Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang dikenakan kepada wajib pajak setelah muncul atau terbit
Surat Pemberitahuan / SPT Pajak atau Kohir yang dikenakan berulang-ulang kali dalam
jangka waktu tertentu. Contoh dari pajak langsung adalah pajak penghasilan (PPh), pajak
bumi dan bangunan (PBB), pajak penerangan jalan, pajak kendaraan bermotor, dan lain
sebagainya.
Pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan kepada wajib pajak pada saat tertentu /
terjadi suatu peristiwa kena pajak seperti misalnya pajak pertambahan nilai (PPN), pajak bea
balik nama kendaraan bermotor (BBNKB), dan lain-lain.
TARIF PAJAK
March 18th, 2011 by indoasli | Posted under Edukasi.
TARIF TETAP
Adalah tarif pajak yang jumlah nominalnya tetap walaupun dasar pengenaan pajaknya
berubah. Contoh: bea materai
TARIF PROPORSIONAL ATAU SEBANDING
Adalah tarif pajak yang merupakan persentase yang tetap, tetapi jumlah pajak yang terutang
akan berubah secara proporsional / sebanding dengan dasar pengenaan pajaknya. Contoh:
tarif PPN
TARIF PROGRESIF
Adalah tarif pajak yang persentasenya semakin besar jika dasar pengenaan pajaknya
meningkat
Tarif progresif dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Tarif Progresif-Proporsional
Persentasenya semakin besar jika dasar pengenaan pajak meningkat dan besarnya
peningkatan dari tarifnya sama besar
2. Tarif Progresif-Progresif
Persentasenya semakin besar jika dasar pengenaan pajak meningkat dan besarnya
peningkatan dari tarifnya semakin besar
3. Tarif Progresif-Degresif
Persentasenya semakin besar jika dasar pengenaan pajak meningkat dan besarnya
peningkatan dari tarifnya semakin kecil
TARIF DEGRESIF
Adalah tarif pajak yang persentasenya semakin kecil jika dasar pengenaan pajaknya
meningkat
Tarif degresif dibedakan menjadi tiga:
1. Tarif Degresif-Proporsional
Persentasenya semakin kecil jika dasar pengenaan pajak meningkat dan besarnya penurunan
dari tarifnya sama besar
2. Tarif Degresif-Degresif
Persentasenya semakin kecil jika dasar pengenaan pajak meningkat dan besarnya penurunan
dari tarifnya semakin besar
3. Tarif Degresif-Progresif
Persentasenya semakin kecil jika dasar pengenaan pajak meningkat dan besarnya penurunan
dari tarifnya semakin kecil
SISTEM TARIF
Di Indonesia, pajak penghasilan menggunakan tarif progresif, pajak pertambahan nilai
menggunakan tarif proporsional, pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah
dan bangunan menggunakan tarif bentham, dll
Pajak adalah apa yang kita bayarkan untuk suatu masyarakat yang beradab. Pemerintah harus
membayar untuk program-program mereka. Dananya sebagian besar berasal dari perpajakan
dan setiap kerugian merupakan deficit yang dipinjam dari public. Tetapi dalam ilmu
ekonomi kita selalu perlu menembus selubung aliran moneter untuk memahami alur sumber
daya yang riil. Di balik alira perpajakan dolar, yang sesungguhnya dperlukan pemerintah
adalah sumberdaya ekonomi yang langka seperti lahan, tenaga kerja dan modal.
Para ekonom dan filsuf politik telah mengajukan dua prinsip utama untuk mengatur suatu
system pajak.Prinsip tersebut adalah :
Prinsip Keuntungan: Prinsip keuntungan menyatakan bahwa individu harus dibebani pajak
dengan proporsi untuk mereka dapatkan dari program-program pemerintah.
Prinsip Kemampuan untuk Membayar: Prinsip ini menyatakan bahwa jumlah pajak harus
dibayar oleh seseorang harus berkaitan dengan pendapatan atau kesehatan mereka.
Semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi pula pajaknya.
Apakah mereka diatur dengan bentuk keuntungan maupun kemampuan untuk membayar,
system perpajakan yang paling modern juga berusaha untuk memasukkan pandangan-
pandangan modern tentang keadilan atau pemerataan. Satu prinsip yang penting adalah dari
pemerataan horizontal, yang menyatakan bahwa mereka yang pada pokoknya sama harus
dikenai pajak secara sama.
Gagasan atas perlakuan yang sama dari pemerataan memiliki akar yang kuat di dalam filsafat
politis Negara barat.Jika kita sama di dalam cara, semua prinsip perpajakan akan menyatakan
bahwa kita harus membayar pajak yang sama.Dalam kasus perpajakan keuntungan, jika kita
menerima jasa pelayanan yang sam persis dengan jalan raya, prinsip pemerataan horizontal
menyatakan bahwa kita harus membayar pajak yang sama.Atau dengan system perpajakan
mengikuti pendekatan kemampuan untuk membayar, pemerataan horizontal memerintahkan
bahwa orang yang mempunyai pendapatan yang sama harus membayar pajak yang sama.
Prinsip yang lebih controversial adalah pemerataan vertical, yang menyangkut perlakuan
pajak dari orang-orang dengan tingkatan pendapatan yang berbeda.Prinsip-prinsip filosofis
yang abstrak memberikan sedikit petunjuk dalam menyelesaikan masalah-masalah keadilan.
3. Kompromi Pragmatis dalam Perpajakan
Pajak keuntungan atau kepentingan merupakan bagian yang menurun dari penghasilan
pemerintah. Sekarang Negara-negara maju sangat bergantung pada pajak pendapatan
progresif. Dengan pajak progresif, keluarga dengan pendapatan yang lebih tinggi diharuskan
membayar pajak pendapatan yang lebih besar.
Suatu pajak disebut proporsional, progresif, atau regresif bergantung pada apakah pajak
mengambil dari orang-orang dengan pendapatan tinggi dengan bagian yang sama dari
pendapatan, bagian yang lebih besar dari pendapatan, atau bagian yang lebih kecil daripada
pendapatan dari orang-orang dengan pandapatan rendah.
Dalam bidang tabungan dan investasi, pajak secara jelas memiliki dampak utama atas
aktivitas ekonomi. Ketika pajak tinggi di satu sector, sumberdaya akan bergerak mengalir ke
bidang-bidang yang dikenai pajak lebih ringan. Jika investasi yang berisiko dikenai pajak
secara tidak menguntungkan, para investor mungkin memilih investasi yang lebih aman.
Inefisisensi muncul sebanyak dari perbedaan pajak lintas sector seperti dari adanya pajak
yang tinggi.
Para ekonom telah khawatir mengenai dampak perpajakan atas efisiensi ekonomi. Teori
modern dari perpajakan yang efisien mengusahakan hokum pajak Ramsey, yang menyatakan
bahwa pemerintah harus memungut pajak-pajak yang terberat atas input-input dan output-
output yang sangat tidak elastic dalam harga baik penawaran maupun permintaan.
Pemikiran atas hokum pajak Ramsey adalah bahwa jika suatu komodotas sangat tidak elastic
dalam harga baik penawaran maupun permintaan, pajak atas komoditas itu akan memiliki
dampak yang lebih kecil pada konsumsi dan produksi.Dalam beberapa keadaan, pajak
ramsey mungkin mengganti cara meningkatakan pendapatan denga kerugian minimum dari
efisiensi ekonomi
Ilmu mikro ekonomi memberikan beberapa alat penting untuk menganalisa insiden pajak.
Dalam beberapa kasus yang hanya melibatkan permintaan dan penawaran untuk komoditas
tunggal, analisis untuk insiden pajaknya adalah terus terang. Dalam kasus yang lain, efek-
efeknya mengalir melalui ekonomi, yang membuat analisis nya menjadi sangat kompleks dan
kadang-kadang membutuhkan pendekatan keseimbangan umum.