Anda di halaman 1dari 1

Rangga LP

0806461751
Tanggung Jawab Profesi

Apabila terbukti ada pelanggaran kode etik hakim dalam memutus perkara, apa
akibatnya terhadap putusannya yang sudah BHT?

Putusan tersebut akan tetap berlaku. Karena pada dasarnya kode etik yang dimaksud
hanya mengatur soal tata perilaku hakim saja, dan tidak mencakupi efek dari
pembuatan putusan. Pada dasarnya, Komisi Yudisial hanya berwenang untuk
melakukan tindakan pengawasan, tetapi tidak berwenang mencampuri urusan teknis
dalam merumuskan putusan. Mereka hanya memperhatikan code of conduct hakim itu
sendiri. Putusan yang bermasalah itu tetap masih bisa dilawan dengan melakukan PK.
Di dalam PK tersebut, dicari apakah ada efek atau pengaruh langsung dari
pelanggaran kode etik tersebut kepada putusan tersebut. Apabila memang terbukti ada
pengaruhnya, putusan tersebut bisa dirubah oleh Mahkamah Agung. Komisi Yudisial
TIDAK BERWENANG untuk melakukan hal ini. 
Dalam kasus Antasari Azhar, terdapat dugaan bahwa hakim yang memutus melanggar
kode etiknya. Pelanggaran ini ditunjukan bahwa hakim itu mengabaikan keterangan
ahli yang terkait senjata atau peluru serta terkait dengan teknologi informasi. Hal ini
tentu bertentangan dengan Kode Etik Profesi Hakim pasal 4 huruf (a) no (1) huruf (b)
dimana seorang hakim wajib melakukan fair hearing di muka persidangan dan tidak
mengabaikan informasi atau keterangan dari pihak lain yang berpengaruh dalam
memutus perkara.

Anda mungkin juga menyukai