Anda di halaman 1dari 15

EVOLUSI PASCA DARWIN

Charles Robert Darwin


Charles Robert Darwin (lahir di Shrewsbury, Inggris, 12 Desember 1809 –
meninggal di Downe, Inggris, 19 April 1882 pada umur 72 tahun). Pada tahun 1831
Dawin melakukan perjalanan lautnya ke seluruh dunia dengan kapal HMS Beagle
selama lima tahun. Selama perjalanan tersebut ia banyak melakukan pengamatan
dan mengumpulkan bahan dari berbagai jenis tanaman dan hewan dari berbagai
penjuru dunia tulisan-tulisannya yang berikutnya menjadikannya seorang geologis
yang terkemuka dan penulis yang terkenal.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Origin_of_Species_title_page.jp)
Setelah kembali, Darwin mempelajari catatan dan koleksinya yang telah
dikumpulkan selama 20 tahun. Dalam mempelajari tersebut,ia menemukan bukti
yang dapat digunakan untuk menyusun pendapat umum. Maka pada bulan Juli 1858
dalam suatu pertemuan kelompok Linnaean Sociaty, untuk pertama kalinya
diumumkan burupa ringkasan makalah yang kemudian dikenal dengan wawasan
Darwin tentang perubahan yang terjadi pada makhluk hidup. (Sihombing, dkk :2007)
Bukunya On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or The
Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life (biasanya disingkat menjadi
The Origin of Species) (1859) merupakan karyanya yang paling terkenal sampai
sekarang. Wawasan Darwin yang tertuang secara lengkap dalam bukunya ini
menjelaskan evolusi melalui garis keturunan yang sama sebagai penjelasan ilmiah
yang dominan mengenai keanekaragaman di dalam alam.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Origin_of_Species_title_page.jp Teori Evolusi
Darwin
Teori evolusi Darwin yang tertuang dalam bukunya The Origin of Species
disimpulkan sebagai berikut:
Bahwa spesies yang hidup sekarang ini walaupun telah mengalami perubahan-
perubahan adalah keturunan langsung dari spesies yang hidup di bumi pada masa
silam Bahwa evolusi terjadi karena seleksi alamiah.
(Sihombing, dkk :2007)
Teori Evolusi Pasca Darwin
Pada abad ke-19, terutama semenjak penerbitan buku Darwin "The Origin of
Species", pemikiran bahwa kehidupan berevolusi mendapat banyak kritik dan
menjadi tema yang controversial. walaupun tidak membahas evolusi manusia secara
terang-terangan, bukunya mendapat tantangan keras.
Namun demikian, kontroversi ini pada umumnya berkisar dalam implikasi dari
teori evolusi di bidang sosial, dan agama. Di dalam komunitas ilmuwan, fakta bahwa
organisme berevolusi telah diterima secara luas dan tidak mendapat tantangan.
A. Teori Evolusi vs Agama
Banyak orang yang merasa terganggu dengan pemikiran bahwa alam organic
dan alam fisik masing-masing diatur oleh “hukum alam” yang pasti. Bukti-bukti
Darwin yang meyakinkan mengenai perubahan organic dan meningkatnya
pengertian mengenai asal usul, menyebutkan sebagian besar orang-orang sadar
bahwa alam dan agama mempelajari fenomena yang berbeda dan tujuan yang
berbeda. (Sihombing, dkk:2007).
Ketika suatu kelompok agama berusaha menyambungkan ajaran mereka
dengan teori evolusi melalui berbagai konsep evolusi, banyak pendukung
ciptaanisme yang percaya bahwa evolusi berkontradiksi dengan mitos penciptaan
yang ditemukan pada ajaran agama mereka.Seperti yang sudah diprediksi oleh
Darwin, permasalahan yang paling kontroversial adalah asal usul manusia.
Dalam konteks agama, debat mengenai benar atau tidaknya teori ini memang
sangat terkait dengan keyakinan agama bahwa Tuhan adalah pencipta semua
makhluk hidup di dunia ini, sementara teori evolusi menyangkal terjadinya fenomena
penciptaan tersebut dan menggantikannya dengan suatu konsep evolusi.
(http://taufikurahman.wordpress.com/2008/04/04/mengapa-ada-penolakan-terhadap-
teori-evolusi-darwin/)
Di beberapa negara, terutama di Amerika Serikat, pertentangan antara
agama dan sains telah mendorong kontroversi penciptaan-evolusi, konflik
keagamaan yang pada akhirnya berfokus pada politik dan pendidikan. Disamping itu
juga bidang-bidang sains lainnya seperti kosmologi dan ilmu bumi sebenarnya juga
bertentangan dengan interpretasi literal banyak teks keagamaan, namun biologi
evolusionerlah yang lebih signifikan terlebih menyangkut asal usul manusia dimana
menurut teori evolusi manusia bersal dari kera.
(http://klikhimabio.blogspot.com/2009/01/teori-evolusi.html)
Pandangan beberapa agama terhadap teori evolusi Darwin:
1. Islam Bagi darwin dan darwinian teori evolusi kejadian alam dan kehidupan terjadi
secara kebetulan dan jika dilihat dalam agama islam itu merupakan hal yang salah
besar. Karena berdasarkan keyakinan umat Islam yang tertera dalam kitab sucinya
asal-usul kejadian manusia maupun alam adalah sebagai berikut:
● Asal mula kejadian alam
Pada proses penciptaan alam di dalam al Qur’an surat fust-shilat ayat 9-12
Dalam surat tersebut di sebutkan allah menciptakan alam dengan sebaik2nya dan di
sebutkan bahwa alam tercipta dari satu menjadi banyak.
Dalam ilmu logis berarti
Pada awal proses penciptaan alam, Allah ciptakan dari lentuman besar atau
big bang sehingga bongkahan yang menyatu berhamburan memenuhi langit dengan
kecepatan yang amat sangat tinggi.
Pecah-pecahan tersebut mengembang ke segenap penjuru.
Pecahan itu yang terdiri dari ruang, materi dan radiasi, kemudian bercampur aduk
menjadi lebur (dalam sains di sebut sup kosmos). Lentuman tersebut telah di tulis di
sural al-anbiya ayat 30.
Proses selanjutnya adalah suhu bubur kosmos menurun pada tahap ini,
jumlah inti atom mulai terbentuk kemudian terjadilah pengelompokan materi. Sinar
atau cahaya mulai muncul dari pengelompokan tadi. Cahaya yang muncur akan
mengurangi elektron dari big bang tadi.
Bumi dan planet2 lainnya adalah bagian dari pecahan matahari. Dulu planet
dan bumi sangat panas.. Ketika suhu turun kulit planet mengeras, dan akhirnya
menjadi daratan. Terjadinya laut karena bercampurnya hidrogen dan oksigen
sehingga menghasilkan air. Sementara kulit bumi terus bergerak maka terciptalah
gunung, bukit, dataran tinggi dsb. Selama kerak keras bumi mengalami pergeseran
air mengikir bumi. Lalu terik matahari menguapkan air yang ada di laut, lalu uap air
tersebut jadi awan, lalu jadi air hujan, air hujan jatuh membuat tanah jadi subur. Lalu
allah menciptakan tumbuhan, hewan(1pasang tapi berpasang2), manusia (1orang
adam). Lalu allah menciptakan adam tanpa ibu dan ayah. Setelah itu allah
menciptakan hawa. Akhirnya adam dan hawa melakukan berkembang biak. Hingga
akhirnya menjadi banyak dan banyak. Jadi, menurut pandangan Islam salah jika
darwin mengatakan kalau spesies yang ada yang sekarang ini walaupun telah
mengalami perubahan-perubahan adalah keturunan langsung dari spesies yang
hidup di muka bumi pada masa silam. Seperti manusia yang menurut Darwin adalah
keturunan dari kera. Menurut Islam semua ini ada karena ada yang menciptakan.
(http://kumpulan17.wordpress.com/2009/08/31/pertentangan-teori-darwin-pada-
pandangan-islam-bab-penciptaan-alam-semesta/).
2. Kristen
Tahun 1860 terjadi perdebatan antara Louis Agassiz (ilmuwan yang dianggap
banyak berjasa dalam membangun ilmu pengetahuan Amerika) yang menentang
validitas dari argumentasi Darwin dengan Asa Gray yang mencoba menemukan
rekonsiliasi antara Darwinisme dengan ajaran agama Kristen.
Agassiz meyakini bahwa makhluk hidup (spesies) diciptakan oleh Tuhan dan
tidak berubah menjadi spesies lain. Menurutnya teori Darwin hanya merupakan
suatu dugaan belaka, tanpa dukungan fakta, dan adanya tingkatan kemajuan bentuk
hidup dari pengamatan fosil dari suatu strata ke strata berikutnya menunjukkan
adanya perencanaan dalam penciptaan makhluk hidup dan bukan merupakan
perubahan alami akibat adanya tekanan dari lingkungan.
Sementara itu Asa Gray berpandangan bahwa teori seleksi alam yang
diajukan Darwin merupakan instrumen Tuhan dalam penciptaan. Pandangan Gray
ini sendiri sebetulnya bertentangan dengan pandangan Darwin yang tidak
mempercayai adanya peran Tuhan dalam pembentukan makhluk hidup.
Dalam Alkitab atau kitab suci umat kristiani sendiri mengatakan, dalam
Malachi 2: 10: "Have we not all one father? hath not one God created us? why do we
deal treacherously every man against his brother, by profaning the covenant of our
fathers?" (KJV). Semua manusia berasal dari satu sumber, Bapa sang pencipta, dan
Dia hidup tidak hanya 3000 juta tahun yang lalu, bahkan Dia hidup sebelum waktu
diciptakan, karena waktu adalah ciptaan daripada Tuhan. Waktu adalah ukuran
ruang dan waktu, dan waktu adalah bagian dari alam. Tuhan ada sebelum waktu.
"Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal
dan Yang Akhir." (Wahyu 22: 13).
(http://www.soulcast.com/post/show/74541/Evolusi-dan-Agama).
Jadi jelas lah bahwa teori Darwin sangat bertentangan dengan paham yang
dianut beberapa agama (diantaranya Islam dan Kristen) tentang penciptaan
manusia. Namun sedikit disesalkan ketika sampai saat ini masih saja ada umat
beragama yang menolak keberadaan dari suatu teori ilmu pengetahuan hanya
karena ada perbedaan dengan yang tertulis di dalam kitab suci tanpa adanya telaah
yang lebih mendalam dari ayat yang bertentangan itu.
Teori evolusi Charles Darwin, sampai sekarang masih menjadi bahan
pertentangan. Terlepas benar tidaknya teori itu, Charles Darwin hanyalah seorang
manusia yang tak luput dari kesalahan, namun ilmu tetaplah harus dihormati dan
sudah sangat banyak jasanya bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama ilmu
biologi.
Permasalahan utamanya terlihat pada istilah ‘ kera ‘. Ketika Charles Darwin
mengatakan nenek moyang manusia adalah kera ( yang berjalan tegak ), mungkin
benar pada saat itu dia sedang mengejek agama, dan dengan membabi buta
golongan agama menolaknya. Mungkin kalau Charles Darwin lebih halus dengan
tidak mengatakan golongan kera sebagai nenek moyang manusia, mungkin seluruh
dunia akan menerimanya
Tentunya Charles Darwin mengemukakan teori itu atas hasil usaha kerasnya
selama bertahun-tahun dan bukan tanpa dasar.Penemuan-penemuan baru yang
membuka kesalahan teori lama sudah hal yang biasa dalam ilmu pengetahuan,
tetapi pembantahan terhadap suatu ilmu dengan tanpa dasar dan kurangnya
pendalaman penafsiran adalah hal yang tidak bisa diterima dalam kajian ilmu
pengetahuan.

B. Teori evolusi dan teori keilmuan


Teori evolusi darwin adalah suatu hipotesis atau dugaan yang harus di
buktikan kebenarannya dengan di dukung penelitian atau penemuan ilmiah seperti
menemukan fosil yang mendukung teori tersebut atau penelitian yang membuktikan
bahwa mutasi kromoson atau mutasi gen yang menyongkong teori ini dapat di
buktikan kebenarannya. (http://darwinexpired.blogspot.com/2009/09/mahluk-hidup-
menurut-darwin.html)

Hugo De Vries (1848-1935)


Hugo Vries adalah seorang ahli botani Belanda terkenal karena studi tentang
mutasi. Dia adalah salah satu dari tiga ilmuan yang secara mandiri menemukan
kembali dan mengukuhkan hukum hereditas sebagaimana yang disampaikan oleh
Gregor Mendel.
Ia menjadi profesor botani di Universitas Amsterdam pada tahun 1878. Ia
menemukan bentuk-bentuk baru di antara tampilan Evening Primrose Oenothera
lamarcklana tumbuh liar di padang rumput limbah. Hal ini menyebabkan dia percaya
bahwa evolusi mungkin akan dipelajari oleh metode eksperimental baru. Metode
baru ini menganggap sumbangan terbesar bagi ilmu pengetahuan dan
menghasilkan suatu pendekatan baru untuk evolusi dan zaman baru dalam
sejarahnya.. Nama "mutasi" itu diberikan kepada metode baru menghasilkan spesies
baru dan varietas (kultivar) yang ia menunjukkan timbul tidak terduga.
(http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.hcs.ohio-
state.edu/hort/history/119.html)
Menurut Hugo, evolusi itu berlangsung karena munculnya suatu seri
perubahan dalam plasma benih (perubahan-perubahan) genetic yang di sebut
mutasi. Perubahan-perubahan itu mungkin sangat besar atau sangat kecil, tetapi
perubahan-perubahan itu tidak ekivalen (setara dengan variasi individual. Sejak
tahun 1875 para ahli botani mempelajari prose’s-proses dalam plasma sel benih dan
hubungannya dengan reproduksi. Dari hasil penelitian diperoleh asal-usul dari
variasi yang diwariskan dan sitogenik atau proses-proses genetic yang semuanya
penting dalam pengertian prose’s evolusi. Pokok-pokok mutasi itu dapat digolongkan
sebagai berikut:
Kromosom-kromosom dalam inti sel mengandung gen-gen ultramikroskopis
dan tersusun Linier. Gen-gen itu bertanggung jawab tentang perkembangan
karakteristik dalam tiap individu. Meosis memisahkan anggota pasangan kromosom
yang homolog dan membagi dua jumlah total untuk tiap gamet. Fertilisasi persatuan
secara ranom 2 gamet, berasal dari kelamin yang berbeda, menyatukan kromosom-
kromosom yang terpisah secara pilihan yang berasal dari orang tuanya,
menghasilkan individu-individu yang berbeda kombinasi gennya.
Ini merupakan perubahan dalam plasma sel benih atau ada mutasi dalam
gen-gen dan ada penataan kembali kromosom. Kedua proses itu menghasilkan
perubahan pemilihan karakteristik yang diteruskan pada generasi berikutnya.
Mutasi ini dapat dengan jelas terlihat pada lalat buah, dan jelas berlangsung
dalam alam. Ini berarti selalu terjadi mutasi, muncul individu-individu baru, sehingga
populasi spesies itu akan menjadi heterozigot tinggi. (Sihombing, dkk :2007)
Seorang ahli biologi belanda bernama Hugo de Vries pada tahun 1886
menemukan beberapa individu dan keturunan tumbuhan Oenothera lamarkiana,
sangat berbeda dari tanaman individu induknya dan juga antara sesamanya.
Sebagian berukuran jagur, yang lainnya cebol, dan warna bunga serta bentuk
daunnya juga berbeda. De Vries menemukan juga bahwa mutant atau individu baru
itu semuanya menurunkan sifatnya pada keturunannya. Hasil studi ini diterbitkan leh
De Vries dengan nama “teori mutasi” pada tahun 1901.

Dalam penjelasannya De Vries mempertentangkan teori mutasinya dengan


teori seleksi alam Darwin. Disimpulkan bahwa evolusi berlangsung dengan loncatan-
loncatan mutasi” secara tiba-tiba, sehingga tercipta spesies baru. Pandangan serupa
juga dikemukakan oleh William bateson (1894) dan inggris dan oleh S.I Korzhinsky
dan Rusia (1899), serta oleh Richard Goldsmith (1940) dari Amerika Serikat.

Pekerjaan De Vries telah disalah pahami oleh media masa pada zaman itu,
seolah-olah teri mutasinya telah membuktikan ketidakbenaran teori seleksi alam
Darwin, berlanjut dengan kesimpulan tak adanya evolusi itu sendiri. Akan tetapi
pada masa-masa selanjutnya telah berkembang teori gabungan yang disebut teori
sintesis atau Evolusi Modern, yang disebut juga teori Neo-Darwin.

Ludvig Wilhelm Johannsen


Wilhelm Johannsen (3 Februari 1857 – 11 November 1927) adalah seorang
Denmark botani, fisiologi tanaman dan genetika. Di masa mudanya, ia magang
kepada seorang apoteker dan bekerja di Denmark dan Jerman mulai tahun 1872
sampai lulus ujian apoteker-nya pada tahun 1879. Pada 1881, ia menjadi asisten di
Jurusan Kimia di Laboratorium Carlsberg di bawah kimiawan Johan Kjeldahl.
(http://www.answers.com/topic/wilhelm-johannsen)
Percobaan dengan buncis (1909) dilakukan oleh Johannsen membuktikan
bahwa seleksi alam tidak mempengaruhi populasi yang mengadakan silang dalam,
setelah beberapa generasi pertama karena variasi yang diturunkan dengan cepat
habis. T.H. Morgan salah satu perintis dalam menjalankan hereditas mendukung
pendapat bahwa pengetahuan yang lebih banyak mengenai sebab-sebab mutasi
akan dengan sendirinya menjelaskan evolusi.
Tahun 1930-an mulai timbul suatu pandangan mengenai evolusi dari berbagai
bidang biologi. Penelitiaan Theodosius Donzhansky, George Gaylord Simpson dan
Erns Mayr serta para ahli lainnya lambat laun menyebabkan timbulnya teori evolusi
sekarang ini yang disebut Neo Darwinisme karena seleksi alam merupakan kunci,
tetapi sama sekali bukan satu-satunya cara. (Sihombing, dkk:2007).

Gregor Mandel
Gregor Johann Mendel (20 Juli 1822 - 6 Januari 1884) adalah seorang
Augustinian imam dan ilmuwan, yang memperoleh ketenaran dari ilmu baru genetika
untuk studi tentang warisan tertentu pada tanaman. Mendel menunjukkan bahwa
pewarisan sifat-sifat khusus, hukum, yang kemudian dinamai menurut namanya.
(http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
idu=http://en.wikipedia.org/wiki/Gregor_Mendel)
Pada abad ke-19 maka timbul suatu pandangan mengenai evolusi dari
berbagai bidang-bidang biologi diantaranya bidang genetika. Gregor Mandel mulai
merumuskan dua hukum berdasarkan penyilangan tumbuhan kacang polong (Pisum
sativum) yang bertahun-tahun lamanya. Kedua hokum tersebut hingga kini menjadi
dasar bagi semua pengertian tentang genetika.
Hukum Mendel I
Hukum Mendel I disebut juga hokum segresi (Pemisahan gen sealel) .
Bunyi hokum Mendel I : “Pembentukan gamet-gamet kedua gen yang merupakan
pasangan akan diurai atau disegresi kedalam dua sel anak”.
Hukum Mendel II
Hukum Mendel II (Hukum Independen Assortment) menyatakan bahwa: “bila 2
individu disilangkan berbeda 1 sama lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka
diturunkannya sifat yang sepasng itu tidak tergantung dari pasangan sifat lain”.
(Sihombing,dkk : 2007)

Weismann
Agustus Weismann lahir pada 17 Januari 1834, di Frankfurt am Main. Ia
memasuki Universitas di Göttingen pada 1852 dan mengambil jurusan kedokteran
selama empat tahun.
Pada tahun 1858 ia pergi ke Baden dan ke Italia sebagai dokter tentara. Pada
tahun 1861 ia bekerja di Giessen selama 2 bulan di bawah Rudolf Leuckart,
Weismann yang sangat dikagumi dan dedikasinya kepada The plasma nutfah
Weismann kemudian memperoleh penunjukan sebagai dokter pribadi ke Stephen
Archduke dari Austria.
Tahun 1863 Weismann bergabung dengan Universitas Freiburg im Breisgau
sebagai dozent di fakultas kedokteran, mengajar zoologi dan anatomi komparatif..
Pada tahun 1865 ia diangkat sebagai profesor luar biasa, dan berkat antusiasme,
sebuah zoologi lembaga dan museum, ia diangkat menjadi kepala, pada tahun 1874
ia diangkat sebagai profesor ordinarius di Freiburg, menjadi penghuni pertama kursi
di bidang zoologi di universitas, di mana ia tetap hingga pensiun pada tahun 1912. Ia
meninggal di Freiburg pada 5 November 1914.
Weismann mendukung kuat teori evolusi oleh seleksi alam, seperti yang
dikemukakan oleh Charles Darwin dan Alfred Wallace. Namun, Weismann merasa
perlu untuk tidak setuju pada bagian di mana teori Darwin telah menerima
pandangan Lamarck pewarisan karakter yang diperoleh. Weismann sangat tidak
setuju dengan konsep ini. Dia menunjukkan ketidakmungkinan mengusulkan sebuah
mekanisme di mana perubahan-perubahan dalam organ dan jaringan eksternal
binatang, yang disebabkan oleh lingkungan, akan disampaikan ke generasi
berikutnya.
(http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/August_Weismann)
Weismann tidak menentang teori evolusi Darwin, justru menjelaskan teori
evolusi Darwin. Menurt Weismann, perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh
lingkungan tidak diwariskan pada keturunannya. (Izzudin :2004).
Weisman berpendapat bahwa evolusi menyangkut masalah bagaimana
pewarisan gen-gen melalui sel-sel kelamin. Dengan kata lain evolusi adalah gejala
seleksi alam terhadap factor-faktor genetika.
Sifat leher panjang atu pendek pada jeraph dikendalikan oleh gen. Gen untuk
sifat leher panjang bersifat dominan, jerapah yang berleher pendek adalah turunan
yang bersifat homozigot resesif, karena jerapah yang berleher pendek tidak mampu
beradaptasi dengan lingkungannya maka akan punah. Berarti ang tersingkir adalah
sifat-sifat resesif. Karena jerapah yang berleher pendek adalah homozigot resesif
dan selalu tersingkir/ punah. (Sihombing,dkk :2007).

Kesadaran Darwin
Sebenarnya Darwin sendiri menyadari bahwa teori evolusinya itu sulit untuk
dibuktikan. Dalam bab Difficulties of the theory Darwin menulis:
“ jika suatu spesies memang berasal dari spesies lain melalui perubahan sedikit
demi sedikit, mengapa kita tidak melihat sejumlah besar bentuk transisi dimanapun ?
Mengapa alam tidak berada dalam keadaan kacau balau, tetapi justru seperti kita
lihat, spesies-spesies hidup dengan bentuk sebaik-baiknya ?
Menurut teori ini harus ada bentuk-bentuk peralihan dalam jumlah besar
tetapi: mengapa kita tidak menemukan mereka terkubur di kerak bumi dalam jumlah
tidak terhitung ? Dan pada daerah peralihan, yang memiliki kondisi hidup peralihan,
mengapa sekarang tidak kita temukan jenis-jenis peralihan dengan kekerabatan
yang erat ? “Telah lama kesulitan ini sangat membingungkan saya.”
(http://taufikurahman.wordpress.com/2008/04/04/mengapa-ada- penolakan-
terhadap-teori-evolusi-darwin/)

Hubungan Teori Evolusi dengan Palaenthologi


Paleontologi adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari fosil. Seluk beluk
fosil dipelajari oleh seorang paleontologist. Fosil sendiri adalah jejak kehidupan
masa lalu.
( http://rovicky.wordpress.com/2007/04/16/apa-itu-fosil/).

Dalam Mempelajari evolusi tidak bisa meninggalkan fosil. Dahulu teori evolusi
banyak diuji dengan melihat fosil-fosil yang merupakan peninggalan makhluk hidup
pada masa lalu. Bahkan ada kasus pemalsuan fosil (piltdown case), karena saking
pentingnya fosil dalam pengujian teori evolusi ini. Tetapi perlu diketahui juga bahwa
Charles Darwin ketika membuat buku “the origin of species” tidak diawali dengan
fosil namun lebih banyak memanfaatkan fenomena burung-burung di Galapagos.
Perkembangan teori evolusi saat ini sudah menggunakan bermacam-macam
metode mutahir, tetapi jelas tidak hanya kearah masa kini dengan memanfaatkan
DNA saja. Fosil masih merupakan alat terbaik dalam mempelajari, mengkaji, dan
menguji teori evolusi.
Banyak yang mengira kalau ketemu fosil dinosaurus itu berupa tulang yang
utuh, namun sebenarnya yang sering ditemukan itu hanyalah bagian dari tulang,
atau tulang-tulang yang berserakan. Penemuan fosil hanya secara kebetulan saja,
dan jarang sekali ditemukan fosil yang utuh seluruhnya. Hal demikian mudah kita
pahami karena banyak factor yang menyebakan hancurnya tubuh organisme yang
telah mati, misalnya karena berikut ini:
1. Proses lipatan batu bumi
2. Pengaruh angin
3. Air
4. Bakteri Pengurai
5. Hewan pemakan bangkai
Menurut kajian struktur bumi struktur bumi berlapis-lapis dan pada setiap
lapisan kulit bumi mempunyai umur yang berbeda-beda. Pada umumnya lapisan
betu-batuan bumi yang lebih tua letaknya lebih dalam dari pada lapisan bumi yang
lebih muda, tetapi karena pengaruh tenaga endogen dan eksogen memungkinkan
tejadinya susunan yang sebaliknya. Dari berbagai lapisan ditemukannya adanya
fosil yang menunjukkan adanya perubahan struktur tubuh secara berangsur-
angsur.Dengan membandingkan struktur tubuh hewan sekarang, dapat diambil
kesimpulan keadaan lingkungan pada masa lampau berbeda-beda dengan masa
sekarang.
Jadi fosil-fosil yang ditemukan pada setiap lapisan batuan bumi
menggambarkan catatan sejarah perkembangan makhluk hidup yang dapat menjadi
petunjuk tentang adanya evolusi. Sebagai contoh fosil yang paling dikenal tentang
adanya perubahan-perubahan bentuk dari masa kemasa adalah fosil kuda, hal ini
disebabkan karena fosil-fosilnya ditemukan secara lengkap pada setiap zaman
geologi. (sihombing, dkk :2007)
Menurut paleontologist (ahli paleontologi) ada macam macam fosil tetapi
secara umum ada tiga macam jenis fosil yg perlu diketahui: – Yaitu bagian dari
organisme itu sendiri, Sisa-sisa aktifitasnya, juga ada fosil palsu (yaitu bentuknya
mirip fosil tetapi sebenarnya bukan).
(http://rovicky.wordpress.com/2007/04/16/apa-itu-fosil/)
Namun seorang ahli palaentologi yang juga seorang evolusionis, Mark
Czarnecki menyatakan: “Masalah utama yang menjadi kendala dalam pembuktian
teori evolusi adalah catatan fosil; yakni sisa-sisa peninggalan spesies punah yang
terawetkan dalam lapisan-lapisan geologis Bumi. Catatan [fosil] ini belum pernah
menunjukkan bukti-bukti adanya bentuk-bentuk transisi antara yang diramalkan
Darwin - sebaliknya spesies [makhluk hidup] muncul dan punah secara tiba-tiba, dan
keanehan ini telah memperkuat argumentasi kreasionis [=mereka yang mendukung
penciptaan] yang mengatakan bahwa tiap spesies diciptakan oleh Tuhan. (Mark
Czarnecki, "The Revival of the Creationist Crusade", MacLean's, 19 Januari 1981,
hal. 56)
Teori neo-Darwinis telah ditumbangkan pula oleh catatan fosil. Tidak pernah
ditemukan di belahan dunia mana pun "bentuk-bentuk transisi" yang diasumsikan
teori neo-Darwinis sebagai bukti evolusi bertahap pada makhluk hidup dari spesies
primitif ke spesies lebih maju. Begitu pula perbandingan anatomi menunjukkan
bahwa spesies yang diduga telah berevolusi dari spesies lain ternyata memiliki ciri-
ciri anatomi yang sangat berbeda, sehingga mereka tidak mungkin menjadi nenek
moyang dan keturunannya.
(http://www.biologikomputer.co.cc/2009/09/teori-evolusi-darwin-masih-
berlakukah.html)

Hubungan Teori Evolusi dengan Teori Thomas Malthus


Thomas Malthus (1766-1834)
Mulanya dia tak lebih dari seorang pendeta yang samasekali tak dikenal.
Tetapi tahun 1798 pendeta Inggris yang namanya Thomas Robert Malthus itu
menerbikan sebuah buku walau tipis namun sangat berpengaruh. Judulnya An
Essay on the Principle of Population as it Affects the Future Improvement of Society.

Pokok tesis Malthus ini adalah pemikiran bahwa pertumbuhan penduduk


cenderung melampui pertumbuhan persediaan makanan. Dalam esainya yang
orisinal, Malthus menyuguhkan idenya dalam bentuk yang cukup kaku. Dia bilang,
penduduk cenderung tumbuh secara "deret ukur" (misalnya, dalam lambang 1, 2, 4,
8, 16 dan seterusnya) sedangkan persediaan makanan cenderung bertumbuh
secara "deret hitung" (misalnya, dalam deret 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan seterusnya).
Darwin sudah lama berpikir tentang evolusi bahwa semua species
berhubungan satu sama lain dan mempunyai "common ancestor" (berasal dari satu
garis keturunan) dan melalui mutasi species baru muncul. Namun dia masih
penasaran tentang mekanisme bagaimana proses itu terjadi. Secara kebetulan, ia
membaca tulisal-tulisan Thomas Malthus.
Malthus berpendapat bahwa populasi manusia bertambah lebih cepat
daripada produksi makanan, sehingga menyebabkan manusia bersaing satu sama
lain untuk memperebutkan makanan dan menjadikan perbuatan amal sia-sia.
Dengan gembira Darwin menggunakan mekanisme ini untuk menjelaskan teorinya.
Ia menulis: "Manusia cenderung untuk bertambah dalam tingkat yang lebih
besar daripada caranya untuk bertahan. Akibatnya, sesekali ia harus berjuang keras
untuk bertahan, dan seleksi alam akan mempengaruhi apa yang terletak di dalam
jangkauan ini." (Descent of Man, Ps.21) Ia menghubungkan hal ini dengan temuan-
temuannya mengenai spesies-spesies yang terkait dengan tempat-tempat,
penelitiannya tentang pengembang-biakan binatang, dan gagasan tentang "hukum
seleksi alam" (Natural Selection).
Menjelang akhir 1838 ia membandingkan ciri-ciri seleksi para peternak
dengan seleksi alam menurut teori Malthus dari varian-varian yang terjadi "secara
kebetulan" sehingga "setiap bagian dari struktur yang baru diperoleh sepenuhnya
dipraktikkan dan disempurnakan", dan menganggap bahwa ini adalah "bagian yang
paling indah dari teori saya" tentang bagaimana spesies-spesies itu bermula.
Sebagaimana kita ketahui inti sari dari teori seleksi Alamiah Darwin
didasarkan pada tiga pengamatan dan dua kesimpulan. Pengamatan I dari Darwin
adalah tanpa tekanan lingkungan, setiap jenis organisme hidup akan berkembang
biak sangat tinggi atau fertilitas setiap organisme hidup sangat tinggi. Dengan
demikian Darwin berpendapat bahwa makhluk hidup itu berkembang biak secara
cepat, dan hal ini sesuai teori Thomas Robert Malthus di atas.

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu:


1. Teori evolousi Darwin dicetuskan Charles Robert Darwin pada tahun 1859 dalam
buku nya “The Origin of Species”. Teori evolusi Darwin disimpulkan sebagai berikut:
• Bahwa spesies yang hidup sekarang ini walaupun telah mengalami perubahan-
perubahan adalah keturunan langsung dari spesies yang hidup di bumi pada masa
silam
• Bahwa evolusi terjadi karena seleksi alamiah.
2. Evolusi Darwin mengalami kritikan dari teori penciptaan (agama). Karena teori
bertentangan dengan ajaran agama yang meyakini adanya Tuhan sang pencipta.
3. Teori evolusi darwin merupakan hipotesis atau dugaan yang harus di buktikan
kebenarannya dengan di dukung penelitian atau penemuan ilmiah oleh karenanya
banyak teori/ ilmuan melakukan penelitian pasca evolusi Darwin. Seperti:
Hugo De Vries (1848-1935) : Mutasi
Wilhem Johannsen (1857-1927) : Seleksi Alam
Gregor Mendel (1822-1884) : Genetika
Weismann (1834-1914) : Pengaruh lingkungan tidak diwariskan pada keturunannya
4. Teori evolusi sangat berhubungan dengan Palaenthologi. Teori evolusi banyak
diuji dengan melihat fosil-fosil yang merupakan peninggalan makhluk hidup pada
masa lalu yang tentunya melalui palaenthologi.
5. Teori Evolusi berhubungan dengan teori Malthus. Menurut Malthus populasi
manusia bertambah lebih cepat daripada produksi makanan, sehingga
menyebabkan manusia bersaing satu sama lain untuk memperebutkan makanan
dan menjadikan perbuatan amal sia-sia.Kemudian Darwin menggunakan
mekanisme ini untuk menjelaskan teorinya :Manusia cenderung untuk bertambah
dalam tingkat yang lebih besar daripada caranya untuk bertahan. Akibatnya,
sesekali ia harus berjuang keras untuk bertahan, dan seleksi alam akan
mempengaruhi apa yang terletak di dalam jangkauan ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://darwinexpired.blogspot.com/2009/09/mahluk-hidup-menurut-darwin.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Origin_of_Species_title_page.jp
http://klikhimabio.blogspot.com/2009/01/teori-evolusi.html
http://kumpulan17.wordpress.com/2009/08/31/pertentangan-teori-darwin-pada-
pandangan-islam-bab-penciptaan-alam-semesta/
http://rovicky.wordpress.com/2007/04/16/apa-itu-fosil/
http://taufikurahman.wordpress.com/2008/04/04/mengapa-ada-penolakan-terhadap-
teori-evolusi-darwin/
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.hcs.ohio-
state.edu/hort/history/119.html
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/August_Weismann
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Gregor_Mendel
http://www.answers.com/topic/wilhelm-johannsen
http://www.soulcast.com/post/show/74541/Evolusi-dan-Agama
Izzudin,Fuad. Tadjuddin., (2004), Intisati Biologi, Penerbit Kawan Pustaka, Jakarta
Sihombing,P., Sinaga,E., Sitompul,D., Manalu,A., (2007),Evolusi, FMIPA Universitas
Negeri Medan
Yatim,W., (1983), Genetika, Penerbit Tarsito, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai