Penanganan obstipasi :
1. Perawatan medis : meliputi resusitasi untuk mengoreksi cairan dan elektrolit tubuh,
nasograstis decompression pada obstruksi parah untuk mencegah muntah dan aspirasi,
dan pengobatan lain untuk mencegah semakin parahnya sakit
2. Operasi : untuk mengatasi obstruksi sesuai dengan penyebab obstruksi, dan untuk
mencegah perforasi usus akibat tekanan tinggi. Obstipasi obstruksi total bersifat sangat
urgent untuk dilakukan tindakan segera dimana jika terlambat dilakukan dapat
mengakiabtkan perforasi usus karena peningkatan tekanan feses yang besar.
3. Diet : pada obstruksi total dianjuran tidak makan apa-apa, pada obstruksi parsial dapa
diberikan makanan cair dan obat-obat oral.
Contoh kasus :
Wanita sudah menikah berusia 44 tahun. Memiliki riwayat 2 bulan merasa berat dan
nyeri pada perut bawah. Sering kencing, lemah, kurang nafsu makan, sukar buang air
besar, dan dispareunia. 13 tahun lalu pernah menjalani operasi cesar dan sejak itu
memakai kontrasepsi inplant (susuk). Menstruasi normal. Pemeriksaan fisik abdomen
ditemukan adanya massa besar pada suprapubic menyerupai hamil 20 minggu dengan
kontur irregular dan pergerakan terbatas. Pemeriksaan serviks menunjukkan serviks yang
sehat tanpa adanya perdarahan. Vaginal tussae (colok vagina) teraba massa melalui fornix
anterior dan terpisah dari uterus. Pemeriksaan biopsy histo PA dan sonografi terdiagnosa
sebagai kista ovarium kanan (endometriosis).
Contoh kasus di atas merupakan obstipasi akibat penekanan colon oleh kista ovarium.
Penekanan colon menyebabkan pergerakan feses tertahan dan terjadilah obstipasi.
Sekitar 94% bayi normal, secara spontan mengeluarkan meconeum dalam 24 jam
setelah lahir dan 99,8 % BAB dalam 48 jam pertama...
Entri ini dituliskan pada 2 Desember 2007 pada 5:47 am dan disimpan dalam JURNAL.
Anda bisa mengikuti setiap tanggapan atas artikel ini melalui RSS 2.0 pengumpan. Anda
bisa tinggalkan tanggapan, atau lacak tautan dari situsmu sendiri.