NPM : 2010140032
KOMUNIKASI
Fungsi-Fungsi Komunikasi
Pertanyaan besar “mengapa kita berkomunikasi?” “apa yang mendorong kita berkomunikasi?”
“manfaat-manfaat apa yang mendorong kita untuk berkomunikasi?””kendala-kendala apakah
yang menghalangi kita untuk berkomunikasi?”
Berdasarkan pengamatan yang mereka lakukan, para pakar komunikasi mengemukan fungsi-
fungsi yang berbeda-beda. Thomas M. Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi
terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri untuk membangun kontak sosial
dengan orang disekitar kita dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berfikir, atau
berprilaku seperti yang kita inginkan. Namun menurut Scheidel tujuan dasar kita berkomunikasi
adalah untu mengendalikan lingkungan fisik da psikologis kita.
Gordon I. Zimmerman et al merumuskan bahwa kita dapat membagi tujuan komunikasi menjadi
dua kategori besar. Pertama,kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting
bagi kebutuhan kita untuk member makan dan pakaian kepada diri sendiri, memuaskan
kepenasaran kita akan lingkungan,dan menikmati hidup. Kedua, kita berkomunikasi untuk
menciptakan dan memupuk huungan dengan orang lain. Jadi komunikasi mempunyai fungsi isi,
yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi
hubungan yang melinatkan pertukaran informasi mengenai bagimana hubungan kita dengan
orang lain.
Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi
umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup diri sendiri yang meliputi: keselamatan fisik,
meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai
ambisi pribadi.
Empat fungsi komunikasi berdasarkan kerangka yang dikemukakan William I. Gorden. Keempat
fungsi tersebut, yakni komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan
komunikasi instrumental, dan tidak saling meniadakan (mutually exclusive).
FUNGSI PERTAMA: KOMUNIKASI SOSIAL
Orang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia bias dipastikan akan tersesat, karena ia tidak
sempat menata dirinya dalan suatu lingkungan sosial.
Implisit dalam fungsi komunikasi ini adalah fungsi komunikasi kultural. Benar kata Edward T.
Hall bahwa “budaya adalah komunikasi” dan “komunikasi adalah budaya.”
Pada satu sisi, komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan norma-norma budaya
masyarakat, baik secara horizontal, dari suatu masyarakat kepada masyarakat lainnya, ataupun
secara vertikal, dari suatu generasi kepada generasi berikutnya.
Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat
informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Kita sadar bahwa kita manusia Karena orang-
orang di sekeliling kita menunjukan kepada kita lewat perilaku verbal dan nonverbal mereka
bahwa kita manusia. Melalui komunikasi dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai
siapa kita, namun juga bagaimana kita merasakan siapa kita.
Konsep diri kita yang paling dini umumnya dipengaruhi oleh keluarga, dan orang-orang dekat
lainnya di sekitar kita, termasuk kerabat. Mereka itulah yang disebut significant others. Konsep
diri kita tidak pernah terisolasi, melainkan bergantung pasa reaksi dan respons orang lain. Dalam
masa pembentukan konsep diri kita itu, kita sering mengujinya, baik secara sadar atau tidak
sadar.
Dengan memperhatikan kata-kata orang yang ucapkan, kita dapat menduga dari kelas
atau golongan darimana ia berasal. Sadar akan pentingnya citra diri di mata orang lain, sebagian
orang berbicara dengan menggunakan banyak istilah asing, meskipun tatabahasa atau ucapannya
keliru yang padanan katanya sebenarnya juga tersedia dalam bahasa Indonesia agar dipandang
intelektual dan modern.
PERNYATAAN EKSISTENSI DIRI
Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualitas
diri atau lebih tepat lagi pernyataan eksistensi diri. Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri
sering terlihat pada uraian dalam seminar. Meskipun penanya sudah diperingatkan moderator
untuk berbicara singkat dan langsung pada pokok masalah, penanya atau komentator itu sering
berbicara panjang lebar, menguliahi hadirin, dengan argumen-argumen yang tidak relevan.
Komunikasi , dalam konteks apa pun adalah bentuk adaptasi terhadap lingkungan.
Perilaku komunikasi pertama yang dipelajari manusia berasal dari sentuhan orangtua sebagai
respons atas upaya bayi untuk memenuhi kebutuhannya. Melalui komunikasi pula kita dapat
memenuhi kebutuhan emosional kita dan meningkatkan kesehatan mental kita. Kita belajar
makna cinta, kasih sayang, keintiman, rasa simpati, hormat, bahkan iri hati, dan kebencian.
Melalui komunikasi kita dapat mengalami berbagai kualitas perasaan itu dan
membandingkannya antara perasaan yang satu dengan perasaan yang lainnya.
Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat
dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis
bertujuan untuk mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut
menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan atau emosi kita. Emosi tersebut dapat
dikomunikasikan terutama melalui pesan-pesan nonverbal.
Emosi kita juga dapt kita salurkan melalui bentuk-bentuk seni seperti, puisi, novel,
musik, atau tarian.
Erat kaitanya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan
secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun
dan sepanjang hidup. Mulai dari upacara kelahiran, sunatan, pernikahan, ulang tahun. Mereka
yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen
mereka kepada tradisi keluarga, komunitas, suku bangsa, Negara, ideology, atau agama mereka.
Kegiatan ritual memungkinkan para pesertanya berbagi komitmen dan menjadi perekat
bagi kepaduan mereka, juga sebagai pengabdian kepada kelompok. Komunikasi ini kadang
bersifat mistik dan memungkinkan orang sulit memahami oleh beberapa orang di luar komunitas
tersebut. Hingga kapanpun ritual tampaknya akan tetap menjadi kebutuhan manusia, meskipun
bentuknya berubah-ubah, demi pemenuhan jatu dirinya sebagai individu, sebagai anggota
komunitas sosial, dan sebagai salah satu unsure dari alam semesta.
Sebagai instrument, komunikasi tidak saja kita gunakan utnuk menciptakan dan membangun
hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunikasi membuat
kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk
bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagai
instrument untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek
maupun tujuan jangka panjang.