Anda di halaman 1dari 32

BAB V PARAGRAF

BAB V
PARAGRAF

1. Pengertian Paragraf
2. Ide Pokok
3. Tujuan Pembuatan Paragraf
4. Kepaduan Paragraf
5. Penanda Hubungan Antarkalimat
6. Pertalian Makna Antarkalimat
Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 1
BAB V PARAGRAF

Sejarah paragraf/alinea

Paragraf diserap dari bahasa Inggris paragraph.

Kata ini pun berasal dari kata Yunani:


para- yang berarti ‘sebelum’
grafein yang berarti ‘menulis’.

Ketika itu, paragraf atau alinea adalah sebuah karangan


yang tidak dipisah-pisahkan seperti sekarang, pada
bagian awal baris pertamanya ditempatkan tanda
sebagai ciri awal paragraf.

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 2


BAB V PARAGRAF

Alinea dari bahasa Belanda. Kata Belanda itu sendiri dari


kata Latin a linea yang berarti ‘mulai dari baris baru’.

Pengertian paragraf/alinea:

A. Bagian dari wacana yang berisi satu gagasan pokok dan


dapat diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas.

B. Bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari


sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan
informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya.

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 3


BAB V PARAGRAF

Dalam ragam tulis biasanya ditandai dengan kalimat yang


menjorok ke dalam atau spasi yang berbeda.

Macam-macam alinea:
a.alinea pembuka
b.alinea penghubung
c.alinea penutup

Alinea pembuka
a.membuka suatu karangan
b.menarik minat dan perhatian pembaca
c.menyiapkan pikiran pembaca

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 4


BAB V PARAGRAF

Alinea penghubung
Semua alinea yang terdapat di antara alinea pembuka
dengan alinea penutup.

Alinea penutup
a.mengakhiri karangan/bagian karangan
b.mengandung kesimpulan yang bulat dan betul-betul
mengakhiri uraian
c.menimbulkan banyak kesan

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 5


BAB V PARAGRAF

Ide Pokok:
1. Ide pokok yang terletak pada bagian awal paragraf
2. Ide pokok yang terletak pada bagian akhir paragraf
3. Ide pokok yang terletak pada bagian awal dan akhir
paragraf

Ide pokok yang terletak pada bagian awal paragraf


pada umumnya mengandung pernyataan yang bersifat
umum, pernyataan yang masih memerlukan
pengembangan, rincian, dan penjelasan lebih lanjut Jadi,
alur pikiran yang dikemukakan dalam paragraf itu
bersifat deduktif

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 6


BAB V PARAGRAF

Contoh:

Pada gambar 20a tampak bahwa epidermis


mengalami kelainan. 2)Sel-sel membesar dan ada pula
yang mengalami degenerasi. 3)Jaringan palisade sudah
tidak teratur lagi dan mempunyai kecenderungan untuk
membentuk bulat. 4)Pada kloroplas terdapat fitoferitin
dan butir-butir pati yang tidak normal (gambar 20b).
5)Dalam sel floem terdapat kristal (gambar 20c),
sedangkan sel-sel floem yang sudah menderita lebih
lanjut mengalami degenerasi yang berat dan bentuk sel
sudah tidak jelas lagi (gambar 20d).

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 7


BAB V PARAGRAF

Ide pokok yang terletak pada bagian akhir paragraf

Ide pokok yang terletak pada bagian akhir paragraf


pada umumnya merupakan kesimpulan atau rangkuman
dari apa yang dikemukakan pada kalimat-kalimat di
awal tulisan. Penulis lebih dahulu mengemukakan
beberapa kejadian, peristiwa, atau keadaan, kemudian
pada akhir paragraf dikemukakan kesimpulan atau
rangkuman. Jadi, alur pikiran yang dinyatakan pada
paragraf itu bersifat induktif.

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 8


BAB V PARAGRAF

Contoh:

1)Sejak suaminya meninggal dunia dua tahun yang


lalu, Ny. Ahmad sering sakit. 2)Setiap bulan ia pergi ke
dokter memeriksakan sakitnya. 3)Harta peninggalan
suaminya semakin menipis untuk membeli obat dan
biaya pemeriksaan serta untuk biaya hidup sehari-hari
bersama tiga orang anaknya yang masih belajar.
4)Anaknya yang tertua dan kedua masih kuliah di
sebuah perguruan tinggi swasta, sedangkan yang nomor
tiga masih duduk di bangku SMA. 5)Sungguh berat
beban hidupnya.

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 9


BAB V PARAGRAF

Ide pokok yang terletak pada bagian awal dan akhir


paragraf

Ide pokok yang terletak pada bagian awal paragraf


bersifat umum yang sudah tentu masih memerlukan
penjelasan lebih lanjut, sedangkan ide pokok yang
terletak pada bagian akhir paragraf sebenarnya
merupakan ulangan dari ide pokok yang terletak pada
awal paragraf, tetapi bentuk kalimat atau kata-katanya
tidak sama tepat. Maksud penulis mengulang ide
pokok itu ialah untuk menguatkan pernyataan yang
dinyatakannya pada ide pokok. Jadi, alur pikirannya
bersifat deduktif-induktif.
Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 10
BAB V PARAGRAF

Contoh:
1)Jalan itu sangat ramai. 2)Pagi hari pukul 06.00 sudah
banyak kendaraan yang lewat membawa sayuran dan
hasil pertanian yang lain ke pasar. 3)Tidak lama
kemudian, anak-anak sekolah memadati jalan itu.
4)Ada yang naik sepeda, ada yang naik sepeda motor,
dan ada juga yang naik mobil jemputan. 5)Sesudah itu,
datang para pegawai, baik negeri maupun swasta,
berangkat ke pekerjaan masing-masing. 6)Demikianlah,
hingga malam jalan itu tidak pernah sepi.

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 11


BAB V PARAGRAF

Tujuan Pembuatan Paragraf:

a. Memudahkan pemahaman dengan menceraikan suatu


tema dari tema yang lain.
b. Memisahkan dan menegaskan perhentian secara
wajar dan formal.

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 12


BAB V PARAGRAF

Kepaduan Paragraf

Informasi yang dinyatakan dalam kalimat yang satu


berhubungan erat dengan informasi yang dinyatakan
dalam kalimat yang lain, atau dengan kata lain
informasi-informasi yang dinyatakan dalam sejumlah
kalimat yang membentuk paragraf itu berhubungan erat
atau sangat padu. Tanpa adanya kepaduan informasi,
kumpulan informasi itu tidak menghasilkan paragraf.

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 13


BAB V PARAGRAF

Kepaduan informasi atau kepaduan di bidang makna


sering disebut koherensi. Di samping itu, terdapat
kepaduan lain yang disebut kohesi, yaitu kepaduan di
bidang bentuk.

Contoh:
1)Terjadi sedikit ketidaksepahaman antara kedua
kakakku suami istri ketika merundingkan rencana khitanan
Andi, anak mereka. 2)Kakakku perempuan berpendapat
saudara-saudara dari desa tidak perlu diberitahu kecuali
kakak kandung ketiga. 3)Alasannya karena akan sangat
repot menyediakan tempat tidur, makan, dan sebagainya.
4)Sebaliknya, kakak iparku berpendapat mereka harus
diundang demi mempererat persaudaraan.
Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 14
BAB V PARAGRAF

Contoh:
1)Setiap hari Ahmad bangun pukul 05.00.
2)Sesudah bersembahyang subuh, ia melakukan olah
raga ringan, berjalan kaki selama kira-kira 45 menit
untuk memanaskan tubuhnya. 3)Pukul 07.00 setelah
keringatnya kering, ia mandi dengan air hangat dan
setelah makan pagi, pada pukul 08.00 ia berangkat ke
kantor hingga pukul 16.00 baru tiba di rumah. 4)Sisa
waktunya dipergunakan untuk bermain-main dengan si
kecil, anak tunggalnya yang baru berusia dua tahun.

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 15


BAB V PARAGRAF

Syarat-syarat membentuk alinea:


1. Kesatuan/Kepaduan:
Semua kalimat secara bersama-sama menyatakan
suatu hal dan berhubungan erat.
2. Koherensi dan Kohesi
3. Perkembangan alinea
Perincian dari gagasan-gagasan yang membina
alinea:
a. Kemampuan memperinci gagasan utama secara
maksimal ke dalam gagasan-gagasan bawahan
b. Kemampuan mengurutkan gagasan bawahan secara
teratur.

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 16


BAB V PARAGRAF

Contoh:

1)Kota Yogyakarta dikenal juga sebagai kota pelajar.


2)Tanah di sekitarnya sangat subur. 3)Banyak
pendatang baru yang datang untuk mencari pekerjaan.
4)Pada malam hari banyak orang berjalan-jalan di
sepanjang jalan Malioboro untuk menghirup udara
malam.

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 17


BAB V PARAGRAF

Penanda Hubungan Antarkalimat


Penanda hubungan antarkalimat atau disingkat
penanda hubungan berfungsi memadukan hubungan
antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain
dalam suatu paragraf, meliputi penunjukan,
penggantian, pelesapan, perangkaian, dan hubungan
leksikal.
Ada dua macam hubungan, hubungan endoforik
dan hubungan eksoforik. Hubungan endoforik ialah
hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat
yang lain di dalam teks, sedangkan hubungan eksoforik
ialah hubungan dengan yang berada di luar teks.

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 18


BAB V PARAGRAF

Contoh:
a. Kemarin Ahmad pergi ke Surabaya. Di sana ia
bermalam di hotel.

b. Ahmad dan temannya berada di ruang perpustakaan.


Ahmad berkata, “Buku ini sudah kaubaca?”

Kata sana dan ia pada contoh (a) menggantikan kata


Surabaya dan Ahmad secara endoforik, berbeda dengan
kata ini pada frasa buku ini yang secara eksoforik
menunjuk sebuah buku yang ada di ruang
perpustakaan.

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 19


BAB V PARAGRAF

Penunjukan
Yang dimaksud penunjukan ialah penggunaan kata
atau frasa untuk menunjuk atau mengacu kata, frasa,
atau mungkin juga satuan gramatikal yang lain.
Dengan demikian, dalam penunjukan terdapat dua
unsur, yaitu unsur penunjuk (upen) dan unsur tertunjuk
(uter). Kedua unsur itu haruslah mengacu pada referen
yang sama. Kata-kata yang berfungsi sebagai penanda
hubungan penunjukan ialah itu, ini, tersebut, dan
berikut.

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 20


BAB V PARAGRAF

Di samping itu, kata tadi digunakan untuk menunjuk


secara eksoforik. Penunjuk dapat digolongkan menjadi
dua jenis, yaitu penunjuk yang anaforik dan penunjuk
yang kataforik. Penunjuk anaforik ialah penunjukan ke
depan atau ke kiri. Sedangkan, kataforik menunjuk ke
kanan atau belakang.
Contoh:
1)Pembicaraan yang berlangsung secara terpisah di tempat
penginapan Kepala Negara di Wisma Baribi itu atas
permintaan kepala pemerintahan yang bersangkutan.
2)Pembicaraan itu dilakukan setelah mereka menghadiri
perayaan hari kebangsaan Negara Brunei Darussalam di
stadium Negara Hasanal Bolkiah.
Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 21
BAB V PARAGRAF

Contoh anaforik:
1)Di atas ini adalah gambar papan catur yang istilah
teknisnya disebut diagram. 2)Untuk memudahkan
penglihatan, diagram itu disajikan tanpa buah caturnya.

Contoh kataforik:
1)Kita perhatikan kalimat ini. 2)Semua usahanya gagal.
3)Karena itu ia amat sedih.

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 22


BAB V PARAGRAF

Penggantian
Penanda hubungan penggantian ialah penanda
hubungan kalimat yang berupa kata, atau frasa yang
menggantikan kata, frasa, atau mungkin juga satuan
gramatikal yang lain yang terletak di depannya secara
anaforik atau di belakangnya secara kataforik.
Dalam hubungan endoforik, penggantian ditandai
oleh kata ganti persona, seperti kata ia, dia, beliau,
mereka, dan bentuk klitikanya, yaitu -nya; kata ganti
penunjuk ini dan itu; kata ganti penunjuk tempat, yaitu
sana, sini, situ, dan kata begini, begitu, dan demikian.

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 23


BAB V PARAGRAF

Kata ganti persona pertama dan kedua digunakan juga,


tetapi dalam hubungan eksoforik.

Di samping itu, kata-kata yang menyatakan hubungan


kekeluargaan dapat juga digunakan sebagai penanda
hubungan penggantian dalam hubungan eksoforik
apabila kata-kata itu berfungsi sebagai kata ganti
persona, seperti kata
1.bapak,
2.ibu,
3.adik, atau dik,
4.kakak atau kak,
5.saudara
Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 24
BAB V PARAGRAF

Contoh:
1) Setelah empat lima kali mendatangi suatu desa,
barulah dr. Rien merasa diterima oleh rakyat setempat.
2) Ia pun mulai berani sedikit-sedikit berbicara tentang
kesehatan, kebersihan, dan keluarga berencana.

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 25


BAB V PARAGRAF
Pelesapan
Pelesapan atau elipsis adalah adanya unsur kalimat
yang tidak dinyatakan secara tersurat pada kalimat
berikutnya. Sekalipun tidak dinyatakan secara tersurat,
tetapi kehadirannya dapat diperkirakan.
Dalam paragraf sering terjadi pelesapan. Pelesapan
itu merupakan salah satu penanda kohesi di samping
penunjukan, penggantian, perangkaian, dan hubungan
leksikal. Dengan adanya pelesapan, hubungan
antarkalimat dalam paragraf itu terasa menjadi
bertambah erat. Selain itu, pelesapan juga merupakan
salah satu cara untuk menghindari penggunaan kata
yang sama yang pada umumnya menimbulkan
kejemuan pembaca.
Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 26
BAB V PARAGRAF

Contoh:
1)Berdasarkan peraturan, sekolah-sekolah yang menumpang
di gedung sekolah negeri diberi batas waktu sampai tahun
1990. 2) Setelah itu, harus menempati gedung sendiri.

Perangkaian
Perangkaian adalah adanya kata atau kata-kata yang
merangkaikan kalimat satu dengan yang lain, misalnya
sebaliknya, namun, akhirnya, padahal, kemudian,
tetapi, demikian, oleh karena itu, jika begitu, dan
namun demikian.

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 27


BAB V PARAGRAF

Contoh:
1) Membaiknya hubungan Timur-Barat disambut baik
oleh dunia. 2) Sebaliknya, perkembangan itu makin
memperjelas ketimpangan hubungan Utara-Selatan
yang berdampak negatif terhadap pembangunan di
negara-negara berkembang.

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 28


BAB V PARAGRAF

Penanda hubungan leksikal


Hubungan leksikal ialah hubungan yang disebabkan
oleh adanya kata-kata yang secara leksikal memiliki
pertalian. Kata-kata yang secara leksikal memiliki
pertalian ialah kata-kata yang memiliki hubungan arti,
baik memiliki hubungan bentuk maupun tidak,
misalnya kata wanita dengan kewanitaan, kata makhluk
dengan manusia. Penanda hubungan leksikal dapat
dibedakan menjadi pengulangan, sinonimi, dan
hiponimi.

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 29


BAB V PARAGRAF

Contoh:
1) Menghadapi kondisi ini, Juwono berpendapat, pihak
Indonesia harus bersikap terbuka atas teropongan
orang-orang luar. 2) Keterbukaan ini bukan saja pada
insiden Dili, tetapi juga misalnya pada kasus-kasus
Aceh, Lampung, dan Kedungombo.

Pertalian Makna Antarkalimat


Terdapat berbagai pertalian antara informasi yang
dinyatakan pada kalimat yang satu dengan informasi
yang dinyatakan pada kalimat lainnya, pertalian itu ialah

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 30


BAB V PARAGRAF

a. penjumlahan (di samping itu, lagi pula, selain itu)


b. perturutan (kemudian, lalu)
c. perlawanan atau pertentangan (akan tetapi,
namun)
d. sebab-akibat (oleh karena itu, maka, akibatnya)
e. waktu (setelah itu, waktu itu, ketika itu)
f. syarat (jika demikian, apabila demikian)
g. cara (dengan demikian, dengan cara itu)
h. kegunaan (untuk itu)
i. penjelasan (keterangan, contoh, rincian)

Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 31


BAB V PARAGRAF

Latihan
Susunlah kalimat-kalimat di bawah ini sehingga menjadi paragraf
yang baik!
a.Pemerintah lebih menekankan faktor pemerataan daripada
spekulasi dalam pasar modal ini.
b.Jika membeli saham di pasar modal, maka masyarakat hanya
akan memperoleh deviden yang jauh lebih rendah.
c.Masyarakat yang memiliki dana akan lebih suka menabung di
bank karena suku bunganya tinggi.
d.Pasar modal ini kurang menarik bagi masyarakat dibandingkan
dengan tabungan.
e.Selain itu, saham yang dibelinya tidak bisa segera dijual dengan
harga yang jauh lebih tinggi walaupun perusahaan terus
memperoleh keuntungan.
f.Faktor ini menyebabkan pasar modal kurang menarik.
Kamis, 08 Maret 2007 DU 1102 BAHASA INDONESIA 32

Anda mungkin juga menyukai