MASYARAKAT
Pengantar
Fenomena kenaikan muka air laut merupakan issue yang mengemuka seiring
dengan terjadinya persoalan pemanasan global. Pemanasan global yang terjadi akan
menyebabkan kenaikan suhu permukaan laut yang kemudian mengakibatkan terjadinya
pemuaian air laut. Kenaikan muka air laut juga akan mempertinggi abrasi pantai, merusak
permukiman, tambak, daerah pertanian, dan lain-lain di kawasan pantai. Kenaikan ini juga
akan menenggelamkan pulau-pulau kecil. Terjadinya perubahan lingkungan yang secara
teoritis diakibatkan oleh naiknya permukaan air laut, akan menimbulkan pengaruh yang
besar terhadap masyarakat, terutama yang bertempat tinggal di sekitar pantai.
Pembahasan
Dampak yang ditimbulkan oleh fenomena kenaikan muka air laut dan kerangka
konsep adaptasi pada uraian sebelumnya memperlihatkan bahwa aspek mata pencaharian
(infrastruktur) masyarakat merupakan hal yang akan terpengaruh oleh perubahan
lingkungan yang terjadi dan mempengaruhi kebudayaan masyarakat secara keseluruhan.
Hal lain yang penting untuk diperhatikan adalah pengaruh dari perubahan muka air laut
terhadap aspek tempat tinggal/hunian masyarakat. Berkaitan dengan kedua hal itu, dalam
bagian ini akan dikemukakan contoh-contoh, berdasarkan pengalaman penulis, tentang
bagaimana masyarakat menyesuaikan diri terhadap dan tergantung dari lingkungannya,
yang menyangkut aspek mata pencaharian dan tempat tinggal.
Kelompok nelayan yang melakukan kegiatan penangkapan ikan di laut lepas, dapat
melakukannya secara berpindah-pindah pada berbagai lokasi tergantung dari musim dan
keberadaan/migrasi ikan. Kelompok nelayan yang melakukan kegiatan di sekitar pantai, biasanya
tidak melakukan migrasi yang intensif seperti nelayan laut lepas.
Adaptasi yang dilakukan masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir pantai dan
menggantungkan sumber penghidupannya dari sumber daya yang ada, menunjukkan
adanya keragaman. Pertumbuhan penduduk yang tinggi mendorong penduduk di kawasan
pantai untuk merambah/membuka kawasan hutan ,mangrove atau “menciptakan” lahan-
lahan baru yang dapat digunakan sebagai lokasi permukiman dan, terutama, sebagai lahan
usaha. Contoh yang menunjukkan bagaimana masyarakat yang tinggal di tepi pantai
mengadaptasikan dirinya, berkaitan dengan permukiman/tempat tinggal mereka, adalah
pola permukiman kelompok masyarakat Kampung Laut di kawasan Sagara Anakan atau
daerah-daerah lain yang mengembangkan dan membangun rumah-rumah mereka di atas
tiang-tiang pancang yang relatif tinggi yang menyesuaikan kepada pasang surut laut yang
terjadi secara reguler.
Penutup
Secara teoritis, dampak akibat kenaikan muka air laut akan berbeda pada masyarakat yang
menggantungkan sumber penghidupannya dari kegiatan penangkapan ikan di laut lepas
dibanding dengan kelompok masyarakat yang menggantungkan sumber penghidupannya
dari kegiatan penangkapan kerang-kerangan atau usaha tambak tradisional di tepian pantai
atau daratan. Secara umum, persoalan yang akan dihadapi oleh masyarakat di kawasan
pesisir, seperti pantai utara Jawa, akan jauh lebih besar apabila mereka terpaksa harus
meninggalkan permukimannya. Keterbatasan lahan yang dimiliki akan mempersulit mereka
dalam mencari lokasi permukiman yang baru. pemahaman masyarakat khususnya yang
tinggal di kawasan pesisir, tentang fenomena ini masih sangat terbatas. Karena itu, perlu
dilakukan kajian-kajian yang intensif mengenai potensi dampak akibat kenaikan muka air
laut ini terhadap ekosistem. Pemahaman ini diperlukan karena akan sangat berkaitan
dengan dan dapat mempengaruhi sistem mata pencaharian masyarakat yang sangat
beragam, yang juga perlu diidentifikasi dan kaji dengan baik.