d) Memisahkan antara opini dan fakta. Kita sering berfikir bahwa kita
mengetahui suatu masalah atau menganggap suatu penyebab itu
merupakan hal yang paling penting. Dalam hal ini Check Sheet akan
membuktikan opini kita apakah benar atau tidak.
Enam langkah untuk membuat Check Sheet ialah:
e) Menjumlahkan data yang telah dikumpulkan tersebut. Dalam hal ini kita
harus menjumlahkan banyaknya kejadian untuk setiap kategori yang akan
diukur.
” kenapa?”.
Para mahasiswa diluar kampus mereka pasti memiliki rutinitas lain yang
mungkin akan menyita waktu mereka, seperti harus bekerja part time untuk
membantu keuangan keluarga atau mungkin karena mereka merasa lebih
nyaman mengerjakan tugas pada saat waktu sudah mulai menipis. Beberapa
mahasiswa memiliki tipe seperti itu, mungkin sudah merupakan tradisi
seorang mahasiswa ataukah kebiasaan yang terbawa dari kecil seperti itu.
Jadi,
permasalahan pertama yang harus kita pecahkan adalah bagaimana
cara membagi waktu mahasiswa untuk mengutamakan menyelesaikan
tugas ketimbang menunggu waktu datang dan akhirnya melakukan
sistem SKS (Sistem Kebut Semalam).
SOLUSI
Solusi dari permasalahan :
- Lacak aktivitas anda.
- Membuat jadwal kegiatan.
- Tentukan skala prioritas.
- Membiasakan diri jangan menunda pekerjaan.
- Evaluasi penerapan secara bertahap.
2. PARETO DIAGRAM
• Diagram Pareto pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi dari Italia, bernama "Vilvredo
Pareto", pada tahun 1897 dan kemudian digunakan oleh Dr. M. Juran dalam bidang pengendalian mutu.
Alat bantu ini biasa digunakan untuk menganalisa suatu fenomena, agar dapat diketahui hal-hal yang
prioritas dari fenomena tersebut. Maka istilah PARETO biasanya identik dengan PRIORITY.
• Pada suatu diagram Pareto akan dapat diketahui, suatu faktor merupakan faktor yang paling prioritas
dibandingkan faktor-faktor (minimal 4 faktor) lainnya, karena faktor tersebut berada pada urutan
terdepan, terbanyak atau pun tertinggi pada deretan sejumlah faktor yang dianalisa.
• Melalui dua diagram Pareto yang diperbandingkan, akan dapat dilihat perubahan seluruh/sebagian faktor-
faktor yang sedang diteliti, pada kondisi yang berbeda.
• Diagram Pareto juga biasa digunakan untuk dapat menentukan"pangkal persoalan", berdasarkan analisa
yang massif, dengan mempertimbangkan beberapa sudut pandang. Misalnya : Ada 4 persoalan yang
dihadapi, yaitu A, B, C, D. Bila ditinjau dari frekuensi kejadian, ternyata persoalan C yang paling sering
terjadi, tetapi bila ditinjau dari akibatnya secara finansial, ternyata persoalan A yang paling merugikan bila
tidak segera diatasi, tetapi bila dilihat dari segi enerji yang terbuang, mungkin malah persoalan B yang
paling menonjol. Berdasarkan tinjauan-tinjauan inilah, kemudian dapat disimpulkan, manakah dari ke-
empat faktor itu, yang akan menjadi prioritas persoalan untuk ditindaklanjuti ?
Kasus Pengendalian Mutu di Medical
Center “SEHAT’i”
Dr. Frans Melik, Direktur Pengelola “M. C. SEHAT’i”,
baru-baru ini mengadakan survey melalui penyebaran
kuesioner, guna menganalisa faktor-faktor penyebab
pasien yang semakin menurun karena akibat
penurunan ini pendapatan M. C. SEHAT’i juga turun
sampai 20% dibandingkan dengan bulan yang sama
periode tahun lalu.
Penyebab KODE
Obat-obatan di apotek (Klinik) kurang
A
lengkap
Dokter ahli (spesialis) tidak lengkap B
• Meski sekelompok data memiliki standar mutu yang sama, tetapi bila penyebaran
data semakin melebar ke kiri atau ke kanan, maka dapat dikatakan bahwa mutu
hasil produksi pada kelompok tersebut kurang bermutu, sebaliknya, semakin
sempit sebaran data pada kiri dan kanan nilai tengah, maka hasil produksi dapat
dikatakan lebih bermutu, karena mendekati spect yang telah ditetapkan.
• Agar Histogram memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi hasil produksi,
perlu dilakukan pengolahan data yang akurat terlebih dulu, dimulai dari
pengumpulan data, tidak kurang dari 50 sampel, yaitu jumlah yang dianggap dapat
memenuhi populasi yang akan diamati.
• Pada pemanfaatannya, scatter diagram membutuhkan data berpasangan sebagai bahan baku
analisisnya, yaitu sekumpulan nilai x sebagai faktor yang independen berpasangan dengan
sekumpulan nilai y sebagai faktor dependen. Artinya, bahwa setiap nilai x yang didapatkan
memberi dampak pada nilai y.
• Melalui penggambaran data tersebut dalam scatter diagram, akan dapat dilakukan analisa
lebih lanjut, sejauhmana antara faktor x dan y memiliki korelasi, yang dalam hal ini
direpresentasikan sebagai nilai r (rho), yaitu nilai yang menunjukkan tingkat keeratan
hubungan antar faktor tersebut. Dikatakan kedua faktor itu berhubungan sangat erat bila
nilai rho mendekati angka + 1. Di samping itu, juga akan dapat disimpulkan kecenderungan
arah korelasi tersebut (positif atau negatif).
n X i Yi ( X i )( Yi )
b = 2
n xi ( xi ) 2
Analisis Koefisien Korelasi
Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui dan
mengukur kuat atau tidaknya hubungan variabel x
Terhadap variabel y.
Adapun rumus yang digunakan menurut
Sugiyono (2010:274) seperti dinyatakan
dibawah ini:
SULE 3 5 9 25 15
ANDRE 1 2 1 4 2
PARTO 3 3 9 9 9
WENDI 5 4 25 16 20
AZIZ 2 1 4 1 2
NUNUNG 2 2 4 4 4
OLGA 4 4 16 16 16
DENI 3 4 9 16 12
RAFFI 1 1 1 1 1
JESIKA 4 3 16 9 12
28 29 94 101 93
7. Control Chart
• Ini adalah sebuah alat bantu berupa grafik yang akan menggambarkan
stabilitas suatu proses kerja. Melalui gambaran tersebut akan dapat
dideteksi apakah proses tersebut berjalan baik (stabil) atau tidak ?
1. Mesin
2. Kesalahan Operator (Human Error)
3. Bahan baku yang Rusak atau Tidak sesuai Standar
BENTUK DASAR STATISTICAL QUALITY
CONTROL
80 UCL
60
CL
40
LCL
20
1. Ukuran Sampel
Ukuran sampel yang terlalu besar akan berpengaruh pada biaya, namun ukuran
sampel yang terlalu kecil dapat berakibat kerugian karena banyaknya produk
cacat yang diproduksi
2. Frekwensi Pengambilan Sampel
U/ menentukan frekwensi pengambilan sampel yang tepat, harus
dipertimbangkan faktor2 : Biaya pengambilan sampel,kerugian
karena membiarkan proses bekerja dalam keadaan tak
terkendali, tingkat produksi dan probabilitas pergeseran proses
akan terjadi.
3. Batas-Batas Pengendalian Sigma (3-sigma,2-sigma dan 1-sigma)
Batas pengendalian sigma adalah lebar batas pengendalian
berbanding terbalik dengan ukuran sampel(n) untuk kelipatan
sigma tertentu.
Semakin besar kelipatan sigma berarti semakin longgar batas
pengendalian dan semakin kecil kelipatan sigma berarti semakin
sempit batas pengendalian
TIPE PENGENDALIAN VARIABEL
JENIS
NO KETERANGAN CATATAN
CHART
Satu peta yang menunjukkan jumlah cacat, dalam Biasanya tidak
1 P pengambilan sampel (Ukuran subgrup/n) yang digunakan secara
tidak sama bersama karena peta
p dan np
Satu peta yang menunjukkan jumlah cacat, dalam menunjukkan kedua
pengambilan sampel (Ukuran subgrup/n) yang karakteristik rata-rata
2 Np sama dan dispersi proses
produksi
N JENIS
KETERANGAN CATATAN
O CHART
Satu peta yang menunjukkan Menghitung cacat dengan cara
jumlah cacat, dalam pengambilan satu produk jika ada 1 cacat
1 P
sampel (Ukuran subgrup/n) yang dianggap cacat
tidak sama
Satu peta yang menunjukkan
jumlah cacat, dalam pengambilan
2 Np sampel (Ukuran subgrup/n) yang
sama
1. Kumpulkan data.
2. Masukkan data dalam subgrup
3. Catat data pada lembar data.
4. Carilah rata-rata x.
5. Carilah Kisaran R.
6. Carilah rata-rata keseluruhan untuk X
7. Hitung nilai rata-rata kisaran R
8. Hitung garis batas kendali.
9. Susunlah peta kendali
10. Gambar titik x dan R untuk setiap subgrup pada garis vertikal yang
sama
11. Tulislah ke dalamnya informasi yang diperlukan.
PENGENDALIAN KUALITAS
VARIABEL ATRIBUT
x1 X 2 ..... xn m m
x
n D i p i
p i 1
i 1
m mn m
xi
x i 1
m UCL p 3 p (1 p ) / n
UCL x A2 R
UCL p 3 p (1 p) / n
LCL x A2 R
CL p
CL x
LANJUTAN RUMUS.......................................
VARIABEL ATRIBUT
Grafik pengendalian variabel : Grafik Pengendalian Sifat:
2. R – CHART 2. C - Chart
n
R Rmax Rmin ci
m c i 1
Ri n
R i 1
m UCL c 3 c
UCL RD4
LCL RD3 UCL c 3 c
CL R CL c
LANJUTAN RUMUS.......................................
VARIABEL ATRIBUT
Grafik Pengendalian Sifat:
3. U- Chart
n
ui
u i 1
n
UCL u 3 u / n
UCL u 3 u / n
CL u
X-R CHART
SUB
6.00 10.00 14.00 18.00 22.00 X RATA2 R
GROUP
1 14.0 12.6 13.2 13.1 12.1
2 13.2 13.3 12.7 13.4 12.1
3 13.5 12.8 13.0 12.8 12.4
4 13.9 12.4 13.3 13.1 13.2
5 13.0 13.0 12.2 12.2 13.3
6 13.7 12.0 12.5 12.4 12.4
7 13.9 12.1 12.7 13.4 13.0
8 13.4 13.6 13.0 12.4 13.5
9 14.4 12.4 12.2 12.4 12.5
10 13.3 12.4 12.6 12.9 12.8
11 13.3 12.8 13.0 13.0 13.1
12 13.6 12.5 13.3 13.5 12.8
13 13.4 13.3 12.0 13.0 13.1
SUB
6.00 10.00 14.00 18.00 22.00 X RATA2 R
GROUP
14 13.9 13.1 13.5 12.6 12.8
15 14.2 12.7 12.9 12.9 12.5
16 13.6 12.6 12.4 12.5 12.2
17 14.0 13.2 12.4 13.0 13.0
18 13.1 12.9 13.5 12.3 12.8
19 14.6 13.7 13.4 12.2 12.5
20 13.9 13.0 13.0 13.2 12.6
21 13.3 12.7 12.6 12.8 12.7
22 13.9 12.4 12.7 12.4 12.8
23 13.2 12.3 12.6 13.1 12.7
24 13.2 12.8 12.8 12.3 12.6
25 13.3 12.8 12.0 12.3 12.2
P-CHART
UKURAN PERSEN CACAT P
SUBGROUP PERSEN CACAT P
SUB GROUP (%)
NO (Pn)
(N)
1 115 15
2 220 18
3 210 23
4 220 22
5 220 18
6 255 15
7 440 44
8 365 47
9 255 13
10 300 33
11 280 42
12 330 46
13 320 38
UKURAN SUB
SUBGROUP PERSEN CACAT P PERSEN CACAT P
GROUP
NO (Pn) (%)
(n)
14 225 29
15 290 26
16 170 17
17 65 5
18 100 7
19 135 14
20 280 36
21 250 25
22 220 24
23 220 20
24 220 15
25 220 18
PN-CHART
UKURAN JUMLAH UKURAN JUMLAH
SUBGROUP SUBGROUP
SUBGROUP CACAT SUBGROUP CACAT
NO NO
(n) (pn) (n) (pn)
1 1 11 2
2 6 12 1
3 5 13 3
4 5 14 1
5 4 15 4
100 100
6 3 16 5
7 2 17 4
8 2 18 1
9 4 19 6
10 6 20 15
PN-CHART
SUBGROUP UKURAN SUBGROUP JUMLAH CACAT
NO (n) (pn)
21 12
22 6
23 3
24 4
25 3
100
26 3
27 2
28 5
29 7
30 4
C -HART
SAMPEL JUMLAH CACAT SAMPEL JUMLAH CACAT
1 7 11 6
2 5 12 3
3 3 13 2
4 4 14 7
5 3 15 2
6 8 16 4
7 2 17 7
8 3 18 4
9 4 19 2
10 3 20 3
U-CHART
Nomor Sampel Ukuran Sampel (n) Jum. Ketidaksesuaian Keseluruhan (c)
1 10 10
2 10 14
3 10 20
4 10 16
5 10 12
6 10 24
7 10 22
8 10 14
9 10 10
10 10 18
11 10 30
12 10 20
13 10 14
14 10 22
15 10 32
16 10 20
17 10 28
18 10 16
19 10 24
20 10 20
Bagaimana memilih QC Tools dengan tepat ?
• Semua jenis QC Tools adalah alat yang mampu memberikan hasil analisa
yang optimum bila digunakan dengan tepat. Tetapi, yang seringkali
menjadi persoalan sesungguhnya adalah ketidakmampuan Pengguna
dalam memilih dan menentukan alat bantu yang tepat dan sesuai dengan
problem yang sedang dihadapinya.
• Kunci ketepatan dalam memilih adalah terletak pada pemahaman yang
mendalam tentang karakteristik masing-masing alat bantu (QC Tools)
tersebut. Sebagai contoh kasus adalah penggunaan Pareto Diagram
sebagai alat bantu untuk menganalisa faktor-faktor prioritas. Agar Pareto
Diagram dapat memberikan hasil yang optimum, maka dalam menyajikan
data, sebaiknya berdasarkan pada peninjauan dari berbagai sudut
pandang, misalnya : data frekuensi kejadian, data jumlah cacat produk,
data down time, data kerugian dan lain sebagainya. Berdasarkan
perbandingan faktor prioritas untuk masing-masing data tersebut, akan
bisa diperoleh faktor yang benar-benar utama melalui analisa Pareto,
dengan demikian Pareto diagram menjadi lebih bermanfaat dengan
ditambahkannya Analisa Pareto dalam menentukan faktor prioritas.