Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas tengah smester genap mata
hal tentang pendidikan dimana seorang guru atau yang lebih dikenal sebagai
pentransferan ilmu saja, akan tetapi guru juga mendidik anak sehingga akan
terlahir para generasi penerus yang unggul dalam ilmu pengetahuan setra
berprilaku yang sesuai dengan syareat islam. Penulis juga memaparkan tugas-
tugas para pendidik yang tertera dalam kitab Ihya Ulumuddin karangan Imam Al-
Ghazali.
memberikan bantuan baik ide maupun saran sehingga penggarapan makalah ini
bisa berjalan lancar serta selesai tepat waktu. Secara husus penulis sampaikan
ucapan terimakasih kepada Bpk, Drs. Akhwan Nuri selaku dosen mata kuliah
penyelesaian makalah ini, semuga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT dan
dengan karya tulis ini yang masih banyak kekurangan, maka dari itu penulis
mengharap kitik dan saran sehinga penulis bisa menyempurnakan karya ilmiah ini
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam membentuk pola pikir serta prilaku anak bangsa. Ketika berbica masalah
pendidikan yang bagus, barkaitan dengan itu perlu di sadari bahwa pendidikan di
Indonesia masih jauh dari kesempurnaan dan sistem pendidikan yang berkembang
selama ini mau tak mau harus dipertanyakan dan diperiksa dan diteliti kembali
secara lebih teliti. Seperti kata Prof. Nyoman Dantes, Rektor IKIPN Singaraja,
sebagai lembaga pendidikan formal. ada sesuatu yang hilang, sesuatu yang
aktivitas pendidikan. Adapun peranan guru yang telah ada belum mencerminkan
Undang-undang No.20 tahun 2003 yaitu guru disebutkan sebagai pendidik, bukan
sebagai pengajar. Yang artinya guru bukan hanya mentransfer ilmu kepada anak
akan tetapi haruslah mampu mendidik yaitu mengajar serta memberikan nilai-nilai
agar anak didiknya menjadi siswa yang handal dalam ilmu pengetahuan dan
memiliki kepribadian yang baik dan tidak menyimpang dari norma yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
secara Islami dalam satu situasi pendidikan Islam untuk mencapai tujuan yang
Walaupun pandangan dari paham teacher centered pada umumnya, tidak diterima,
berlangsung.
Imam Al-Ghazali seorang ahli pendidik Islam juga memandang bahwa pendidik
dan atsar.
Nabi saw. bersabda : "Barang siapa mempelajari satu bab dari ilmu untuk
siddiq (orang yang selalu benar, membenarkan Nabi, seperti Abu Bakar Siddiq)."
Nabi Isa as. bersabda : "Barang siapa berilmu dan beramal serta mengajar,
bawakan kepada saudaramu muslim, engkau ajari dia. Perbuatan yang demikian
malaikat-Nya, isi langit dan bumi hingga semut yang ada di dalam lubang dan
ikan di dalam laut, semuanya berdo'a kebajikan kepada orang yang mengajarkan
manusia."
saudaranya, yang lebih utama daripada kabar yang baik yang disampaikannya,
Nabi saw. bersabda : "Sepatah kata kebajikan yang didengar oleh seorang
muslim lalu diajarkannya dan diamalkannya adalah lebih baik baginya daripada
ibadah setahun."
Pada suatu hari Rasulullah keluar berjalan-jalan, lalu beliau melihat dua majelis.
Majelis yang satu berdo'a kepada Allah dengan sepenuh hati. Sedangkan majelis
yang satunya lagi mengajar manusia. Maka nabi saw. bersabda : "Adapun mereka
itu memohon kepada Allah swt, jika dikehendaki-Nya maka dikabulkan-Nya, jika
tidak maka ditolak-Nya. Sedangkan mereka yang satu majelis lagi, mengajarkan
manusia dan aku ini diutus untuk mengajar. Kemudian nabi saw menoleh ke
Umar ra. berkata : "Barang siapa mengajarkan suatu hadits, lalu diamalkan
orang, maka baginya pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang yang
mengamalkannya."
Ibnu Abbas ra. berkata : "Orang yang mengajar kebajikan kepada orang banyak,
diminta ampunkan dosanya oleh segala sesuatu termasuk oleh ikan di dalam
laut."
beliau berkata :
seorang besar di semua kerajaan langit. Dia seperti matahari yang menerangi
alam-alam yang lain, dia mempunyai cahaya dalam dirinya, dan dia seperti
minyak wangi yang mewangikan orang lain, karena ia memang wangi. Barang
siapa yang memiliki pekerjaan mengajar, ia telah memilih pekerjaan yang besar
dan penting. Maka dari itu, hendaklah ia mengajar tingkah lakunya dan
kewajiban-kewajibannya."
"Mulia dan tidaknya pekerjaan itu diukur dengan apa yang dikerjakan. Pandai
emas lebih mulia dari penyamak kulit, karena tukang emas mengolah emas satu
Guru mengolah manusia yang dianggap makhluk yang paling mulia dari seluruh
mengolah manusia tersebut. Bukan itu saja keutamannya, guru mengolah bagian
yang mulia dari antara anggota-anggota manusia, yaitu akal dan jiwa dalam
semata."
Dengan adanya seruan dari Allah dan perintah untuk melaksanakan pekerjaan
Karena itu kita saksikan mereka tunaikan pekerjaan itu dengan penuh
jika dibandingkan dengan pekerjaan lain yang gajinya lebih tinggi ataupun jika
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rosul di antara
Jumu’ah :2)
pendidikan. Mendidik dan mengajar sering diartikan sama adalah proses transfer
ilmu dari seorang guru terhadap anak didiknya. Pengertiaan seperti ini akan
berdampak pada tugas guru dan kualitas lulusan yang dihasilkan, guru terkadang
sudah merasa sudah melakukan tugas sebagai pendidik padahal kegiatan yang
tipis, secara sederhana dapat dikatakan mengajar yang baik adalah mendidik.
Dengan kata lain mendidik dapat menggunakan proses mengajar sebagai sarana
dengan nilai-nilai absolut (sesuai syariat) dan nilai-nilai nisbi yang berlaku di
lingkungan masyarakat dan bangsa bagi anak didik adalah kegiatan mendidik.
dan keahlian tertentu yang berlangsung bagi semua manusia pada semua usia.
tapi anak tersebut tidak penuh perhitungan dalam segala tindakannya, maka
Tidak setiap guru mampu mendidik walaupun ia pandai mengajar, untuk menjadi
pendidik guru tidak cukup menguasai materi dan keterampilan mengajar saja,
dengan ajaran agama dan norma-norma dalam masyarakat. Guru yang demikian
dapat juga dikatakan pendidik yang berdakwa berbasis pendidikan, hal ini sesuai
Jumu’ah ayat 2.
Dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, kerap kali guru merasa jenuh
dan bosan apalagi jika usaha keras yang dilakukannya tidak membuahkan hasil
yang diharapkan, hasil belajar siswa kurang baik dan keperibadiaan siswapun
tidak mencerminkan akhlak yang mulia. Apa yang salah dalam diri guru, sebagai
langkah untuk mengantisipasi hal tersebut guru dapat menjadikan modal berikut
dalam pembelajaran; (1). Rasa kasih sayang yang tulus dari pendidik pada anak
didik untuk menjadi dirinya sendiri. (3).Keteladanan dalam arti selalu tampil
dalam pikiran, perasaan, sikap dan perilaku sesuai dengan syari’at, dalam arti satu
berikut:
pendekataan da’awi , Insya Allah guru akan menjadi pendidik yang mampu
Menurut Al-Ghazali, tugas pendidik yang paling utama dari seorang pendidik
manusia untuk bertaqarrub kepada Allah. Sehingga inti dari pengajaran adalah
perbaikan moral dan taqwa bagi diri individu atau kesalehan individual yang
argumentasinya bahwa profesi pendidik merupakan tugas paling utama dan mulia.
والمعلم متصرف فى قلوب البشر ونفوسهم وأشرف موجود على الرض جنس
النس وأشرف جزء من جواهر النسان قلبه والمعلم مشتغل بتكميله وتجليته
وتطهيره وسياقته إلى القرب من الله عز وجل فتعليم العلم من وجه عبادة الله
تعالى ومن وجه خلفة الله تعالى وهو من أجل خلغة الله تعالى فإن الله تعالى قد
فتح على قلب العالم العلم الذي هو أخص صفاته فهو كالخازن لنفس خزائنه ثم
هو مأذون له فى النفاق منه على كل محتاج إليه فأي رتبة أجل من كون العبد
سبحانه ويبن خلقه فى تقربهم إلى الله تعالى زلفى وسياقهم إلى. واسطة بين ربه
الجنة المأوى
Pendidik itu mengurus tentang hati dan jiwa manusia. Sedangkan makhluk
(Allah) yang paling utama di atas bumi adalah manusia. Bagian manusia yang
SWT. Mengajarkan ilmu itu di satu sisi adalah ibadah kepada Allah Ta,ala. Dan di
sisi lain merupakan tugas kekhalifahaan Allah. Sebab Allah telah membukakan
hati seorang alim untuk menerima suatu pengetahuan yang mana ilmu itu adalah
dari padanya kepada setiap orang yang membutuhkannya. Maka derajat mana
yang lebih tinggi dari seorang hamba yang menjadi perantara antara Tuhannya
yang Maha Suci dengan makhluk-Nya dalam mendekatkan mereka kepada Allah
tinggal.
فأشرف هذاه الصناعة بعد النبوة الربع إفادة العلم وتهذ يب النفوس الناس عن
الخلق المذمومة المهلكة وإرشادهم إلى الخلق المحمودة المسعدة وهو المرد
بالتعليم
Yang mulia dari pekerjaan-pekerjaan yang empat ini adalah memfaidahkan ilmu
dan membersihkan jiwa manusia dari perangai tercela dan membinasakan, lalu
menunjukkan mereka kepada perangai (akhlak) yang terpuji dan menjadikan
…ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar)
فلو نفر من كل فرقة منهم طآئفة ليتفقهوا فى الدين ولينذروا قومهم إذا رجعوا
(Maka mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa
Posisi pendidik yang sangat mulia itu sebagai konsekuensi atas posisi strategis
aktifitasnya sebagai pendidik. Hal ini tersirat dari ungkapannya: “aku ingin
memperbaiki diriku, juga orang lain, tetapi aku tidak tahu apakah aku akan sampai
pada keinginanku atau ajal dahulu menjemputku sebelum tujuanku itu tercapai.
Namun, aku yakin tidak ada daya dan keuatan kecuali karena Allah, yang Maha
Tinggi, Maha Perkasa, dan semua itu bukan hasil jerih payahku, tetapi karena-Nya
semata; dan bahwa bukan aku yang melakukannya, tetapi Dialah yang
melakukannya melalui diriku. Maka aku memohon kepada-Nya, pertama, untuk
menjauhinya”.
1. Pendidik harus mepunyai sifat kasih sayang terhadap anak didik serta
2. Pendidik harus mampu memberi nasehat yang baik kepada anak didik.
Nasehat ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Seperti, pendidik harus
Allah.
bentuk nasehat ini dilakukan dengan cara yang halus dan tidak melukai
perasaan. Hal ini untuk menjaga kestabilan emosi mereka dalam kerangka
proses belajar.
sikap apriori terhadap disiplin ilmu yang lain. Hal ini diperlukan untuk
“bahasa” mereka agar proses belajar dapat berjalan dengan baik dan tepat
نحن معاشر النبيآء أمرنا أن أنزل الناس منازلهم ونكلمهم على قدر عقولهم
kedudukan mereka, dan berbicara kepada mereka menurut kadar akal mereka)
ما أحد يحدث قوما بحديث ل تبلغه عقولهم إل كان فتنة على بعضهم
(Tidaklah seseorang itu berbicara kepada suatu akaum dengan suatu pembicaraan
diberi materi ilmu praktis, tanpa argumentasi yang ‘berat’ dan melelahkan.
agama Islam, pada intinya terkait dengar aspek personal yang menyangkut pribadi
guru itu sendiri, aspek profesional menyangkut peran profesi guru sebagai tenaga
antara pendidik dan peserta didik baik langsung maupun tidak langsung,
agama Islam, seperti sikap tolong menolong, gotong royong, toleransi, dan
Dari uraian di atas tampak bahwa berat tugas dan tanggung jawab seorang
pendidik. Jika kita amati, barang kali jarang dijumpai seorang pendidik yang
adalah lewat lembaga pendidikan Islam, khusunya yang mengarah pada profesi
ilmu-ilmu atau teori-teori yang datangnya dari barat, seperti karya Thorndike,
Maslow, John Dewey, dan lain-lain. Padahal kalau kita perhatikan teori-teori yang
Memang tidak ada salahnya kita kenal tokoh-tokoh pendidik Barat dan
dengan tokoh-tokoh pendidikan Barat. Lebih jauh dari itu, para tokoh-tokoh
dengan tugas dan fungsinya sebagai abdillah dan khalifah di bumi, sehingga tidak
PENUTUP
A. Kesimpulan
pendidikan dan pengajaran sangatlah di anjurkan bagi para pendidik untuk selalu
rela hati mengjarkan ilmunya kepada peseta didik, Karena islam menganjurkan
bahkan mewajibkan bagi setiap orang yang berilmu untuk senantiasa mengajarkan
ilmunya, dan dengan mengjarkan ilmunya maka akan bertambah pula ilmu yang
mengajarkan.
. Tugas guru dalam mendidik haruslah mampu memenuhi beberapa criteria yaitu:
diberi materi ilmu praktis, tanpa argumentasi yang ‘berat’ dan melelahkan.
keilmuannya.
1. Kompetensi personal-religus.
2. Kompetensi sosial-religius.
3. Kompetensi professional-religius.