Anda di halaman 1dari 27

Planning Phase

Initial audit planning merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan sebelum


melakukan proses audit secara detail. Dalam merencanakan audit assignment yang
spesifik, seorang Auditor harus mengadopsi sebuah strategi yang memperhatikan
sifat, waktu dan luas dari audit work yang akan dilaksanakan. Tujuan
dilakukannya perencanaan tersebut adalah untuk meyakinkan bahwa:

1. Auditor memberikan perhatian yang sesuai pada area audit yang berbeda.

2. Masalah-masalah potensial telah teridentifikasi.

3. Audit review telah terfasilitasi.

Menurut ASA 300, alasan mengapa auditor harus merencanakan Audit


Engangements dengan benar adalah:

1. Untuk memberikan pemahaman yang jelas kepada klien dan


memungkinkan mereka untuk memperoleh bukti yang cukup tepat pada
setiap keadaan.

2. Subsistem yang relevan dan material item yang diidentifikasikan dan


kemudian diperiksa secara terperinci.

3. Subsistem yang relevan dan material item yang diperiksa secara terpirinci.

4. Untuk memastikan biaya audit secara efektif dan efisien.

5. Mengikuti standar audit.

6. Untuk memastikan bahwa bukti yang didapat adalah akumulasi dari


penelitian audit.

7. Planning membutuhkan perencanaan audit yang dapat dilaksanakan secara


efisien.

8. Menghindari kesalahpahaman dengan klien

Secara umum, rencana audit disusun setelah auditee ditetapkan. Yang


dimaksud dengan auditee adalah entitas organisasi, atau; bagian/unit organisasi,

Semester Genap 2011 Page 1


Planning Phase

atau; operasi dan program termasuk proses, aktivitas dan kondisi tetentu yang
diaudit. Penyeleksian auditee dapat dilakukan dengan 3 (tiga) metode, yaitu:

1) Systematic selection

Bagian audit internal menyusun suatu jadwal audit tahunan yang berkenaan
dengan audit yang diperkirakan akan dilaksanakan. Secara tipikal jadwal
tersebut dikembangkan dengan mempertimbangkan risiko. Auditee potensial
yang menunjukkan tingkat risiko yang tinggi mendapat prioritas untuk dipilih.

2) Ad Hoc Audits

Metode ini digunakan dengan mempertimbangkan bahwa operasi tidak selalu


berjalan tepat seperti yang direncanakan. Manajemen dan dewan komisaris
sering menugaskan Auditor internal untuk mengaudit bidang/area fungsional
tertentu yang dipandang bermasalah. Dengan demikian manajemen dan
dewan komisaris memilih auditee bagi auditror internal.

3) Auditee Requests

Beberapa manajer merasa bahwa mereka memerlukan input dari Auditor


internal untuk mengevaluasi kelayakan dan keefektifan pengendalian internal
serta pengaruhnya terhadap operasi yang berada di bawah supervisinya. Oleh
karena itu, mereka mengajukan permintaan untuk diaudit. Tetapi dalam hal ini
Auditor internal tetap harus mempertimbangkan risiko dan prioritasnya.

Perencanaan Audit (Audit Planning) melibatkan perkembangan suatu strategi


meyeluruh untuk pelaksanaan dan penentuan lingkup audit yang diharapkan.
Auditor harus merencanakan audit dengan suatu sikap skeptisme professional
mengenai hal-hal seperti integritas manajemen, kekeliruan, dan ketidakberesan,
serta tindakan melawan hukum. Jumlah perencanaan yang diperlukan dalam suatu
perikatan akan bervariasi. Menurut ukuran dan kompleksitas klien, pengetahuan
Auditor, serta pengalaman dengan klien.

Langkah-Langkah Penting dalam merencanakan Audit :

Semester Genap 2011 Page 2


Planning Phase

Memperoleh Membuat Pertimbangan


Melaksanakan
Pengalaman Tentang Awal Tentang Tingkat
Prosedur Analitis
Bisnis dan Industri Klien Materialitas

Memperoleh
Mengembangkan
Pemahaman Tentang Mempertimbangkan
Strategi Audit Awal
Pengendalian Intern Resiko Audit
untuk Asersi Signifikan
Klien

MEMPEROLEH PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI


KLIEN

Auditor biasanya berusaha untuk menyeimbangkan prosedur audit top


down dengan prosedur audit bottom up. Hal yang pentng dari pendekatan top
down adalah pemahaman Auditor tentang industri dan bisnis klien serta posisi atau
peran klien dalam bisnis dan industry. Penting bagi Auditor untuk memahami
industry bisnis klien karena risiko ini yang harus dikendalikan oleh klien.
Kemungkinan salah saji dalam estimasi akuntansi yang berhubungan secara
langsung dengan risiko bisnis klien.

Auditor dapat memperoleh pengetahuan tentang industri dan entitas dari


berbagai sumber. Sebagai contoh:

a. Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industrinya.


b. Diskusi dengan orang dalam entitas (seperti direktur, personel operasi
senior)
c. Diskusi dengan personel dari fungsi audit intern dan review terhadap
laporan auditor intern.
d. Diskusi dengan auditor lain dan dengan penasihat hukum atau
penasihat lain yang telah memberikan jasa kepada entitas atau dalam
industri.
e. Diskusi dengan orang yang berpengetahuan di luar entitas (seperti ahli
ekonomi industri, badan pengatur industri, customers, pemasok, dan
pesaing).

Semester Genap 2011 Page 3


Planning Phase

f. Publikasi yang berkaitan dengan industri (seperti statistik yang


diterbitkan oleh pemerintah, survei, teks, jurnal perdagangan, laporan oleh
bank, pialang efek, koran keuangan).
g. Perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap
entitas.
h. Kunjungan ke tempat atau fasilitas pabrik entitas.
i. Dokumen yang dihasilkan oleh entitas (seperti, notulen rapat, bahan
yang dikirim kepada pemegang saham dan diserahkan kepada badan
pengatur, buku-buku promosi, laporan keuangan dan laporan tahunan atau
sebelumnya, anggaran, laporan manajemen intern, laporan keuangan
interim, panduan kebijakan manajemen, panduan akuntansi dan sistem
pengendalian intern, daftar akun, deskripsi jabatan, rencana pemasaran dan
penjualan).
Pengetahuan tentang bisnis merupakan suatu kerangka acuan (frame of
reference) yang digunakan oleh auditor untuk melaksanakan pertimbangan
profesional. Pemahaman tentang bisnis dan penggunaan informasi tersebut
secara semestinya membantu auditor dalam:

a. Penaksiran risiko dan identifikasi masalah.


b. Perencanaan dan pelaksanaan audit secara efektif dan efisien.
c. Evaluasi bukti audit
d. Penyediaan jasa yang lebih baik bagi klien.
Sebagai contoh:

a. Penaksiran risiko bawaan dan risiko pengendalian.


b. Pertimbangan risiko bisnis dan tanggapan manajemen mengenai hal
ini.
c. Pengembangan perencanaan audit secara menyeluruh dan program
audit.
d. Penentuan tingkat materialitas dan penaksiran apakah tingkat
materialitas yang dipilih masih memadai.

Semester Genap 2011 Page 4


Planning Phase

e. Penentuan bukti audit untuk menetapkan memadainya dan validitasnya


dengan asersi laporan keuangan yang bersangkutan.
f. Evauasi estimasi akuntansi dan representasi manajemen.
g. Identifikasi bidang yang mungkin memerlukan pertimbangan audit
khusus dan keterampilan khusus.
h. Untuk menyadari adanya informasi yang bertentangan (seperti,
representasi yang berlawanan).
i. Untuk menyadari keadaan yang luar biasa (seperti, penggelapan dan
ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan, hubungan yang
tidak diharapkan antara data statistik operasi dengan hasil keuangan yang
dilaporkan).
j. Pembuatan permintaan keterangan berbasis informasi dan penentuan
apakah jawabannya masuk akal
k. Pertimbangan tentang memadainya kebijakan akuntansi dan
pengungkapan dalam laporan keuangan.

Pengetahuan tentang Bisnis - Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan

Daftar berikut ini mencakup hal-hal yang sangat luas yang dapat berlaku untuk
banyak perikatan; namun, tidak semua hal akan relevan dengan setiap perikatan
dan daftar ini bukan merupakan daftar yang lengkap.

A. Faktor ekonomi umum


(1) Tingkat aktivitas ekonomi umum (seperti resesi, pertumbuhan)
(2) Tarif bunga dan ketersediaan pembiayaan
(3) Inflasi, devaluasi mata uang
(4) Kebijakan pemerintah: moneter, fiskal, perpajakan, insentif keuangan,
tarif, pembatasan perdagangan
(5) Tarif tukar dan pengendalian mata uang asing

B. Industri - kondisi penting yang berdampak terhadap bisnis klien


(1) Pasar dan persaingan

Semester Genap 2011 Page 5


Planning Phase

(2) Kegiatan cyclical atau musiman


(3) Perubahan dalam teknologi produk
(4) Risiko bisnis (seperti, teknologi tinggi, model tinggi, mudahnya
masuk pesaing)
(5) Penurunan dan peningkatan operasi
(6) Kondisi yang memburuk (seperti, penurunan permintaan,
kapasitas berlebih, persaingan harga yang tajam)
(7) Ratio kunci dan statistik operasi
(8) Praktik akuntansi dan masalah tertentu
(9) Persyaratan lingkungan dan masalah lingkungan
(10) Kerangka (framework) peraturan
(11) Penyediaan dan biaya energi
(12) Praktik khusus atau unik (seperti, yang berkaitan dengan kontrak
tenaga kerja, metode pembiayaan, metode akuntansi)

SA Seksi 318 PEMAHAMAN ATAS BISNIS KLIEN, Sumber: PSA 67

Semester Genap 2011 Page 6


Planning Phase

SIKLUS BISNIS KLIEN

Siklus ini dimulai ketika satu organisasi membawa tujuan dan sumber
dayanya secara bersamaan. Siklus bisnis terus berjalan seperti suatu organisasi
memahami kekuatan pasar dan peraturan yang mengidentifikasikan lingkungan
kompetetif dan membuat keputusan penting berkenaan dengan penyebaran sumber
daya ke dalam proses inti untuk memperoleh konsumen serta mendistribusikan
produk dan jasanya.

Proses inti ini harus menghasilkan profitabilitas, arus kas, operasi dan
bergantung pada tujuan organisasi, pertumbuhan dan peningkatan nilai. Entitas
harus mengelola arus kasnya untuk mengembangkan sumber daya – sumber daya
serta mempertahankan likuiditas dan solvabilitas. Pada tahap ini suatu entitas
harus menentukan sumber daya tambahan yang diperlukan, bagaimana sumber
daya tersebut akan didanai, apakah entitas memerlukan tambahan modal dari luar
dan apakah entitas memiliki dana yang cukup untuk membayar kembali pinjaman.
Siklus bisnis ini terus berlanjut sejalan dengan organisasi mempertimbangkan
kembali tujuan dan penyebaran sumber – sumber daya pentingnya.

Semester Genap 2011 Page 7


Planning Phase

Beberapa aspek kritis dari siklus bisnis yang penting bagi Auditor untuk
dipahami. Hal tersebut termasuk:

• Manajemen, tujuan manajemen dan sumber daya – sumber daya organisasi

• Produk jasa, pasar, pelanggan dan persaingan entitas

• Proses inti dan siklus operasional entitas

• Bagaimana proses inti menghasilkan pertumbuhan, laba, arus kas dan nilai

• Keputusan investasi dan pembiayaan entitas

Selain itu, pengetahuan dan pemahaman mengenai bisnis klien, akan membantu
Auditor dalam :

a. Mengindentifikasi bidang-bidang yang memerlukan pertimbangan khusus.

b. Menilai kondisi yang didalamnya data akuntansi yang dihasilkan, diolah,


direview dan dikumpulkan dalam organisasi.

c. Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas persediaan, depresiasi,


penyisihan piutang ragu-ragu, persentase penyelesaian kontrak jangka panjang.

d. Menilai kewajaran representasi manajemen

e. Mempertimbangkan kesesuaian prinsip akuntansi yang diterapkan dan kecukupan


pengungkapannya.

MANAJEMEN SENIOR

Dalam merencanakan audit penting bagi Auditor untuk memahami siapa


manajemen dan pengalamana manajer dalam industry. Dalam konteks ini,
manajemen senir (senior management) biasanya berarti pejabat entitas, dewan
direksi dan lainnya yang mengembangkan arah strategi perusahaan. Memahami
manajemen dengan entitas dan pengalaman manajemen dalam industry atau

Semester Genap 2011 Page 8


Planning Phase

prefensi pengambilan risiko oleh manajemen, dapat membantu Auditor menilai


risiko bawaan dari salah saji dalam laporan keuangan.

TUJUAN DAN SASARAN MANAJEMEN

Tujuan manajemen (management goal) berhubungan dengan memperoleh


pangsa pasar tambahan atau memperoleh target pertumbuhan penjualan, laba, arus
kas atau penilaian pasar entitas. Tim audit juga harus mengenali tujuan strategic
manajemen (dan dewan direksi) untuk membantu pengembangan harapan kinerja
keuangan dan mengevaluasi kelayakan bukti yang diperoleh dalam audit.

SUMBER DAYA ORGANISASI

Sumber daya entitas tidak terbatas pada sumber daya keuangan saja tetapi
juga meliputi sumber daya keuangan, sumber daya berdasarkan aktiva, sumber
daya manusia, sumber daya informasi dan sumber daya tidak berwujud.
Pemahaman atas sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan penting
untuk :

1. Menentukan kinerja yang dilaporkan berkenaan dengan bagaimana laporan


keuangan dibandingkan dengan pengetahuan Auditor yang mendasari
aktivitas bisnis

2. Mengembangkan suatu ekspetasi atas laporan keuangan

Kualitas sumber daya manusia, jumlah paten per karyawan dan pendapatan per
karyawan merupakan indikator penting dari kontribusi sumber daya manusia
terhadap perusahaan. Pengetahuan ini meyediakan suatu konteks penting untuk
mengevaluasi laporan keuangan.

PRODUK DAN JASA, PASAR, PELANGGAN DAN PERSAINGAN


ENTITAS

Semester Genap 2011 Page 9


Planning Phase

Penjualan merupakan suatu pemicu penting dari biaya, profitabilitas dan


arus kas. Kapanpun suatu organisasi akan mengambangkan suatu peramalan atau
proyeksi ia harus meramalkan volume aktivitas penjualan. Oleh karena itu,
penting bagi Auditor untuk memahami produk dan jasa, pasar, pelanggan dan
persaingan entitas. Pemahaman mengenai produk organisasi mensyaratkan
Auditor untuk memperoleh pemahaman mengenai keseluruhan pasar bagi produk.

Auditor biasanya menilai pangsa pasar (market share) dengan


membandingkan penjualan klien terhadap estimasi total penjualan industri bagi
produk dan jasa klien serta produk dan jasa pesaing. Sebagai akibatnya penting
bagi Auditor untuk memahami pangsa pasar entitas dan rencana untuk
mempertahankan atau menumbuhkan pangsa pasar. Auditor perlu memahami
siapa pelanggan klien dan kondisi persaingan yang terjadi. Jika klien merupakan
produsen yang mendistribusikan produknya pada agen, penting juga untuk
memahami kemampuan organisasi untuk menarik konsumen utama bagi produk.

Aspek akhir dari pamahaman pasar entitas adalah memahmi pengaruh


pengaturan dan keseluruhan kekuatan industri. Setiap lingkungan perturan dapat
mempengaruhi kekuatan entitas untuk membawa produk ke pasar atau
profitabilitas entitas. Masalah industri lain seperti perubahan tingkat bunga,
penurunan dalam penghasilan atau perubahan hukum pajak.

PROSES INTI ENTITAS DAN SIKLUS OPERASI

Proses inti (core processes) adalah proses yang digunakan klien untuk
mengembangkan, memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan produk atau
jasanya. Tujuan Auditor adalah untuk memahami sumber daya yang diperlukan
untuk proses inti tertentu, serta bagaimana efektivitas dan efisiensi dari setiap
proses dapat dievaluasi. Auditor harus memahami struktur biaya (cost structure)
entitas termasuk apakah operasi merupakan biaya tetap (fixed cost) atau apakah
operasi terdiri dari biaya variable (variable cost) yang bervariasi sesuai dengan
volume aktivitas.

Semester Genap 2011 Page 10


Planning Phase

Bagian penting dalam mengembangkan suatu ekspektasi tentang kinerja


keuangan entitas dank as yang diperlukan adalah pemahaman mengenai siklus
operasi. Siklus operasi (operation cycle) mengacu pada periode waktu dimulainya
penggunaan kas untuk membeli persediaan, untuk mengkonversi persediaan
kembali menjadi kas melalui penjualan, dan untuk mengumpulkan piutang usaha.
Biasanya Auditor akan memperoleh suatu pemahaman mengenai bagaimana
berbagai proses inti menghabiskan sumber daya dan pada akhirnya menghabiskan
dan menyediakan arus kas.

Jasa bernilai tambah penting yang disediakan oleh banyak kantor akuntan
public adalah untuk membantu manajemen mengidentifkasikan pengukuran
kinerja yang tepat untuk memonitor kinerja organisasi. Pengukuran kinerja yang
baik mengarah pada indicator profitabilitas dan arus kas. Pemahaman mengenai
pengukuran efektifitas dari proses inti adalah penting, baik bagi pengembangan
espektasi atas jumlah laporan keuangan dan untuk memberikan jasa bernilai
tambah bagi klien.

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PEMBIAYAAN ENTITAS

Disamping mengelola operasi dan arus kas dari operasi (cash flow from
operation) suatu entitas juga harus mengelola

• Aktiva dan sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan penjualan,


laba, arus kas

• Sumber daya modal yang digunakan untuk memperoleh sumber daya –


sumber daya tersebut

• Analis keuangan sering memonitor kemampuan suatu entitas untuk


menghasilkan kas dari operasi yang mencukupi untuk membiayai
pertumbuhan dan ekspektasi modal (arus kas dari operasi dikurangi
pengeluaran modal). Analis lain memonitor kemampuan entitas untuk
melunasi bagian lancar dari hutang dan membayar deviden dengan arus
kas dari operasi. Seberapa cepat suatu entitas berkembang, Auditor perlu

Semester Genap 2011 Page 11


Planning Phase

memahami sumber pembiayaan (operasi hutang atau pembiayaan ekuitas)


dan bagaimana dana itu diinvestasikan dalam sumber daya – sumber daya
yang mendukung proses ini. Pemahaman ini penting untuk mengevaluasi
likuiditas dan solvabilitas entitas serta kelayakan tujuan di masa
mendatang.

Langkah-Langkah dan Proses dalam mengorganisasi dan merencanakan audit


internal memerlukan pemahaman tentang Institute of Internal Auditors’
International Standards for The Proffesional Practice of Internal Auditing.

Auditor dapat memperoleh pengetahuan dalam berbagai cara:

• Pengalaman sebelumnya dengan klien dan industri.

• Penyelidikan orang-orang dalam perusahaan, seperti direktur dan staf


senior diskusi review dengan staf audit internal.

• Diskusi internal laporan audit dengan auditor lainnya.

• Diskusi dengan penasihat hukum.

• Diskusi dengan orang-orang yang relevan diluar perusahaan seperti


peneliti ekonomi, industri regulator, pelanggan, suplier dan pesaing.

• Pengumuman yang berkaitan dengan industri seperti statistik


pemerintahan, survey.

• Jurnal perdagangan dan koran keuangan.

• Undang-undang dan peraturan yang dapat memberi dampak pada klien.

• Mengelilingi Kantor Klien dan fasilitas yang ada.

• Dokumen Klien seperti hasil rapat, laporan yang dikirim pada pemegang
saham, laporan keuangan sebelum periode, anggaran, laporan manajemen
internal, laporan keuangan interim, kebijakan manajemen manual, buku
pedoman akuntansi dan pengendalian, bagan dan deskripsi akuntansi.

Semester Genap 2011 Page 12


Planning Phase

• Review pekerjaan kertas kerja tahun sebelumnya.

Sebelum Internal Audit dapat melakukan beberapa audit, memerlukan


beberapa building blocks untuk menghasilkan fungsi internal audit yang efektif.
Internal Audit Foundation Building Blocks antara lain:

• An effective plan of organizations and a charter for launching internal


audit activities.

• A long-range or annual audit plan.

Harus memperhatikan resiko dari audit planning dan long-range audit


plan harus disetujui oleh Komite Audit.

• Standard and effective approaches for performing all internal audits.

Dalam Common Body of Knowldege (CBOK) tidak hanya untuk menampilkan


audit internal yang efektif tetapi juga Auditor internal memerlukan pengembangan
pendekatan yang bagus (good approaches) untuk mengevaluasi audit evidence
(bukti audit) , hasil pelaporan audit yang efektif, Pemahaman mengenai
Committee of Sponsoring Organizations’(COSO) Internal Control Framework
dan kekonsistenan framework tersebut untuk mengevaluasi pegendalian (controls).

Sebuah Perencanaan Review secara periodik dari beberapa area operasi


(operations) atau new audit requirement yang sudah diidentifikasi untuk
terjadinya beberapa peristiwa yang tidak diharapkan. Hal-hal ini diperlukan oleh
Internal Audit untuk mengembangkan sebuah rencana (plan) untuk beberapa audit
baru (new audit) .

Jadwal Audit (Audit Schedule) berdasarkan pada high –level stated


objectives (Tujuan) dan hour estimates (estimasi waktu) dan proses high-level
annual internal audit plan sebagai langkah-langkah untuk kesiapan mencapai
actual internal audit. Sesudah Internal Audit mengembangkan sebuah rencana
untuk bekerja selama tahun tersebut, perencanaan (planning) dan penjadwalan
(scheduling) individu audit internal sering menjadi sebuah tantangan. Sesuatu

Semester Genap 2011 Page 13


Planning Phase

yang terjadi di luar rencana, peristiwa yang tidak dijadwalkan (unscheduled


events), permintaan dari manajemen (request from management) atau situasi
seperti hasil yang tidak memuaskan (unfavorable result) dari audit yang lain
adalah penyebab perubahan dalam rencana audit internal jangka panjang (internal
audit long-range plan).

Setelah kebutuhan akan audit baru sudah di identifikasi, langkah


selanjutnya adalah mendefiniskan atau menentukan tujuan audit secara khusus,
persetujuan secara logic terhadap review, dan kemudian mengembagkan
perencanaan individu secara detail untuk review.

a. Determine the Audit Objectives

Internal Audit mendirikan rencana (plan) untuk aktivitas internal audit


selama periode tahun fiscal. Rencana jangka panjang ini berdasarkan pada
manajemen, permintaan dari komite audit, kemampuan staff audit, the
nature of prior audit work, sumber daya yang tersedia, dan keseluruhan
resiko yang telihat pada organisasi.

Hal-hal yang dapat merubah perencanaan jangka panjang (long-term plan)


secara keseluruhan antara lain perubahan pada organisasi dan ekonomi
secara umum, masalah yang ada dalam internal audit, peraturan baru,
perubahan staf audit, atau beberapa variasi pada masalah.

b. Audit Scheduling and Time Estimates

Anggota internal audit dan manajer harus dapat berpartisipasi di dalam


proses perencanaan dan harus berhati-hati dalam pemenuhan kebutuhan
untuk penyesuain rencana berikutnya. Estimasi waktu persiapan ditentukan
dan kerangka waktu ditetapkan pada setiap proses audit.

Sebagai tambahan rencana tahunan dan revisi, jadwal individual audit


harus dipersiapkan sebagai dasar untuk rencana ini. Tergantung pada
kinerja sifat dasar audit dan ukuran staf audit, jadwal individual (individual

Semester Genap 2011 Page 14


Planning Phase

schedule) terjadi selama sebulan , quarter atau untuk periode waktu yang
lebih panjang.

Jumlah dan level pada staf yang dibutuhkan untuk variasi audit yang
bermacam-macam tergantung pada evaluasi sifat dasar yang kompleksitas
proyek audit seperti kemampuan audit dan batasan waktu (time constraints).
Kemampuan Auditor dan perkembangan kebutuhan mempertimbangkan
orang-orang untuk dipilih pada beberapa tugas proyek audit.

c. Preliminary Survey

Beberapa hal yang perlu di-review, jika tersedia, selama survey persiapan
internal audit :

• Review Kertas Kerja Audit Sebelumnya

Tujuan dan Lingkup Audit Sebelumnya, Kertas Kerja Audit dan program
harusnya direview untuk mencapai keselarasan dengan pendekatan yang
digunakan dan hasil audit. Mengetahui jumlah waktu audit sebelumnya
seperti penemuan beberapa masalah dapat diatasi dengan menentukan
sumber daya yang dibutuhkan untuk rencana audit. Hasil pada kinerja
sebelumnya harus di-review dengan membuat keputusan yang mana dapat
dikurangi, dihapus, dikembangkan, untuk basis perputaran audit di masa
yang akan datang.

• Review Laporan Audit Sebelumnya

Untuk mencapai area yang sensitif , Auditor harus mempelajari laporan


dari fungsi organisasi tersebut. Peringatan review kertas kerja tertentu
memberikan tindakan yang benar diperlukan dalam audit yang lalu (past
audit) dan rencana audit yang akan datang termasuk pemeriksaan pada
area tertentu.

• Entitas Organisasi

Semester Genap 2011 Page 15


Planning Phase

Auditor harus memahami strktur organisasi dalam mengaudit sehingga


dapat memahami struktur dan tanggung jawab. Selain itu, jumlah pekerja,
dan nama dari karyawan yang pening dari suau departemen.

• Hubungan Lain Terkait Materialitas Audit

Dukungan Data dari hubungan audit yang lengkap, perencanaan atau


proses harus dipelajari. Data termasuk pengidentifikasian audit oleh
external auditor.

Ruang lingkup dari perencanaan audit pada umumnya bervariasi sesuai


dengan besarnya dan kompleksitas permasalahan objek yang diperiksa dan
pengetahuan mengenai jenis usaha objek yang diperiksa. Adapun elemen-elemen
perencanaan audit menurut Arens and Loebbecke (2000:219) adalah:

1. Praplan

2. Memperoleh latar belakang informasi

3. Memperoleh informasi tentang kewajiban sah/tentang undang-

undang klien

4. Melaksanakan prosedur menurut penelitian persiapan

5. Materialitas yang ditetapkan dan Auditor bisa mengambil risiko dan tidak bisa
dipisahkan

6. Memahami struktur internal control dan menilai risiko kendali

7. Mengembangkan program audit dan rencana audit.

Perencanaan Awal

Beberapa hal penting yang terdapat dalam perencanaan awal ini adalah
menyangkut informasi mengenai alasan klien untuk diaudit, menerima atau

Semester Genap 2011 Page 16


Planning Phase

menolak klien baru maupun klien lama, mengidentifikasi alasan klien untuk
diaudit, menentukan staf untuk penugasan dan memperoleh surat penugasan.
Perencanaan awal itu terdiri dari hal-hal berikut ini:

o Menyelidiki klien baru

Menyelidiki klien baru adalah hal yang penting bagi Auditor sebelum mereka
memutuskan untuk menerima atau menolak klien tersebut. Hal itu dilakukan
dengan cara mengevaluasi prospek klien dalam lingkungan usaha, stabilitas
keuangan dan hubungan klien dengan kantor akuntan terdahulu. Auditor
pengganti diwajibkan untuk berhubungan dengan Auditor sebelumnya dan
harus mendapatkan izin dari klien sebelum komunikasi dilakukan.

o Melanjutkan klien lama

Untuk melanjutkan klien lama juga harus di evaluasi untuk memutuskan


apakah diterima atau tidak dapat dilanjutkan, penyebab tidak bisa
dilanjutkannya pemeriksaan karena perselisihan sebelumnya, jika terjadi
tuntutan hukum terhadap Kantor Akuntan Publik oleh klien.

o Mengidentifikasi alasan klien untuk diaudit

Dua faktor utama yang mempengaruhi bahan bukti audit yang akan
dikumpulkan adalah siapa pemakai laporan dan maksud penggunaan laporan.
Auditor mungkin akan mengumpulkan lebih banyak bahan bukti audit jika
laporan digunakan secara luas.

o Staf untuk penugasan

Menentukan staf yang pantes untuk penugasan adalah penting untuk


memenuhi standar auditing yang telah ditetapkan dan meningkatkan efisiensi
audit. Pertimbangan yang mempengaruhi penyusunan staf adalah orang-orang
yang diserahi tugas harus akrab dengan bidang usaha klien.

Semester Genap 2011 Page 17


Planning Phase

o Memperoleh surat penugasan

Tujuan dibuatnya surat penugasan adalah untuk mengurangi salah pengertian


sehingga harus dibuat secara tertulis. Surat penugasan adalah kesepakatan
antara KAP dengan klien, isi dari surat tersebut adalah menyatakan batasan
dari penugasan, batas waktu, bantuan akan diberikan atau daftar rincian yang
perlu disiapkan untuk Auditor, serta honorarium.

Memperoleh informasi mengenai latar belakang klien

Auditor harus megetahui tentang ciri-ciri lingkungan kegiatan perusahaan


klien yang akan diaudit yang berguna sebagai acuan dalam menentukan surat
penugasan atau perlu tidaknya prosedur-prosedur audit khusus. Hal-hal yang harus
dilakukan untuk memperoleh informasi sehingga dapat memahami latar belakang
klien adalah dengan cara: meninjau lokasi pabrik dan kantor, menelaah kebijakan-
kebijakan penting perusahaan, mengidentifikasi pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa serta mengevaluasi kebutuhan akan spesialis dari luar.

Memperoleh informasi mengenai kewajiban hukum klien

Faktor-faktor yang menyangkut lingkungan hukum industri klien


mempunyai dampak besar terhadap hasil audit. Pengetahuan Auditor untuk
menafsirkan fakta yang berkaitan selama pekerjaan berlangsung akan meyakinkan
bahwa pengungkapan yang semestinya telah dilaksanakan dalam laporan
keuangan. Dalam hal ini dokumen-dokumen hukum yang penting untuk diperiksa
oleh Auditor adalah Akta Pendirian Perusahaan, anggaran dasar perusahaan,
masalah rapat dewan komisaris, para pemegang saham, komite audit dan para
pejabat eksekutif termasuk didalamnya adalah ringkasan pokok mengenai
keputusan yang dibuat oleh direksi dan pemegang saham serta dokumen mengenai
kontrak penjualan maupun pembelian.

Melaksanakan Prosedur Analitis

Semester Genap 2011 Page 18


Planning Phase

Melakukan analisis ini sangat penting artinya karena dengan demikian


keseluruhan kegiatan pemeriksaan dapat tergambar didalamnya. Prosedur analitis
ini diantaranya: Memahami bidang usaha klien, penetapan kemampuan satuan
usaha untuk menjaga kelangsungan hidupnya, indikasi adanya kemungkinan
kekeliruan dalam laporan keuangan dan mengurangi pengujian yang terinci.

Analytical Procedure ( SAS 56 ) mendefinisikan prosedur analitis (analytical


procedure) sebagai evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan
mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan data non
keuangan.

Prosedur analitis digunakan dalam audit untuk tujuan berikut:

1. Dalam tahap perencanaan audit, untuk membantu auditor dalam


merencanakan sifat, waktu dan luasnya prosedur audit lainnya

2. Dalam tahap pengujian, sebagai pengujian substantif untuk memperoleh


bukti mengenai arsersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau
transaksi

3. Pada penyelesaian audit, dalam melakukan review akhir terhadap


kelayakan keseluruhan laporan keuangan yang diaudit

Perancangan prosedur analitis dibuat dalam rangka memperoleh bukti


mengenai setiap saldo akun yang material. Prosedur analitis dapat membantu
auditor dalam perencanaan dengan :

1. Mengidentifikasi pemahaman auditor tentang bisnis klien

2. Mengidentifikasi hubungan yang tidak biasa serta fluktuasi yang tidak


diharapkan dalam data yang mungkin mengidentifikasi bidang yang
memiliki risiko salah saji paling besar.

Menentukan materialitas dan menetapkan resiko audit yang dapat diterima.

Semester Genap 2011 Page 19


Planning Phase

Besarnya salah saji dalam informasi akuntansi dapat membuat


pertimbangan pengambilan keputusan terpengaruh. Tanggung jawab Auditor
adalah menetapkan apakah suatu laporan keuangan terdapat salah saji material,
apabila Auditor berpendapat bahwa adanya salah saji yang material harus
diberitahukan pada klien, sehingga koreksi dapat dilakukan. Jika klien menolak
untuk mengoreksi laporan keuangan tersebut maka Auditor dapat memberikan
pendapat dengan pengecualian.

Ada lima langkah dalam menetapkan materialitas dua langkah pertama


diperlukan untuk merencanakan luas pengujian, sedangkan tiga langkah
berikutnya untuk mengevaluasi hasil atau melaksanakan pengujian audit, langkah-
langkah tersebut adalah:

1. Menentukan pertimbangan awal mengenai materialitas.

2. Mengalokasikan pertimbangan awal mengenai materialitas kedalam


segmen.

3. Mengestimasikan total salah saji dalam segmen

4. Mengestimasikan salah saji gabungan.

5. Membandingkan estimasi gabungan dengan pertimbangan awal mengenai


materialitas.

Mengembangkan rencana dan program audit menyeluruh

Untuk melaporkan serta memberikan pendapat yang tepat maka Auditor


harus melakukan wawancara, melakukan pemeriksaan dan meneliti keaslian bukti-
bukti. Guna mempermudah pelaksanaan maka Auditor harus menyusun program
yang direncanakan secara logis untuk prosedur-prosedur audit bagi setiap
pemeriksaan. Program pemeriksaan juga merupakan suatu alat pengendalian
dimana pemeriksa dapat menyesuaikan pemeriksaannya dengan anggaran dan
jadwal yang telah ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
dalam hal ini Ikatan Akuntansi Indonesia (2001:311.3) menyatakan bahwa:

Semester Genap 2011 Page 20


Planning Phase

“Dalam perencanaan auditnya, Auditor harus mempertimbangkan sifat, luas, dan


saat pekerjaan yang harus dilaksanakan dan harus membuat suatu program audit
secara tertulis. Program audit membantu Auditor dalam memberikan perintah
kepada asisten mengenai pekerjaan yang harus dilakukan. Bentuk program audit
dan tingkat kerinciannya sangat bervariasi”.

Berdasarkan penjelasan di atas, Audit plan juga harus bersifat flexibel terhadap
perubahan tergantung dari temuan dan peristiwa-peristiwa yang terjadi selama
proses audit. Beberapa peristiwa/temuan yang dapat menyebabkan
perubahan/revisi pada audit plan antara lain:

 Ditemukannya error yang signifikan dalam memproses invoice pada


aktivitas sales. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya revisi dalam ruang
lingkup pengujian dan audit resource yang digunakan dalam area sales
tersebut.

 Adanya pemberitahuan dari pihak manajemen badan usaha bahwa akun


yang diaudit membutuhkan data-data dari periode selain data periode yang
sebelumnya diberitahukan. Hal ini dapat menyebabkan revisi pada waktu
dari prosedur audit dengan konsekuensi adanya peningkatan audit
resource yang dialokasikan dalam audit assignment.

Mempertimbangkan Resiko Audit

Risiko audit terdiri dari tiga unsur, yaitu :

• Resiko Bawaan (Inherent Risk)

Kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah
saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur
pengendalian intern yang terkait.

• Resiko Pengendalian (Control Risk)

Semester Genap 2011 Page 21


Planning Phase

Risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang tidak dapat
dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas.

• Resiko Deteksi (Detection Risk)

Risiko deteksi adalah resiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi
salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.

Jika resiko pengendalian ditaksir terlalu rendah, resiko deteksi dapat terlalu
tinggi ditetapkan dan auditor dapat melaksanakan pengujian substantif yang
tidak memadai sehingga auditnya tidak efektif. Sebaliknya jika resiko
pengendalian ditaksir terlalu tinggi, auditor dapat melakukan pengujian
substantif melebihi dari jumlah yang diperlukan sehingga auditor melakukan
audit yang tidak efisien.

Mengembangkan Strategi Audit Awal untuk Asersi yang Signifikan

Strategi audit awal menggambarkan judgement awal auditor tentang


pendekatan audit untuk memperoleh bukti tentang asersi-asersi (bukan
merupakan rincian spesifikasi prosedur-prosedur audit). Strategi audit awal ini
didasarkan pada asumsi tertentu tentang pelaksanaan audit yang
mempengaruhi spesifikasi keempat komponen strategi audit.

Dalam memilih alternatif strategi audit tersebut, auditor mempertimbangkan


faktor-faktor sebagai berikut:

• Planned assessed level of control risk


• Luas pemahaman auditor terhadp struktur pengendalian intern yang
dihimpun
• Test of control yang dilaksanakan dalam menentukan risiko pengendalian
• Planned assessed level of substantive test yang dilaksanakan auditor untuk
mengurangi risiko audit pada tingkat serendah mungkin.

Semester Genap 2011 Page 22


Planning Phase

Keterkaitan antara bukti materialitas dan komponen audit, maka auditor dapat
memilih dua alternatif strategi audit, yaitu:

1. Primarily substantive approach

Pada strategi ini, auditor lebih mengutamakan pengujian substantive


daripada pengujian pengendalian. Strategi ini lebih banyak dipakai
dalam audit untuk pertama kali daripada atas klien lama.

Strategi ini digunakan apabila auditor, atas dasar pengalaman maupun


tahap perencanaan sebelumnya, menemukan kondisi sebagai berikut:

1. Pengendalian yang terkait dengan suatu asersi, tidak efektif.

Oleh karena itu, salah saji tidak akan dapat dicegah atau dideteksi
oleh struktur pengendalian intern klien. Auditor kemudian menguji
apakah salah saji yang tidak terdeteksi oleh struktur pengendalian
intern klien tersebut, dapat dideteksi oleh prosedur audit. Dengan
demikian, auditor akan lebih banyak melakukan pengujian
substantif.

2. Biaya untuk melaksanakan :

• Prosedur tambahan untuk menghimpun pemahaman struktur


pengendalian intern.
• Test of control untuk mendukung lower assessed level of
control risk melebihi biaya untuk melaksanakan test substantif
yang lebih ekstensif.

Kedua kondisi ini biasanya terkait dengan asersi akun:

Semester Genap 2011 Page 23


Planning Phase

 Yang dipengaruhi terutama oleh transaksi tidak rutin


atau jarang terjadi seperti aktiva tetap, utang obligasi,
dan modal saham
 Yang sangat memerlukan jurnal penyesuaian seperti
akumulasi depresiasi.

3. Lower assessed level of control risk approach

Auditor lebih mengutamakan pengujian pengendalian daripada


pengujian substantif pada strategi ini. Hal ini bukan berarti auditor
sama sekali tidak melakukan pengujian substantif. Auditor tetap
melakukan pengujian substantive meskipun tidak se-ekstensif pada
Primarily substantive approach. Auditor lebih banyak melakukan
prosedur untuk memperoleh pemahaman mengenai struktur
pengendalian intern klien. Strategi ini lebih banyak dipakai dalam
audit atas klien lama daripada audit yang pertama kali atas klien
baru.

Strategi ini digunakan apabila auditor, atas dasar pengalaman


maupun tahap perencanaan sebelumnya, menemukan kondisi
sebagai berikut:

1. Pengendalian yang terkait dengan suatu asersi dirancang


dengan baik, dan sangat efektif. Struktur pengendalian intern
klien sangat efektif tersebut akan dapat mengurangi
kemungkinan salah saji. Oleh karena itu, auditor harus menguji
apakah struktur pengendalian intern klien benar-benar efektif
dalam mendeteksi salah saji. Auditor lebih banyak melakukan
pengujian pengendalian.
2. Biaya untuk melaksanakan:

Semester Genap 2011 Page 24


Planning Phase

• Prosedur tambahan untuk menghimpun pemahaman


struktur pengendalian intern
• Test of control untuk mendukung lower assessed level
of control risk lebih rendah dari pada biaya untuk
melaksanakan test substantif yang lebih ekstensif.

3. Akun yang diperiksa adalah akun yang dipengaruhi transaksi


rutin, dan volumenya tinggi.

Contoh akun seperti itu adalah: Penjualan, Piutang dagang,


Persediaan, Biaya upah dan gaji.

Memperoleh Pemahaman Tentang Pengendalian Internal Klien

Luas pemahaman auditor terhadap struktur pengendalian internjuga


mempengaruhi pemilihan strategi audit. Apabila auditor sangat memahami
struktur pengendalian intern klien, maka auditor dapat memilih strategi audit
Primarily substantive approach. Apabila auditor kurang memahami struktur
pengendalian intern klien, maka auditor dapat memilih strategi audit Lower
assessed level of control risk approach.

Standar pekerjaan lapangan kedua menyatakan bahwa pemahaman yang


memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang
akan dilakukan. Oleh karena itu, auditor harus melaksanakan prosedur audit
yang antara lain meliputi prosedur untuk memeperoleh pemahaman struktur
pengendalian intern.

Pemahaman struktur pengendalian intern, digunakan auditor untuk:

• Mengidentifikasi tipe salah saji potensial.


• Mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi risiko salah saji
material.

Semester Genap 2011 Page 25


Planning Phase

• Merancang pengujian substantif.

Struktur pengendalian intern terdiri atas tiga unsur, yaitu:

• Lingkungan pengendalian
• Sistem akuntansi
• Prosedur pengendalian

Struktur pengendalian intern yang efektif dirancang dengan tujuan pokok


sebagai berikut:

• Menjaga kekayaan dan catatan organisasi


• Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
• Mendorong efeisiensi
• Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan auditor pada tahap perencanaan, yaitu:

• Menyusun program audit.


• Menyusun jadwal kerja.
• Menentukan staf pelaksana audit.

Semester Genap 2011 Page 26


Planning Phase

DAFTAR PUSTAKA

http://pucca-hotz.blogspot.com/2010/05/perencanaan-audit-hal-yang-harus.html

http://www.scribd.com/doc/9696390/Perencanaan-Audit-Dan-Prosedur-Analitis

http://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&cd=5&ved=0CDoQFjAE&url=http%3A%2F
%2Funtoro.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F13046%2FBab
%2B7%2BPERENC%2BAUDIT.ppt&rct=j&q=perencanaan
%20audit&ei=YCuPTdLUEI_BcdPhrIUK&usg=AFQjCNGpemO7TIqQrPfzdQQ
DgONoDaI3lw&cad=rja

http://www.slideshare.net/iyandri/perencanaan-audit

http://tedirustendi32.files.wordpress.com/2009/02/perencanaan-audit1.html

http://www.akuntanmaniak.co.cc/2010/12/perencanaan-audit-dan-prosedur-
analitis.html

http://r.yuwie.com/blog/entry.asp?id=560614&eid=314160

Semester Genap 2011 Page 27

Anda mungkin juga menyukai