Anda di halaman 1dari 2

PROFIL INDUSTRI PENGOLAHAN LIMBAH B3

Bapak Denis Simon, Managing Director PT. Wastec International


mengatakan saat ini jumlah industri yang mengolah limbah B3-nya
di PT. Wastec International, telah menjadi pelanggan tetap
berjumlah sebanyak 20 pelanggan, sementara itu klien yang
sifatnya insidentil/tidak
kontinyu berjumlah sebanyak 5
pelanggan.

PT. Wastec International adalah


merupakan industri jasa pengolahan limbah B3
yang relatif baru, dan berdiri sejak tahun 2004
yang berlokasi di Cilegon-Provinsi
Banten. Industri jasa ini mengolah jenis limbah
B3 padat, sludge, dan cair. Jenis sludge yang
diolah berasal dari IPAL (instalasi pengolahan
air limbah), dan Paint Sludge dari industri cat
dan farmasi.
Untuk limbah padat diolah dengan
teknologi insinerasi, dengan suhu mencapai
lebih dari 1200�C. Untuk mengurangi resiko lepasnya partikel limbah B3 ke media lingkungan PT.
Wastec International melakukan dengan cara partikel yang akan dilepas ke atmosfer, dimasukkan ke
dalam Cyclonic Scrubber, kemudian melalui proses pengendapan atau penyemprotan dengan air
sehingga partikel limbah B3 tersebut diharapkan tidak lepas ke lingkungan. Kemudian airnya
digunakan kembali (Reuse) untuk proses pengolahan. Abu yang dihasilkan dari proses insinerasi
(sekitar 1-3% dari jumlah limbah B3 yang diolah) dikirim ke PT. PPLi.
PT. Wastec International berupaya melakukan pengembangan instalasi pengolahan limbah
B3nya mengarah kepada 3R (reuse, recycle, dan recovery), sebagai contoh adalah kegiatan daur
ulang komponen PCB (Printed Circuit Board). Selain itu PT. Wastec International juga merupakan
industri pengolahan limbah B3 yang memiliki net prize sehingga pasar harus mengikuti harga yang
telah ditentukan. Untuk menekan biaya pengolahan limbah B3 perlu menerapkan
teknologi Recyclelimbah B3. Limbah-limbah B3 yang masih memiliki nilai jual dimanfaatkan
kembali sehingga harga pengolahan dapat ditekan.

PT. TEKNOTAMA LINGKUNGAN INTERNUSA: OLAH KUPRICLORIDA MENJADI


KOAGULAN

PT. Teknotama Lingkungan Internusa telah menerapkan


konsep 3R dalam visi pengelolaan limbah B3 sejak awal berdirinya,
demikian terungkap dalam wawancara yang dilakukan redaksi
dengan Ibu Elizabeth Santoso, PhD, Direktur Utama sekaligus
pemilik jasa pengolahan limbah B3 tersebut.
Pada umumnya jenis limbah B3 yang diolah di PT. Teknotama Lingkungan Internusa adalah
jenis limbah B3 cair. Salah satu hal yang menarik adalah limbah B3 Kupri Clorida
(CuCl2) yang berasal dari PCB, dengan teknologi oksidasi diubah menjadi FeCl2 (Fero Clorida).
Selanjutnya FeCL2 adalah merupakan koagulan untuk instalasi penjernihan air minum. Dalam istilah
air minum, FerroClorida lebih terkenal dengan istilah PAC. Kebutuhan PAC bagi PDAM di Indonesia
sangatlah tinggi sekali, mengingat instalasi penjernihan air yang ada umumnya menggunakan
teknologi dan proses yang konvensional, yaitu koagulasi-Flokulasi-Sedimentasi. PAC biasanya
digunakan untuk menggantikan tawas (aluminium sulfat), PAC sangat cocok digunakan pada air baku
yang pH-nya basa.

PT. Teknotama Lingkungan Internusa (PT. TLI) yang berdiri sejak tahun 1994 memiliki 20-30
pelanggan tetap. Jumlah limbah B3 yang diolah sekitar 1.500 ton/bulan. PT. TLI saat ini sedang
mengembangkan juga teknologi pemanfaatan fly ash dan bottom ash dengan sistem drymix untuk
memproduksi Conblock dan Paving Block, Oil Absorbent, dan Mortar.

PT. PPLi :
PIONIR INDUSTRI MODERN
PENGELOLAAN LIMBAH B3

PT. PPLI (Prasadha Pamunah


Limbah Industri) adalah merupakan
pionir dalam industri pengolahan
limbah B3 di Indonesia. PT. PPLi
telah beroperasi selama 14
tahun. Sejak tahun 2004, volume
dan jumlah limbah B3 yang diolah
di PT. PPLi meningkat
tajam, sebelum tahun 2004, rata-
rata masih dibawah 50.000 ton per
tahun, saat ini hampir mencapai
100.000 ton per tahun.

Penerimaan limbah B3 selama tahun 2006 selain dari limbah B3 yang berasal dari industri secara
regular juga berasal dari kegiatan Clean Up (remediasi), termasuk yang berasal dari hasil pengawasan
program PROPER. Limbah B3 yang diterima didominasi oleh industri kimia dan petrokimia,
sedangkan kurang dari 10% berasal dari sektor migas selain itu industri automotif, elektronik,
industri kertas, tekstil, farmasi dan kosmetik, logam dan non logam juga mengolah limbah B3-nya di
PT. PPLI.
Informasi yang disampaikan oleh PT. PPLI bahwa jumlah penerimaan limbah B3 pada tahun
2006 sedikit menurun dibandingkan tahun 2005, bila ditinjau dari sisi tonnasenya, tetapi dari sisi
volume mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa PT. PPLi mengalami peningkatan
volume limbah B3 cair dibandingkan pada tahun 2005, sebagaimana terungkap dari diskusi redaksi
dengan Pimpinan dari PT. PPLi pada tanggal 1 Maret 2007 yang lalu. Pada tahun 2006 jumlah klien
dari PT. PPLi berjumlah sekitar 600 perusahaan. Dari jumlah limbah B3 yang diterima, masing-
masing jenis pengolahan yang dilakukan antara lain:
� P-Chem dan Bioplant : (15%)
� Stabilization-Landfill : (70%)
� Recovery : (15%)
Disamping itu, PT, PPLi juga melakukan upaya pemanfaatan limbah B3, misalnya oli
bekas,solvent yang mengandung kalori setelah melalui proses �blending�, dan digunakan sebagai
alternatif bahan bakar di tanur semen (melalui uji pembakaran). Selain itu, limbah-limbah padat
yang juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku di tanur semen adalah fly ash, jenis spent
katalistertentu yang berbahan dasar Silica/Alumina.
PT. DONGWOO ENVIRONMENTAL INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai