Anda di halaman 1dari 10

Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar belakang permasalahan
Sejarah administrasi pembangunan melihat suatu keadaan dimana saat ini administrasi pembangunan belum diakui
sebagai suatu disiplin ilmu sendiri yang telah berkembang. Administrasi pembangunan yang berkembang tersebut berasal dari
disiplin ilmu yang mendahuluinya, yaitu administrasi negara. Administrasi negara merupakan suatu studi mengenai bagaimana
badan-badan pemerintahan diorganisir, beserta aparaturnya, pembiayaannya, serta faktor kepemimpinannya. Administrasi negara
merupakan kombinasi tata pemerintahan,ctata usaha negara, administrasi serta administrasi pembangunan, dan pengendalian
lingkungan.
Administrasi pembangunan yang merupakan bagian dari administrasi negara tersebut, kemudian mengalami
penyempurnaan yang diawali oleh peristiwa pemberian bantuan PBB tahun 1950 kepada negara-negara berkembang yang
ternyata kurang mencapai sasaran dan kurang mendapatkan hasil sesuai tujuannya.
Dalam pelaksanaan administrasi pembangunan, pemerintah memiliki peranan yang harus dilaksanakan, salah satunya
adalah peran sebagai administrator yang berhubungan erat dengan usaha pembangunan berencana suatu negara. Perencanaan
yang merupakan suatu pernyataan pemerintah, melahirkan tugas pemerintah diantaranya adalah pembangunan nasional.
Pembangunan nasional mencakup multi dimensional, didalamnya pembangunan nasional tersebutlah pemerintah berperan dan
berfungsi, baik sebagai stabilisator, inovator, modernisator, pelopor, hingga pelaksana sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari administrasi pembangunan ?
2. Apa pengertian dari pembangunan dan pembangunan nasional ?
3. Bagaimana peranan pemerintah dalam pembangunan nasional ?
4. Bagaimana kaitannya pemerintah dengan perencanaan serta pembangunan nasional ?

BAB II
Pembahasan dan Analisis
II.1 Administrasi Pembangunan
II.1.1 Pengertian
Pengertian administrasi pembangunan berdasarkan pendapar para ahli, yaitu :
1. Fred W. Riggs
Administrasi pembangunan berkaitan dengan proses adminstrasi dari suatu program pembangunan, dengan metode yang
digunakan terutama oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan dan kegiatannya yang telah direncanakan guna menemukan
sasaran pembangunan (pembangunan admistrasi). Administrasi pembangunan dikaitkan dengan implikasinya, sehingga apabila
suatu program pembangunan berhasil dilaksanakan, dengan sendirinya akan mendorong perubahan-perubahan dalam berbagai
bidang (administrasi pembangunan).
1. Prajudi Atmosudirdjo
- Hukum administrasi pembangunan adalah Hukum Administrasi Negara yang diarahkan untuk mendukung proses
pembangunan dalam keperluan keberhasilan pembangunan, yang melipuri hukum untuk perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan evaluasi
- Merupakan Hukum Administrasi Negara yang diarahkan untuk penyempurnaan administrasi negara agar berkemampuan
mendukung proses pembangunan[1].
1. Bintoro Tjokoamidjojo
Pendekatan administrasi pembangunan diartikan sebagai proses pengendalian usaha administrasi oleh pemerintah untuk
merealisasikan pertumbuhan kearah lebih baik dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan bangsa, untuk mendorong
perubahan suatu masyarakat kearah lebih baik, yang pada umumnya tujuannya adalah pembinaan bangsa (nation building) dan
atau perkembangan sosial ekonomi (disebut sebagai proses modernisasi).
Dengan demikian, tujuan dikembangkannya hukum administrasi pembangunan adalah untuk kebutuhan pengembangan model
dan konsep hukum administrasi yang cocok untuk pembangunan serta pengembangan administrasi bagi pembangunan[2].
II.1.2 Ruang lingkup administrasi pembangunan
1. Ruang lingkup administrasi pembangunan mempunyai dua fungsi, yaitu :
- Penyusunan kebijakan penyempurnaan administrasi negara, yang meliputi penyempurnaan organisasi, pembinaan lembaga
yang diperlukan, kepegawaian, tata kerja dan penyusunan sarana-sarana administrasi lannya (disebut development of
administration).
- Merumuskan kebijakan dan program pembangunan di berbagai bidang serta pelaksanaan nya secara efektif (disebut
sebagai administration of development).
1. Administrasi pembangunan dapat dibagi dalam dua subfungsi, yaitu
- Perumusan atau formulasi kebijakan pembangunan oleh pemerintah (public policies) dilakukan dalam proses administrasi
dan tingkat tertentu dalam proses politik.
- Pelaksanaan kebijakan secara efektif, dimana yang perlu mendapat perhatian adalah masalah kepemimpinan, koordinasi,
pengawasan dan fungsi administrator sebagai unsur pembaharu.
Jadi pada dasarnya administrasi pembangunan bertujuan untuk memperlancar proses pembangunan yang dijalankan oleh
pemerintah yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat[3].
II.1.3 Ciri-ciri administrasi pembangunan
Administrasi pembangunan masih mendasarkan diri pada prinsip administrasi negara sebab peralatan analisa administrasi
pembangunan masih memakai peralatan analisa administrasi negara. Perbedaan keduanya adalah sebagai berikut :

Ciri-ciri administrasi negara Ciri-ciri administrasi pembangunan


Lebih banyak terkait dengan lingkungan masyarakat negara Lebih memberikan perhatian terhadap lingkungan masyarakat
maju yang berbeda-beda terutama bagi negara berkembang
Terdapat kelompok yang cenderung berpendapat turutAdministrasi pembangunan mempunyai peran aktif dan
berperannya administrasi negara dalam proses perumusanberkepentingan terhadap tujuan-tujuan pembangunan, baik
kebijaksanaan, tapi peranan itu masih kurang ditekankan.dalam perumusan kebijaksanaannya maupun alam
Bahkan ada yang menyebutkan administrasi negara bersifatpelaksanaannya yang efektif, bahkan administrasi ikut serta
netral terhadap tujuan-tujuan pembangunan mempengaruhi tujuan pembangunan masyarakat dan menunjang
pencapaian tujuan nasional, ekonomi, dan lain-lain yang
dirumuskan kebijaksanaannya melalui proses politik.
Lebih menekankan kepada pelaksanaan yang tertib/efisien dari Berorientasi kepada usaha-usaha yang mendorong perubahan
unit-unit kegiatan pemerintahan pada waktu ini. Jadikearah lebih baik untuk suatu masyarakat di masa depan. Jadi
berorientasi pada masa kini. berorientasi pada masa depan.
Lebih menekankan pada tugas-tugas umum (rutin) dalamBerorientasi pada tugas-tugas pembangunan, yaitu kemampuan
rangka pelayanan masyarakat dan tertib pemerintahan. untuk merumuskan kebijakan-kebijakan pembangunan dan
Administrasi negara lebih bersikap sebagai “balancing agent” pelaksanaan yang efektif. Administrasi pembangunan lebih
bersikap sebagai “development agent”
Administrasi negara lebih menengok pada kerapian aparaturAdministrasi pembangunan harus mengaitkan diri dengan
administrasi itu sendiri substansi perumusan kebijakan dan pelaksanaan tujuan
pembangunan di berbagai bidang
Dalam administrasi negara seakan-akan ada kesandalam administrasi pembangunan, administrator dalam aparatur
menempatkan administrator dalam aparatur pemerintah sekedarpemerintah juga bisa merupakan penggerak perubahan (agent of
sebagai pelaksana change)
Lebih berpendekatan legalistik Lebih berpendekatan lingkungan, berorientasi pada kegiatan dan
bersifat pemecahan masalah.
II.1.4 Kegiatan dan pelaksanaan administrasi pembangunan
Kegiatan-kegiatan dalam pembangunan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Goverment Activities (Kegiatan Pemerintahan)
2. Development Activities (Kegiatan Pembangunan)
3. Public Relation Activities (Kegiatan Kehumasan)
Peran dan fungsi pemerintah sebagai administrator berhubungan erat dengan usaha pembangunan berencana suatu negara.
Perencanaan merupakan suatu pernyataan pemerintah dalam kegiatan sosial ekonomi. Tugas pemerintah diantaranya adalah tugas
dalam rangka pemerintahan umum, pemeliharaan ketertiban, keamanan, dan pelaksanaan hukum. Tugas tersebut diperluas
dengan tugas-tugas pelayanan umum yang dilakukan melalui penyelenggaraan sendiri atau melalui pelaksanaan fungsi
pengaturan.
Menurut Prajudi Atmosudirdjo, pemerintah sebagai administrator memiliki tugas [4]:
1. Menguasai dan menghayati tujuan-tujuan utama yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.
2. Merumuskan lebih lanjut ke dalam bentuk yang dapat dipahami secara konkret oleh bawahan dan dapat
diselenggarakan secara nyata.
3. Memelihara dan mengambangkan organisasi negara yang dipercayakan kepadanya setepat-tepatnya.
4. Memelihara dan mengembangkan sistem informasi setepat-tepatnya.
5. Memelihara dan mengembangkan sistem menejemen setepat-tepatnya.
6. Membuat semua tujuan yang telah ditetapkan tercapai dengan sebaik-baiknya.

II.2 Pembangunan
Pembangunan biasanya didefinisikan sebagai “rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan
sadar yang ditempuh oleh suatu negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”[5].
Terdapat tujuh ide pokok, yaitu:
1. Pembangunan merupakan suatu proses, yaitu rangkaian kegiatan yang berlangsung secara berkelanjutan dan terdiri dari
tahap-tahapyang satu pihak bersifat independen dan yang lain bersifat tiada akhir.
2. Pembangunan merupakan upaya secara sadar ditetapkan sebagai sesuatu untuk dilaksanakan
3. Pembangunan dilakukan secara terencana, baik dalam arti jangka panjang, jangka sedang, dan jangka pendek[6]
4. Rencana pembangunan mengandung makna pertumbuhan dan perubahan
5. Pertumbuhan mengarah pada modernitas, yaitu cara hidup yang lebih baru dan lebih baik daripada sebelumnya.
6. Modernitas yang ingin dicapai melalui berbagai kegiatan pembangunan tiap definisi diatas bersifat multidimensional,
yaitu mencakup segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara.
7. Semuanya ditujukan kepada usaha pembinaan bangsa sehingga negara yang bersangkutan semakin kukuh fondasinya
dan semakin mantap keberadaannya agar sejajar dengan bangsa lain karena mampu menciptakan situasi yang seimbang
dengan bangsa lain tersebut.
II.3 Pembangunan Nasional
Suatu sistem pembanguan nasional berpengaruh terhadap berbagai bidang kehidupan, sehingga suatu sistem pembangunan
nasional berkaitan erat dengan kebijakan yang ditempuh dan strategi yang dipilih. Tujuan pembangunan nasional setiap negara
berbeda satu sama lain. Indonesia, menurut GBHN RI, 1988:43, menyatakan bahwa Pembangunan nasional Indonesia bertujuan
untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan spiritual berdasarkan pancasila di dalam wadah
NKRI yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang sama, tenteram,
tertib, dan dinamis, serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai.
II.3.1 Dimensi pembangunan nasional
1. Dimensi inti dan kerangka pokok
Pembangunan hanya berjalan dengan memuaskan apabila masyarakat sadar akan faedah pembangunan serta keharusan dari
proses dinamisasi. Kesadaran tersebut membawa masyarakat dari keadaan statis kearah perkembangan dinamis. Proses
dinamisasi mengandung kehendak untuk merubah cara kehidupan, cara berpikir, dan cara menghadapi masalah-masalah untuk
menempuh jalan baru yang membawa kemajuan.
1. Dimensi majemuk dan kompleks.
Michel todaro menyimpulkan bahwa pembangunan adalah proses multidimensi yang mencakup perubahan-perubahan penting
dalam struktur sosial, sikap rakyat, dan lembaga-lembaga nasional, dan akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan
kesenjangan, pemberantasan kemiskinan absolut (Bryant,1987:3)[7].
II.3.2 Kebijaksanaan pembangunan nasional
1. Kebijaksanaan sektoral dan partial
Kebijaksanaan pembangunan nasional menyangkut seua ketentuan formal dan informal untuk mewujudkan tercapainya tujuan
nasional, yaitu kebijaksanaan ekonomi (moneter dan fiskal), kebijaksanaan ekspor impor, perdagangan, dan sebagainya. Sebagai
contoh, kebijaksanaan ekonomi merupakan kebijaksanaan partial karena menyangkur satu bidang, yaitu ekonomi. Kebijaksanaan
perdagangan sebagai bagian dari ebijaksanaan ekonomi, merupakan kebijaksanaan sektoral. Keduanya harus saling melengkapi
sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuannya. Demikian pula dengan bidang pembangunan nasional lainnya, keterkaitan dan
saling mempengaruhi antar sektor dalam bidang sangat erat. Misalnya kebijaksanaan ekspor impor berkaitan erat dengan
kebijaksanaan perdagangan luar negeri, dan seterusnya.
1. Kebijaksanaan terpadu
Pemimpin harus mengambil atau memutuskan suatu kebijaksanaan (pengambilan keputusan) yang mempunyai implikasi yang
luas sehingga memerlukan analisis dan pertimbangan berdasarkan informasi yang cukup. Proses tersebut ada yang formal dan
ada informal,dapat dibagi dalam tahap-tahap:
- Penyusunan konsep (policy germination)
- Rekomendasi kebijaksanaan (policy recomendation)
- Analisis kebijaksanaan (policy formulation)
- Perumusan kebijaksanaan (policy formulation)
- Pengambilan keputusan (policy decision)
- Pelaksanaan kebijaksanaan (policy implementation)
- Evaluasi pelaksanaan kebijaksanaan (policy evaluation)
Untuk memudahkan analisis dan pembentukan kebijaksanaan, Bintoro Tjokroamidjojo (1978:115) membagi substansi
kebijaksanaan nasional ke dalam lima kelompok :[8]
- Analisis dan pembentukan kebijaksanaan tujuan-tujuan pembangunan nasional jangka jauh.
- Analisis dan pembentukan kebijaksanaan tujuan-tujuan pembangunan nasional jangka menengah
- Analisis dan pembentukan kebijaksanaan pembangunan atau program tahunan
- Analisis dan pembentukan kebijaksanaan nasional dalam rangka melaksanakan pemerintahan
- Analisis dan pembentukan kebijaksanaan dalam rangka pelaksanaan pembangunan, terutama masalah-masalah jangka
pendek.
Dengan melihat tahap-tahap serta substansi analisis pembentukan kebijaksanaan, kemudian dapat dicari pola arus, hubungan
antar lembaga, serta koordinasinya. Dengan cara ini pula dapat dilihat lembaga atau orang mana yang menjadi strategis dalam
proses analisis dan pembentukan kebijaksanaan, sebab kebijaksanaan terpadu tidak hanya memperhitungkan sektor dan bidang
pembangunan, tetapi juga waktu serta faktor lainnya.
II.3.3 Strategi pembangunan nasional
Strategi pembangunan nasional menyangkut pemilihan alternatif tindakan yang harus dilakukan. Dalam setiap bidang, pilihan
yang dibuat harus optimal. Untuk merubah keadaan bangsa akibat kurang optimalnya strategi pembangunan nasional yang
terdahulu, perlu diadakan pendobrakan besar-besaran terhadap segi-segi strategis kehidupan masyarakat bangsa Indonesia. Salah
satu segi strategis tersebut adalah sektor pertanian. Pembangunan sektor pertanian adalah langkah pertama menuju peningkatan
pemakmuran dan harus dibarengi dengan pembangunan sektor lainnya.

II.4 Pembangunan Nasional yang Multidimensional


Agar suatu bangsa mampu menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam upaya pencapaian tujuan negara bangsa yang
bersangkutan, seluruh segi kehidupan dan penghidupan, mesti dibangun.
II.4.1 Pembangunan bidang politik
Pengamatan para pakar menunjukkan tiga tahap penting yang perlu dilalui, yaitu :
1. Pertama, menciptakan stabilitas politik sebagai titik tolak yang mutlak diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya.
2. Kedua, penyusunan kembali organisasi-organisasi (restrukturisasi) politik. Pertama dengan melakukan penyederhanaan
jumlah organisasi politik, dapat dengan gabungan atau fusi partai karena adanya kesamaan ideologi politik, aspirasi
politik, atau orientasi politik para tokohnya. Kedua restrukturisasi dapat pula berarti mendorong tumbuhnya partai-
partai politik guna mencegah adanya satu kekuatan politik yang mendominasi.
3. Ketiga, political take-off, yaitu dimulainya usaha-usaha oleh partai-partai politik yang telah mengalami restrukturisasi
untuk secara aktif dan proaktif turut berpartisipasi dalam pelaksanaan berbagai kegiatan.
Terdapat empat aspek kehidupan politik dimana partai-partai politik dapat dan harus memainkan peranan penting[9], yaitu :
1. Sebagai kekuatan yang tangguh untuk mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip demokrasi yang sesuai dengan
kepribadian bangsa dan kepentingan negara yang bersangkutan.
2. Partai-partai politik perlu dan harus memainkan perannya sebagai pembela hak demokrasi, bukan hanya anggotanya,
tetapi juga warga negara secara kseluruhan.
3. Partai-partai politik memainkan peran yang amat penting dalam turut serta membina berbagai sarana demokrasi yang
telah diakui keberadaannya oleh bangsa dan negara yang bersangkutan
4. Perannan penting lainnya adalah menyelenggarakan pendidikan politik.
II.4.2 Pembangunan bidang ekonomi
Tuntutan dalam penentuan prioritas pembangunan bagi negara-negara yang sedang membangun pada umumnya menunjuk pada
pembangunan di bidang ekonomi, sebab kenyataan menunjukkan bahwa keterbelakangan negara-negara tersebut paling terlihat
dalam bidang ekonomi. Dengan keterbelakangan ekonomi,berakibat pada pendapatan perkapita rendah, yang berakibat pada
ketidakmampuan menabung sehingga berakibat pada tidak terjadinya pembentukan modal yang menyebabkan tidak adanya
investasi. Tidak adanya investasi berakibat tidak terjadinya perluasa usaha sehingga makin sempitnya kesempatan kerja yang
dapat menyebabkan pengangguran. Adanya pengangguran berarti tidak adanya penghasilan, yang akhirnya berakibat pada tidak
bergesernya posisi seseorang dari bawah garis kemiskinan.
Strategi pembangunan yang biasa ditempuh negara-negara berkembang adalah modernisasi pertanian dan industrialisasi.
Modernisasi pertanian dipandang dari dua sisi, yaitu sisi yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dalam negeri sendiri,
terutama bahan pangan, dan sisi menyangkut penumbuhan dan pengembangan argobisnis yang menghasilkan berbagai komoditi
untuk ekspor.
Dalam industrialisasi sebagai alternatif, pemerintah dapat melakukan orientasi industrialisasi. Orientasi industrialisasi dapat
mencakup dua segi, yaitu segi orientasi produksi berbagai barang dan jasa untuk konsumsi dalam negeri, dan segi untuk orientsi
ekspor.
Pembangunan ekonomi menempati skala teratas dalam keseluruhan kebijaksanaan dan penyelenggaraan pembangunan nasional.
Pembangunan ekonomi harus berhasil, karena dapat mengentaskan kemiskinan, menghilangkan kesenjangan sosial,
menghasilkan ketersediaan dana untuk pembangunan bidang-bidang lainnya, dan berakibat pada terpeliharanya ketertiban umum.
II.4.3 Pembangunan bidang sosial budaya
Aspek sosial budaya yang relevan mendapat perhatian dalam upaya memilih strategi pembangunan adalah aspek bahasa, adat
istiadat dan tradisi, persepsi tentang kekuasaan, hubungan dengan alam, locus of control, pandangan tentang peranan wanita, dan
sistem kekeluargaan besar (extended family system)
Pembangunan bidang sosial budaya merupakan hal yang tidak mudah karena menyangkut antara lain filsafat hidup, pandangan
hidup, persepsi, cara berpikir, sistem nilai, dan orientasi pada warga masyarakat [10].Di dalam masyarakat terdapat kategorisasi
golongan, yaitu golongan tradisionalis, golongan modernis, dan golongan ambivalen.
II.4.4 Pembangunan bidang pertahanan dan keamanan
Pembangunan bidang pertahanan dan keamanan dimaksudkan untuk menjamin bahwa kemerdekaan nasional dalam semua
bidang kehidupan, seperti di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya, dijunjung tinggi oleh semua warga negara dan mendapat
pengakuan de jure oleh dunia internasional. Ketahanan nasional adalah suatu kondisi yang perlu diciptakan dan dipelihara secara
terus-menerus. Variabel yang harus diperhitungkan dalam menumbuhkan, memelihara, dan mengembangkan ketahanan nasional
yang tangguh, yaitu faktor geografis, penduduk, kekayaan alam, ideologi nasional, politik, ekonomi, sosial budaya, dan kekuatan
militer.
II.5 Peranan serta Fungsi Pemerintah dalam Pembangunan Nasional
II.5.1 Fungsi-fungsi pemerintah terhadap warganya
1. Negara sebagai negara politik (political state)
Negara memiliki rakyat dan pemerintah, sehingga disebut sebagai suatu kesatuan politik merdeka dan berdaulat, atau negara
politik. Dengan demikian, negara menyelenggarakan empat fungsi pokok, yaitu :
- Memelihara ketertiban dan keamanan (maintenance of peace and order)
- Fungsi pertahanan dan keamanan
- Fungsi diplomatik
- Fungsi perpajakan
1. Negara sebagai negara hukum (legal state)
Banyak jenis hak yang ingin diperoleh masyarakat, salah satunya adalah tidak diperlakukan semena-mena oleh siapapun juga,
termasuk oleh pemerintah atau penguasa. Tidak jarang dalam berbagai negara diterapkan “rule of man”, dimana keinginan dan
kepentingan penguasa lah yang didahulukan dan mengabaikan kepentingan umum. Untuk mencegah hal tersebut, berkembanglah
konsep bahwa negara harus berdasarkan “rule of law” dan melihat negara sebagai negara hukum. Menurut konsep ini, supremasi
hukum harus diakui oleh semua pihak dan tidak ada pihak manapun yang tidak terikat kepada semua perangkat hukum yang
berlaku sepanjang ketentuan-ketentuan normatif tersebut bertujuan demi kepentingan seluruh masyarakat.
1. Negara sebagai negara kesejahteraan (welfare state)
Negara didirikan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Salah satunya adalah peningkatan kesejahteraan seluruh warga negara,
tidak hanya dalam arti materil, tetapi juga dalam semua bidang kehidupan karena menyangkut harkat dan martabat manusia.
Meskipun demikian, peningkatan kesejahteraan rakyat tidak semata-mata menjadi beban pemerintah,tetapi juga beban para
pengusahawan.
II.5.2 Peran pemerintah dalam pembangunan nasional
1. Peran selaku stabilisator
- stabilisator di bidang politik
ialah menjamin bahwa dalam kehidupan politik bangsa tidak terjadi rongrongan, baik yang datang dari kekuatan politik dalam
negeri, maupun luar negeri[11].
- Stabilisator ekonomi
Ialah iklim yang memungkinkan perekonomian nasional dapat terpelihara sedemikian rupa sehingga ekonomi tumbuh secara
wajar, suku bungan yang tidak tinggi, rendahnya inflasi, kesempatan berusaha semakin luas, proses industrialisasi berlangsung
dengan baik, kebijakan moneter dan fiskal yang menguntungkan bagi kepentingan nasional, dan lain sebagainya.
- Stabilisator sosial budaya
Yaitu dalam hal mewujudkan perubahan tidak berubah menjadi gejolak sosial, apalagi yang dapat merupakan ancaman bagi
keutuhan nasional serta kesatuan dan persatuan bangsa. Caranya yaitu dengan menggunakan kemampuan selektif yang tinggi,
proses sosialisasi yang elegan tetapi efektif, melalui pendidikan, pendekatan yang persuasif, dan melakukan pendekatan bertahap
tetapi berkesinambungan
1. Peran selaku inovator
Yaitu pemerintah sebagai keseluruhan harus menjadi sumber temuan baru, metode baru, sistem baru, serta cara berpikir baru
suatu perubahan yang membawa bangsa kearah yang lebih baik.
1. Peran selaku modernisator
Pemerintah bertugas untuk menggiring masyarakat kearah kehidupan modern, yaitu kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi, kemampuan dan kemahiran menejerial, kemampuan mengolah kekayaan alam, memiliki sistem pendidikan
nasional yang andal sehingga mampu menghasilkan SDM yang produktif, memiliki landasan kehidupan polotik yang kukuh dan
demokratis, memiliki visi yang jelas tentang masa depan, rakyat mampu mengambil keputusan yang rasional tentang nasibnya,
bersedia mengambil resiko dan orientasi masa depan, serta bersedia menerima perubahan.
1. Peran selaku pelopor
Pemerintah harus menjadi panutan (role model) bagi seluruh masyarakat.
1. Peran selaku pelaksana sendiri
Meskipun benar bahwa pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan merupakan tanggung jawab nasional dan bukan menjadi
beban pemerintah semata, karena berbagai pertimbangan, seperti keselamatan negara, modal yang terbatas, kemampuan yang
masih belum memadai, karena tidak diminati oleh masyarakat dan karena secara konstitusional memang merupakan tugas
pemerintah, sangat mungkin terdapat kegiatan yang tidak bisa dialihkan kepada pihak swasta, melainkan harus diselenggarakan
sendiri oleh pemerintah[12].

II.6 Pembangunan Administrasi dalam Rangka Administrasi Pembangunan


Ciri-ciri kegiatan pembangunan ialah dilaksanakan secara sadar, komprehensif, terencana,bertahap, dan berkesinambungan, serta
diarahkan pada pencapaian tujuan akhir bangsa yang ditujukan pada peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.
Penyelenggaraannya memerlukan langkah-langkah, yaitu sebagai berikut :
1. Penumbuhan motivasi
Antara lain melalui proses sosialisasi kebijakan nasional, penyebaran informasi, perluasan wawasan, dan peningkatan kecerdasan
1. Perumusan dan pengambilan kebijakan publik
Keterlibatan pemerintah dalam perumusan dan pengambilan keputusan pblik sangat diperlukan bukan saja karena perumusan dan
pengambilan keputusan politik tidak bisa dipisahkan dari pelaksanaannya, tetapi juga karena pertimbangan lain seperti
pemerintah memiliki berbagai jenis informasi sebagai salah satu bahan masukan yang sangat mungkin tidak dimiliki pihak
manapun, hanya pemerintahlah yang memiliki aparat yang menjangkau seluruh pelosok wilayah kekuasaan negara, dan pada
akhirnya pemerintah harus mempertanggungjawabkan tindakan operasional yang dilakukannya kepada pemegang tertinggi
kedaulatan negara, yaitu rakyat.
1. Peletakkan dasar hukum
Langkah ini sangat penting untuk kepentingan pemerintah sendiri maupun dalam melibatkan komponen masyarakat, misalnya
untuk kepentingan pemerintah diperlukan hukum untuk:
- Menentukan, menggarapa, dan mobilisasi dana
- Peruntukan lahan, misalnya untuk daerah pemukiman, industri, pertanian, maupun kawasan yang dilindungi
- Perlakuan terhadap investor asing
- Berbagai peraturan perundang-undangan lainnya yang kesemuanya diarahkan guna menjamin bahwa tidak ada kegiatan
penyelenggaraan pembangunan yang tidak ada dasar hukumnya [13]
1. Perumusan rencana pembangunan nasional
Merencanakan berarti mengambil keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan. Instrumen yang
biasanya digunakan adalah analisis SWOT, yaitu memahami kekuatan yang dimiliki negara (Strengths), mengenali kelemahan
yang mungkin ada (Weakness), mampu memanfaatkan peluan (Opportunities), dan siap menghadapi ancaman (Threats) baik dari
dalam maupun luar negeri. Kemudia, rencana yang telah disusun dan ditetapkan perlu disebarluaskan kepada seluruh komponen
masyarakat sehingga semua pihak mengetahui hal-hal seperti aspek rencana yang menjadi tanggungjawabnya,kegiatan yang
harus dilakukannya, hak yang akan diperolehnya, serta kewajiban yang harus ditunaikannya.
1. Penentuan dan perumusan progam kerja
Perumusan program kerja adalah upaya untuk lebih memahami situasi, kondisi, jenis, dan bentuk masa depan yang diperkirakan
akan dihadapi sehingga faktor ketidakpastian berkurang, perubahan dapat diantisipasi dan diberikan respon, skala prioritas makin
tajam, sasaran makin konkret, kurun waktu makin pendek, serta alokasi dana dan daya makin tepat, sehingga memungkinkan
pelaksanaan rencana secara efisien dan efektif.
1. Penentuan berbagai proyek pembangunan
Penentuan proyek pembangunan perlu mendapat perhatian karena pertimbangan :
- Menurut pengamatan, sering terdapat kecenderungan birokrasi pemerintahan untuk memproyekkan sesuatu kegiatan yang
sesungguhnya merupakan kegiatan rutin
- Berbagai proyek pembangunan dilaksanakan sendiri oleh pemerintah dengan berbagai alasan. Dengan demikian, segala
langkah yang diperlukan tertanganinya berbagai proyek dengan tingkat efisiensi dan efektifitas setinggi mungkin,harus diambil.
- Tidak sedikit proyek pembangunan yang diserahkan kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
1. Implementasi rencana dan program kerja
Harus ditentukan juga instrumen pengukur efisiensi, efektifitas, dan produktifitas kerja, dimana instrumen tersebut perlu
diketahui, dipahami, dan diterima oleh para pelaksana karena dengan demikian merekapun dapat turut serta melakukan
pemantauan (self monitoring) suatu hal yang sangat penting dalam rangka pemberdayaan para pelaksana.
1. Pentingnya sistem penilaian
Sistem penilaian memungkinkan menejemen membandingkan hasil yang seharusnya dicapai melalui pelaksanaan kegiatan
tertentu dengan hasil yang nyatanya dicapai.
1. Pentingnya mekanisme umpan balik
Berarti bahwa satu tahap yang sudah dilalui dinilai. Hasil penilaian akan sangat bermanfaat dan digunakan sebagai umpan
balikkalau perlu, mengkaji ulang seluruh proses sebelumnya, termasuk urusan misi, rumusan strategi, rencana, program kerja,
maupun kegiatan-kegiatan operasional.

II.7 Efektivitas Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan, dan Pengawasan


Suatu pengelolaan pembangunan nasional harus efektif menyediakan pribadi sebagai satu kelompok selaku alat organisasi untuk
mencapai tujuannya dengan konsekuaensi yang tidak dicari-cari atau dengan biaya minimun.
Tujuan mengelola pembangunan nasional sulit dan rumit yang mungkin disebabkan oleh pengelolaan yang salah, atau masalah
dasar yang terletak pada desai keorganisasian. Efektivitas perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan
(mewakili fungsi-fungsi pengelolaan) sangatlah menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembangunan nasional. Efektivitas
tersebut sangat ditentukan oleh disain keorganisasian yang diformulasikan pengelolaan pembangunan nasional.

Bab III
Penutup
III.1 kesimpulan
Saat ini administrasi pembangunan merupakan bagian administrasi negara yang berkaitan dengan proses adminstrasi dari suatu
program pembangunan, dengan metode yang digunakan terutama oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan dan
kegiatannya yang telah direncanakan guna menemukan sasaran pembangunan.
Pembangunan nasional memiliki dua dimensi, yaitu dimensi inti dan kerangka pokok serta Dimensi majemuk dan kompleks.
Didalam pembangunan nasional terdapat kebijaksanaan berupa Kebijaksanaan sektoral dan partial serta kebijaksanaan terpadu.
Pembangunan nasional merupakan salah satu perencanaan pemerintah yang berkaitan erat dengan kebijakan dan strategi
pembangunan nasional yang menyangkut pemilihan alternatif tindakan yang dipilih pemerintah untuk mencapai tujuannya dan
berpengaruh terhadap berbagai bidang kehidupan (multidimensional, mencakup berbagai bidang yaitu politik, ekonomi,sosial
budaya,pertahanan dan keamanan).
Fungsi pemerintah berkaitan erat dengan kedudukan negara terhadap warganya, dan peran pemerintah dalam pembangunan
nasional adalah selaku stabilisator, modernisator, inovator, pelopor, dan pelaksana sendiri.
Hubungan pembangunan nasional dengan administrasi pembangunan adalah bahwa Pembangunan Administrasi dalam rangka
Administrasi Pembangunan dilaksanakan secara sadar, komprehensif, terencana,bertahap, dan berkesinambungan, serta diarahkan
pada pencapaian tujuan akhir bangsa yang ditujukan pada peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat yang merupakan tujuan
pemerintah dalam perencanaan pembangunan nasional dan harus berjalan efektif untuk menentukan arah perubahan bangsa.
III.2 Saran
Dengan penjelasan diatas, bahwa perencanaan pembangunan nasional berdampak secara multidimensional, menunjukkan bahwa
arah bangsa ini bergantung pada perencanaannya. Sehingga disarankan kepada pemerintah sebagai administrator untuk serius
dalam perencanaan pembangunan nasional sebab saat ini Indonesia merupakan negara berkembang sehingga rentan akan krisis
pada setiap segi dalam multidimensional tersebut.
Daftar Pustaka
Djajasumarga, kasum , Prinsip-prinsip pengelolaan pembangunan nasional, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit IKIP Semarang Press,
1992)
Nugraha, Safri. et al, Hukum Administrasi Negara, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2007)
Siagian, Sondang P, Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya), cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi
Aksara, 2003)

[1] Nugraha, Safri. et al, Hukum Administrasi Negara, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia,
2007) hal. 375
[2] Nugraha, Safri. et al, Hukum Administrasi Negara, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia,
2007) hal. 376
[3] Nugraha, Safri. et al, Hukum Administrasi Negara, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia,
2007) Hal. 379
[4] Nugraha, Safri. et al, Hukum Administrasi Negara, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia,
2007) hal. 383
[5] Siagian, Sondang P, Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya), cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi
Aksara, 2003) Hal.4
[6] Siagian, Sondang P, Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya), cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi
Aksara, 2003) Hal.5
[7] Djajasumarga, kasum , Prinsip-prinsip pengelolaan pembangunan nasional, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit IKIP Semarang
Press, 1992) Hal 47
[8] Djajasumarga, kasum , Prinsip-prinsip pengelolaan pembangunan nasional, cet. Kesatu (Jakarta:Penerbit IKIP Semarang
Press, 1992) hal.53
[9] Siagian, Sondang P, Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya), cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi
Aksara, 2003) hal 64
[10] Siagian, Sondang P, Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya), cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi
Aksara, 2003) hal.101
[11] Siagian, Sondang P, Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya), cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi
Aksara, 2003) hal.143
[12] Siagian, Sondang P, Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya), cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi
Aksara, 2003) hal.149
[13] Siagian, Sondang P, Administrasi Pembangunan (konsep, dimensi, dan strateginya), cet. Ketiga (Jakarta:Penerbit PT Bumi
Aksara, 2003) hal.153

Anda mungkin juga menyukai