Pekerjaan De Vries telah disalah pahami oleh media masa pada zaman itu,
seolah-olah teri mutasinya telah membuktikan ketidakbenaran teori seleksi alam
Darwin, berlanjut dengan kesimpulan tak adanya evolusi itu sendiri. Akan tetapi
pada masa-masa selanjutnya telah berkembang teori gabungan yang disebut teori
sintesis atau Evolusi Modern, yang disebut juga teori Neo-Darwin.
Gregor Mandel
Gregor Johann Mendel (20 Juli 1822 - 6 Januari 1884) adalah seorang
Augustinian imam dan ilmuwan, yang memperoleh ketenaran dari ilmu baru genetika
untuk studi tentang warisan tertentu pada tanaman. Mendel menunjukkan bahwa
pewarisan sifat-sifat khusus, hukum, yang kemudian dinamai menurut namanya.
(http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
idu=http://en.wikipedia.org/wiki/Gregor_Mendel)
Pada abad ke-19 maka timbul suatu pandangan mengenai evolusi dari
berbagai bidang-bidang biologi diantaranya bidang genetika. Gregor Mandel mulai
merumuskan dua hukum berdasarkan penyilangan tumbuhan kacang polong (Pisum
sativum) yang bertahun-tahun lamanya. Kedua hokum tersebut hingga kini menjadi
dasar bagi semua pengertian tentang genetika.
Hukum Mendel I
Hukum Mendel I disebut juga hokum segresi (Pemisahan gen sealel) .
Bunyi hokum Mendel I : “Pembentukan gamet-gamet kedua gen yang merupakan
pasangan akan diurai atau disegresi kedalam dua sel anak”.
Hukum Mendel II
Hukum Mendel II (Hukum Independen Assortment) menyatakan bahwa: “bila 2
individu disilangkan berbeda 1 sama lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka
diturunkannya sifat yang sepasng itu tidak tergantung dari pasangan sifat lain”.
(Sihombing,dkk : 2007)
Weismann
Agustus Weismann lahir pada 17 Januari 1834, di Frankfurt am Main. Ia
memasuki Universitas di Göttingen pada 1852 dan mengambil jurusan kedokteran
selama empat tahun.
Pada tahun 1858 ia pergi ke Baden dan ke Italia sebagai dokter tentara. Pada
tahun 1861 ia bekerja di Giessen selama 2 bulan di bawah Rudolf Leuckart,
Weismann yang sangat dikagumi dan dedikasinya kepada The plasma nutfah
Weismann kemudian memperoleh penunjukan sebagai dokter pribadi ke Stephen
Archduke dari Austria.
Tahun 1863 Weismann bergabung dengan Universitas Freiburg im Breisgau
sebagai dozent di fakultas kedokteran, mengajar zoologi dan anatomi komparatif..
Pada tahun 1865 ia diangkat sebagai profesor luar biasa, dan berkat antusiasme,
sebuah zoologi lembaga dan museum, ia diangkat menjadi kepala, pada tahun 1874
ia diangkat sebagai profesor ordinarius di Freiburg, menjadi penghuni pertama kursi
di bidang zoologi di universitas, di mana ia tetap hingga pensiun pada tahun 1912. Ia
meninggal di Freiburg pada 5 November 1914.
Weismann mendukung kuat teori evolusi oleh seleksi alam, seperti yang
dikemukakan oleh Charles Darwin dan Alfred Wallace. Namun, Weismann merasa
perlu untuk tidak setuju pada bagian di mana teori Darwin telah menerima
pandangan Lamarck pewarisan karakter yang diperoleh. Weismann sangat tidak
setuju dengan konsep ini. Dia menunjukkan ketidakmungkinan mengusulkan sebuah
mekanisme di mana perubahan-perubahan dalam organ dan jaringan eksternal
binatang, yang disebabkan oleh lingkungan, akan disampaikan ke generasi
berikutnya.
(http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/August_Weismann)
Weismann tidak menentang teori evolusi Darwin, justru menjelaskan teori
evolusi Darwin. Menurt Weismann, perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh
lingkungan tidak diwariskan pada keturunannya. (Izzudin :2004).
Weisman berpendapat bahwa evolusi menyangkut masalah bagaimana
pewarisan gen-gen melalui sel-sel kelamin. Dengan kata lain evolusi adalah gejala
seleksi alam terhadap factor-faktor genetika.
Sifat leher panjang atu pendek pada jeraph dikendalikan oleh gen. Gen untuk
sifat leher panjang bersifat dominan, jerapah yang berleher pendek adalah turunan
yang bersifat homozigot resesif, karena jerapah yang berleher pendek tidak mampu
beradaptasi dengan lingkungannya maka akan punah. Berarti ang tersingkir adalah
sifat-sifat resesif. Karena jerapah yang berleher pendek adalah homozigot resesif
dan selalu tersingkir/ punah. (Sihombing,dkk :2007).
Kesadaran Darwin
Sebenarnya Darwin sendiri menyadari bahwa teori evolusinya itu sulit untuk
dibuktikan. Dalam bab Difficulties of the theory Darwin menulis:
“ jika suatu spesies memang berasal dari spesies lain melalui perubahan sedikit
demi sedikit, mengapa kita tidak melihat sejumlah besar bentuk transisi dimanapun ?
Mengapa alam tidak berada dalam keadaan kacau balau, tetapi justru seperti kita
lihat, spesies-spesies hidup dengan bentuk sebaik-baiknya ?
Menurut teori ini harus ada bentuk-bentuk peralihan dalam jumlah besar
tetapi: mengapa kita tidak menemukan mereka terkubur di kerak bumi dalam jumlah
tidak terhitung ? Dan pada daerah peralihan, yang memiliki kondisi hidup peralihan,
mengapa sekarang tidak kita temukan jenis-jenis peralihan dengan kekerabatan
yang erat ? “Telah lama kesulitan ini sangat membingungkan saya.”
(http://taufikurahman.wordpress.com/2008/04/04/mengapa-ada- penolakan-
terhadap-teori-evolusi-darwin/)
Dalam Mempelajari evolusi tidak bisa meninggalkan fosil. Dahulu teori evolusi
banyak diuji dengan melihat fosil-fosil yang merupakan peninggalan makhluk hidup
pada masa lalu. Bahkan ada kasus pemalsuan fosil (piltdown case), karena saking
pentingnya fosil dalam pengujian teori evolusi ini. Tetapi perlu diketahui juga bahwa
Charles Darwin ketika membuat buku “the origin of species” tidak diawali dengan
fosil namun lebih banyak memanfaatkan fenomena burung-burung di Galapagos.
Perkembangan teori evolusi saat ini sudah menggunakan bermacam-macam
metode mutahir, tetapi jelas tidak hanya kearah masa kini dengan memanfaatkan
DNA saja. Fosil masih merupakan alat terbaik dalam mempelajari, mengkaji, dan
menguji teori evolusi.
Banyak yang mengira kalau ketemu fosil dinosaurus itu berupa tulang yang
utuh, namun sebenarnya yang sering ditemukan itu hanyalah bagian dari tulang,
atau tulang-tulang yang berserakan. Penemuan fosil hanya secara kebetulan saja,
dan jarang sekali ditemukan fosil yang utuh seluruhnya. Hal demikian mudah kita
pahami karena banyak factor yang menyebakan hancurnya tubuh organisme yang
telah mati, misalnya karena berikut ini:
1. Proses lipatan batu bumi
2. Pengaruh angin
3. Air
4. Bakteri Pengurai
5. Hewan pemakan bangkai
Menurut kajian struktur bumi struktur bumi berlapis-lapis dan pada setiap
lapisan kulit bumi mempunyai umur yang berbeda-beda. Pada umumnya lapisan
betu-batuan bumi yang lebih tua letaknya lebih dalam dari pada lapisan bumi yang
lebih muda, tetapi karena pengaruh tenaga endogen dan eksogen memungkinkan
tejadinya susunan yang sebaliknya. Dari berbagai lapisan ditemukannya adanya
fosil yang menunjukkan adanya perubahan struktur tubuh secara berangsur-
angsur.Dengan membandingkan struktur tubuh hewan sekarang, dapat diambil
kesimpulan keadaan lingkungan pada masa lampau berbeda-beda dengan masa
sekarang.
Jadi fosil-fosil yang ditemukan pada setiap lapisan batuan bumi
menggambarkan catatan sejarah perkembangan makhluk hidup yang dapat menjadi
petunjuk tentang adanya evolusi. Sebagai contoh fosil yang paling dikenal tentang
adanya perubahan-perubahan bentuk dari masa kemasa adalah fosil kuda, hal ini
disebabkan karena fosil-fosilnya ditemukan secara lengkap pada setiap zaman
geologi. (sihombing, dkk :2007)
Menurut paleontologist (ahli paleontologi) ada macam macam fosil tetapi
secara umum ada tiga macam jenis fosil yg perlu diketahui: – Yaitu bagian dari
organisme itu sendiri, Sisa-sisa aktifitasnya, juga ada fosil palsu (yaitu bentuknya
mirip fosil tetapi sebenarnya bukan).
(http://rovicky.wordpress.com/2007/04/16/apa-itu-fosil/)
Namun seorang ahli palaentologi yang juga seorang evolusionis, Mark
Czarnecki menyatakan: “Masalah utama yang menjadi kendala dalam pembuktian
teori evolusi adalah catatan fosil; yakni sisa-sisa peninggalan spesies punah yang
terawetkan dalam lapisan-lapisan geologis Bumi. Catatan [fosil] ini belum pernah
menunjukkan bukti-bukti adanya bentuk-bentuk transisi antara yang diramalkan
Darwin - sebaliknya spesies [makhluk hidup] muncul dan punah secara tiba-tiba, dan
keanehan ini telah memperkuat argumentasi kreasionis [=mereka yang mendukung
penciptaan] yang mengatakan bahwa tiap spesies diciptakan oleh Tuhan. (Mark
Czarnecki, "The Revival of the Creationist Crusade", MacLean's, 19 Januari 1981,
hal. 56)
Teori neo-Darwinis telah ditumbangkan pula oleh catatan fosil. Tidak pernah
ditemukan di belahan dunia mana pun "bentuk-bentuk transisi" yang diasumsikan
teori neo-Darwinis sebagai bukti evolusi bertahap pada makhluk hidup dari spesies
primitif ke spesies lebih maju. Begitu pula perbandingan anatomi menunjukkan
bahwa spesies yang diduga telah berevolusi dari spesies lain ternyata memiliki ciri-
ciri anatomi yang sangat berbeda, sehingga mereka tidak mungkin menjadi nenek
moyang dan keturunannya.
(http://www.biologikomputer.co.cc/2009/09/teori-evolusi-darwin-masih-
berlakukah.html)
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://darwinexpired.blogspot.com/2009/09/mahluk-hidup-menurut-darwin.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Origin_of_Species_title_page.jp
http://klikhimabio.blogspot.com/2009/01/teori-evolusi.html
http://kumpulan17.wordpress.com/2009/08/31/pertentangan-teori-darwin-pada-
pandangan-islam-bab-penciptaan-alam-semesta/
http://rovicky.wordpress.com/2007/04/16/apa-itu-fosil/
http://taufikurahman.wordpress.com/2008/04/04/mengapa-ada-penolakan-terhadap-
teori-evolusi-darwin/
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.hcs.ohio-
state.edu/hort/history/119.html
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/August_Weismann
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Gregor_Mendel
http://www.answers.com/topic/wilhelm-johannsen
http://www.soulcast.com/post/show/74541/Evolusi-dan-Agama
Izzudin,Fuad. Tadjuddin., (2004), Intisati Biologi, Penerbit Kawan Pustaka, Jakarta
Sihombing,P., Sinaga,E., Sitompul,D., Manalu,A., (2007),Evolusi, FMIPA Universitas
Negeri Medan
Yatim,W., (1983), Genetika, Penerbit Tarsito, Bandung.