Bahan kimia yang masuk ke badan dapat mempengaruhi fungsi tubuh manusia sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan atau keracunan, bahkan dapat menimbulkan
kematian.
GEJALA-GEJALA KERACUNAN
Gejala nonspesifik: Pusing, mual, muntah, gemetar, lemah badan, pandangan berkunang-kunang,
sukar tidur, nafsu makan berkurang, sukar konsentrasi, dan sebagainya.
Gejala spesifik: Sesak nafas, muntah, sakit perut, diare, kejang-kejang, kram perut, gangguan
mental, kelumpuhan, gangguan penglihatan, air liur berlebihan, nyeri otot, koma, pingsan, dan
sebagainya.
USAHA-USAHA PENCEGAHAN
Usaha-usaha pencegahan secara preventif perlu dilakukan dalam setiap industri yang
memproduksi maupun menggunakan baik bahan baku maupun bahan penolong yang bersifat
racun agar tidak kerugian ataupun keracunan yang setiap waktu dapat terjadi di lingkungan
pekerja yang menangani bahan kimia beracun. Pencegahan secara preventif tersebut adalah
sebagai-berikut:
1. Management program pengendalian sumber bahaya, yang berupa perencanaan, organisasi,
kontrol, peralatan, dan sebagainya.
2. Penggunaan alat pelindung diri (masker, kaca mata, pakaiannya khusus, krim kulit, sepatu,
dsb)
3. Ventilasi yang baik.
4. Maintenance, yaitu pemeliharaan yang baik dalam proses produksi, kontrol, dan sebagainya.
5. Membuat label dan tanda peringatan terhadap sumber bahaya.
6. Penyempurnaan produksi: Mengeliminasi sumber bahaya dalam proses produksi, dan
mendesain produksi berdasarkan keselamatan dan kesehatan kerja.
7. Pengendalian/peniadaan debu, dengan memasang dust collector di setiap tahap produksi yang
menghasilkan debu.
8. Isolasi, yaitu proses kerja yang berbahaya disendirikan.
9. Operasional praktis: Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja, serta analisis keselamatan dan
kesehatan kerja.
10. Kontrol administrasi, berupa administrasi kerja yang sehat, pengurangan jam pemaparan.
11. Pendidikan, yaitu pendidikan kesehatan, job training masalah penanganan bahan kimia
beracun.
12. Monitoring lingkungan kerja, yaitu melakukan surplus dan analisis.
13. Pemeriksaan kesehatan awal, periodik, khusus, dan screening, serta monitoring biologis
(darah, tinja, urine, dan sebagainya).
14. House keeping, yaitu kerumahtanggaan yang baik, kebersihan, kerapian, pengontrolan.
15. Sanitasi, yakni dalam hal hygiene perorangan, kamar mandi, pakaian, fasilitas kesehatan,
desinfektan, dan sebagainya.
16. Eliminasi, pemindahan sumber bahaya.
17. Enclosing, menangani sumber bahaya.
Jadi dalam hal ini sangat diperlukan pembekalan pengetahuan dalam pengelolaan bahan kimia
beracun dari segi pengamanan, pengelolaan, penanggulangan kebakaran dan pertolongan
pertama dalam kecelakaan.
Diposkan oleh jejunguk di 00:07
Reaksi:
0 komentar:
Poskan Komentar
Arsip Blog
► 2011 (2)
o ► April (2)
Gasifikasi Batubara
MACAM – MACAM REAKTOR HETEROGEN
▼ 2010 (6)
o ► Agustus (1)
PEMBUATAN BIOGAS
o ▼ Mei (5)
CONTOH BISINIS PLAN
GENERATOR DC
KROMATOGRAFI
hazardous symbol
Bahan Kimia Beracun (Toxic)
► 2009 (12)
o ► Juni (1)
Gambaran Sekilas Industri Minyak kelapa Sawit
o ► Mei (11)
CHIRALITY
Korosi ( Corrosion )
Motor Bakar ( Combustion Engine )
Alkuna
Chemical Prices
Struktur Atom ( Atomic Structure )
Keberadaan Industri di Zona kependudukan
Source and Types of Solid waste
Water Scarcity and Water quality Problem
Ikatan Kimia (Chemical Bonds)
Makalah pemanfaatan Tenaga air (The use Of Water E...
Mengenai Saya
jejunguk
I am a gentle man from Indonesia
Lihat profil lengkapku
its good
science is very good