Anda di halaman 1dari 13

Media Gizi (/ KeI.."rga. D<sember 2005.

29 (2): 75-87

ANALISIS PENGETAHUAN GIZI DAN PRODUK MINUMAN SARI BUAH KEMASAN


DIHUBUNGKAN DENGAN MEREK YANG DIKONSUMSI PADA MAHASISWA IPB

(An Analysis of Relationship between Nutrition and Juice Beverage Product Knowledge
and Brand Consumed in IPB Student)

Fathiyah', Ujang Sumarwan 2, Ikeu Tanziha3

ABSTRACT. The purpose of this study was to analyze the nutrition knowledge andfruitjuice
beverages product knowledge correlate to consumed brand specifically. The data were
collected from 200 IPB students with food and non-food educational background Mann-
Whitney test, Friedman test and regression test were used to analyze the data. The result of
this study showed that most of the study participants (81,0%) have a good nutrition
knowledge, and most of them have a medium level of product knowledge. In liquid form,
Buavita brand is the most fruit juice consumed by the study participants, while in powder
form is Nutrisari Brand Spearman correlation test showed that there was no significant
correlation (p>O,05) between nutrition and product knowledge with fruit juice beverage
brand consumed either in powder or in liquidform.

Keywords: merek minuman sari buah kemasan, pengetahuan gizi, pengetahuan produk

PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya teknologi,


buah tidak hanya dikonsumsi secara segar tetapi
Latar Belakang dapat juga dikonsumsi dalam bentuk sari buah.
Indonesia merupakan negara agraris yang Sari buah dapat didefinisikan sebagai sari yang
menghasilkan berbagai macam komoditi diperoleh dari buah dengan melalui proses
pertanian, salah satunya adalah buah-buahan. mekanik. memiliki wama dan cita rasa yang sama
Buah-buahan sebagai salah satu tanaman dengan buah asalnya (Elfarina. 1998). Sari buah
hortikultura memegang peran penting untuk dapat berupa jus buah, jus buah kemasan
meningkatkan mutu gizi dalam makanan sehari- bennerek, sari buah kemasan tetrapack dan boto!.
hari yang dibutuhkan oleh setiap orang. Buah Beberapa tahun terakhir ini produksi minuman
merupakan produk yang berdayaguna antara lain sari buah khususnya sari buah kemasan
sebagai penunjang gizi masyarakat, sumber mengalami perkembangan dilihat dari
pendapatan serta penyerap tenaga kerja bila bervariasinya minuman sari buah kemasan di
diusahakan secara intensif untuk mencapai status pasaran. Industri minurnan sari buah kemasan
gizi yang baik. Setiap individu harus telah banyak berkembang dengan beredamya
mengkonsumsi zat-zat glzl sesuai dengan merek-merek seperti Nutrisari, Hore, Marimas,
kebutuhan. Salah satu upaya pencapaian dalam Segarsari, Jasjus dalam berbagai macam rasa dan
rangka perbaikan dan pemenuhan kebutuhan ukuran.
masyarakat akan gizi adalah pemanfaatan gizi Banyaknya produk minuman sari buah
yang berasal dari buah-buahan (Anjardiani, kemasan di pasaran akan membuat konsumen
2004). Menurut Susenas 2002, konsumsi buah lebih selektif dalam memilih minuman sari buah
tahun 2002 sebesar 74,4 gr/kap/hr (27,16 kemasan yang akan dikonsumsi. Pemilihan
gr/kap/th) mengalami kenaikan sebesar 46,7% minuman sari buah kemasan terkait dengan
dari tahun 1999 sebesar 90,7 gr/kap/hr (18,51 pengetahuan yang dimiliki konsumen. Menurut
gr/kap/th) (Direktorat Jenderal Bina Produksi Sumarwan (2003), pengetahuan konsumen adalah
Hortikultura, 2002). semua infonnasi yang dimiliki konsumen
mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta
I Program Studi GMSK, Faperta-IPB pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk
1 Departemen limu Keluarga dan Konsumen, FEMA-IPB danjasa tersebut dan infonnasi yang berhubungan
J Deparlemen Gizi Masyarakat. FEMA-IPB
dengan fungsinya sebagai konsumen. Adanya
Alamat korespondensi: ;keu.Jamilah@yahoo.com

75
Media Gi,i (I Ktburrga, De.tmber 2005.29 (2): 75-87

pengetahuan konsumen dapat mempengaruhi Cara Pengambilan Contoh


keputusan pembelian sari buah kemasan Penelitian ini menggunakan metode non-
(Sumarwan, 2003), salah satu pengetahuan probability sampling, yaitu convenience
konsumen adalah pengetahuan produk. Selain sampling. Contoh dipilih karena berada pada
pengetahuan produk., pengetahuan gizi juga tempat dan waktu yang tepat, serta berdasarkan
mempengaruhi konsumen dalam mengambil kesediaannya menjadi contoh. Contoh yang
keputusan. Hal lain yang dapat mempengaruhi diambil sebanyak 200 orang, 100 orang contoh
keputusan pembeJian adalah kebiasaan (Sutisna, yang memiliki latar belakang program studi
2002). pangan dan 100 orang contoh tidak memiliki latar
Adanya pengambilan. keputusan pada belakang program studi pangan.
konsumen akan mempengaruhi merek yang akan
dikonsumsi. Berdasarkan hal terse but peneliti Jenis dan Cara Pengumpulan Data
tertarik untuk menganalisis pengetahuan gizi dan
Jenis data yang dikumpulkan berupa data
produk pada minuman sari buah kemasan
primer meliputi data karakteristik contoh dan
dihubungkan dengan merek yang dikonsumsi.
pertanyaan-pertanyaan mengenai pengetahuan
g'ZI, pengetahuan produk dan kebiasaan
Tujuan Penelitian
mengkonsumsi minuman sari buah kemasan serta
Berdasarkan latar belakang dan perumusan pemilihan merek minuman sari buah kemasan.
masalah, tujuan penelitian secara umum adalah
untuk menganalisis pengetahuan gizi dan prod uk Pengolahan dan Analisis Data
pada minuman sari buah kemasan dihubungkan
Karakteristik contoh, pengetahuan merek
dengan merek yang dikonsumsi pada mahasiswa
dan kebiasaan konsumsi minuman sari buah
IPB. Tujuan khusus penelitian adalah :
kemasan dianalisis secara deskriptif dengan
I. Mengetahui karakteristik contoh program studi pengelompokan berdasarkan jawaban yang sarna
pangan dan non-pangan dan dipersentasekan berdasarkan jumlah contoh.
2. Mengetahui pengetahuan glzl contoh Pengetahuan gizi dihitung dengan cara
mahasiswa program studi pangan dan non- menjumlahkan skor terhadap setiap pertanyaan,
pangan kemudian dikelompokan menjadi tiga kategori
3. Mengetahui pengetahuan produk minuman sari pengetahuan gizi yaitu baik, sedang dan kurang
buah kemasan contoh program studi pangan ~gitupula pada pengetahuan produk. Untuk
dan non-pangan mengetahui ada tidaknya perbedaan pengetahuan
4. Mengetahui kebiasaan konsumsi minuman sari gizi, pengetahuan produk antara contoh program
buah kemasan contoh program studi pangan studi pangan dan contoh program studi non-
dan non-pangan pangan dilakukan uji beda Mann-Whitney. Uji
5. Mengetahui pemilihan merek minuman sari Friedman digunakan untuk melihat tingkat
buah kemasan kepuasan seluruh contoh. Uji regresi digunakarr
6. Mengetahui hubungan pengetahuan gizi dan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
produk dengan merek minuman sari buah pembelian minuman sari buah kemasan.
kemasan yang dikonsumsi. Hubungan antara pengetahuan gizi dan produk
dengan merek minuman sari buah kemasan yang
METODE PENELITIAN dikonsumsi dalam bentuk cair dan serbuk
digunakan analisis korelasi Spearman.
Desain Penelitian. Tempat dan Waktu
Desain penelitian ini adalah cross-sectional
HASIL DAN PEMBAHASAN
study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
April 2005. Penelitian diJak:ukan di kampus IPB Karakteristik Contoh
Dramaga. Pemilihan temp at penelitian ini Karakteristik contoh menunjukkan bahwa
dilakukan secara purposive atau sengaja dengan sepertiga contoh (33,5%) berusia 21 tahun.
pertimbangan kampus IPB Dramaga merupakan Sumarwan (2003) menjelaskan bahwa konsumen
pusat aktivitas sebagian besar mahasiswa IPB.

76
Mtdia Gizi ('I KtluaTxa. Dat~ 2005.29 (2) 75-87

yang berbeda usia akan mengkonsumsi produk Tabel 2. Sebaran contoh menurut rata-rata
dan jasa yang berbeda. Perbedaan usia juga akan Jum lah uang saku per bu 1an
mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan Kelompok
terhadap merek. Berdasarkan jenis kelamin, lebih Contoh
dari setengah contoh betjenis kelamin perempuan PS Total
PS
(67,0%) dan sepertiga betjenis kelamin laki-Iald Variabel Non-
Pangan
pangan
(33,0%). Sebaran contoh program studi pangan
n=IOO n=IOO n=200
dan non-pangan berdasarkan usia dan jenis (%) (%)
(%)
kelamin dapat dilihat pada Tabel I.
Rata-ratajumlah uanl{ saku (Rplbulan)
• < 300.000 6,0 3,0 4,5
Tabel I. Sebaran contoh menurut usia dan jenis • 300.000-700.000 88,0 86,0 87,0
kelamin • > 700.000 6,0 11,0 8,5
Kelompok Contoh Total 100,0 100,0 100,0
PS PS Non- Total Rata-rata iumlah penl{eluaran (R, (bulan)
Variabel Pangan pangan • 1< 200.000 2,0 2,0 2,0
n=IOO n=IOO n=200 • 200.000-600.000 91,0 83,0 87,0
(%) (%) (%) • > 600.000 7,0 15,0 11,0
Usia Total 100,0 100,0 100,0
• 18 tahun 2,0 2,0 2,0
• 19 tallUn 10,0 9,0 9,5 Pada sebaran pendidikan orang tua, orang
• 20 tahun 28,0 26,0 27,0 tua contoh berpendidikan mulai dari SO sampai
• 21 tahun 32,0 35,0 33,5 dengan perguruan tinggi. Hampir setengah dari
• 22 tallUn 23,0 23,0 23,0 ayah (49,0%) dan ibu (40,0%) contoh program
• 23 tallUn 4,0 4,0 4,0 studi pangan merupakan lulusan perguruan tinggi,
• 24 tahun 1,0 0,0 0,5 dan setengah dan ayah (50%) serta sepertiga dari
• 25 tahun 0,0 1,0 0,5 ibu (34%) contoh program studi non-pangan juga
Total 100,0 100,0 100,0 merupakan lulusan perguruan tinggi. Sebaran
Jenis Kelamin contoh berdasarkan pendidikan terakhir orang tua
• Laki-Iaki 28,0 38,0 33,0 dapat dilihat pada Tabel3.
• Perempuan 72,0 62,0 67,0
Total 100,0 100,0 100,0 Tabel3. Scbaran contoh berdasarkan pendidikan
terakh'rroran tua
Adapun berdasarkan jumlah uang saku, Kelompok Contoh
sebagian besar contoh (87,0%) memiliki uang PS PS Non- Total
saku antara Rp 300.000-700.000 perbulan. Pendidikan terakhir Pangan pangan
Sebagian besar contoh (87,0%) pengeluaran per n=IOO n=IOO n=200
bulan adalah antara Rp 200.000-600.000 (T~I (%) (%) (%)
2). Suhardjo (l989b) menyatakan bahwa Ayah
pendapatan merupakan faktor yang paling • Tidak Sekolah 0,0 0,0 0,0
menentukan terhadap kualitas dan kuantitas • SD 13,0 11,0 12,0
makan seseorang. Meningkatnya pendapatan, • SLTP 8,0 7,0 7,5
dalam hal ini yaitu uang saku menyebabkan • SMU 30,0 32,0 31,0
terjadinya perubahan-perubahan dalam susunan • Perguruan Tinggi 49,0 50,0 49,5
makanan. • Total 100,0 100,0 100,0
Ibu
• Tidak Sekolah 1,0 1,0 1,0
• SD 12,0 16,0 14,0
• SLTP 12,0 16,0 14,0
• SMU 35,0 33,0 34,0
• Perguruan Tinggi 40,0 34,0 37,0
Total 100,0 100,0 100,0

77
M.dia Gili & KdwlTga. D.... mbe-r 2005.29 (2): 75-87

Selain itu pada Tabel 4 terlihat juga bahwa Tangga (IRT) dan lain-lain. Pada umumnya,
sebagian besar keluarga contoh (82,5%) memiliki pekerjaan ayah dari contoh program studi pangan
pendapatan antara Rp 1.000.000-3.000.000 (40,0%) dan program studi non-pangan (50,0%)
perhulan. Menurut Sumarwan (2003) jumlah adalah PNS. Sedangkan ibu dari contoh program
pendapatan akan menggambarkan besamya daya studi pangan (45,0%) dan program studi non-
beli dari seorang konsumen. Daya beli akan pangan (53,0%), pada umumnya adalah seorang
mengambarkan banyaknya produk dan jasa yang ibu rumah tangga (Tabel 5).
bisa dibeli dan dikonsumsi oleh seorang
konsumen dan seluruh anggota keluarganya. Pengetahuan Gizi
Sebaran contoh berdasarkan pendapatan keluarga Tabel 6 menunjukkan bahwa 81,0% contoh
per bulan dapat dilihat pada Tabel4. tergolong berpengetahuan gizi tinggi, 19,0%
berpengetahuan gizi sedang dan tidak ada contoh
Tabel4. Sebaran contoh menurut pendapatan yang berpengetahuan gizi kurang (0,0%).
ke Iuarga per buIan
PS PS Tabel 6. Sebaran contoh menurut pengetahuan
Pangan Bukan Total
Rata-rata pendapatan glZl
Pangan
keluarga (Rplbulan) PS
n=loo n=loo n=2oo PS PanganBukan Total
(%) (%) (%)
Pengetahuan Gizi Pangan
< 1,000,000 7,0 8,0 7,5
1,000,000-3,000,000 81,0 84,0 82,5 n=IOO (%) n=100 n=200(%)
(%)
>3,000,000 12,0 8,0 10,0 Baik 92,0 70,0 81,0
Total 100,0 100,0 100,0 Sedang 8,0 30,0 19,0
Kuran~ 0,0 0,0 0,0
Total 100,0 100,0 100,0
Tabel 5. Sebaran contoh berdasarkan jenis p 0,000
pelkerJaan
. A~yahd an Ib u
Kelompok Contoh Berdasarkan hasil uji beda Mann-Whitney
PS PS Non- Total terdapat perbedaan yang nyata (p<O,O I) antara
Jenis Pekerjaan
Pangan pangan pengetahuan gizi pada program studi pangan
n=loo n=IOO n=200
dengan program studi non-pangan. Sehingga
(%) (%) (%)
dapat dikatakan bahwa pengetahuan gizi pada
Ayah
contoh program studi pangan lebih baik bila
• PNS 40,0 50,0 45,0
dibandingkan pengetahuan gizi contoh program
• Pegawai Swasta 19,0 11,0 15,0
studi non-pangan karena pada program studi
• Wirasawasta 32,0 25,0 28,5
pangan diduga lebih banyak mempelajari i1mu-
• Lain-lain 9,0 14,0 II,S
i1mu yang berkaitan dengan pangan dibandingkan
• Total 100,0 100,0 100,0
dengan program studi non-pangan. Sebaran
/bu
33,0 28,0 30,5 contoh berdasarkan pendapatan keluarga per
• PNS bulan dapat dilihat pada TabeI 6.
• Pegawai Swasta 5,0 3,0 4,0
• Wirasawasta 13,0 9,0 11,0
49,0 Pengetahuan Produk Minuman Sari Buah Kemasan
• Ibu Rumah Tangga 45,0 53,0
• Lain-lain 4,0 7,0 5,5 Sebaran pengetahuan produk minuman sari
100,0 100,0 100,0 bUah kemasan dapat dilihat pada TabeI 7. HasiI
• Total
menunjukkan bahwa hanya sebagian keciI dari
Pekerjaan ayah dikelompokan menjadi contoh (7,0%) yang memiliki pengetahuan
empat yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai produk kurang dan 2 I ,0% contoh berpengetahuan
Swasta, Wiraswasta dan lain-lain, sedangkan produk baik. Pada umumnya contoh (8 I ,()oIo)
pada ibu dikelompokan menjadi lima jenis yaitu berpengetahuan produk sedang. Berdasarkan hasil
PNS, Pegawai Swasta, Wiraswasta, Ibu Rumah uji beda Mann-Whitney tidak terdapat perbedaan
yang nyata (p>0,05) antara pengetahuan produk

78
M.dia Giti (/ K.IuaTga, Destmbtr 2005. 29 (2): 75$7

pada kelompok program studi pangan dengan Frekuensi membeli minuman sari buah
program studi non-pangan. kemasan menyebar setiap hari 1,00/., 3 hari selcali
4,5%, seminggu sekali 26,5%, 3 kali sebulan
Tabel 7. Sebaran contoh menurut pengetahuan 15,0%, 2 kali sebulan 15,5% dan persentase
Droduk terbesar adalah I kali sebulan yaitu 37,5%.
PS PS Non- Kemungkinan hal ini teljadi karena masalah
Pengetahuan Pangan Pangan Total
harga. Harga sari buah kemasan lebih rnahal jika
Produk n=IOO n=100 n=200 dibandingkan dengan harga buah eceran di daerah
(%) (%) (%) sekitar tempat tinggal contoh. Selain itu menW'Ut
Baik 11,0 13,0 24,0 data susenas (1996 dalam Sumarwan. 200 1)
Sedan2 85,0 77,0 81,0 tingleat konsumsi minuman sari buah kemasan
Kuran2 4,0 10,0 7,0 masih sangat rendah, hanya 0,8 ml per kapita per
Total 100,0 100,0 100,0 minggu di kota dan 0,2 ml per kapita per minggu
0 0,541 di desa.
Kebiasaan Konsumsi Minuman Sari Buah Kemasan Tabel9. Sebaran contoh berdasarkan kondisi saat
Hasil penelitian menunjukkan' bahwa mengkonsumsi dan cara pengambilan
persentase membeli buah terbesar tiap bulan keputusan pembelian minuman sari
adalah 3 hari sekali yaitu sebesar 36,5%. Apabila buah kemasan
frekuensi membeli buah tersebut dilihat dari PS PS
masing-masing program studi, sebesar 38,0% Pangan Non- Total
contoh program studi pangan dan 35,0% contoh Pola Konsumsi Pangan
program studi non-pangan, seperti terlihat pada n=IOO n=IOO n=200
Tabel 8. Kemungleinan hal ini teljadi karena (%) (%) (%)
contoh program studi pangan relatif lebih WakJu membeli minuman sari buah lcemasan
mengetahui kandungan zat gizi dari buah • Dll2i hari 0,0 0,0 0,0
dibandingkan contoh program studi non-pangan. • sian2 hari 35,0 35,0 35,0
• sore hari 11,0 10,0 10,5
Tabel8. Sebaran contoh menurut frekuensi • tidak tentu 54,0 55,0 54,5
pembelian buah dan minuman sari buah KonduiSaatmen2konsumsi
kemasan • Santai 5,0 5,0 5,0
PS PS Non- • Setelah 12,0 11,0 11,5
PanJ!;an Pangan Total beraktivitas
Variabel • Saat mell2in2inkan 83,0 84,0 83,5
n=IOO n=l00 n=200
(%) (%) (%) Total 100,0 100,0 100,0
Frelcuensi Pembelian Buah Cara Penf!ambi/an Keuutusan Pembelian
• Setiao hari 15,0 29,0 22,0 • Terencana (karena
38,0 35,0 36,5 sudah merupakan 4,0 9,0 6,5
• 3 hari sekali
29,0 20,0 24,5 kebutuhanl
• SeminJ!;J!;U sekali 49,0 53,0 51,0
6,0 4,0 5,0 • Ter2antun2 situasi
• 3 kali sebulan
4,0 3,0 3,5 • Mendadak
• 2 kali sebulan (seketika saat 47,0 38,0 42,S
• I kali sebulan 8,0 9,0 8,5 membutuhkan)
Total 100,0 100,0 100,0 Total 100,0 100,0 100,0
Frelcuensi Pembelian Minuman sari Buah Kemasan
• Setiao hari 1,0 1,0 1,0
Sebanyak 35,0% contoh memilih waktu
• 3 hari sekali 3,0 6,0 4,5
membeli minuman sari buah kemasan pada waktu
• SeminJ!;J!;U sekali 29,0 24,0 26,5
siang hari, 10,5% contoh menyukai membelinya
• 3 kali sebulan 15,0 15,0 15,0
pada waktu sore hari, 54,5% contoh membelinya
• 2 kali sebulan 14,0 17,0 IS,S
dengan waktu yang tidak tentu dan tidak ada yang
• I kali sebulan 38,0 37,0 37,5
mengkonsumsi pada waktu pagi hari (0,0010).
Total 100,0 100,0 100,0
8anyaknya contoh membeli minuman sari buah

79
Media Gili & KtlJ.atga. Dtstmber 2005. 29 (2): 75·(37

kemasan pada waktu tidak tentu (54,5%), Lebih dari separo contoh (62,0%) sering
menunjukkan bahwa minuman sari buah kemasan membeli minuman sari buah kemasan dalam
cenderung dikonsumsi secara tidak teratur. Hal bentuk cairo Kemungkinan hal ini teljadi karena
ini searah dengan besarnya (83,5%) contoh minuman sari buah kemasan bentuk. cair lebih
mengkonsumsi saat mengingin-kannya dan praktis untuk. dikonsumsi dibandingkan dalam
(51,00/0) cara memutuskan dalam membeli bentuk serbuk (Tabel 10)
minuman sari buah kemasan yang lebih
dipengaruhi oleh situasi (Tabel 9). Tabel 10.Sebaran contoh berdasarkan bentuk dan
Kondisi mengkonsumsi minuman sari buah kemasan yan~ senng
. dlbeli
.
kem~n dapat dibedakan menjadi tiga yaitu, PS PS Non-
Pangan Pangan Total
santal, setelah beraktivitas dan saat Pola Konsumsi
menginginkannya. Contoh pFogram studi pangan n-IOO n=200
n=IOO (%)
dan program studi non-pangan pada umumnya (%) (%)
(83,5%) mengkonsumsi minuman sari buah Bentuk produk
kemasan pada saat menginginkannya. • Serbuk 38,0 38,0 38,0
Cara memutuskan dalam membeli minuman • Cair Uuice) 62,0 62,0 62,0
sari buah kemasan juga dibedakan menjadi tiga, Total 100,0 100,0 100,0
yaitu terencana (karena sudah merupakan Kemasan produk
• Sachet 36,0 32,0 34,0
kebutuhan), tergantung situasi dan mendadak
• Tetrapack 50,0 45,0 47,5
(seketika saat membutuhkan). Terencana dalam
• Botol 14,0 23,0 18,5
arti sudah merupakan bagian dari menu contoh
sehingga contoh mempunyai alokasi keuanga~
Total 100,0 100,0 100,0
sendiri untuk membeli minuman sari buah
Kemasan minuman sari buah kemasan di
kemasan dan. waktu pembeliannya telah
kategorikan dalam tiga yaitu, sachet, botol dan
direncanakan baik dalam jumlah dan jangka
tetrapack. Persentase contoh yang mengkonsumsi
waktu tertentu. Tergantung situasi mempunyai
dalam bentuk kemasan sachet yaitu 34,00/0, botol
artibahwa contoh pada awalnya tidak mempunyai
18,5% dan tetrapack 47,5%. Secara umum
rencana untuk. membeli minuman sari buah
kemasan tetrapack lebih disukai dibandingkan
kemasan, tetapi ketika di tempat pembelian
kemasan lainnya. Hal ini mungkin teljadi karena
contoh· merasakan kebutuhan untuk membeli
kemasan tetrapack lebih menarik dibandingkan
minuman sari buah kemasan dan akhimya
bentuk kemasan lain. Sumarwan (2000)
berdasarkan situasi tersebut contoh membeli
mengungkapkan bahwa salah satu fungsi
minuman sari buah kemasan serta cara
kemasan adalah untuk me Ii ndungi produk
memutuskan pembeIian secara mendesak
makanan agar tetap aman, higienis untuk dapat
(Wulandari, 2003).
dikonsumsi. Namun dengan semakin tingginya
Dari hasil peneIitian, dapat diketahui bahwa
tingkat persaingan antar produsen, maka fungsi
separo contoh (51,0%) melakukan pembeIian
kemasan lebih ditekankan kepada fungsi untuk
minuman sari buah kemasan baik pada program
menarik minat konsumen agar mau membeli
studi pangan dan program studi non-pangan
produk tersebut. Produsen makanan merancang
karena tergantung situasi. Dengan demikian dapat
dan membuat desain kemasan sebaik-baiknya dan
diketahui bahwa minuman sari buah kemasan
semenarik mungkin, agar kemasan dapat
belum masuk dalam menu makanan contoh
berfungsi sebagai alat pemasaran yang efektif.
sehari-hari.
Dalam· keluarga, st;bagian besar (81,5%)
Pemilihan Merek Minuman Sari Buah Kemasan
tidak membiasakan mengkonsumsi minuman sari
buah kemasan baik pada contoh program studi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pangan (83,0%) maupun program studi non- persentase terbesar merek minuman sari buah
pangan (80,0%). Jadi kebiasaan mengkonsumsi kemasan dalam bentuk cair yang sering diminum
minuman sari buah kemasan pada kedua adalah Buavita yaitu sebesar 31,0% sedangkan
kelompok contoh diduga tidak berasal dari dalam bentuk serbuk adalah Nutrisari sebesar
keluarga. 30,0%. Kemungkinan hal ini terjadi karena merek

80
Media Gi::i & KeluatRa. D""'rnM Z005. Z9 (Z): 75,[37

Buavita dan Nutrisari lebih terkenal dan lebih bersumber dari beberapa faktor, antara lain adalah
mudah didapatkan. Menurut Sutisna (2002), enak, mengenyangkan, murah, tidak
faktor yang mempengaruhi pemilihan merek membosankan, dan berharga. Selain enak dan
suatu produk selain individu adalah lingkungan menyegarkan persentase yang eukup besar
dan strategi pemasaran. Data sebaran eontoh lainnya adalah mudah didapat yaitu 12,0%.
berdasarkan pemilihan merek minuman sari buah Faktor kemudahan dalam membeli suatu produk
kemasan dalam bentuk eair dan serbuk yang juga eukup mempengaruhi alasan mengkonsumsi
sering di minum dapat dilihat pada Tabel II. minuman sari buah kemasan.
Tabel 12 menunjukkan bahwa alasan eontoh Alasan mengkonsumsi minuman sari buah
dalam mengkonsumsi minuman sari buah kemasan yang berkaitan dengan pengetahuan gizi
kemasan dalam bentuk eair dan serbuk berbeda- pada eontoh berpengetahuan glzl baik
beda, yaitu enak dan menyegarkan, menambah persentasenya eukup besar dibandingkan eontoh
vitamin, praktis, harga terjangkau, sudah terkenal, berpengetahuan gizi sedang, diantara alasan
mudah didapat, rasa bervariasi, sari buah as Ii, terse but adalah untuk menambah vitamin (90,9%
adanya keinginan mengkonsumsi dan sudah dan 9,1%) dan menganggap bahwa produk
terbiasa. Menurut Sumarwan (2003) pendapatan terse but berasal dari sari buah asli (92,9% dan
dan pendidikan akan mempengaruhi proses 7,1%). Begitupula untuk alasan mengkonsumsi
keputusan dan pola konsumsi seseorang. Tingkat minuman sari buah kemasan yang berkaitan
pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi dengan pengetahuan produk, pada eontoh
nilai-nilai yang dianutnya, eara berpikir, eara berpengetahuan produk sedang persentasenya
pandang bahkan persepsinya terhadap suatu eukup besar dibandingkan eontoh berpengetahuan
masalah. produk baik dan kurang, diantara alasan terse but
adalah alasan enak dan menyegarkan (76,8%,
Tabel II. Sebaran eontoh berdasarkan 15,8% dan 7,4%), sudah terkenal (88,9%, 11,1%
pemilihan merek minuman sari buah dan 0,0%), mudah didapat (83,4%, 8,3% dan
kemasan yang senng
. d'I mtnum
. 8,3%), praktis (100,0%, 0,0010 dan 0,0%) dan
PS PS Non- harga yang terjangkau (94, 1%, 5,9% dan 0,0%).
Total
Merek yang Sering Pangan Pangan
Dipilih n=IOO n=IOO(%) n=200 Tabel 12. Sebaran eontoh berdasarkan alasan
(%) (%) mengkonsumsi sari buah kemasan
eair: merek tertentu
ABC 10,0 11,0 10,5 Kelompok Contoh
Berri 2,0 2,0 2,0 PS PS Bukan Total
Buavita 33,0 29,0 31,0 Alasan Contoh Pangan Pangan
Frutan~ 12,0 15,0 13,5 n=IOO n=IOO n-200
Gogo 2,0 0,0 1,0 (%) (%) (%)
Mr Jussie 2,0 2,0 2,0 I. Enak & menyegarkan 46,0 49,0 47,5
Sunfill 1,0 3,0 2,0 2. Menambah vitamin 5,0 6,0 5,5
Serbuk 3. Praktis 3,0 1,0 2,0
Frutillo 2,0 0,0 1,0 4. Harga terjan~kau 6,0 11,0 8,5
Hore 0,0 3,0 1,5 5. Sudah terkenal 7,0 2,0 4,5
Jasjus 5,0 1,0 3,0 6. Mudah didapat 14,0 10,0 12,0
Marim!lS 2,0 3,0 2,5 7. Rasa bervariasi 1,0 2,0 1,5
Nutrisari 29,0 31,0 30,0 8. Sari buah asli 7,0 7,0 7,0
Total 100,0 100,0 100,0 9. Adanya keinginan 6,0 5,0 5,5
mengkonsumsi
Hampir separuh eontoh (42,5%) memilih 10. Sudah terbiasa 5,0 7,0 6,0
minuman sari buah kemasan karena alasan enak Total 100,0 100,0 100,0
dan menyegarkan. Soesanto (1988) dalam
Candraningsih & Sumarwan (1996) menyatakan Sepertiga eontoh (34%) mengkonsumsi
bahwa landasan dalam memilih makanan minuman sari buah kemasan dengan tujuan untuk

81
menghilangkan haus (Tabel 13). Selain bulannya kurang dari 4 buah. Adapun sebagian
menghilangkan haus, tujuan contoh sering besar contoh (79,0%) setiap bulannya
mengkonsumsi minuman sari buah kemasan mengeluarkan uang sebesar Rp.2.000-Rp.14.000
adalah menyegarkan tubuh (22,0%), menambah untuk membeli minuman sari buah kemasan.
vitamin (20,5%), memenuhi keinginan (13,5%), Untuk selengkapnya disajikan dalam bentuk
menyehatkan (5,5%), merupakan pengganti buah Tabe114.
(3,5%) dan untuk lebih hemal (0,5%).
Tabel 14. Sebaran contoh berdasarkan jumlah
Tabel 13. Sebaran contoh berdasarkan lujuan pembelian minuman sari buah
men onsumsi sari buah kemasan kemasan flap
bi u an
PS PS Non- Total PS PS Non-
Total
Tujuan Contoh Rata-rata yang Pangan pangan
n=200 dikeluarkan n-IOO n-IOO n-200
(%) (%) (%) (%)
190 22,0
Jumlah~A dibelilbulanJkemasanlbulan
5,0 5,5 49,0
• <4 41,0 45,0
16,0 20,5
• 4-8 34,0 36,0 35,0
0,0 0,5
• >8 17,0 23,0 20,0
17,0 13,5
40,0 34,5 Total 100,0 100,0 100,0
3,0 3,5 Jumlah uang yan~ dikeluarkanJR~/bulan
100,0 • <2.000 6,0 7,0 6,5
100,0
• 2.000-14.000 80,0 79,0 79,5
Pada tujuan menyehatkan dan menambah • > 14.000 14,0 14,0 14,0
vitamin, persentase terbesar adalah pada contoh Total 100,0 100,0 100,0
program studi pangan, yaitu 6,0% dan 25,0%,
sedangkan pada contoh program studi non- Tabel 15 memberikan informasi mengenai
pangan tujuan menyehatkan dan menambah sebaran contoh berdasarkan rasa minuman sari
vitamin persentasenya adalah 5,0% dan 16,0%. buah kemasan yang disukai. Hasil penelitian
Hal ini menunjukkan bahwa contoh program studi menunjukkan rasa pada minuman sari buah
pangan cenderung lebih mempertimbangkan kemasan yang disukai oleh separuh contoh
aspek kesehatan dalam mengkonsumsi minuman (51,0%) baik dari program studi pangan maupun
sari buah kemasan dibandingkan contoh program program studi non-pangan adalah rasa jeruk. Pada
studi non-pangan. penelitian Setiowati (2000) juga dinyatakan
Tujuan mengkonsumsi minuman sari buah bahwa buah yang paling disukai di SMU 1 Bogor
kemasan yang berkaitan dengan pengetahuan gizi dan SMU 1 Pamekasan adalah jeruk. Contoh
pada contoh berpengetahuan gizi baik program studi pangan selain menyukai rasa jeruk
persentasenya cukup besar dibandingkan contoh juga ada contoh yang menyukai rasa jambu biji
berpengetahuan gizi sedang, diantara tujuan (16,0%). Hal ini mungkin karena contoh program
tersebut adalah menyehatkan (72,7% dan 27,3%) studi pangan mempertimbangkan jumlah vitamin
dan menambah vitamin (78,1% dan 21,9%). C yang terkandung dalam jambu biji. Kandungan
Begitupula untuk tujuan mengkonsumsi minuman vitamin C pada jambu biji 1ebih tinggi jika
sari buah kemasan yang berkaitan dengan dibandingkan jeruk. Nilai vitamin C pada jeruk
pengetahuan produk pada contoh berpengetahuan man is adalah 27 mgt 100 gram sedangkan jumlah
produk sedang persentasenya cukup besar vitamin C pada jambu biji adalah 95 mgt100
dibandingkan contoh berpengetahuan baik dan gram (Almatsier, 2001).
kurang yaitu pada tujuan untuk menyegarkan
tubuh (86,4%,9,1% dan 4,5%).
Lebih dari sepertiga contoh program studi
pangan dan program studi non-pangan (45,0%)
membeli minuman sari buah kemasan setiap

82
Media Gil:i & Kd"mga. lkstmbtr 2005. 29 (2): 75·tH

Tabel 15. Sebaran contoh berdasarkan rasa Tabel 16. Sebaran contoh berdasarkan
rninurnan sari buah kernasan yang pengetahuan gizi dan rnerek rninurnan
disukai sari buah kernasan yang dikonsurnsi
Rata-rata PS PS Non- (cair)
jumlah yang Pangan Pangan Total Kelompok Total
dibelilbulan n=loo n=loo n=2oo Pengetahuan Merek
(kemasanlbulan) Gizi n %
(%) %) %)
47,0 55,0 51,0 Sunfill 4 4,00
5,0 11,0 8,0 Frutang 22 22,00
16,0 14,0 15,0 Jussie 4 4,00
6,0 8,0 7,0 Baik ABC 16 16,00
0,0 1,0 0,5 Gogo 1 1,00
Sirsak 3,0 1,0 2,0 Berri 3 3,00
Strawberri 5,0 0,0 2,5 Buavita 50 50,00
Tomat 0,0 2,0 1,0 100 100,00
Jambu Bri 16,0 7,0 11,5 SunfiIl 0 0,00
Melon 2,0 1,0 1,5 Frutang 5 20,83
Total 100,0 100,0 100,0 Jussie 0 0,00
ABC 5 20,83
Sedang 4,17
Gogo I
Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Merek Berri I 4,17
Minurnan Sari Buah Kernasan yang Dikonsurnsi Buavita 12 50,00
24 100,00
Dari hasil uji korelasi Speannan dapat
diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan (p>O,05) antara pengetahuan gizi Tabel17. Sebaran contoh berdasarkan
dengan rnerek rninurnan sari buah kernasan yang pengetahuan gizi dan rnerek rninurnan
dikonsurnsi, baik pada rnerek rninurnan sari buah sari buah kernasan yang dikonsurnsi
kernasan dalarn bentuk cair rnaupun dalam (serbuk)
bentuk serbuk. Hal Inl rnungkin karena Kelompok
pengetahuan gizi yang dirniliki oleh contoh baru Total
Pengetahuan Merek
merupakan informasi yang disirnpan dalam Gizi n %
ingatan, bel urn dipraktekan dalam tindakan. Jasjus 5 8,06
Apabila dilihat berdasarkan tabulasi silang pada Marimas 3 4,84
Tabel 16, rnenunjukkan bahwa rnerek rninurnan Frutillo 2 3,23
sari buah kernasan dalarn bentuk cair yang Baik
Hore 3 4,84
dikonsurnsi oleh 50,0% contoh yang Nutrisari 49 79,03
berpengetahuan gizi baik dan sedang adalah 62 100,00
Buavita (Tabel 16). Jasjus I 7,14
Dalarn bentuk serbuk, rnerek rninurnan sari Marimas 2 14,29
buah kernasan yang dikonsurnsi oleh sebagian Frutillo 0 0,00
Sedang 0,00
bcsar contoh yang berpengetahuan gizi baik Hore 0
(79,03%) dan sedang (78,51%) adalah Nutrisari. Nutrisari 11 78,57
Temyata contoh yang rnerniliki pengetahuan gizi 14 100,00
baik dan sedang cenderung rnernpertirnbangkan
infonnasi gizi yang tertera pada kernasan
minuman sari buah kernasan. Hal ini sesuai Hubungan Pengetahuan Produk dengan Merek
dengan pernyataan Suhardjo (I 989b) bahwa Minurnan Sari Buah Kernasan yang Dikonsurnsi
pengetahuan umurn rnaupun pengetahuan gizi dan Dari hasil uji korelasi Speannan dapat
kesehatan akan rnernpengaruhi konsumsi dan pola diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang
konsumsi pangan (Tabel 17). signifikan (p>0,05) antara pengetahuan produk
dengan rnerek rninurnan sari buah kernasan yang

83
Media Gizi & Ktlumga, DcstmbeT 2005. 29 (2): 75-87

dikonsumsi, baik pada merek minuman sari buah Pada bentuk serbuk. sebagian besar contoh
kemasan dalam bentuk cair maupun merek yang berpengetahuan produk baik (92,9%),
minuman sari buah kemasan dalam bentuk sedang (75,0%) dan kurang (83,3%)
serbuk. Hal ini sesuai dengan pemyataan mengkonsumsi merek Nutrisari. Dapat diketahui
Soesanto (1988) dalam Candraningsih dan bahwa contoh yang memiliki pengetahuan produk
Sumarwan (1996) bahwa landasan dalam memilih baik dan sedang cenderung pula
makanan bersumber dari beberapa faktor, antara mempertimbangkan infonnasi gizi yang tertera
lain adalah enak, mengenyangkan, murah, tidak pada kemasan minuman sari buah kemasan
membosankan, dan berharga. Namun selera (Tabel 19).
makanan masih merupakan faktor utama
pemilihan makanan (Miles, 199 I dalam Tabel 19. Sebaran contoh berdasarkan
Candraningsih & Sumarwan, 1996). pengetahuan produk dan merek
Persentase terbesar merek minuman sari minuman sari buah kemasan yang
buah kemasan yang dikonsumsi oleh contoh dikonsumsi (serbuk)
dengan pengetahuan produk baik dan sedang Kelompok
Total
(60,0% dan 50,9%) dalam bentuk cair adalah Pengetahuan Merek
Buavita, sedangkan contoh dengan pengetahuan Produk n %
produk kurang adalah Frutang (37,5%). Sebaran llI"im: 0 00
contoh berdasarkan pemilihan merek minuman Marimas 0 00
sari buah kemasan dalam bentuk cair dapat dilihat Frutillo 0 00
Baik
Hore 1 7I
pada Tabel 18.
Nutrisari 13 929
14 1000
Tabel 18. Sebaran contoh berdasarkan . Jasius 6 107
pengetahuan prod uk dan merek Marimas 4 71
minuman sari buah kemasan yang Frutillo 2 36
dikonsumsi (cair) Sedang
Hore 2 36
Pengetahuan Merek Total Nutrisari 42 750
Produk n % 56 1000
~lInfill 0 00 Jasius 0 00
Frutang 2 200 Marimas 1 167
Jussie 0 00 Frutillo 0 00
Kurang
Baik ABC I 100 Hore 0 00
GOgO I 100 Nutrisari 5 833
Berri 0 00 6 100
Buavita 6 600
10 10000
Sunfill 3 29 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran
Frutan2 22 208 Pembelian Minuman Sari Buah Kemasan
Jussie 4 38
ABC 19 179 Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
Sedang
G020 1 09 terbadap variabel tak bebas, dilakukan analisis
Berri 3 28 statistik menggunakan uji regresi linear berganda
Buavita 54 509 dengan metode backward.. Pada penelitian ini,
106 1000 variabel bebas terdiri dari pengetahuan gizi (X I),
Sunfill I 125
Frutan2 3 375 pengetahuan produk (X2), uang saku (X3) dan
Jussie 0 00 dumy variabel program studi pangan dan program
ABC I 125 studi non-pangan (X4), sedangkan variabel tak
Kurang
G020 0 00 bebas adalah pengeluaran yang digunakan untuk
Berri I 125 membeli minuman sari buah kemasan (Y).
Buavita 2 250 Persamaan regresinya adalah sebagai berikut
8 1000

84
Media Gi~i & KeluaTga. DtsembeT 2005, 29/2): 75-87

y = rx> + J3IXI + J32X2 + J33X3 + rwX4 + £ uang saku contoh maka pengeluaran untuk
dimana: membeli minuman sari buah kemasan juga akan
semakin meningkat.
J3,J3I-4 parameter
Y pengeluaran untuk membeli Sedangkan untuk pengetahuan gizi,
pengetahuan produk dan variabel program studi
mnuman sari buah kemasan
Xl pengetahuan gizi pangan dan program studi non-pangan tidak
X2 pengetahuan produk berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap pengeluaran
X3 uang saku pembelian minuman sari buah kemasan. Hal ini
X4 diduga karena penerapan pengetahuan gizi
variabel program studi pangan
dan non-pangan maupun pengetahuan produk dari contoh program
£ galat stud! pangan dan program studi non-pangan
dalam mengkonsumsi minuman sari buah
Tabel 20. Analisis regresi faktor-faktor yang kemasan masih kurang.
Mempengaruhi pembelian minuman
sari buah kemasan KESIMPULAN DAN SARAN
Variabel Koefisien regresi
B Sig. Kesimpulan
Beta
Konstanta -3560,154 0,559 Sepertiga contoh berusia antara 21 tabun.
Pengetahuan Gizi 40,976 0,066 0,381 Jumlah contoh terbanyak adalah perempuan.
Pengetahuan Jumlah uang saku dari kedua kelompok program
8,419 0,065 0,351
Produk studi pangan dengan program studi non-pangan
Uan~ Saku 0,080 0,258 0,000· sebagian besar berada pada selang Rp 300.000-
Variabel program 700.000 perbulan. Pada pendidikan orang tua
studi pangan dan -163,372 -0,013 0,861 sebagian besar merupakan lulusan perguruan
non-pangan tinggi. Pendapatan keluarga contoh program studi
Nilai R 0,79 pangan dan program studi non-pangan sebagian
Nilai Adjusted R 0,60 besar berada pada selang Rp. 1.000.000-
SQuare
Ket. nyata pada taral kepercayaaIJ 90%
3.000.000. Untuk pekerjaan orang tua, pekerjaan
Ayah hampir sebagian besar adalah Pegawai
Tabel 20 menunjukkan hasil analisis regresi Negeri Sipil, sedangkan pada ibu adalah Ibu
linear faktor-faktor yang mempengaruhi Rumah Tangga.
pengeluaran pembelian minuman sari buah Pengetahuan gizi pada contoh program studi
kemasan. Nilai R menunjukkan korelasi variabel pangan dan contoh program studi non-pangan
bebas terhadap variabel talc bebas. Nilai R square sebagian besar berada pada kategori baik.
sebesar 0,79 menunjukkan bahwa korelasi Pengetahuan gizi dari kedua kelompok program
tersebut cukup kuat karena di atas 0,5. Nilai studi pangan dengan program studi non-pangan
adjusted R square menunjukkan angka sebesar berbeda nyata.
0,60; hal ini berarti 60% pengeluaran pembelian Pada umumnya contoh program studi pangan
minuman sari buah kemasan dipengaruhi oleh 4 dan contoh program studi non-pangan
variabel bebas tersebut. Untuk sisanya, sebesar berpengetahuan prod uk sedang. Pengetahuan
40% dari pengeluaran pembelian minuman sari produk minuman sari buah kemasan pada
buah kemasan tersebut dipengaruhi oleh faktor keJompok program studi pangan dan non-pangan
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. tidak berbeda nyata.
Dari Tabel 20 dapat diJihat bahwa dari 4 Persentase membeli buah terbesar tiap bulan
variabel yang diduga mempengaruhi pengeJuaran adaJah 3 hari sekali. Sedangkan frekuensi
pembelian minuman sari buah kemasan ternyata membeli minuman sari buah kemasan terbesar
variabel yang paling berpengaruh adalah uang adalah 1 kali sebulan. Sebagian besar contoh
saku (p<O,OI). Uang saku berpengaruh positif mengkonsumsi minuman sari buah kemasan
terhadap pengeJuaran untuk membeli minuman dengan waktu yang tidak tentu. Dalam ke\uarga,
sari buah kemasan, artinya bahwa semakin tinggi hampir sebagian besar tidak membiasakan

85
Media Gizi & Kelumga, D<Mml- 2005, 29 (2): 75-87

mengkonsumsi minuman sari buah kemasan. DAFT AR PUSTAKA


Sebagian besar contoh membeli minuman sari
Almatsier, S. 200 I. Prinsip Dasar IImu Gizi.
buah kemasan dalam bentuk cair (juice) dan lebih
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
sering membeli kemasan tetrapack dibanding
kemasan yang lain. Sebagian besar contoh Anjardiani, L. 2004. Analisis Pola Konsumsi
mengkonsumsi minuman sari buah kemasan pada Buah Lokal dan Buah Impor pada Konsumsi
saat menginginkannya dan melakukan pembelian Rumah Tangga di Kecamatan Banjar Selatan
dengan alasan tergantung situasi. Banjarmasin. Agroscienliae, Volume II no 2
Persentase terbesar contoh sering Agustus 2004, Jumal IImiah IImu-ilmu
mengkonsumsi minuman sari buah kemasan Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.
dalam bentuk cair yaitu Buavita sedangkan dalam Candraningsih, F & U. Sumarwan. 1999.
bentuk serbuk yaitu Nutrisari. Sebagian besar Preferensi dan Persepsi Konsumen Terhadap
contoh memilih minuman sari buah kemasan Makanan Tradisional Sunda. Media Gizi
dengan alasan enak dan menyegarkan dan tujuan Keluarga, Edisi Juli 1996 no XX, Gizi
untuk menghilangkan haus. Sebagian besar Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga,
contoh baik pada program studi pangan maupun Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
non-pangan membeli minuman sari buah Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura.
kemasan kurang dari 4 buah, dengan jumlah uang 2002. Konsumsi Sayur dan Buah Menurut
yang dikeIuarkan tiap bulan untuk membeli Susenas 2002. www.hortikultura.go.id/horti/
minuman sari buah kemasan antara Rp 2000 pagelberitalSusenas2002.asp
sampai Rp 14.000. Dari hasil uji regresi dapat
Elfarina, R. 1998. Mempelajari Sistem
diketahui bahwa uang saku merupakan faktor
Pengendalian Mutu pada Proses Produksi
yang mempengaruhi pengeluaran untuk membeli
Minuman Berkarbonasi dan Minuman
minuman sari buah kemasan.
Konsentrasi Sari Buah Kasus PT Suba Indah
Dari hasil uji korelas i Spearman dapat
[SkripslJ, Bogor: Departemen Teknologi
diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang
Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi
signifikan antara pengetahuan gizi dan produk
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
dengan merek minuman sari buah kemasan yang
dikonsumsi. Setiowati, N.L. 2000. Konsumsi dan Preferensi
Sayur dan Buah pada Remaja di SMU 1
Saran Bogor dan SMU 1 Pamekasan [Skripsi].
Bogor : Departemen Gizi Masyarakat dan
Mahasiswa diharapkan meningkatkan
Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian,
pemanfaatan pengetahuan yang dimiliki dalam
Institut Pertanian Bogor.
melakukan konsumsi. Mahasiswa sebagai
konsumen juga diharapkan lebih memperhatikan Suhardjo. I989b. Sosio Budaya Gizi. Bogor:
atribut-atribut dalam suatu produk, dalam hal ini Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi,
minuman sari buah kemasan, terutama dengan Institut Pertanian Bogor.
memperhatikan infonnasi nilai gizi yang ada Sumarwan, U. 2000. Analisis Sikap Multiatribut
dalam produk terse but. Perlu adanya penelitian Fishbein terhadap Produk Biskuit Sandiwch
lebih lanjut mengenai kandungan gizi minuman Coklat. Media Gizi Keluarga, Edisi
sari buah kemasan Desember 2000 no XXIV, Gizi Masyarakat
Selain itu, bagi pihak produsen minuman sari dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas
buah kemasan baik dalam bentuk cair maupun Pertanian, Institut Pertanian Bogor : 79-85
serbuk yang belum mencantumkan infonnasi nilai _ _ _ _ . 200 I. Analisis Sikap Angka Ideal
gizi sebaiknya memcantumkan infonnasi nilai Terhadap Produk Jus Jeruk. Media Gizi
gizi pada produknya agar menjadi bahan Keluarga, Edisi Juli 2001 no XXV, Gizi
pertimbangan bagi konsumen dalam memilih Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga,
produk yang akan dikonsumsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor :
61-67.

86
MedUl Gi~i (/ KtlJUlTga. D.!sernber 2005.29 (2): 75-87

. 2003. Analisis Sikap Angka Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen dan


Multiatribut Fishbien Terltadap Produk Komunikasi Pemasaran. Bandung: Remaja
Biskuit Sandwich Coklat. Media Gizi Rosdakarya.
Keluarga, Edisi Desember 2000 no XXIV, Wulandari, D.S. 2003. Analisis Elemen-Elemen
Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Ekuitas Merek (Brand Equity) Produk Mie
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Instant [Skripsll- Bogor: Departemen Gizi
. 2003. Perilaku Konsumen. Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga.
Jakarta: Ghalia Indonesia

&7

Anda mungkin juga menyukai