Anda di halaman 1dari 23

Bahaya Merokok oleh lusti Amalia Bahar(Sdit Darul Abidin)

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Allah S.W.T yang telah memberikan kekuatan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Karya tulis ini berjudul Mengintai Bahaya Merokok. Karya tulis ini disusun sebagai
tugas akhir dan menjadi syarat kelulusan. Tujuan penulis membahas tentang
Mengintai Bahaya Merokok ini adalah agar:
1.Pembaca mengetahui tentang zat-zat yang terkandung pada rokok,
2.pambaca mengetahui tentang bahaya merokok, dan
3.Agar pambaca tidak merokok lagi
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.ayah dan mama yang telah mendorong penulis menyelesaikan karya tulis ini
2.Bu heni selaku pembimbing dan wali kelas
3.teman-teman dan semua pihak yang tidak bisa di sebutkan namanya satu persatu
Akhirnya, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk
penyempurnakan pada waktu mendatang Semoga ALLAH S.W.T meridai niat baik
kita
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Bab Pendahuluan

Penyakit yang menimpa manusia sebagian besar diakibatkan oleh tindakan manusia
itu sendiri. Penyakit itu antara lain sakit maag, sakit gigi, gagal ginjal, paru-paru,
dan lain-lain. Pada karya tulis yang saya buat ini akan membahas salah satu
penyebab penyakit yang berkaitan dengan paru-paru. Karya tulis ini terdiri dari 3
bab. Bab I adalah bagian pembuka. Bab II terdiri dari pendahuluan, pembahasan,
dan simpulan. Bab III merupakan bagian penutup, terdiri dari daftar pustaka dan
lampiran.

1.1.1 Latar Belakang


Karya tulis yang akan saya tulis berjudul MENGINTAI BAHAYA ROKOK. Rokok adalah
gulungan tembakau yang dibungkus kertas atau daun. Cara menikmatinya dengan
dihisap. Di dalam asap sebatang rokok terdapat lebih dari 3.800 zat kimia
berbahaya, salah satunya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat
karsinogenik (beracun) yang dapat menimbulkan kanker paru-paru.(“STOP
SMOKING”: Progresif Books hal 11). Para perokok biasanya sulit untuk
menghentikan kebiasaannya, padahal penyakit yang disebabkan rokok dapat
menyebabkan kematian. Entah mengapa perilaku kebiasaan merokok tak pernah
surut baik di jalan-jalan, pasar, angkot, kantor, bahkan ada yang di sekolah. Oleh
karena itu saya tertarik untuk menulis karya tulis tentang bahaya merokok.
1.1.2 Tujuan Pembahasan

Karya tulis yang berjudul MENGINTAI BAHAYA ROKOK ini saya buat bertujuan:
1. agar pembaca mengetahui tentang zat-zat yang terkandung pada rokok,
2. agar pembaca mengetahui tentang bahaya rokok, dan
3. agar pembaca tidak merokok lagi.

1.1.3 Ruang lingkup/pembatasan masalah

Karya tulis ini akan membahas berbagai hal yang berkaitan dengan rokok yaitu:
1. Apa itu rokok?
2. Zat-zat yang terkandung pada rokok,
3. Bahaya rokok (bagi perokok aktif dan perokok pasif),
4. Tidak merokok = (sama dengan) kaya.

1.1.4 Sumber data/populasi dan sample

Penulisan karya tulis ini mengambil data dan informasi dari berbagai buku antara
lain STOP SMOKING, internet, majalah, koran, dan wawancara langsung kepada 10
responden. Jumlah respondennya dibatasi 10 orang saja karena keterbatasan
waktu dan biaya yang dimiliki penulis. Responden pada karya tulis ini adalah
perokok aktif.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Rokok

Rokok biasanya berbentuk silinder terdiri dari kertas yang berukuran panjang
antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar
10 mm, berwarna putih dan coklat. Biasanya berisi daun-daun tembakau yang telah
dicacah, ditambah sedikit racikan seperti cengkeh, saus rokok, serta racikan lainya
untuk menikmati sebatang rokok, perlu dilakukan pembakaran pada salah satu
ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada
ujungnya yang lain.

Gambar rokok
Biasanya rokok dijual dalam bentuk kemasan kertas, dengan dua jenis rokok yaitu
yang berfilter dan tidak berfilter. Filter terbuat dari bahan busa, serabut sintetis
yang berfungsi menyaring nikotin.

Manusia pertama yang suka melakukan kegiatan merokok untuk keperluan ritual
adalah suku bangsa Indian di Amerika, sekitar abad ke-16. Pada saat itu bangsa
Eropa baru saja menemukan benua Amerika. Penjelajah dari Eropa ini ikut
mencoba menghisap rokok. Kebiasaan merokok ini dijadikan kesenangan semata
oleh bangsa Eropa, sedangkan suku bangsa Indian merokok untuk acara ritual. Pada
abad 17 para pedagaang Spanyol masuk ke Turki, saat itulah kebiasaan merokok
dikenal oleh negara-negara Islam. Saat itu, mereka tidak tahu akan bahayanya
kebiasaan merokok ini. Ketika pada zaman Nabi, rokok belum ada maka dari itu Al-
Qur’an tidak menyebutkan secara jelas aturannya, sebagaimana aturan mabuk-
mabukan, berzina, dan makanan yang diharamkan. Tetapi banyak sekali penelitian
membuktikan bahwa kebiasaan merokok bisa merusak tubuh kita, dan Islam tidak
mengajarkan hal itu.

2.2 Kandungan dalam Rokok

Tembakau (Nicotiana spp., L) adalah tumbuhan berdaun lebar, asalnya dari daerah
Amereika Utara dan Amerika Selatan. Biasanya daun ini sering digunakan sebagai
bahan baku utama rokok.
Tembakau mengandung zat alkaloid nikotin, sejenis neurotoxin yang sangat ampuh
jika digunakan pada serangga. Zat ini biasanya digunakan sebagai bahan utama
insektisida (obat pembunuh serangga). Nikotin adalah sebuah senyawa kimia
organik, merupakan sebuah alkaloid yang ditemukan secara alami di berbagai
macam tumbuhan seperti tembakau dan tomat. Sebenarnya kandungan nikotin
sangat pontesial sebagai racun saraf serangga.

Karya Tulis Ilmiah

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, setiap hari yang kita lewati dipenuhi dengan asap. Entah itu asap
pembakaran, asap knalpot kendaraan bermotor, asap rokok, dan lain-lain.
Selain itu, berbagai bahan kimia berbahaya juga seringkali masuk ke dalam
tubuh kita, baik kita sadari maupun tidak. Tidak terkecuali dengan rokok.
Pada zaman sekarang, lintingan tembakau ini sudah sangat akrab dengan
masyarakat di berbagai belahan dunia. Di Indonesia, iklan rokok kerap kali
menghiasi layar kaca.
Sebagian besar orang Indonesia tentu sudah sering mendengar atau
membaca peringatan dari pemerintah yang berbunyi: “Merokok dapat
mengakibatkan serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan
janin”. Namun, tetap saja banyak orang yang seakan-akan tidak
mempedulikan peringatan tersebut.
Tak dapat dipungkiri bahwa industri rokok memang memberikan devisa yang
cukup besar bagi negara kita. Cukup sulit untuk menghentikan kebiasaan
merokok seseorang. Padahal, berbagai penyakit berbahaya dan pencemaran
yang senantiasa menyertai para perokok aktif maupun pasif juga patut
diperhitungkan dewasa ini, yang masih ditambah dengan berbagai
pencemaran yang tentunya sudah cukup membuat kita merasa tidak nyaman
dan tidak baik bagi kesehatan kita masing-masing.
Rokok, yang mana salah satu pintu gerbang ke dunia narkoba, tidak hanya
beresiko pada penyakit dan pencemaran lingkungan. Saat ini, rokok telah
mulai mengikis hati nurani dan moral manusia. Saat sang anak kelaparan,
sang ayah malah menghamburkan uang yang ada hanya untuk sebatang
rokok. Bebasnya penjualan rokok di Indonesia memberikan kesempatan
setiap orang untuk mencoba dan akhirnya terjerumus ke dalam pengaruh
rokok. Namun, sulit sekali bagi perokok untuk menghentikan kebiasaan
buruknya tersebut. Dibutuhkan kesadaran dan kemauan yang kuat dari
perokok itu sendiri di samping dukungan moral dari keluarga, lingkungan
sekitar dan pemerintah untuk mengendalikan masalah rokok. Dengan
peringkat kelima dunia sebagai negara dengan konsumsi rokok terbesar,
yang perlu kita garis bawahi adalah: Bagaimanakah kelanjutan hidup bangsa
Indonesia apabila generasi penerusnya hancur hanya karena sebungkus
rokok?
B. Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas timbul masalah:

• Bagaimana penanganan rokok di Indonesia?


• Apa saja yang diakibatkan oleh rokok?

C. Tujuan
Melalui karya tulis ini, penulis ingin menyadarkan orang lain untuk
setidaknya mengurangi konsumsi rokoknya atau bahkan menghentikan
sama sekali aktivitas merokoknya dan memberikan tambahan
pengetahuan kepada para perokok pasif tentang bahaya asap rokok yang
mereka hirup.
D. Ruang Lingkup
Mengingat luasnya cakupan informasi tentang rokok, dalam karya tulis ini
penulis hanya akan membahas:

• Sejarah dan Jenis-jenis Rokok


• Racun-racun yang Terdapat Pada Rokok
• Alasan untuk Merokok
• Perokok Pasif
• Pengaruh Rokok bagi Manusia Secara Biologis, Psikologis, dan Sosial
• Penanggulangan Masalah Rokok
• Kiat untuk Berhenti Merokok

E. Metode dan Teknik yang Digunakan


Dalam karya tulis ini penulis mengambil informasi dari berbagai situs di
internet, studi kepustakaan, dan wawancara singkat dengan beberapa
perokok berusia muda.

BAB II

PEMBAHASAN
A. SEJARAH ROKOK
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa
Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti pemujaan dewa atau roh.
Pada abad 16, ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika
(Christopher Colombus), sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut
mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke
Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan
Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan
ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Pada
abad ke-17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan
merokok mulai masuk ke negara-negara Islam.
B. JENIS-JENIS ROKOK
Secara umum rokok dibagi menjadi 3 jenis besar, yaitu rokok mild, rokok
kretek, dan cerutu.

• Rokok Mild
Rokok jenis ini mempunyai kandungan tar dan nikotin yang paling rendah
dibanding rokok kretek dan hal ini dikontrol dengan baik/dijamin oleh
pabriknya, karena kerendahan kadar tar dan nikotin ini justru menjadi
"nilai jual" bagi mereka berkaitan dengan isu kesehatan (tar dan nikotin
adalah penyebab kanker). Rokok mild memiliki sekitar 14-15 mg tar dan
5 mg nikotin. Karena ringan kandungan tar dan nikotinnya, maka rokok
jenis mild juga diberi istilah light. "Keringanan" kandungan tar dan nikotin
ini dikarenakan:
* Pengolahan lebih lanjut dilakukan terhadap tembakau sebelum dicacah
halus menjadi setengah serbuk.
* Penggunaan teknologi "filterisasi" pada batangan rokok, yaitu menambah
busa dari bahan serabut sintetis nikotin pada bagian yang akan dihisap.
Busa berfungsi sebagai penyaring nikotin dan tar.

• Rokok kretek

Rokok jenis ini memiliki sekitar 20 miligram tar dan 4-5 miligram
nikotin.Lebih besar kandungan tar dan nikotin nya dari rokok mild,
sehingga resiko kanker menurut dokter jadi lebih besar pula. Disebut
rokok "kretek" karena menurut penggemarnya kalau rokok jenis ini
dibakar akan mengeluarkan bunyi "kretek-kretek", yaitu suara kertas
bercampur tembakau cacahan agak kasar yang terbakar.

• Cerutu

Cerutu pada umumnya berbentuk seperti torpedo/kapal selam dengan


ukuran lebih besar dan panjang dari dua jenis rokok pertama. Terdiri dari
daun tembakau kering yang digulung-gulung menjadi silinder gemuk, lalu
dilem. Cerutu juga adalah jenis rokok yang paling tinggi kadar tar dan
nikotinnya dari segala jenis rokok dan menjadi jenis rokok yang paling
berbahaya.
C. RACUN-RACUN YANG TERDAPAT PADA ROKOK
Faktanya, rokok mengandung sekurang-kurangnya 4.000 macam zat kimia
yang berbahaya bagi tubuh. Di antara zat kimia tersebut, ada beberapa jenis
zat yang bersifat karsinogenik, contohnya tar. Rokok-rokok produksi
Indonesia pada umumnya memiliki kandungan tar yang lebih tinggi
dibandingkan rokok sejenis dari negara lain, sehingga rokok Indonesia lebih
memungkinkan terjadinya penyakit kanker pada perokok. Karena jumlah
racun pada rokok yang begitu banyak, racun yang berada dalam sebatang
rokok saja baru dapat hilang secara total dari tubuh manusia setelah 6 bulan
berikutnya. Hal itu tentu saja sangat mengganggu kesehatan kita.
Secara umum ada tiga macam zat kimia yang sangat membahayakan dan
berkonsentrasi tinggi, yaitu:

• NIKOTIN

Nikotin adalah jenis zat yang menimbulkan ketergantungan atau


ketagihan. Zat ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui asap rokok
yang dihisap ketika seseorang sedang merokok. Sifat nikotin terdiri dari
sifat kimiawi dan sifat farmakologis. Sifat kimiawi nikotin adalah tidak
berwarna, bersifat basa yang mudah menguap sehingga berubah warna
menjadi warna coklat dan memberikan bau tembakau bila terkena
udara. Sifat farmakologis nikotin ialah merangsang dan meredam
terhadap beberapa sistem dalam tubuh. Nikotin dapat menimbulkan
depresi, gangguan daya tangkap, alam pikiran, tingkah laku, dan
mempengaruhi kecerdasan, serta menyebabkan peningkatan kebutuhan
tubuh akan oksigen. Nikotin juga mengakibatkan melemahnya organ
tubuh, antara lain:
*Anemia dan kekurangan oksigen dalam darah.
*Wajah agak pucat, kaku dan kebiruan.
*Penyumbatan pembuluh nadi (serangan jantung).
*Penyumbatan pembuluh nadi otak (stroke).

• TAR
Tar adalah komponen dalam asap rokok yang tinggal sebagai sisa
sesudah dihilangkan nikotin dan tetesan-tetesan cairan di mana dalam
racun ini terdapat bahan-bahan yang bersifat karsinogenik. Hal inilah
yang menyebabkan mengapa tar sangat cepat menyebabkan penyakit
kanker.

• KARBON MONOKSIDA (CO)

Karbon monoksida merupakan gas beracun yang mempunyai daya ikat


yang kuat terhadap butir darah merah, padahal seharusnya butir-butir
darah merah ini membawa oksigen. Kondisi ini bertolak belakang
dengan kondisi yang diakibatkan oleh nikotin. Jika nikotin menyebabkan
peningkatan kebutuhan tubuh akan oksigen, karbon monoksida justru
mengurangi pemasukan oksigen dalam darah. Karbon monoksida
mengakibatkan hal-hal berikut:
* Perokok sering bernapas lebih pendek.
*Stamina berkurang.
*Pengurangan kemampuan otak dan susunan saraf.
*Para olahragawan yang perokok biasanya mengalami penurunan
prestasi.
*Penyempitan pembuluah darah (terutama pada jantung dan kaki)
terjadi semakin cepat.
*Menurunnya nafsu makan, kemampuan alat perasa, dan kemampuan
alat pembau.
Selain ketiga zat kimia di atas, masih banyak lagi zat kimia lainnya yang
terkandung pada rokok, antara lain: Acetone (penghapus cat kuku),
Naphtylamnine (karsinogenik), Methanol (bahan bakar roket), Pyrene
(karsinogenik), Naphtalene (kapur barus), Cadmium (karsinogenik, aki mobil dan
batu baterai), Carbon Monoxide (gas dari knalpot kendaraan bermotor),
Benzopyrene (karsinogenik),Vinyl Chloride (karsinogenik, bahan plastik PVC),
Hydrogen Cyanide (racun untuk hukuman mati), Toluidine, Ammonia (pembersih
lantai), Urethane (karsinogenik), Toluene (pelarut industri), Arsenic (racun semut
putih), Dibenzacridine (karsinogenik), Phenol, Butane (korek api), Polonium-210
(karsinogenik)..
D. ALASAN UNTUK MEROKOK
Hasil wawancara singkat dengan beberapa perokok yang duduk di bangku
Sekolah Menengah Pertama (SMP) menunjukkan bahwa perokok muda pada
umumnya mulai merokok karena bujukan teman dekatnya. Hal ini patut
diwaspadai, karena sebagian perokok yang saat ini sudah tua memulai
aktivitas merokok pada usia muda. Padahal, semakin muda usia seseorang
mulai merokok, semakin tinggi resikonya untuk menjalani berbagai penyakit
sebagai akibat dari aktivitas merokoknya tersebut.
Hasil survey dari Yayasan Jantung Indonesia di 10 SMP di Jakarta pada
tahun 1990 menunjukkan, 77% siswa mulai merokok karena ditawari oleh
teman, dengan alasan 26% karena menghargai teman, 25% karena takut
mengecewakan teman, dan 8% karena solidaritas kepada teman. Ini
menunjukkan bahwa teman memiliki pengaruh yang kuat dalam aktivitas
merokok, terutama di kalangan remaja, yang mana sedang mencari jati diri.
Selain hal-hal di atas, ada beberapa alasan lain bagi para pelajar untuk
merokok di usia muda, antara lain:
*Merokok membuat pandai bergaul
*Orang yang merokok terkesan lebih keren, gagah, dan lebih dewasa
dibandingkan dengan yang tidak merokok
*Merokok meningkatkan prestasi belajar
*Merokok dapat menghangatkan tubuh
*Merokok membuat penampilan lebih tampan atau lebih keren.
Selain itu, perokok berusia muda cenderung mendapatkan perhatian yang
kurang dari orang tuanya dan merasa bebas melakukan apa saja.
E. PEROKOK PASIF
Perokok pasif ialah orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok
dari orang lain. Perokok pasif harus menjaga kesehatannya secara ekstra
untuk mengurangi efek dari asap rokok yang dihirupnya.
Perokok pasif terdiri dari orang yang tidak merokok dan janin yang dikandung
oleh ibu yang merokok. Janin yang dikandung oleh ibu yang merokok
mendapatkan kerugian yang lebih besar dibanding perokok pasif lainnya.
Janin yang baru berkembang dapat meninggal dalam kandungan karena
keracunan zat-zat yang terkandung pada rokok. Selain itu jika janin yang
dikandung dapat lahir dan hidup, biasanya bayi akan lahir dalam kondisi
cacat akibat pembentukan janin yang kurang sempurna akibat keracunan zat-
zat kimia dari rokok.
Kerugian lain yang diterima bayi adalah kemungkinan untuk menderita
ketergantungan terhadap rokok karena kebiasaan sehari-hari saat masih
berada dalam kandungan mendapat asupan nikotin dalam darah ibunya.
Selain itu, nikotin yang terdapat pada rokok dapat menyebabkan denyut
jantung janin meningkat dan menyebabkan kontraksi pembuluh darah uterus
dan plasenta, sedangkan karbon monoksida menyebabkan kurangnya
oksigen yang dibutuhkan janin.
Berdasarkan penelitian, diketahui pula bahwa pada ASI dari seorang ibu
perokok terdapat nikotin yang dapat menyebabkan bronkhitis dan pneumonia
pada bayi.
Selain hal-hal yang disebutkan di atas, janin yang terpolusi oleh asap rokok,
pada perkembangannya akan memiliki IQ yang lebih rendah dibandingkan
janin yang sehat. Janin dengan asap rokok ini juga memiliki kecenderungan
memiliki masalah dengan perilaku, seperti hiperaktif. Sebuah penelitian juga
mengatakan bahwa asap dari tembakau ini berakibat anak lahir dengan usia
prematur, kematian mendadak pada janin/bayi, infeksi telinga, asma, dan
infeksi saluran pernapasan bawah. Infeksi saluran pernapasan ,pada bayi
terutama, dapat menyebabkan mekanisme pertahanan terhadap kuman
terganggu dan penurunan fungsi paru-paru yang dapat menimbulkan
penyakit paru-paru kronik saat mereka dewasa seperti bronkhitis kronik dan
emfisema.
Perokok pasif juga menanggung resiko terkena penyakit kardiovaskuler dan
paru-paru. Asap rokok yang dapat meningkatkan pembentukan gumpalan
darah pada manusia menjadi fakta penting untuk menjelaskan patogenesis
atau proses terjadinya penyakit kardiovaskuler dan paru-paru. Beberapa
penelitian menunjukkan resiko relatif seorang non perokok yang tinggal
seruangan dengan perokok terkena kanker paru-paru 1,3 kali lebih besar
dibandingkan non perokok yang tinggal seruangan dengan non perokok
lainnya.
Perokok pasif juga sangat dirugikan jika perokok aktif merokok di ruang
terbuka dan berpendingin udara (AC), karena tidak terjadi pertukaran udara
sehingga asap rokok hanya berkumpul di satu ruangan. Dalam hal ini, hak
asasi orang non perokok dilanggar, yaitu hak untuk bernapas dengan
sewajarnya, dengan udara yang tidak tercemar asap rokok.

F. PENGARUH ROKOK BAGI MANUSIA SECARA BIOLOGIS, PSIKOLOGIS,


DAN SOSIAL
Dalam suatu percobaan, dua ekor mencit diperlakukan secara berbeda.
Mencit pertama ditempatkan di kotak yang dimasukkan asap rokok dalam
jumlah tertentu setiap hari selama satu minggu, sedangkan mencit kedua
ditempatkan di kotak yang bersih dari asap rokok. Setelah satu minggu
keduanya dimasukkan ke kotak berlabirin yang di salah satu sisinya
ditempatkan makanan berupa wortel. Hasilnya, mencit pertama sehari-
harinya cenderung pasif dan sulit menanggapi rangsangan. Ketika
pengasapan di kotak mencit pertama dihentikan, mencit tampak semakin
tertekan, pasif, dan nafsu makannya berkurang drastis. Selain itu saat berada
di dalam kotak berlabirin, mencit justru menabrakkan dirinya ke dinding labirin
serta melalui rute salah yang sudah beberapa kali dilewati sebelumnya.
Sebaliknya, mencit kedua cenderung aktif dan mudah menanggapi
rangsangan yang diberikan. Saat mencit kedua berada di kotak berlabirin,
mencit dapat menemukan wortel dengan lebih cepat.
Dari percobaan di atas, dapat dibuktikan bahwa rokok sangatlah berpengaruh
pada tubuh kita. Jika pada mencit saja asap rokok dapat berpengaruh besar,
bagaimana dengan kita manusia?
Bagi perokok aktif, biasanya pengaruh rokok pada awalnya berupa pengaruh
psikologis, seperti timbulnya perasaan gelisah jika tidak merokok dalam
waktu yang tidak terlalu lama dan ketergantungan kepada rokok yang
berlebihan. Sedangkan pengaruh berupa penyakit biasanya muncul setelah
jangka waktu yang cukup panjang. Contohnya kanker, stroke, bronkhitis,
asma berat, dan lain sebagainya.
Perokok pasif memiliki kans yang lebih besar untuk menerima pengaruh
rokok bagi kesehatan dibandingkan dengan perokok aktif. Hal ini dikarenakan
asap yang diterima oleh perokok pasif lebih tinggi kadar racunnya. Perokok
pasif menerima asap utama dan asap sampingan dari perokok. Asap utama
adalah asap yang dikeluarkan dari ujung rokok yang terbakar, sedangkan
asap sampingan adalah asap yang dikeluarkan dari mulut perokok aktif. Asap
sampingan tersebut memiliki karbon monoksida lima kali lipat lebih tinggi, tar
dan nikotin tiga kali lipat lebih tinggi, dan amonia 46 kali lipat lebih tinggi
daripada asap utamanya sendiri.

• Pengaruh Rokok Terhadap Saluran Pernapasan

Rokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran


pernapasan dan jaringan paru-paru. Pada saluran pernapasan akan
terjadi radang karena penumpukan lendir. Akibatnya fungsi paru-paru
akan berubah dengan segala macam gejala klinisnya yang
menyebabkan Penyakit Obstruksi Paru Menahun (POPM), termasuk
asma, bronkhitis kronis, dan emfisema paru-paru.
Asma adalah penyakit yang ditandai dengan meningkatnya reaktivitas
saluran pernapasan terhadap berbagai macam rangsangan sehingga
timbul sesak napas akibat adanya obstruksi di saluran pernapasan.
Diagnosis asma didasarkan atas:
*Adanya riwayat sesak setelah menghirup atau makan bahan makanan
tertentu
*Adanya bising sesak ekspirasi (wheezing expiratory)
Gejala kanker paru-paru tergantung pada letak tumor, penyebaran, dan anak
sebar kanker paru-paru. Gejala yang sering ditemukan adalah batuk yang
berkepanjangan, sesak napas, nyeri dada, penurunan nafsu makan,
penurunan berat badan, dan rasa cepat lelah.
Klasifikasi berdasarkan gejala di atas membagi kanker paru-paru menjadi
empat stadium. Stadium I adalah stadium yang paling awal, stadium II dan III
adalah stadium sedang/menengah, dan stdium IV adalah stadium yang
sudah sangat lanjut/parah. Stadium IV ini ditandai dengan adanya anak sebar
atau metastatis di alat tubuh lain selain paru-paru.
Klasifikasi yang berdasarkan pada perbedaan gambaran yang tampak di
bawah mikroskop disebut klasifikasi hispatologik. Lebih dari 90% kanker
paru-paru berawal dari bronkus yang disebut karsinoma bronkogenik. Secara
hispatologik, kanker paru-paru dibagi menjadi empat jenis tumor, yaitu
karsinoma epidermoid, adenokarsinoma, karsinoma sel besar, dan karsinoma
sel kecil. Di antara keempat jenis tersebut, karsinoma sel kecil adalah jenis
kanker yang paling ganas dan paling sering menimbulkan kematian. Adapun
faktor yang menyebabkan resiko terkena kanker paru-paru adalah konsumsi
rata-rata rokok, jenis tembakau, pola menghirup rokok, usia mulai merokok,
dan lama merokok.
Terkadang sebagian orang meremehkan penyakit flu dan batuk. Padahal
penyakit yang dianggap remeh ini dapat berkembang menjadi bronkhitis. Hal-
hal penyebab bronkhitis antara lain asma, polusi udara, berada dalam kondisi
dingin atau lembab secara terus menerus, dan yang menjadi penyebab
utamanya adalah merokok. Bronkhitis terjadi jika pada cabang tenggorok
mengalami infeksi yang dapat menimbulkan lendir. Akibatnya jalan udara ke
paru-paru terhambat, padahal fungsi lendir yang sebenarnya adalah menjaga
agar saluran pernapasan agar saluran pernapasan tetap basah dan lembab.
Lendir yang berlebihan merupakan sesuatu yang tidak normal dan dapat
merusak bulu getar pada saluran pernapasan.
Kelainan morfologis yang dapat terjadi pada bronkhitis adalah pembesaran
kelenjar mukus, hiperplasia otot, atrofi tulang rawan, peradangan, dan
penebalan dinding bronkus. Gejala bronkhitis antara lain adalah demam, rasa
sakit atau tidak nyaman pada dada saat batuk, dan rasa sakit pada tulang di
bawah dada saat bernapas dalam. Jika tidak segera diatasi, maka bronkhitis
dapat berkembang menjadi pneumonia.
Emfisema paru-paru adalah melebarnya saluran pernapasan bagian distal
dari bronkiolus terminalis dan disertai dengan kerusakan (destruksi) pada
dinding bronkiolus terminalis sampai dengan alveolus. Diagnosis emfisema
tidak harus berdasarkan pemeriksaan patologis dan anatomis, akan tetapi
cukup berdasarkan manifestasi klinisnya.
Bronkhitis emfisema adalah campuran bronkhitis kronik dengan emfisema.
Faktor penyebabnya antara lain polusi udara (polusi lingkungan kerja), umur,
genetik, dan merokok. Dalam hal ini, wanita dan pria mempunyai resiko yang
sama besar.
Pengelolaan penderita POPM ditujukan pada tiga hal penting, yaitu:
*Mencegah komplikasi
*Meringankan gangguan pada fungsi paru-paru
*Meningkatkan kualitas hidup
Rokok dapat menyebabkan tuberkulosis serta dapat memperburuk
tuberkulosis yang telah diderita. Kebiasaan merokok juga dapat merusak
mekanisme pertahanan paru-paru, yang disebut muccociliary clearance.
Bulu-bulu getar dan bahan lain di paru-paru tidak mudah membuang racun
yang sudah masuk karena bulu getar dan alat lain di paru-paru rusak akibat
asap rokok. Selain itu, asap rokok juga dapat meningkatkan tahanan jalan
napas (airway resistance) serta menyebabkan mudah bocornya pembuluh
darah di paru-paru, dan juga akan merusak makrofag. Adapun makrofag
adalah sel yang dapat memakan bakteri pengganggu. Asap rokok juga
diketahui menurunkan respon terhadap antigen, sehingga jika ada benda
asing yang masuk ke paru-paru, maka benda itu tidak akan dikenali sebagai
antigen dan tidak akan dilawan.

• Pengaruh Rokok Terhadap Sistem Saraf


Tidak hanya berkisar pada penyakit-penyakit di atas, merokok juga
menimbulkan resiko dua kali lipat untuk terkena penyakit Multiple
Sclerosis, yaitu penyakit yang menghancurkan protein (myelin) yang
menyelimuti serabut saraf. Gejala Multiple Sclerosis berupa timbulnya
berbagai keluhan rasa nyeri, kesulitan berjalan, menelan makanan, dan
gangguan penglihatan.
Nikotin yang sampai ke otak melalui darah akan menimbulkan efek pada
sistem saraf pusat yang manifestasinya dapat timbul dengan cepat,
akhirnya dapat mempengaruhi berbagai sistem di dalam tubuh. Jika
kadar nikotin yang dihisap perokok tinggi, maka kandungan nikotin pada
rokok yang selanjutnya dihisap harus sesuai dengan kadar nikotin yang
dibutuhkan, dengan kata lain harus sama dengan sebelumnya maupun
lebih tinggi. Bukan berarti merokok dengan kadar nikotin yang rendah
dapat mengurangi konsumsi rokok, tetapi justru menyebabkan perokok
menghisap rokoknya lebih banyak dan lebih dalam guna memenuhi
kadar nikotin dalam otak.

• Pengaruh Rokok Terhadap Sistem Peredaran Darah

Nikotin, karbon monoksida, dan tar adalah racun yang sangat


berbahaya. Nikotin inilah yang menyebabkan kerusakan jantung dan
sirkulasi darah serta membuat pemakai menjadi kecanduan. Rokok juga
menyebabkan frekuensi denyut jantung dan tekanan darah meningkat,
dan gangguan irama jantung.
Di dalam darah, oksigen bereaksi dengan hemoglobin sehingga
membentuk HbO2 dan membawa oksigen yang diperlukan ke sel-sel
tubuh. Bila karbon monoksida masuk ke dalam darah, maka karbon
monoksida itu akan menghalangi oksigen untuk bereaksi dengan
hemoglobin, karena karbon monoksida bersifat lebih reaktif, yaitu sekitar
200 kali lebih cepat dibandingkan dengan oksigen. Jika karbon
monoksida bereaksi dengan hemoglobin dan membentuk
karboksihemoglobin, maka tubuh akan kekurangan oksigen. Padahal
oksigen ini diperlukan tubuh untuk membakar lemak menjadi energi
(oksidasi).

• Pengaruh Rokok Terhadap Kandungan Asam Folat dalam Tubuh

Asap rokok pada perokok aktif maupun perokok pasif dapat menurunkan
kadar asap folat (folic acid) dalam tubuh. Asam folat merupakan vitamin
B esensial yang terdapat pada sayuran berdaun hijau, buah-buahan,
dan seluruh jenis biji-bijian. Asam folat berperan penting dalam sintesis
DNA dan perbaikannya. Selain itu, asam folat juga berperan dalam
mencegah cacat saat melahirkan serta mengurangi resiko terkena
kanker payudara, kanker colorectal, dan penyakit jantung pada orang
dewasa.

• Pengaruh Rokok Terhadap Sistem Reproduksi

Rokok juga menjadi salah satu faktor penyebab impotensi pada pria dan
wanita perokok. Impotensi pada pria dapat diartikan sebagai gangguan
terjadinya ereksi pada seorang pria. Kebiasaan merokok dapat
meningkatkan resiko impotensi, karena merokok menyebabkan
penyempitan pembuluh darah di dalam penis. Jika kadar nikotin dalam
rokok semakin tinggi, maka kerusakan pembuluh darah perifer juga
semakin tinggi, yang akhirnya dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
Asap rokok dapat merusak viabilitas sperma, spermatogenesis, dan
menimbulkan gangguan hormonal serta mengakibatkan adanya bahan
toksik pada sperma. Kebiasaan merokok juga dapat mengurangi
kesuburan seorang pria, entah jumlah sperma yang kurang, motilitas
sperma yang lamban, bentuk sperma, serta kualitas sperma. Racun
yang terdapat pada rokok juga memengaruhi sistem reproduksi yang
akan menghasilkan anak laki-laki atau perempuan.
Suatu riset menyimpulkan, jika kualitas sperma seorang pria kurang,
maka kesempatan untuk memperoleh anak laki-laki juga lebih kecil.
Sperma yang membawa kromosom Y (laki-laki) sangat rentan terhadap
racun ketimbang kromosom X (perempuan). Bagaimana dengan wanita
perokok?
Pada wanita, rokok dapat menyebabkan infertilitas dan menghambat
pertumbuhan estrogen. Estrogen adalah hormon yang sangat esensial
bagi sistem fisiologis wanita dan fungsi-fungsi yang berkaitan dengan
reproduksi. Wanita perokok beresiko mengalami menopause dini,
dengan komplikasi osteoporosis dan penyakit jantung. Bagi yang
menggunakan pil kontrasepsi, resiko penyakit jantung juga semakin
tinggi.

• Pengaruh Rokok Secara Psikologis

Sebagian besar orang menjadikan rokok sebagai benda yang dapat


meringankan rasa cemas, stress, dan depresi. Perokok akan merasa
lebih nyaman dan tenang saat mereka merokok. Cemas adalah suatu
sistem peringatan yang alami. Sistem tersebut merupakan cara otak
mengingatkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dan perlu ditangani.
Kadang kecemasan itu dapat merangsang kesenangan hidup dan
merusak kesehatan. Perokok menganggap nikotin bermanfaat untuk
menghilangkan rasa gundah dan membuka pikiran, misalnya saat
perokok sedang stress di kantor atau sekolah.
Saat seorang perokok mengalami stress, maka tingkat keasaman air
seninya akan lebih tinggi, karena nikotin yang diekspor ginjal lebih
banyak. Akibatnya kadar nikotin dalam plasma darah menurun dan akan
berakibat pada peningkatan ketegangan atau stress. Untuk tetap
mempertahankan kandungan nikotin pada plasma darah, maka perokok
akan menghisap rokoknya lebih banyak dan lebih dalam untuk
memenuhi kekurangan nikotin yang terbuang karena stress. Jadi,
bukanlah suatu kepuasan psikologis dari perilaku merokok untuk
menghilangkan stress.
Rokok juga membuat penggunanya lebih egois sehingga terkadang
menyimpang dari akal sehat. Perokok yang sudah berkeluarga dan
mempunyai penghasilan rendah cenderung lebih mementingkan uang yang
didapatkannya untuk membeli rokok ketimbang untuk membelikan makanan
bergizi bagi anaknya ataupun menyekolahkan anaknya. Bahkan terkadang
mereka sampai harus mencuri, memalak, mencuri, dan melakukan tindak
kriminal lainnya untuk membeli beberapa batang rokok.

• Pengaruh Rokok Terhadap Aspek Lainnya

Merokok juga mengganggu hak asasi orang lain, khususnya yang bukan
perokok, untuk menghirup udara yang bersih, terutama dari asap rokok.
Walaupun tidak berpengaruh bagi perokok aktif, merokok di tempat
umum membuat orang yang tidak merokok juga terkena imbas yang
lebih besar dibandingkan dengan perokok itu sendiri.
Kerugian lain dari merokok adalah kemiskinan. Dengan membeli rokok,
kita menghambur-hamburkan uang. Tanpa akibat yang positif, rokok
hanya akan membakar uang yang telah kita dapatkan dengan susah
payah. Justru rokok membuat uang kita semakin berkurang, karena
berbagai penyakit yang dapat dialami perokok seperti kanker dan stroke
membutuhkan biaya pengobatan yang cukup besar.
Rokok turut menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, dan kelahiran
dengan cacat bawaan pada ibu hamil yang perokok aktif maupun pasif.
G. PENANGGULANGAN MASALAH ROKOK

• Gerakan Anti Rokok

Indonesia sebenarnya telah mempunyai peraturan pemerintah untuk


mengontrol masalah rokok di Indonesia, yakni PP No. 81 Tahun 1999
tentang pengamanan rokok bagi kesehatan. Sayangnya, peraturan
tersebut telah direvisi menjadi PP No. 19 Tahun 2003 yang
menunjukkan kurangnya komitmen pemerintah terhadap kesehatan
masyarakat. Hasil revisi ini tidak mencantumkan pembatasan kadar tar
dan nikotin dalam sebatang rokok. Sebelumnya, kadar nikotin pada
sebatang rokok di Indonesia ditentukan tidak boleh melebihi 1, 5 mg,
dan kadar tar maksimal 20 mg.
Hari Tanpa Rokok Sedunia (World No Tobacco Day) yang diperingati
setiap tanggal 31 Mei telah diakui oleh FCTC (Framework Convention
on Tobacco Control). Kesepakatan yang menjadi traktat pertama di
dunia dalam bidang kesehatan ini disetujui oleh seluruh negara anggota
WHO (World Health Organization). Langkah ini menjadi langkah awal
Indonesia dalam menanggulangi masalah rokok dunia, mengingat posisi
Indonesia sebagai negara dengan konsumen rokok terbesar kelima di
dunia.
FCTC mengandung pendekatan untuk menurunkan kebutuhan dan
knsumsi tembakau yang meliputi perlindungan perokok pasif dan
peraturan perundangan. Isi FCTC lainnya adalah hal-hal yang
berhubungan dengan penyediaan rokok yang meliputi pencegahan
penyelundupan atau perdagangan tidak sah, penjualan oleh /untuk
anak-anak/remaja, dan pengaturan tentang produksi.

• Rokok Ilegal

Rokok ilegal menjadi tambahan beban yang merugikan Indonesia.


Rokok ilegal tidak mempunyai izin produksi dan penjualan, serta
produknya tanpa pengawasan yang ketat. Produksi rokok ini dilakukan
di rumah warga sehingga sulit terlacak oleh petugas dari Bea Cukai.
Pada dasarnya, konsep untuk menerapkan cukai tinggi terhadap rokok
sudah menyimpang. Cukai yang dibebankan bertujuan untuk membatasi
konsumsi rokok oleh masyarakat. Dana cukai ini seharusnya dipakai
untuk menanggulangi dampak rokok, namun pada kenyataannya cukai
rokok dianggap sebagai pendapatan negara.

• Peran Masyarakat untuk Mengatasi Bahaya Rokok


Konsumen rokok di Indonesia semaki banyak, serupa dengan
dampaknya yang semakin berbahaya. Mayoritas masyarakat Indonesia
belum menyadari bahaya dari rokok ini. Tak hanya pemerintah yang
harus turun tangan, melainkan masyarakat yang peduli dan lebih tahu
tentang masalah rokok sepantasnya memberikan dukungan yang besar.
Mereka dapat memberikan penyuluhan-penyuluhan dan seminar-
seminar tentang bahaya rokok. Penyuluhan dan seminar diutamakan
diselenggarakan di sekolah-sekolah, mengingat semakin banyaknya
generasi muda yang terjerumus dalam jurang rokok.
H. KIAT UNTUK BERHENTI MEROKOK
Banyak alasan bagi para perokok untuk berhenti merokok. Ada beberapa
cara untuk berhenti merokok, antara lain:
* Harus ada kemauan yang kuat untuk berhenti merokok.
* Pilih satu hari untuk mulai berhenti merokok, dan pilih lagi keesokan
harinya, dan seterusnya sampai bisa berhenti merokok.
* Sadarilah bahwa saat mulai berhenti merokok si perokok akan merasa
marah, terganggu, dan ingin sekali merokok. Itu adalah efek dari nikotin,
rasa ketagihan. Bersikaplah cuek terhadap godaan tersebut, dan ingatlah
terus motivasi untuk berhenti merokok.
* Sibukkan diri dengan berbagai aktivitas positif sehingga tidak ada lagi waktu
untuk memikirkan rokok.
* Mengunyah permen karet atau mengemut permen supaya mulut sibuk
dengan mengunyah dan mengemut sehingga tidak bisa merokok pada
saat yang bersamaan.
* Menghindari hal-hal yang mengingatkan kepada rokok seperti pergaulan
dengan sesama perokok, dan dekatilah orang-orang seperjuangan dalam
menghentikan aktivitas merokoknya.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
* Rokok merupakan benda hisap yang mengandung ribuan jenis zat kimia
yang membahayakan.
* Rokok zaman sekarang tidak lagi sebatas perilaku orang-orang tua,
tetapi sudah merambat sampai kepada anak-anak dan remaja usia
sekolah.
* Merokok menjadi salah satu penyebab penyakit jantung, stroke, kanker,
emfisema, tuberkulosis (TBC), asma, bronkhitis, dan lain sebagainya.
Merokok juga menyebabkan gangguan pada sistem saraf, reproduksi,
dan sistem pernapasan.
* Perokok pasif sangat dirugikan dengan aktivitas merokok dari para
perokok aktif, karena perokok pasif memiliki resiko yang lebih tinggi
dalam menderita penyakit-penyakit yang biasa diderita oleh para
perokok aktif. Hal ini dikarenakan asap sampingan memiliki kandungan
racun yang lebih tinggi dari asap utama, dan perokok pasif menghirup
kedua jenis asap tersebut.
* Pemerintah kurang mengontrol masalah rokok di Indonesia.
B. SARAN
* Pemerintah harus tegas dalam memberikan perundangan maupun
peraturan dalam masalah rokok.
* Pemerintah dituntut untuk lebih peduli terhadap hak asasi dari perokok
pasif.
* Penghentian sponsorship perusahaan produsen rokok dalam acara-
acara yang mengundang perhatian kaum muda dan program-program
yang diselenggarakan oleh pemerintah.
* Penggalakan penyuluhan tentang bahaya merokok di kalangan remaja
dan masyarakat luas.

Anda mungkin juga menyukai