Anda di halaman 1dari 5

Etika Legal

Pendahuluan

Isu-isu etika baru dalam kritikal care terus menerus muncul yang mana praktisi dalam
critical care harus mengembangkan ketrampilan sesuai dengan alasan moral. Pertanyaan moral
yang paling mendesak pada era kita diajukan dalam lingkungan perawatan kesehatan, dimana
seseorang dihadapkan dengan pilihan hidup yang sebenarnya, mengenai kesehatan, kehidupan
dan kematian. Masalah kompleks seperti aborsi, bunuh diri, transplantasi organ serta alokasi
sumber medis yang langka menjadi perdebatan dalam media dan perawat menemukan dirinya
berada pada “garis depan” dari masalah yang sama. Perawat membutuhkan kemampuan dan
pengetahuan yang layak untuk dapat memberikan konstribusi yang efektif dalam situasi yang
sangat sensitive secara etik. Dilemma etika terjadi ketika dua atau lebih tindakan dapat diterima
secara moral dan memilih salah satu sebagai tindakan pencegahan. Kompentensi dalam
pengambilan keputusan moral dipertimbangkan melalui professional kerja.

Klien menjadi lebih sadar tentang hak mereka dalam system perawatan kesehatan dan
sangat memperdulikan masalah etik. Mereka mencari professional perawatan kesehatan untuk
membantu mereka dan mengatasi kekhawatiran mereka. Perawat sangat memegang tanggung
jawab dan tanggung gugat terhadap praktek etik mandiri, tidak lagi menyerahkan seluruh
tanggung jawab latihan mereka pada pakar atau institusi. Profesi perawat bergerak pada kode
etik mereka sendiri dan semakin sadar tentang bagaimana hal tersebut dalam mempengaruhi
praktek keperawatan.

Masalah etik seringkali sulit untuk dijelaskan dan diselesaikan, partisipasi perawat dalam
dimensi latihan ini dapat mengarah pada frustasi. Perawat sering kali mengatakan bahwa
masalah etik dapat membuat mereka merasa terjebak atau berada di tengah-tengah. ,eskipun
perawat memiliki komitmen dengan klien, mereka juga bertanggung jawab pada keluarga,
dokter, rekan kerja, institusi, dan masyarakat. Kadang kewajiban perawat pada seseorang atau
kelompok tertentu sangat aneh bagi orang lain. Perawat dapat menemukan jalan untuk keluar
ketika kewajiban perawat tersebut secara negative di pandang sebagai tanpa daya hal ini dapat
dicapai melalui penambahan pengetahuan seseorang berdasarkan etik, pencarian dukunan
professional, serta pengembangan rasa positif dan kuat pada posisi moral perawat. Perawat dapat
belajar untuk melihat posisinya yang terjepit ditengah-tengah sebagai posisi yang isteimewa.
Dari sudut pandang yang menguntungkan ini, perawat dapat berpartisipasi ketika seorang klien
menunjukan sudut pandang dan minat yang mendukung atau berbeda. Etik ditujukan untuk
mengukur perilaku yang diharapkan dari manusia sehingga jika manusia tersebut merupakan
suatu kelompok tertentu atau profesi tertentu seperti profesi keperawatan, maka aturannya
merupakan suatu kesepakatan dari kelompok tersebut yang disebut kode etik.

Isi

A. Definisi

Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan buruk tentang hak dan kewajiban moral

B. Dasar Pengambilan Keputusan Etika

1. Standar dan Kode Professional

Tujuan kode profesinal adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan moral profesi


dan hubungan dalam pekerjaan mereka. Kode keperawatan dikembangkan oleh American
Nurses Association (ANA) mengeluarkan nilai, prisip, dan kewajiban yang menjadi
pedoman dalam tindakan keperawatan. Standar praktek dibentuk oleh undang-undang
dan organisasi khusus yang tidak membatasi ketrampilan klinis dan pengetahuan. Ketika
keadaan yang berbahaya, illegal dan tidak etik dalam praktek muncul badan undang-
undang melakukan pelindungan masyarakat melalui investigasi dan disiplin professional.

2. Pedoman kedudukan

Tujuan diadakannya pedoman kedudukan/posisi adalah untuk mengaplikasikan


nilai, prinsip, dan peran yang dijelaskan dalam kode keperawatan terhadap isu-isu etika
masa kini. Yang terkenal dalam AACN dan ANA pedoman kedudukan membantu critical
care perawat untuk mengklarifikasi dan mengeluarkan kedudukan yang mengandung nilai
keperawatan professional.
3. Kebijakan institusi

Institusi mengarahkan, menilai kemampuan, pengambilan keputusan atau

kebijakan untuk menentukan kematian otak dengan atau dalam praktisi kewajiban ini
biasanya merefleksikan pengharapan etik dengan kode dan etik professional.

4. Standar Legal

Kebijakan umum, hukum negara dan pemerintah secara langsung terlibat dalam
pelayanan kesehatan dan mempengaruhi praktisi pelayanan kesehatan professional.
Kebijakan dari lembaga-lembaga seperti depkes menghasilkan perubahan dalam praktek
dan tindakan kesehatan professional.

Keperawatan kritis harus memahami legalitas yang secara langsung


mempengaruhi praktek klinis dan hukum negara dapat mempengaruhi kemajuan.
Kebutuhan klinis yang mendesak seharusnya dipercayakan pada sumber dalam institusi
dan dan organisasi professional untuk menginterpretasikan dan mengklarifikasi kebijakan
yang relevan dan hukum yang mempengaruhi praktek.

5. Prinsip etik

a) Otonomi (autonomy)

Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang


sebagai persetujuan atau tidak memaksa dan bertindak secara rasional.

b) Berbuat Baik (Beneficience)

Beneficience berarti hanya elakukan sesuatu yang baik. Prinsip etik berbuat baik
merupakan kewajiban untuk mencegah bahaya, membuang bahaya dan
melakukan langkah positif untuk melakukan yna baik untuk keuntungan orang
lain.

c) Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan menuntut perlakuan yang sama terhadap orang lain secara adil
dan memberikan apa yang menjadi kebutuhan mereka.

d) Tidak Merugikan (Nonmaleficience)

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien.

e) Kejujuran (Veracity)

Veracity merupakan dasar dalam berhubungan dengan masyarakat. Prinsip


veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan
kebenaran,dan kejujuran.

f) Menepati janji (Fidelity)

Prinsip fidelity berarti mengahargai komitmen dan janjinya terhadap orang lain.

g) Kerahasiaan (Confidentiality)

Prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien.
Tidak ada seseorang pun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika di
ijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan.

h) Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabiliti merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seseorang professional


dapat dinilai dalam situasi yang tiadak jelas atau tanpa terkecuali.

6. Kepedulian

Merupakan gambaran alternative untuk pendekatan bioetik. Daripada


membedakan masalah etik sebagai konflik dalam fisik, etik peduli mengundang untuk
menganalisa hubungan dan kumpulan kewajiban.

7. Advokasi pasien
Baik etikal care dan prinsip etik mendukung peran perawat sebagai avokat
pasien.perawat melayani sebagai avokat klien ketika terlibat dalam peningkatan
pelayanan kesehatan. Perawat bertindak sebagai ahli dalam mendidik pembuat hukum
dan kebijakan pada kebutuhan klien dan komunitas.

Penutup

Etik digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga etik
merefleksikan sifat, prinsip, dan standar seseorang yanag mempengaruhi perilaku professional.
Cara hidup moral perawat telah di deskripsikan sebagai etik perawatan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang
digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berprilaku, apa yang seharusnya
dilakukan seseorang terhadap oaring lain.

Refrensi

1. William and Wilkins. 2004.Critical Care Nursing Made Incredibiloity Easy.


Philadelphia. A Wolters Kluwer Company.
2. Potter and Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan
Praktek. Jakarta. EGC.
3. Chulay M, Suzanne M, Burns. 2005. AACN Essentials of Critical Care Nursing 1st ed.
USA: The McGrow Hill Companies.

Anda mungkin juga menyukai