Bidang Kegiatan:
PKM Kewirausahaan
Diusulkan oleh :
Rizka Septyaningsih
NIM. 08501241028
1
PROPOSAL PROGAM KREATIFITAS MAHASISWA
A. JUDUL PROGAM
Merintis Wirausaha Baru Inovatif Melalui Pembuatan Sirup Apple
Mangrove Sebagai Minuman Menyegarkan dan Menyehatkan Untuk
Bisnis yang Prospektif dan Feasibel dengan Berbasis Home Industri
2
selain itu juga memiliki nilai keunggulan tersendiri yang mampu bersaing
dengan produk sirup buah yang lain.
Nilai keunggulan dari sirup Apple Mangrove berdasarkan penelitian
(Raindly,dkk. ,2006) antara lain adalah kandungan vitamin C cukup tinggi
(50,1 mg/100 gr sirup), dan mengandung iodium dengan kadar 0,68 mg/kg
sirup. Dalam tubuh vitamin C berfungsi sebagai antioksidant, sedangkan
Iodium untuk sistesis hormon tiroksin, yaitu suatu homon yang dihasilkan oleh
kelenjar tiroid yang sangat dibutuhkan untuk proses pertumbuhan,
perkembangan, dan kecerdasan. Berdasarkan penelitian (Raindly dkk, 2006)
sirup “Apple Mangrove” telah layak dan aman untuk dikonsumsi karena bebas
dari bahan berbahaya dan beracun (B3), memenuhi syarat mutu sesuai dengan
SNI 01-3544-1994 (untuk sirup), sehingga aman untuk dikonsumsi dan
diproduksi secara kontinyu.
Sirup Apple Mangrove yang memiliki rasa dan aroma yang khas, serta
beriodium dan bervitamin C yang bermanfaat bagi kesehatan dapat dijadikan
prospek untuk membentuk wirausaha baru ini, diharapkan dapat memberikan
nilai tambah bagi mangrove baik dari sisi ekologi maupun ekonomi.
Pemanfaatan Hutan Mangrove secara seimbang dapat tercapai, agar nantinya
dapat menjaga kelestarian regenerasi mangrove itu sendiri.
C. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan Masalah dalam Program Kreativitas Kemahasiswaan dalam
bidang Kewirausahaan ini adalah:
1. Bagaimana mengawali kegiatan wirausaha baru berbasis produk inovatif
sirup Apple Mangrove sebagai minuman yang menyegarkan dan
menyehatkan untuk pemberdayaan masyarakat pesisir yang berbasis home
industri
2. Bagaimana Analisa Feasibility dari Bisnis Pembuatan sirup Apple
Manggrove.
D. TUJUAN PROGAM
Tujuan dari Program Kreativitas Kemahasiswaan dalam bidang
kewirausahaan ini adalah:
3
1. Merintis wirausaha baru yang inovatif melalui usaha
pembuatan sirup Apple Mangrove sebagai minuman menyegarkan dan
menyehatkan untuk pemberdayaan masyarakat pesisir yang berbasis
Home Industri.
2. Dapat menunjukkan bahwa bisnis ini sangat
Feasible untuk dijalankan mengingat besarnya potensi dari bisnis ini..
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Sedangkan Luaran yang dapat diperoleh dalam jangka panjang adalah:
1. Terwujudnya ketrampilan berwirausaha bagi mahasiswa, sehingga
mahasiswa dapat memberikan kontribusi nyata untuk mengurangi
pengangguran dengan menyerap tenaga kerja melalui usaha pembuatan
sirup Apple Mangrove, mengingat usaha ini menggunakan prinsip padat
karya.
2. Terbentuknya Branding produk ini menjadi Produk khas Daerah Surabaya.
3. Terciptanya masyarakat yang sehat dengan mengkonsumsi minuman
beryodium dan bervitamin C.
4. Terbentuknya kepedulian mahasiswa serta masyarakat terutama dalam
upaya pelestarian dan eksplorasi ekosistem mangrove secara sustainable.
5. Peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir dengan pembuatan industri
sirup ini yang berbasiskan home industri dan padat karya.
F. KEGUNAAN PROGRAM
1. Meransang kreativitas dan daya inovasi mahasiswa untuk menghasilkan
produk innovatif yang bermanfaat
2. Membuka wawasan mahasiswa dan meningkatkan keterampilan dalam
berwirausaha sehingga mampu mengadapi pesaingan bebas dengan cara
menjadi entrepreneur muda indonesia.
3. Membuka wawasan masyarakat untuk memanfaatkan bagian non-kayu
(bagian generatif) dari ekosistem Mangrove
4. Membantu memberikan kontribusi positif bagi pemerintah dalam usaha
pemanfaatan Mangrove yang seimbang antara ekonomis-ekologis
4
5. Memberikan stimulus untuk menciptakan lapangan pekerjaan secara
mandiri terutama bagi masyarakat pesisir pantai terutama penciptaan
lapangan kerja berbasis potensi lokal.
G. GAMBARAN UMUM USAHA
1. Ide Produk
Saat ini ekosistem mangrove belum begitu diperhatikan,banyak terjadi
pengrusakan mangrove di berbagai tempat di Indonesia. Kegiatan perusakan
ini terjadi karena masyarakat belum memahami tentang pentingnya nilai
mangrove baik secara ekologis maupun ekonomis. Ide pembuatan usaha ini
berasal dari adanya keinginan untuk meningkatkan nilai ekonomis hutan
mangrove dengan tetap memperhatikan kelestarian ekosistem mangrove.
Buah Mangrove Apple dipilih sebagai bahan baku karena buah tersebut
memiliki rasa, aroma, dan tekstur yang khas sehingga berpotensi untuk
dijadikan sirup. Keamanan, kelayakan konsumsi serta keunggulan dari sirup
dapat diketahui dari hasil penelitian pada tahun 2006 oleh Raindly dkk.
2. Deskripsi Usaha
Hasil penelitian Raindly dkk (2006) mempunyai peluang besar untuk
dijadikan suatu inovasi wirausaha baru berskala home industri. Wirausaha
baru di bidang sirup Apple Mangrove ini sangat potensial menjadi unit
usaha baru karena produk tersebut merupakan suatu inovasi baru di bidang
industri sirup, selain itu keunggulan yang dimiliki produk tersebut belum
dijumpai pada produk sirup yang ada dipasaran. Nilai lebih dari produk
tersebut adalah pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah namun
belum dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat. Oleh karena itu
pasokan bahan baku produk ini sangat melimpah di Indonesia. Keunggulan
dari produk ini antara lain manfaatnya bagi tubuh kita yaitu sangat baik
untuk pertumbuhan, perkembangan, kecerdasan, meningkatkan daya tahan
tubuh dan perlindungan terhadap radikal bebas penyebab sel kanker.
3. Tahap Pemasaran yang Telah Dilakukan
Meskipun banyak manfaat yang dapat diperoleh dari ekosistem
mangrove namun sayangnya sebagian besar dari pemanfaatan ekosistem
5
mangrove yang telah dilakukan oleh masyarakat umum cenderung bersifat
merusak. Hal ini disebabkan karena masyarakat belum banyak yang tahu
tentang pemanfaatan bagian generatif dari ekosistem mangrove yang dapat
bernilai ekonomis. Belum banyaknya ragam makanan dan minuman olahan
yang diolah dari mangrove di pasaran merupakan factor utama yang
memberi peluang produk sirup kami lebih mudah bersaing dengan produk
lain dan dapat diterima di pasaran. Selama ini yang memanfaatkan produk
olahan dari mangrove hanya ada di luar pulau jawa yaitu di balikpapan,
penjualan yang mereka lakukan pun dalam jumlah yang terbatas. Di luar
negeri yang sudah mulai memanfaatkan mangrove sebagai produk olahan
dan ekowisata adalah singapura.
4. Analisa Pemasaran Produk
Strategi pemasaran yang kami gunakan adalah :
Strategi Produk
Strategi produk dilakukan dengan melakukan diversifikasi terhadap
produk yang dihasilkan. Diversifikasi merupakan hasil inovasi yang patut
ditelaah lebih jauh. Pada awal masa produksi akan diterapkan sistem Job
Shop dimana produk akan mulai diproduksi ketika ada pesanan, namun
sistem ini akan berganti dengan sistem flow shop ketika permintaan
meningkat.
Strategi Distribusi
Dalam rangka memperluas daerah pemasaran, maka akan digunakan
beberapa distributor dan agen untuk memasarkan produk. Daerah
pemasaran masih dalam lingkup Pulau Jawa, meliputi wilayah pemasaran
Surabaya, Malang, Jogyakarta, Semarang, Bogor, dan Jakarta.
Strategi Harga
Strategi harga dilakukan berdasarkan harga pasar, harga produk yang
ditetapkan adalah dibawah harga pasar dengan tetap menjaga kualitas
produksi, dengan kata lain harga produk diusahakan lebih rendah bila
dibandingkan dengan pesaing.
H. METODOLOGI PEMBUATAN PRODUK
6
Metode pendekatan program dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :
a) Tahap Pembuatan Produk
Persiapan perlengkapan Produksi
Pada tahap ini dilakukan pembelian peralatan yang dibuthkan untuk
melaksanakan program, peralatan tersebut antara lain :
Pisau Kompor Listrik
Baskom Juicer
Panci Gelas Ukur
Sendok Sayur Galon
Panci Blirik Botol Kemasan
Kain Blacu Plastik Sealer
Panci Teflon
7
No. Parameter Karakteristik
1. Ukuran Buah ukuran ± 44 mm.
b. Pencucian Buah
Pencucian buah, dilakukan menggunakan air mengalir berasal dari
PDAM.
c. Pengupasan Buah
Buah dikupas dengan menggunakan pisau anti-karat, agar tidak
mempengaruhi hasil akhir sirup. Digunakan pisau anti-karat karena
sifat buah yang sangat masam dapat menyebabkan karat pada pisau
yang terbuat dari bahan yang mudah mengalami korosi. Pengupasan
buah bertujuan untuk memisahkan daging buah dari kulit buah.
d. Pelumatan Buah
8
Pelumatan buah dilakukan dengan penambahan air, untuk
memudahkan dalam proses pelumatan. Proses pelumatan buah
dilakukan dengan menggunakan alat pelumat buah.
e. Penyaringan
Penyaringan dilakukan sebanyak 2 kali. Penyaringan pertama
dilakukan untuk memisahkan daging buah dengan biji. Sedangkan
penyaringan ke dua, dilakukan untuk memisahkan sari buah dengan
ampas. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan kain blacu,
karena memiliki pori-pori yang kecil.
f. Penambahan Gula
Penambahan gula dilakukan dengan menambahkan sedikit demi
sedikit gula ke dalam proses pemasakan sari buah, diikuti dengan
proses pengadukan, sehingga gula terlarut sempurna.
g. Pemasakan dan Sterilisasi Sari Buah
Sebelum dimasak menjadi sirup, sari buah dimasak terlebih dahulu
selama 15 menit pada suhu konstan ± 80 ºC. Tujuan proses pemasakan
ini untuk membunuh mikroba serta menginaktifkan enzim yang
terdapat dalam sari buah sehingga bisa diawetkan lebih lama (Team
penelitian proyek balai penelitian kimia daerah istimewa Aceh, 1984).
Selain itu pemasakan sari buah dalam waktu yang lama dan suhu
tinggi dapat merusak komponen-komponen yang memberi rasa dan
aroma khas pada sari buah.
h. Penyucian Botol, Sterilisasi Botol
Penyucian botol dilakukan dengan menggunakan kaporit 60
ppm. Proses pencucian diawali dengan melarutkan ± 2 gr kaporit ke
dalam 1 liter air. Botol direndam selama 1 jam kemudian dibilas
dengan air panas. Sterilisasi botol dilakukan dengan memasukkan air
PDAM ke dalam botol, lalu direbus selama ± 1 jam. Hal ini dilakukan
untuk membunuh mikroba yang terdapat di dalam botol.
i. Pasteurisasi
9
Setelah dilakukan penyucian dan sterilisasi botol, sirup
dimasukkan ke dalam botol, dan dipasteurisasi. Pasteurisasi dilakukan
dengan cara merebus botol yang sudah berisi sirup ke dalam panci
yang berisi air dengan suhu konstan ±800C selama 2 jam. Pasteurisasi
dilakukan selama 2 jam, untuk membunuh mikroba yang masih
terdapat dalam sirup. Suhu yang digunakan pada pasteurisasi tidak
boleh terlalu tinggi karena dapat merusak vitamin C pada sirup.
j. Pemberian Bahan Pengawet
Pemberian bahan pengawet ini bertujuan menghambat
pertumbuhan mikroba. Pengawet yang digunakan adalah asam benzoat
dengan takaran 250 mg/l sirup.
I. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan telah dirinci dan ditetapkan sebagai
berikut: Kegiatan ini berlansung selama 4 bulan yaitu dibagi menjadi perminggu
mulai bulan September hingga Desember.
Bulan
No. Agenda
1 2 3 4 5 6
1 Produksi tahap awal
Pemasaran & penjualan
2 tahap awal skala
laboratorium
3 Survei pasar lanjutan
Legalisasi Dinas
4
Keamanan Pangan
5 Pendaftaran Merk Dagang
6 Labeling Kemasan
Produksi tahap lanjut
7
Sirup Apple Mangrove
Analisa Usaha (Pemasaran
8
,Promosi, dll.)
Penyusunan Laporan
9
Akhir
Keterangan :
= Agenda telah dilaksanakan
= Agenda dilaksanakan setelah proposal disetujui
= Watu pelaksanaan kegiatan
10
K. BIAYA
PEMASUKAN
NO. SUMBER PEMASUKAN
1. Dikti Rp. 6.000.000,00
2. Dana Lain Rp. 500.000,00
TOTAL Rp. 6.500.000,00
PENGELUARAN
A. Biaya Pelaksanaan dan Operasional Awal Pembuatan Sirup Apple Mangrove
No Pemanfaatan jumlah (buah) harga total biaya
satuan
Modal Awal 2,000,000.00
1.
Operasional Usaha
2. Biaya pemasaran 700,000.00
3. Pembelian mesin segel 1,300,000.00
3 Labeling Kemasan 500,000.00
Biaya Legalisasi Dinas 500,000.00
4
Kesehatan
Biaya Pendaftaran 700,000.00
5
Merk Dagang
6 Transportasi 400,000.00
7 Komunikasi 400,000.00
jumlah Rp.
6,500,000.00
Peralatan :
Kompor Gas (10 th) 2 buah 300,000 600,000 60,000
11
Mesin segel (5 th) 1 buah 1,500,000 1,500,000 500,000
Pengaduk (2 th) 5 buah 5,000 25,000 12,500
Panci Blirik (3 th) 5 buah 175,000 875,000 291,666.67
Galon (1 th) 10 buah 30,000 300,000 -
Baskom (3 th) 10 buah 7.000 70.000 23,400
Jas laboratorium (5 th) 4 buah 60,000 240,000 48,000
Celemek (2 th) 5 buah 30,000 150,000 75,000
Sertifikasi Izin 1x masa 300.000 300.000 60.000
Produksi (5 th) produksi
Total 4,332,000 1,201,233.34
Total 21,313,000
12
= Rp. 15,600,000
Total Penjualan = Penjualan (350 ml) + Penjualan (750 ml)
= Rp. 25,200,000 + Rp. 15,600,000
= Rp. 40,800,000
penjualan per tahun = Rp. 40,800,000.00 x 12 bulan
= Rp. 489,600,000
penjualan per tahun = 30240 botol (350 ml) dan 9360 botol (750 ml)
c. HPP (Harga Pokok Penjualan)
Total cost per tahun
Harga Pokok Penjualan = Total produksi per tahun
= Rp. 261,289,233.3
39600
= Rp 6,598.21 Rp. 6,600
d. Analisis Biaya Manfaat
Keuntungan = Penerimaan – Total Biaya Produksi
= Rp. 40,800,000 – Rp. Rp.21,313,000
= Rp. 19,487,000
Keuntungan per tahun = Rp. 233,844,000
e. BEP (Break Even Point)
BEP terjadi bila TC=TR
BEP = biaya operasional (per tahun) / harga
Untuk kemasan ukuran 750 ml
255,756,00 0
=
20000
= 12787,8 botol
Untuk kemasan ukuran 350 ml
255,756,00 0
=
10000
= 25575.6 botol
Investasi + Biaya Operasiona l
f. Pay Back Periode = Laba Bersih + Penyusutan
Rp. 4.332.000 +Rp. 255.756.00 0
= Rp. 233.844.00 0 +Rp. 1.201.233, 34
= 1,106 tahun = ± 13,27 bulan
13
14