh akan mengalami proses detoksikasi (dinetralisasi) didalam hati oleh
fungsi hati (hepar). Senyawa racun ini akan diubah menjadi senyawa lain yang sifatnya tidak lagi
beracun terhadap tubuh. Jika jumlah racun yang masuk kedalam tubuh relatif kecil/sedikit dan
fungsi detoksikasi hati (hepar) baik, dalam tubuh kita tidak akan terjadi gejala keracunan. Namun
apabila racun yang masuk jumlahnya besar, fungsi detoksikasi hati (hepar) akan mengalami
kerusakan.

GEJALA-GEJALA KERACUNAN

Gejala nonspesifik: Pusing, mual, muntah, gemetar, lemah badan, pandangan berkunang-kunang,
sukar tidur, nafsu makan berkurang, sukar konsentrasi, dan sebagainya.
Gejala spesifik: Sesak nafas, muntah, sakit perut, diare, kejang-kejang, kram perut, gangguan
mental, kelumpuhan, gangguan penglihatan, air liur berlebihan, nyeri otot, koma, pingsan, dan
sebagainya.

USAHA-USAHA PENCEGAHAN

Usaha-usaha pencegahan secara preventif perlu dilakukan dalam setiap industri yang
memproduksi maupun menggunakan baik bahan baku maupun bahan penolong yang bersifat
racun agar tidak kerugian ataupun keracunan yang setiap waktu dapat terjadi di lingkungan
pekerja yang menangani bahan kimia beracun. Pencegahan secara preventif tersebut adalah
sebagai-berikut:
1. Management program pengendalian sumber bahaya, yang berupa perencanaan, organisasi,
kontrol, peralatan, dan sebagainya.
2. Penggunaan alat pelindung diri (masker, kaca mata, pakaiannya khusus, krim kulit, sepatu,
dsb)
3. Ventilasi yang baik.
4. Maintenance, yaitu pemeliharaan yang baik dalam proses produksi, kontrol, dan sebagainya.
5. Membuat label dan tanda peringatan terhadap sumber bahaya.
6. Penyempurnaan produksi: Mengeliminasi sumber bahaya dalam proses produksi, dan
mendesain produksi berdasarkan keselamatan dan kesehatan kerja.
7. Pengendalian/peniadaan debu, dengan memasang dust collector di setiap tahap produksi yang
menghasilkan debu.
8. Isolasi, yaitu proses kerja yang berbahaya disendirikan.
9. Operasional praktis: Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja, serta analisis keselamatan dan
kesehatan kerja.
10. Kontrol administrasi, berupa administrasi kerja yang sehat, pengurangan jam pemaparan.
11. Pendidikan, yaitu pendidikan kesehatan, job training masalah penanganan bahan kimia
beracun.
12. Monitoring lingkungan kerja, yaitu melakukan surplus dan analisis.
13. Pemeriksaan kesehatan awal, periodik, khusus, dan screening, serta monitoring biologis
(darah, tinja, urine, dan sebagainya).
14. House keeping, yaitu kerumahtanggaan yang baik, kebersihan, kerapian, pengontrolan.
15. Sanitasi, yakni dalam hal hygiene perorangan, kamar mandi, pakaian, fasilitas kesehatan,
desinfektan, dan sebagainya.
16. Eliminasi, pemindahan sumber bahaya.
17. Enclosing, menangani sumber bahaya.

Jadi dalam hal ini sangat diperlukan pembekalan pengetahuan dalam pengelolaan bahan kimia
beracun dari segi pengamanan, pengelolaan, penanggulangan kebakaran dan pertolongan
pertama dalam kecelakaan.
Diposkan oleh jejunguk di 00:07
Reaksi: 

0 komentar:

Poskan Komentar

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langgan: Poskan Komentar (Atom)
Ada kesalahan di dalam gadget ini

Arsip Blog
 ►  2011 (2)
o ►  April (2)
 Gasifikasi Batubara
 MACAM – MACAM REAKTOR HETEROGEN

 ▼  2010 (6)
o ►  Agustus (1)
 PEMBUATAN BIOGAS
o ▼  Mei (5)
 CONTOH BISINIS PLAN
 GENERATOR DC
 KROMATOGRAFI
 hazardous symbol
 Bahan Kimia Beracun (Toxic)
 ►  2009 (12)
o ►  Juni (1)
 Gambaran Sekilas Industri Minyak kelapa Sawit
o ►  Mei (11)
 CHIRALITY
 Korosi ( Corrosion )
 Motor Bakar ( Combustion Engine )
 Alkuna
 Chemical Prices
 Struktur Atom ( Atomic Structure )
 Keberadaan Industri di Zona kependudukan
 Source and Types of Solid waste
 Water Scarcity and Water quality Problem
 Ikatan Kimia (Chemical Bonds)
 Makalah pemanfaatan Tenaga air (The use Of Water E...

Mengenai Saya

jejunguk
I am a gentle man from Indonesia
Lihat profil lengkapku

its good
science is very good

Anda mungkin juga menyukai