Anda di halaman 1dari 2

1.

Sumber Hukum Formal Bagi Hukum Internasional


Sumber hukum formal adalah faktor yan gmenjadikan suatu ketentuan menjadi ketent
uan hukum yang berlaku umum. Sumber hukum formal bagi hukum internasional sebaga
i berikut.
A. Perjanjian Internasioanl (Treaty)
Perjanjian internasional ada dua macam.
(1) Law Making Treaties
Law making treaties adalah perjanjian internasional yang menetapkan ketentuan hu
kum internasional yang berlaku umum. Law making treaties ini menetapkan ketentua
n-ketentuan hukum perjanjian internasional (treaty rules). Law making treaties j
uga disebut international legislation. Contoh law making treaties sebagai beriku
t.
(a) Konvensi Perlindungan Korban Perang Jenewa Tahun 1949.
(b) Konvensi Hukum Laut Jenewa Tahun 1958.
(c) Konvensi Wina Tahun 1961 tentang Hubungan Diplomatik.
(d) Konvensi Wina Tahun 1963 tentang Hubungan Konsuler.
(2) Treaty Contract
Treaty contract menetapkan ketetuan hukum internasional yang berlaku bagi dua pi
hak atau lebih yang membuatnya dan berlaku khusus bagi pihak-pihak tersebut. Ket
entuan hukum internasional yang menetapkan treaty contract hanya untuk hal khusu
s dan tidak dimaksudkan berlaku umum. Namun dalam beberapa hal dapat berlaku sec
ara umum melalui kebiasaan,yaitu jika ada pengulangan, ditiru oleh treaty, dan s
ebagai hukum internasional kebiasaan.
B. Kebiasaan Internasional
Kebiasaan internasional menetapkan ketentuan-ketentuan hukum kebiasaan internasi
onal (international costomary rules). Kabiasaan menurut pasal 38 ayat (1) Piagam
Mahkamah Internasional adalah kebiasaan yang terbukti dalam praktik umum dan di
terima sebagai hukum.
Contoh kebiasaan internasional adalah penyambutan tamu dari negara-negara lain d
an yang mengharuskan menyalakan lampu bagi kapal yang berlayar pada malam hari d
i laut bebas untuk menghindar tabrakan.
Semula ketentuan tentang menyalakan lampu kapal tersebut ditetapkan oleh pemerin
tah Inggris, tetapi kemudian diterima umum sebagai hukum kebiasaan internasional
.
Badan peradilan banyak berperan dalam menetapkan ketentuan hukum kebiasaan inter
nasional. Adapun badan-badan peradilan yang menetapkan ketentuan hukum kebiasaan
internasional sebagai berikut.
(1) Peradilan Internasional
Peradilan internasional dapat dibedakan :
(a) bersifat umum, misalnya The International Court of Justice (ICJ); dan
(b) Bersifat sementara, misalnya Mahkamah Militer Internasional.
(2) Peradilan Nasional
Putusan peradilan nasional dapat menjadi sumber hukum internasional melalui beri
kut ini :
(a) Preseden (precedent), yaitu putusan peradilan nasional suatu negara yang dit
iru atau dicontoh dalam praktik hukum internasional.
(b) Kebiasaan, yaitu proses pembuatan suatu ketentuan menjadi ketentuan hukum ya
ng berlaku umum, tetapi tidak memenuhi persyaratan yang berlaku bagi perundang-u
ndangan.
(3) Abitrase Internasional
Lembaga abitrase internasional bersifat tidak tetap. Lembaga ini ada jika dikehe
ndaki oleh para pihak. Dalam menyelesaikan masalah, lembaga abitrase cenderung m
enempuh cara kompromi.
C. Prinsip Hukum Umum
Yang dimaksud disini ialah dasar-dasar sistem hukum pada umumnya yang berasal da
ri asas hukum Romawi. Menurut pendapat Sri Seianingsih Suwardi,S.H., fungsi dari
prinsip-prinsip hukum umum ini terdiri dari hal-hal sebagai berikut.
(1) Sebagai pelengkap dari hukum kebiasaan dan perjanjian internasional. Contoh:
Mahkamah Internasional tidak dapat menyatakan non liquet, yaitu tidak dapat men
gadili karena tidak ada hukum yang mengaturnya. Tetapi dengan sumber ini Mahkama
h Internasional bebas bergerak.
(2) Sebagai penafsiran bagi perjanjian internasional dan hukum kebiasaan. Jadi k
edua sumber hukum itu harus sesuai dengan asas-asas hukum umum.
(3) Sebagai pembatasan bagi perjanjian internasional dan hukum kebiasaan. Contoh
, perjanjian internasional tidak dapat memuat ketentuan yang bertentangan dngan
asas-asas hukum umum.
D. Karya Yuridis (Yuristic Work)
Karya yuridis bukan merupakan sumber hukum yang independen, tetapi hanya sebagai
pelengkap atau penjelasan hukum internasional, yaitu berupa analisis secara umu
m terhadap peristiwa-peristiwa tertentu.
E. Keputusan-Keputusan Organ/Lembaga Internasional (Decisions of The Organs of I
nternational Institution)
Keputusan-keputusan organ atau lembaga internasional pada prinsipnya hanya mengi
kutinegara-negara anggota, tetapi dapat berlaku secara umum. Misalnya: Universal
Declaration of Independent.
F. Yurisprudensi (Keputusan Pengadilan) Dan Pendapat Ahli Hukum Internasional
Yurisprudensi internasional (judicial decisions) dan pendapat ahli hukum interna
sional merupakan sumber hukum tambahan yang digunakan untuk membuktikan dipakai
tidaknya kaidah hukum internasional berdasarkan sumber hukum primer, seperti per
janjian internasional, kebiasaan internasional, dan prinsip-prinsip hukum umum d
alam menyelesaikan perselisihan internasional. Walaupun bersifat tidak mengikat,
yang berarti tidak dapat menimbulkan suatu kaidah hukum, mamun tetap memiliki p
engaruh besar dalam perkembangan hukum internasional.
2. Sumber Hukum Material bagi Hukum Internasional
Sumber hukum material adalah faktor yang menentukan isi ketentuan hukum yang ber
laku. Sumber hukum material bagi hukum internasional adalah prinsip-prinsip yang
menentukan isi ketentuan hukum internasional yang berlaku. Prinsip-prinsip ters
ebut misalnya, bahwa setiap pelanggaran perjanjian menimbulkan kewajiban untuk m
emberikan ganti rugi dan korban perang harus diperlakukan manusiawi.
Diantara prinsip-prinsip tersebut ada yang berlaku memaksa. Prisnip ini disebut
ius cogens. Prinsip yang berlaku memaksa misalnya, perjanjian harus ditaati (pac
ta sunt servanda). Berlakunya prinsipini tidak dapat disimpangi oleh ketentuan h
ukum internasional yang ditetapkan kemudian dan tidak dapat diubah oleh prinsip
hukum internasional yang sifatnya tidak sama.

Anda mungkin juga menyukai