Anda di halaman 1dari 54

KELOMPOK B8

PEMICU

C, seorang wanita berusia 42 tahun, datang kem praktek dengan


keluhan utama berat badan menurn sejak 3 bulan terakhir, padahal
dia makan lebih banyak dari kebiasaannya, disertai badan lemah
dan mudah lelah. Berat badan C sebelim ini biasanya 80-85kg
dengan tinggi badan 160cm. Selain itu, C juga mrngeluh sering BAK.
Dari amnesis diketahu bahawa c pernah melahirkan anak dengan
berat badan (BBL) 4,8kg.

Dari pemeriksaan darah diperolehi darah dan urin rutin: Normal


Gula darah sewaktu 210 mg/Dl
Identifikasi masalah
• Wanita C mengalami berat badan menurun sejak 3
bulan terakhir,padahal dia makan banyak dari
biasanya,di sertai badan lemah.
• Gula darah sewakru 210 mg/dl
• Cpernah melahirkan anak dengan BBL 4,8kg

Hipotesa
• Wanita C mengidap penyakit DM tipe 2

Analisa masalah
• Adanya simtom klasik DM.
Learnig Issue
• Pengertian DM dan tipe-tipenya
• Penyebab DM
• Hormon yang mempengaruhi metabolisme glucosa di
dalam tubuh& sekresi insulin dan cara kerjanya
• Penatalaksanaan non farmakologi& farmakologi
• Komplikasi DM
• Gejala-gejala DM
• Patogenesis mekanisme penurunan BB
• Patomekanisme terjadinya resistensi insulin& hubungan
dengan Obes
• Pemeriksaan fisik penderita DM& pemeriksaan
penunjangan Lab
PENGERTIAN DM DAN JENIS-JENISnya

Diabetes mellitus,berasal dari bahasa Yunani: διαβαίνειν,


diabaínein, tembus atau pancuran air bahasa Latin:
mellitus, rasa manis. yang juga dikenal di Indonesia dengan
istilah penyakit kencing gula adalah kelainan metabolis
yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan simtoma
berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari:
• defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau
keduanya.
• defisiensi transporter glukosa.
• atau keduanya.
JENIS-JENIS DM
• Diabetes Tipe 1
Diabetes mellitus tipe 1 adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin
dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau2
Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa

• Diabetes Tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan
oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan
metabolisme

• Gestational DM
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa
berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah
penderita perlu mendapat insulin atau tidak
Penyebab DM

Pada umur penyakit diabetes ini ditemukan di daerah perkataan. Banyak yang
mengangap bahawa penyakit diabetes ini adalah penyakit keturunan padadhal dari
sejumlah penderita DM ini sangat sedikit yang tercatat karean disebabkan oleh faktor
keturunan. DM pada umurnya diakibatkan oleh konsumsi makanan yg tidak terkontrol
atau sebagai effect samping dari pemakaian obat obat tertentu..
Berikut adalah faktor yang menyebabkan seseorang terkena diabetes:
A) Faktor keturunan
B) Kegemukan/obesitas biasanya terjadi pada usia > 40 tahun
C) Tekanan darah tinggi
D) Angka trigliserida yg tinggi
E) Level Kolesterol yg tinggi
F) Gaya hidup modern yg cenderung mengkonsumsi makanan instant
G) Merokok & Stress
H) Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat
I) Kerusakan pada sel pankereas
Hormon yang Berperan dalam
Metabolisme
• 1. Insulin
• 2. Glukagon
• 3. Epinefrin
• 4. Cathecolamin
• 5. Growth Hormone
• 6. Tiroid
• Dari hormon-hormon tersebut hanya insulin
yang berperan dalam proses anabolik
sedangkan glukagon, epinefrin, tiroid dll
berperan dalam proses katabolik.
• Insulin berfungsi sebagai hormon anabolik
dengan membantu memasukkan glukosa
kedalam sel yang kemudian akan digunakan
untuk glikolisis dan glikogenesis.
• Glukagon dan epinefrin berfungsi sebagai
hormon katabolik yang bekerja ketika kadar
gula darah rendah.
• Hal ini dilakukan dengan proses glikolisis dan
mencegah terjadinya proses glikogenesis
• Inhibisi glikogenesis:
1. Glukagon dan epinefrin

Adenylate cyclase Adenylate cyclase


(inaktif) (aktif)
• 2. Adenylate cyclase

• ATP cAMP

Protein kinase Protein kinase


(inaktif) (aktif)
• 3. Protein kinase

• Glikogen Glikogen
sintase a sintase b
(aktif) (inaktif)
• Exhibit glikogenolisis
1. Glukagon dan epinefrin

Adenylate cyclase Adenylate cyclase


(inaktif) (aktif)
2. Adenylate cyclase

ATP cAMP

Protein kinase Protein kinase


(inaktif) (aktif)
3. Protein kinase

Phosphorilase Phosphorilase
kinase kinase
(inaktif) (aktif)
• Phosphorilase kinase

Glikogen Glikogen
phosphorilase a phosphorilase b
(inaktif) (aktif)
Insulin
• Insulin adalah hormon yang berfungsi untuk
memasukkan glukosa kedalam sel.
• Cara kerja insulin adalah mengurangi glukosa
dalam darah , menghambat glikogenolisis,
glukoneogenesis, glikogenesis ↑
Cara sekresi insulin
Cara sekresi insulin
• Glukosa masuk kedalam sel pancreas yang
diangkut oleh Glut-2
• Glukosa → glikolisis → ATP
• ATP merangsang tertutupnya kanal Kalium
• Depolarisasi
• Terbukanya kanal Ca dan Ca masuk dari luar
kedalam sel
• Ca merangsang vesikel insulin berendositosis
Cara kerja Insulin

α
α β

p p
MITOGENIK
METABOLIK
GLUT 4

MAP Kinase PI-3K

Sintesis lemak, protein, glikogen &


Pertumbuhan, proliferasi sel, expresi gen
proliferasi sel
Cara kerja insulin
• Insulin + reseptor α mengaktifkan reseptor β
untuk mengaktifkan fosforilasi
• Fosforilasi yang terjadi ada 2, yaitu :
• Mitogenik : pertumbuhan, proliferasi sel ,
expresi gen
• Metabolik : sintesis lemak, prot, glikogen ,
kelangsungan hidup dan proliferasi sel, dan
vesikle GLUT - 4
Manajemen DM
Penatalaksanaan DM terdiri dari:
1. Terapi non farmakologis
a. Edukasi berbagai masalah yang berkaitan
dengan penyakit diabetes yang dilakukan
secara terus menerus.
b. Perubahan gaya hidup (Lifestyle
management)
- Pengaturan pola makan (terapi gizi medis)
- Meningkatkan aktivitas jasmani
2. Terapi farmakologis
a. Pemberian obat anti diabetes oral
b. Injeksi insulin
Terapi farmakologis pada prinsipnya diberikan jika
penerapan terapi non farmakologis yang telah
dilakukan tidak dapat mengendalikan kadar
glukosa darah.
Pemberian terapi farmakologis tetap tidak
meninggalkan terapin non farmakologis yang
telah diterapkan sebelumnya.
Terapi Gizi Medis
• Tujuan
Untuk mencapai dan mempertahankan:
1. Kadar glukosa darah mendekati normal
 glukosa puasa berkisar 90-130mg/dl
 glukosa darah 2 jam setelah makan <180 mg/dl
2. Tekanan darah <130/80 mmHg
3. Profil lipid
 kolesterol LDL < 100 mg/dl
 kolesterol HDL > 40 mg/dl
 TG <150 mg/dl
4. Berat badan senormal mungkin
Jenis bahan makanan yang dianjurkan:
• Protein : 15–20% dari total kalori/hari (10%
untuk penderita nephropathy)
• Lemak jenuh : maks 10% dari total kalori/hari
(LDL ≥ 100 mg/dl: maks 7%)
• asupan asam lemak tidak jenuh rantai
panjang maks 10% dari asupan kalori/hari
• Karbohidrat : 60–70% dari total kalori/hari
• Serat : 20–35 g/hari
• Kolesterol : <300 mg/hari (LDL ≥ 100 mg/dl:
maks kolesterol 200mg/hari)
• Batasi asupan asam lemak bentuk trans.
Farmakoterapi pada DM Tipe 2
Golongan Sekretagok Insulin
• Sulfonylureas
• Repaglinide
• Nateglinide
Golongan Insulin Sensitizing
• Biguanides
• Thiazolidinediones
Penghambat Alfa Glukosidase
• Acarbose
• Mekanisme kerja Sulfonylurea
Bila sulfonilurea terikat pada reseptor (SUR)
channel K akan terjadi penutupan. Keadaan ini
akan menyebabkan terjadinya penurunan
permeabilitas K pada membran sel beta,
terjadi depolarisasi membran dan membuka
channel Ca tergantung voltase, dan
menyebabkan peningkatan Ca intrasel. Ion Ca
akan terikat pada calmodulin dan
menyebabkan eksositosis granul yang
mengandung insulin.
Mekanisme Kerja Sulfonylureas

Sulfonylureas
GLUT2 Na+
K+ -
Na+ KIR K+
K+
Vm
K
+

Ca2+ -
Pancreatic Ca2+
Voltage-gated
ß cell Ca2+ channel
Ca2+

Insulin granules
Sulfonylureas Generasi Pertama
Name Daily Max daily Doses/day
dose dose
range (mg/day)
Tolbutamide* 500-3000 3000 2-3
Chlorpropamide 100-500 500 1
Tolazamide * 100-1000 1000 1-2
Acetohexamide* 250-1500 1500 1-2

*not available
Sulfonylureas Generasi Kedua
Name Daily Max daily Doses/day
dose dose
range (mg/day)
(mg/day)
Glibenclamide 1.25- 20 1-2
Glipizide 2.50 40 1-2
Glipizide XL 2.5-40 20 1
Gliclazide 5-20 320 1-2
Glimepiride 40-320 8 1
4-8
• Efek Samping dan Kontraindikasi SU
Hipoglikemi merupakan efek samping
terpenting dari SU terutama bila asupan pasien
tidak adekuat. Obat SU dengan masa kerja
panjang sebaiknya tidak dipakai pada usia
lanjut.
Pemakaiannya dikontraindikasikan pada DM
tipe 1, hipersensitif terhadap sulfa, hamil dan
menyusui.
• Biguanid
yang banyak dipakai adlh metformin.
Metformin menurunkan glukosa darah
melalui pengaruhnya terhadap kerja insulin
pd tingkat seluler, distal reseptor dan
menurunkan produksi glukosa hati. Dan juga
meningkatkan pemakaian gula oleh sel usus.
Efek samping: asidosis laktat (gangguan fungsi
ginjal yang berat), mengganggu absorpsi
vitamin B12.
Thiazolidinediones menurunkan resistensi insulin
Insulin Glucose
Transloca
t io n
Insulin
receptor

Synthesis GLUT 4
PPARg + RXR mRNA
D
D
TAZV

TZ

PPRE transcription
promoter Coding reg
Muscle
Cells

Modified from Howard L. Foyt et al. Thiazolidinediones. Diabetes Mellitus: a Fundamental and Clinical Text, 2 nd Ed.
• Acarbose
Acarbose hampir tidak diabsorpsi dan bekerja secara lokal
pada saluran pencernaan.
Obat ini memperlambat pemecahan dan penyerapan
karbohidrat kompleks dengan menghambat enzim alpha
glukosidase yang terdapat pada dinding eritrosit yang
terletak pada bagian proksimal usus halus. Hasil akhirnya
adalah penurunan glukosa darah post prandial.
Efek samping: akibat maldigesi karbohidrat akan berupa
gejala gastrointetinal spt; meteorismus,flatulence dan
diare.
Kontraindikasi: pada kondisi irritable bowel syndrome,
obstruksi sal cerna, sirosis hati dan gangguan fungsi ginjal.
Penggunaan klinik Insulin

• Diabetes mellitus Tipe 1


• Diabetes mellitus Tipe 2 yang tidak
terkontrol dengan farmakoterapi per oral
• Gestational diabetes
• Hipergliklemia yang darurat
• Pasien total pancreatectomy
• Hiperglikemia akut atau kronik
Lokasi penyuntikan insulin yang dianjurkan
• Perut : absorpsi cepat
• Lengan : absorpsi sedang
• Paha : absorpsi lambat
• Gluteus : absorpsi lambat

Contoh peta penyuntikan insulin selama 1 tahun


pada penderita DM tipe 1

39
KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS

* KRONIK : A. MIKROVASKULAR : - RETINOPATHY


- NEPHROPATHY
- NEUROPATHY
- MONO DAN POLYNEUROPATHY
- AUTONOM

B. MAKROVASKULAR :- PENYAKIT ARTERI KORONER


- PENYAKIT VASKULER PERIFER0
- PENYAKIT CEREBROVASKULAR

* AKUT : A. HIPERGLIKEMIA KRISIS : - KETOASIDOSIS DIABETIK


- HIPERGLIKEMIA HIPEROMOSOLAR STATE
- ASIDOSIS LAKTAT

B. HIPOGLIKEMIA
GEJALA DM
•POLYURIA
•POLYDIPSIA
•POLYPHAGIA
•KESEMUTAN & MATI RASA DI KAKI
•INFEKSI KULIT
•PANDANGAN MATA KABUR ( RETINOPATHY )
•BB TURUN MESKIPUN MAKANNYA DIPERBANYAK
•LUKA SUKAR SEMBUH
•CEPAT LELAH
• HASIL PEMERIKSAAN DI LABORATORIUM GLUKOSA DARAH
SEWAKTU > 200 mg/dL GLUKOSA DARAH PUASA > 126 mg/dL
Patogenesis Penurunan BB
• Waluupun terjadi peningkatan pemasukan
makanan BB akan turun akibat

• Defek insulin pada metabolisme lemak dan protein

• Didalam sel tidak ada glukosa tersimpan

• Lemak dan protein dipakai sebagai sumber energi


Simpanan lama kelamaan mulai terurai

Penurunan BB
Hubungan DM + Obesitas +
Resistensi Insulin

Diabetes mellitus diawali biasanya pada


orang yang mengalami obesitas,dimana
pada umumnya diabetes tipe 2setelah
mengalami obesitas maka akan terjadi
resistensi insulin dan kemudian terjadilah
hiperglikemia.
obesitas

penumpukan jaringan adiposa

adipositokin

IL-6 TNF – alfa resistin

resistensi insulin

glukosa tidak dapat masuk ke sel

hiperglikemia
PEMERIKSAAN FISIK DAN DIAGNOSA
PENUNJANG LABORATORIUM
 Pemeriksaan Fisik
1. Penilaian tanda vital
-Apakah pasien hipertensi atau hipotensi ? Tanda-
tanda vital orthostatik mungkin berguna dalam
menilai status volume pasien serta menyarankan
kehadiran neuropati otonom.
-Jika tingkat pernapasan dan pola menyarankan
bernapas Kussmaul, DKA harus dipertimbangkan
dengan segera dan tes yang sesuai diperoleh.
2. Pemeriksaan Funduskopi
-Pemeriksaan funduskopi harus mencakup dari segi
pandangan yaitu retina, termasuk disk optik dan
makula.
-Jika perdarahan atau eksudat, pasien harus dirujuk ke
dokter mata sesegera mungkin. Penguji yang tidak
dokter mata cenderung meremehkan tingkat
keparahan retinopati, terutama jika pasien tidak
berdilatasi.
3. Pemeriksaan Tinggi Badan dan Berat Badan
4. Pemeriksaan Kaki
-Dorsalis pedis harus teraba dan ada tidaknya harus dicatat. Hal ini
sangat penting pada pasien yang memiliki infeksi kaki karena aliran
darah di ekstremitas bawah sangat sedikit. Aliran darah bisa
menunda penyembuhan dan meningkatkan risiko amputasi.
-Mendokumentasikan neuropati sensoris ekstremitas bawah ini
berguna pada pasien yang datang dengan ulkus kaki karena
penurunan sensasi membatasi kemampuan pasien untuk melindungi
kaki dan pergelangan kaki.
-Jika neuropati perifer ditemukan, pasien harus dibuat sadar bahwa
perawatan kaki (termasuk pemeriksaan kaki harian) sangat penting
untuk pencegahan ulkus kaki dan amputasi ekstremitas bawah.
 Diagnosa Penunjang Laboratorium
- Pemeriksaan Urin
• Pemeriksaan reduksi
o Test benedict
o Test Fehling
• GOD Paper
o Clinistix-red
o Test-tape-yellow
o Diastix-brown
- Pemeriksaan Glukosa Darah
• Oksidasi reduksi metode
• Non oksidasi metode
• Enzymatik metode = yang paling byk digunakan
Untuk diagnosis pemeriksaan glukosa darah yang
dianjurkan adalah pemeriksaan enzymatik dengan
bahan darah plasma vena. Walaupun demikian,
dapat juga dipakai bahan darah utuh, vena ataupun
kapiler.
 Kriteria Diagnosis DM
1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu
> 200mg/dl
2. Atau
Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa > 126
mg/dl
3. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO > 200mg/dl
- Pemeriksaan HbA1c atau HbA1 total
• Pemeriksaan HbA1c < 7%, maka KGD normal
• Pemeriksaan HbA1c >7%, maka KGD tinggi
- Pemeriksaan Fruktosamin
- Pemeriksaan Insulin
• RIA
• ELISA
• EIA
- Pemeriksaan C-Peptide
• 1 mol C-peptide = 1 mol insulin
• Masa paruh lebih lama
• Dilakukan untuk mengetahui defisiensi insulin
• Tidak terpengaruh dengan insulin exogen
- Pemeriksaan Badan Keton dan Analisa Darah
• Pada darah (Dune-Shipney)
• AGDA → Acidosis metabolik
• Pernapasan Kussmaul
Kesimpulan
• C menderita DM tipe 2 karena GDS lebih dari
200mg/Dl dan obesitas

Anda mungkin juga menyukai