NIM :
Tugas Rangkuman Mata Kuliah PKN dan Masyarakat Multikultural
I. Pendahuluan
Dalam rangka mendidik warga negara yang demokratis tampaknya telah menjadi
kecenderungan nasional maupun global. Upaya tersebut dilakukan melalui Pendidikan
Kewarganegaraan, baik dalam pengertian citizenship education maupun civic education. Untuk
itu harus diketahui terlebih dulu mengenai landasan ilmiah dari Pendidikan Kewarganegaraan itu
sendiri, oleh karena itu, dalam pembahasan ini akan diuraikan perkembangan citizenship
education dan civic education, yang mencakup perkembangan historis epistemologis terutama di
Amerika Serikat dan di Indonesia sendiri. Lebih dari itu, akan diuraikan pula unsur-unsur yang
menopang Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu kajian ilmiah, yakni ontologis,
epistemologis, maupun aksiologis Pendidikan Kewarganegaraan.
II. Substansi Kajian
Ada pun substansi kajian dalam pembahasan Landasan Ilmiah Pendidikan Kewarganegaraan adalah
sebagai berikut:
Secara historis epistemologis, Amerika Serikat (USA) dapat dicatat sebagai negara
perintis kegiatan akademis dan kurikulum dalam pengembangan konsep dan paradigma
“citizenship education” dan “civic education”. Perkembangan itu berawal dari mata
pelajaran “civic” kemudian pengembangannya menjadi “citizenship” atau “civic
education”, yang akan di uraikan dalam tahapan berikut:
a. Civics
Pada pertengahan tahun 1880-an di Amerika Serikat untuk pertama kalinya
mulai diperkenalkan mata pelajaran “civics” sebagai mata pelajaran di sekolah yang
berisikan materi mengenai pemerintahan (Allen:1960), lebih lanjut Chresore (1886)
menjelaskan bahwa saat itu, “Civics” sebagai “ the science of citizenship “ atau ilmu
kewarganegaraan, yang isinya mempelajari hubungan antar individu dan antar
individu dengan negara. Selanjutnya pada tahun 1900-an, berkembang menjadi
1
106991
NIM :
Tugas Rangkuman Mata Kuliah PKN dan Masyarakat Multikultural
2
106991
NIM :
Tugas Rangkuman Mata Kuliah PKN dan Masyarakat Multikultural
3
106991
NIM :
Tugas Rangkuman Mata Kuliah PKN dan Masyarakat Multikultural
4
106991
NIM :
Tugas Rangkuman Mata Kuliah PKN dan Masyarakat Multikultural
5
106991
NIM :
Tugas Rangkuman Mata Kuliah PKN dan Masyarakat Multikultural
6
106991
NIM :
Tugas Rangkuman Mata Kuliah PKN dan Masyarakat Multikultural
7
106991
NIM :
Tugas Rangkuman Mata Kuliah PKN dan Masyarakat Multikultural
8
106991
NIM :
Tugas Rangkuman Mata Kuliah PKN dan Masyarakat Multikultural
9
106991
NIM :
Tugas Rangkuman Mata Kuliah PKN dan Masyarakat Multikultural
10
106991
NIM :
Tugas Rangkuman Mata Kuliah PKN dan Masyarakat Multikultural
11
106991
NIM :
Tugas Rangkuman Mata Kuliah PKN dan Masyarakat Multikultural
12
106991
NIM :
Tugas Rangkuman Mata Kuliah PKN dan Masyarakat Multikultural
Unsur ontologi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki dua dimensi, yakni objek telaah dan
objek pengembangan (Winataputra, 2001). Objek telaah adalah keseluruhan aspek idiil,
instrumental, dan praksis pendidikan kewarganegaraan yang secara internal dan
13
106991
NIM :
Tugas Rangkuman Mata Kuliah PKN dan Masyarakat Multikultural
Objek telaah Pendidikan Kewarganegaraan terdiri atas aspek idiil, instrumental, dan
praksis. Yang dimaksud dengan aspek idiil Pendidikan Kewarganegaraan adalah
landasan dan kerangka filosofik yang menjadi titik tolak clan sekaligus sebagai
muaranya Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia. Yang termasuk ke dalam aspek
idiil Pendidikan Kewarganegaraan adalah landasan dan tujuan Pendidikan Nasional,
sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 clan Undang-Undang No 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta perundangan lainnya yang relevan.
Sementara itu yang dimaksud dengan aspek instrumental Pendidikan
Kewarganegaraan adalah sarana programatik kependidikan yang sengaja dibangun dan
dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil. Yang termasuk ke dalam
aspek instrumental tersebut adalah kurikulum, bahan belajar, guru, media dan sumber
belajar, alat penilaian belajar, ruang belajar, dan lingkungan.
Adapun yang dimaksud dengan praksis atau "praxis" dalam bahasa Latin (Carr
dan Kemis:1986, Murdiono:1995) Pendidikan Kewarganegaraan adalah perwujudan
nyata dari sarana programatik kependidikan yang kasat mata, yang pada hakekatnya
merupakan penerapan konsep, prinsip, prosedur, nilai, dalam pendidikan
kewarganegaraan sebagai dimensi “poietike” (Carr dan Kemis, 1986, murdiono, 1995)
yang berinteraksi dengan keyakinan, semangat, dan kemampuan para praktisi, serta
konteks Pendidikan Kewarganegaraan, yang diikat oleh substansi idiil sebagai dimensi
"pronesis" yakni 'truth and justice" (Carr dan Kemis:1986, Murdiono:1995). Yang termasuk
14
106991
NIM :
Tugas Rangkuman Mata Kuliah PKN dan Masyarakat Multikultural
15
106991
NIM :
Tugas Rangkuman Mata Kuliah PKN dan Masyarakat Multikultural
Y an g di pa nd an g s e ba ga i a s p ek aks io lo gi P en di di ka n Kewarganegaraan
adalah berbagai manfaat dari hasil penelitian, hasil pengembangan, dan atau hasil
penelitian dan pengembangan dalam bidang kajian Pendidikan Kewarganegaraan yang
telah dicapai bagi kepentingan dunia pendidikan, khususnya untuk dunia persekolahan dan
pendidikan tenaga kependidikan. Salah satu contoh penting manfaat tersebut adalah
dikembangkannya berbagai model pembelajaran nilai yang merupakan salah satu misi
dari Pendidikan Kewarganegaraan sendiri. Model pembelajaran nilai merupakan model
utama dalam mengembangkan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab
dalam konteks kehidupan yang berjiwakan nilai-nilai Pancasila.
Kemajemukan masyarakat Indonesia paling tidak dapat dilihat dari dua cirinya yang
unik, pertama secara horizontal, ia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial
16
106991
NIM :
Tugas Rangkuman Mata Kuliah PKN dan Masyarakat Multikultural
17
106991
NIM :
Tugas Rangkuman Mata Kuliah PKN dan Masyarakat Multikultural
III. Kesimpulan
18
106991
NIM :
Tugas Rangkuman Mata Kuliah PKN dan Masyarakat Multikultural
19
106991
NIM :
Tugas Rangkuman Mata Kuliah PKN dan Masyarakat Multikultural
IV. Sumber Bacaan : Budimansyah dan Suryadi, (2008): Pendidikan Kewarganegaraan dan
Masyarakat Multikultural, Bandung-Program Studi Pendidikan
kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia, h. 1-36
20