Anda di halaman 1dari 6

SKRIPSI ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK DENGAN

PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK X

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dipisahkan dari diri manusia. Mulai dari
kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua. Manusia mengalami proses pendidikan yang
didapat dari orang tua, masyarakat maupun lingkungannya. Manusia sangat membutuhkan
pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha menggali dan mengembangkan potensi
dirinya lewat metode pengajaran atau dengan orang lain yang diakui oleh masyarakat.
Menurut George F. Kneller :
"Education is the process of realization, in which the self realizes and develops all it's potentials"
Yang artinya bahwa pendidikan adalah suatu proses perwujudan diri di mana diri individu
mewujudkan dirinya dengan mengembangkan semua potensinya.
Dalam menyuarakan kemerdekaan dan dengan diundangkannya UUD 45, negara kita telah
bertekad untuk mengisi kemerdekaan itu dengan mencerdaskan kehidupan bangsa nya. Nilai itu
menjadi patokan ideal dalam upaya menumbuh kembangkan dan mempertahankan bangsa
berdasarkan acuan untuk menyelenggarakan upaya pembangunan yang berkesinambungan yang
meliputi seluruh kehidupan bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan
nasional yang bermaktub dalam pembukaan UUD 45 yaitu melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
Pendidikan sebagai hak asasi manusia setiap individu bangsa juga telah diakui dalam UU no. 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyebutkan bahwa setiap warga negara
berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan.
Peranan sekolah terhadap pendidikan menjadi sangat penting, mengingat ia merupakan
pertengahan antara media masyarakat keluarga yang relatif sempit dengan media masyarakat
yang luas. Di lingkungan keluarga, seorang anak hanya bergaul dengan beberapa individu saja
yang sifat-sifat jasmani atau karakteristik psikologi dan sosialnya mengalami perubahan yang
cukup lambat. Di lingkungan keluarga, si anak bisa berlatih bergaul dengan baik, menerima dan
memberi, atau terkadang ia mengalami masalah yang menyangkut sekitar dirinya sendiri. Juga di
lingkungan inilah si anak dapat memenuhi segala kebutuhan tanpa harus bersusah payah dan di
iri segala. Semua itu adalah tergantung pada pertumbuhan sosialnya yang ia terima dalam
keluarganya, sebuah masyarakat yang kecil. Di sinilah pentingnya mengapa mendidik anak itu
dimulai sejak dini, karena perkembangan jiwa anak telah mulai tumbuh sejak kecil, sesuai
dengan fitrahnya. Dengan demikian maka fitrah manusia itu kita salurkan, kita bimbing dan kita
juruskan kepada jalan yang seharusnya sesuai dengan arahnya. Hal ini sesuai dengan sabda
Rasulullah SAW;
Dari Abu Hurairah bahwasanya ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada
seorangpun yang dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah (suci) maka kedua orang tuanyalah
yang akan menjadikan dia seorang Yahudi, Nasrani ataupun Majusi". (HR. Muslim).
Menurut Syekh Mustafa Al Ghulayani :
"Pendidikan adalah penanaman akhlak yang mulia dalam jiwa anak-anak yang sedang tumbuh
dan menyiraminya dengan siraman petunjuk dan nasehat, sehingga menjadi suatu watak yang
melekat dalam jiwa, kemudian buahnya berupa keutamaan, kebaikan, suka beramal demi
kemanfaatan bangsa. "
Taman kanak-kanak (TK) didirikan sebagai usaha mengembangkan seluruh segi kepribadian
anak didik dalam rangka menjembatani pendidikan dalam keluarga ke pendidikan sekolah. TK
merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada di jalur pendidikan sekolah.
Seperti apa yang dicantumkan dalam UU Sisdiknas no 20 tahun 2003 disebutkan bahwa: Taman
Kanak-Kanak (TK) menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian dan
potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.
Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar,
yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah. Untuk memasuki pendidikan dasar, seorang
anak seharusnya memiliki kondisi kematangan pada dirinya yang mencakup segenap aspek
pribadi si anak baik fisik, psikis, intelektual maupun segi sosial dan psikologi anak. Oleh karena
itu kualifikasi matang untuk masuk SD juga harus di ukur dari ke empat aspek pribadi anak,
yaitu:
1. Fisik; ujung jari kanan dapat menyentuh ujung telinga kiri.
2. Mental intelektual; Anak mampu mendiferensi dan menggeneralisasi agar anak siap dan
mampu belajar membaca dengan metode SAS dan matematika belajar komponen.
3. Psikologi; Pengamatan, perhatian, sanggup konsentrasi serta memiliki dasar kemampuan
mengingat, berfikir sederhana dan memiliki sikap minat yang menunjang untuk belajar di
sekolah.
4. Sosial; Anak sudah tidak egosentrik lagi, anak mampu bergaul atau kerjasama dengan baik
dengan teman-teman serta dapat mengakui kewibawaan guru.
Dari keempat kematangan di atas persyaratan pertama yaitu kualifikasi matang fisik yang paling
mudah diperoleh. Karena pada umumnya setiap anak yang sunnah berumur 7 tahun itu secara
kodrat sudah mencapai kematangan tersebut.
Akan tetapi untuk ketiga kualifikasi lainnya yang menyangkut kualifikasi matang aspek mental
intelektual, psikologi dan sosial itu semuanya dicapai melalui proses belajar atau perkembangan.
Oleh karena itu efektifitas proses pematangan ketiga aspek tersebut sangat bergantung kepada
bantuan atau bimbingan pendidikan.
Di sinilah kiranya letak strategisnya posisi pendidikan TK karena dapat membantu proses
pematangan ketiga aspek perkembangan pribadi anak tersebut secara terprogram yang tidak
mungkin dapat dilakukan oleh orang tua di rumah.
Mengingat salah satu fungsi TK adalah menyiapkan para murid untuk melanjutkan pendidikan di
SD, demi keserasian TK dengan SD perlu ditinjau kembali kurikulum TK. Kurikulum yaitu
segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, di dalam kelas, di halaman sekolah,
maupun diluarnya atau segala kegiatan di bawah tanggung jawab sekolah yang mempengaruhi
anak dalam pendidikannya.
Kurikulum ini bertujuan untuk merubah tingkah laku anak didik dari tidak bisa menjadi bisa.
Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, kurikulum
pun mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Perubahan kurikulum itu ada karena disesuaikan
dengan situasi dan kondisi peserta didik saat ini.
Dari sinilah penulis mencoba untuk meneliti keadaan kurikulum saat ini relevansinya terhadap
perkembangan anak didik. Penulis mencoba menganalisa keadaan kurikulum Taman Kanak-
Kanak saat ini relevansinya dengan perkembangan Psikis anak di TK X.
Taman Kanak-Kanak Islam, TK X memasukkan pendidikan agama Islam sebagai salah satu
bidang pengembangan dalam PKB TK. Bidang-bidang pengembangan tersebut yang secara garis
besar meliputi aqidah, akhlak dan ibadah, merupakan dasar-dasar pendidikan agama yang
penting ditanamkan sejak dini. Karena dengan menanamkan nilai-nilai dasar agama sejak dini
akan sangat membantu terbentuknya sikap dan kepribadian anak kelak pada masa dewasa.

B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya salah pengertian terhadap skripsi ini, maka penting kiranya
penulis menegaskan istilah yang digunakan, yaitu:
1. Analisis : Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu serta
hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan.
2. Kurikulum
Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa kurikulum adalah perangkat mata
pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Kurikulum yang dimaksud di sini adalah kurikulum Taman Kanak- Kanak.
3. Perkembangan
Menurut Prof. Dr. Fj. Monk dalam buku psikologi pendidikan oleh H. Mustaqim dijelaskan
bahwa perkembangan ialah suatu proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu
organiasasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan proses pertumbuhan, kemasakan
dan belajar.
4. Psikis
Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa psikis adalah hal yang berkaitan dengan
jiwa manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga.
Jadi dari beberapa istilah di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan judul skripsi
ini adalah penguraian dan penelaahan perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga
pendidikan (kurikulum) relevansinya dengan perkembangan psikis anak di TK X.

C. Rumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang judul di atas, maka ada beberapa permasalahan yang menjadi pokok
kajian bagi penulis, yaitu:
1. Bagaimana muatan kurikulum Taman Kanak-Kanak ?
2. Bagaimana perkembangan psikis anak di TK X ?
3. Bagaimana relevansi kurikulum Taman Kanak-Kanak dengan perkembangan psikis anak di
TK X ?

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat


Berkaitan dengan berbagai permasalahan di atas, ada beberapa tujuan yang hendak dicapai,
antara lain:
1. Untuk mengetahui bagaimana muatan kurikulum Taman Kanak-kanak.
2. Untuk mengetahui perkembangan psikis anak di TK X.
3. Untuk mengetahui relevansi kurikulum TK dengan perkembangan psikis anak di TK X.

E. Kajian Pustaka
Sebagai acuan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa kajian pustaka sebagai dasar
berfikir. Beberapa kajian pustaka tersebut di antaranya adalah buku karangan Soemiarti
Parmonodewa dengan judul buku Pendidikan Anak Prasekolah, yang menjelaskan bahwa
pendidikan prasekolah adalah satu hal yang penting bagi kehidupan seorang anak. Karena pada
masa prasekolah merupakan saat yang tepat untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan
anak, termasuk perkembangan mental.
Dr. H. Syamsu LN, M.Pd, dalam bukunya Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja yang
menyebutkan bahwa pada usia prasekolah, perkembangan sosial anak sudah tampak jelas, karena
mereka sudah mulai bergaul aktif dengan lingkungan sekitarnya, baik dengan orang-orang
sekitarnya, maupun tata aturan yang ada. Dan semua buku yang berhubungan dengan skripsi
yang penulis buat dan yang dapat memberikan informasi atau data pendukung obyek penelitian.

F. Metode Penelitian
Dalam penulisan ini tergolong sebagai penelitian lapangan (Field Reseach). Oleh karena itu
obyek penelitiannya adalah berupa obyek di lapangan yang sekiranya mampu memberikan
informasi tentang kajian penelitian.
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan sebagai suatu prinsip dasar atau landasan yang digunakan untuk mengapresiasikan
sesuatu. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologis,
yaitu pendekatan yang berusaha memahami gagasan dan fenomena yang ada di lapangan melalui
analisis data hasil penelitian. Dengan analisis tersebut secara kritis penulis akan mengurai
tentang persoalan yang terjadi dalam proses penelitian. Dalam pandangan fenomenologis
berusaha memahami arti peristiwa dan kaitannya terhadap orang-orang yang biasa dalam situasi
tertentu.
2. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan kepada muatan kurikulum dan perkembangan mental anak di TK X.
Dalam perkembangan psikis anak ini yang ditekankan adalah aspek-aspek yang mempengaruhi
perkembangan psikis tersebut, diantaranya adalah aspek perkembangan sosial, aspek
perkembangan moral, aspek perkembangan intelektual dan aspek perkembangan spiritual.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data ini, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu:
a. Metode observasi, diartikan sebagai pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang
diselidiki. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang kondisi lokasi sekolah, sarana
dan prasarana serta proses belajar mengajar TK X. Metode observasi ini dilakukan dengan cara
pengamatan langsung. Hal-hal yang diamati adalah Proses Belajar Mengajar, interaksi guru
dengan anak di luar jam pelajaran, serta pengamatan kondisi peserta didik di dalam dan di luar
kelas.
Dalam metode observasi ini peneliti menggunakan lembaran observasi atau kisi-kisi panduan
observasi untuk mengetahui tingkat perkembangan psikis anak pada aspek perkembangan
intelektual anak. Hal ini bertujuan untuk membuktikan apakah hasil dalam observasi tersebut
sama apa yang dijelaskan dalam hasil belajar siswa (raport).
b. Metode Interviu atau Wawancara, yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang tujuan, sarana dan prasarana kegiatan
belajar mengajar dan keadaan siswa di TK X.
Interviu ini dilakukan kepada kepala sekolah TK X. Hal-hal yang diungkap dalam wawancara ini
dilakukan berdasarkan draf wawancara yang telah dibuat. Di samping itu juga peneliti
melakukan wawancara dengan guru kelas, yang dalam hal ini selalu berinteraksi dengan para
murid setiap harinya.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara mencari data tentang hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip, agenda, surat kabar, majalah dan sebagainya.
Metode yang dimaksud dalam penggunaan metode dokumentasi adalah dokumen-dokumen yang
ada di sekolah tersebut. Dengan metode ini penulis gunakan untuk menganalisa hasil belajar
siswa lewat buku tugas harian mereka dan hasil belajar siswa (raport). Sehingga dapat diketahui
sejauh mana perkembangan psikis peserta didik TK X.
Metode di atas diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penulis dalam perolehan data dan
informasi. Pemilihan metode di atas pun telah dipikirkan masak-masak sesuai dengan kebutuhan
penulisan.
4. Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori
dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan data.
Metode analisis adalah jalan yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah dengan
perincian terhadap objek yang diteliti atau cara penanganan terhadap suatu objek tertentu dengan
jalan memilah-milah antara pengertian satu dengan pengertian-pengertian yang lain, untuk
sekedar memperoleh kejelasan mengenai halnya.
Setelah data berhasil penulis kumpulkan, tahap selanjutnya adalah analisis data. Adapun yang
digunakan adalah metode analisis diskriptif kualitatif. Yaitu penelitian yang bermaksud untuk
membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam arti
penelitian ini adalah akumulasi data dasar dalam cara deskripsi semata-mata tidak perlu mencari
atau menerangkan saling hubungan, mentest hipotesis, membuat ramalan atau mendapatkan
makna implikasi. Tujuannya adalah untuk mencari informasi faktual yang mendetail yang
mencandra gejala yang ada.
Setelah data dan informasi selesai dianalisis, langkah terakhir penulis adalah penarikan
kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini dilakukan dengan membuat metaphor- metaphor pada
data, menghubungkan variabel satu dengan yang lain dan mengkonstruksi mata rantai logika
antara berbagai evidensi. Pekerjaan itu dikerjakan dengan metode induktif, karena berangkat dari
fakta-fakta khusus dan peristiwa-peristiwa kongkrit yang kemudian digeneralisir menjadi
kesimpulan yang bersifat umum. Jadi, penarikan kesimpulan dari data dan informasi yang sudah
dianalisis, dilakukan dengan menggunakan metode induktif.

Anda mungkin juga menyukai