No / Kelas : 14 / X TKJ 2
Zakat adalah salah satu rukun Islam yang lima. Zakat berarti “tumbuh dan bertambah”. juga bisa
berarti berkah, bersih, suci, subur dan berkembang maju. Dapat kita ambil kesimpulan bahwa
kita selaku umat muslim telah diwajibkan oleh Allah SWT untuk mengeluarkan zakat,
seperti firman Allah Swt : “Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat dan taatlah kepada
Rasul, supaya kamu diberi rahmat“. (Surat An Nur 24 : 56).
Dalam ayat yang lain Allah menjelaskan bahwa orang yang mentaati perintah allah
khususnya dalam menunaikan zakat niscaya Allah akan memberikan rahmat kepada
kita dan akan dikembalikannya kita kepada kesucian/kembali fitrah seperti bayi yang
baru dilahirkan ke alam muka bumi ini atau seperti kertas puti9h yang belum ada
coretan-coretan yang dapat mengotori kertas tersebut, seperti firman-Nya : “Ambillah
zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu bersihkan dan mensucikan mereka
dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya dosa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi
mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi maha Mengetahui “. (Surat At Taubah 9 : 103).
Merdeka; Hamba sahaya tidak wajib mengeluarkan zakat kecuali zakat fitrah, sedangkan
tuannya wajib mengeluarkannya. Di masa sekarang persoalan hamba sahaya tidak ada lagi.
Bagaimanapun syarat merdeka tetap harus dicantumkan sebagai salah satu syarat wajib
mengeluarkan zakat karena persoalan hamba sahaya ini merupakan salah satu syarat yang tetap
ada.
Milik Sepenuhnya; Harta yang akan dizakati hendaknya milik sepenuhnya seorang yang
beragama Islam dan harus merdeka. Bagi harta yang bekerjasama antara orang Islam dengan
orang bukan Islam, maka hanya harta orang Islam saja yang dikeluarkan zakatnya.
Cukup Haul; cukup haul maksudnya harta tersebut dimiliki genap setahun, selama 354 hari
menurut tanggalan hijrah atau 365 hari menurut tanggalan mashehi.
cukup Nisab; Nisab adalah nilai minimal sesuatu harta yang wajib dikeluarkan zakatnya.
Kebanyakan standar zakat harta (mal) menggunakan nilai harga emas saat ini, jumlahnya
sebanyak 85 gram. Nilai emas dijadikan ukuran nisab untuk menghitung zakat uang simpanan,
emas, saham, perniagaan, pendapatan dan uang dana pensiun.
MACAM-MACAM ZAKAT
Bagi harta yang disandarkan zakatnya pada emas, zakat yang harus dikeluarkan sebanyak 2,5 %
dari harta yang wajib dizakati (tidak termasuk zakat binatang ternak dan biji-bijian yang
mempunyai nilai zakatnya tersendiri).
Banyak urusan bisnis yang menggunakan mata uang sebagai alat pertukarannya, Setiap negara
mempunyai nilai mata uangnya sendiri yang disandarkan kepada nilai tukar emas.
DALIL WAJIB ZAKAT UANG SIMPANAN “Saiidina Ali telah meriwayatkan bahwa Nabi
saw bersabda: Apabila kamu mempunyai (uang simpanan) 200 dirham dan telah cukup haul
(genap setahun) diwajbkan zakatnya 5 dirham, dan tidak diwajibkan mengeluarkan zakat (emas)
kecuali kamu mempunyai 20 dinar dan telah cukup haulnya diwajibkan zakatnya setengah dinar.
Demikian juga kadarnya jika nilainya bertambah dan tidak diwajibkan zakat dalam sesuatu harta
kecuali genap setahun”. (HR Abu Daud)
1. Islam
2. Merdeka
3. Milik sendiri
4. Cukup haul
5. Cukup nisab
Sejarah telah membuktikan bahwa emas dan perak merupakan logam berharga. Sangat besar
kegunaannya yang telah dijadikan uang dan nilai/alat tukar bagi segala sesuatu sejak kurun-
kurun waktu yang lalu.
Dari sisi ini, syari’at memandang emas dan perak dengan pandangan tersendiri, dan
mengibaratkannya sebagai suatu kekayaan alam yang hidup. Syari’at mewajibkan zakat
keduanya jika berbentuk uang atau leburan logam, dan juga benbentuk bejana, souvenir, ukiran
atau perhiasan bagi pria. Firman Allah :Dan oarang-orang yang menyimpan emas dan perak
dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka
Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan)
kepada mereka : “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka
rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu”.
Sabda Rasulullah yang maksudnya sebagai berikut : Setiap pemilik emas dan perak yang tidak
menunaikan haknya, maka pada hari kiamat dijadikan kepingan lalu dibakar dalam api neraka.
1. Islam
2. Merdeka
3. Milik sendiri
4. Cukup nisabnya
5. Cukup haul (setahun).
(Nisab emas adalah 20 misqal atau 85 gram emas. Nisab perak adalah 200 dirham atau 595 gram
perak ).
• ZAKAT PENDAPATAN/PROFESI
Barang kali bentuk penghasilan yang paling menonjol pada zaman sekarang ini adalah apa yang
diperoleh dari pekerjaan dan profesinya. Zakat pendapatan atau profesi telah dilaksanakan
sebagai sesuatu yang paling penting pada zaman MUAWIYAH DAN UMAR BIN ABDUL
AZIZ. Zakat jenis ini dikenal dengan nama Al-Ata’ dan dizaman modern ini dikenal dengan
“Kasbul Amal”. Namun akibat perkemabangan zaman yang kurang menguntungkan ummat
Islam, maka zakat jenis ini kurang mendapat perhatian. Sekarang sudah selayaknya jika mulai
digalakkan kembali, kerena potensinya yang memang cukup besar.
1. Islam
2. Merdeka
3. Milik Sendiri
4. Hasil usaha yang baik sebagai sumber zakat. Hasil usaha tersebut termasuk pendapatan,
yang terdiri dari kumpulan Honor, Gaji, Bonus, Komisi, Pemberian, pendapatan
profesional, Hasil sewa dan
sebagainya. Para Fuqoha menerangkan bahwa semua pendapatan tersebut sebagai “Mal
Mustafad” yaitu perolehan baru yang termasuk dalam sumber harta yang dikenakan
zakat.
5. Cukup Nisab. Nisab bagi zakat pendapatan/profesi ini merujuk kepada nilai 85 gram
emas, dengan harga saat ini. Biasanya pendapatan/gaji selalu diterima dalam bentuk mata
uang, untuk itu zakatnya disandarkan kepada nilai emas.
6. Cukup Haul. Kontek haul dalam zakat pendapatan adalah jarak masa satu tahun adalah
merupakan jarak pengumpulan hasil-hasil yang diperoleh dari berbagai sumber selama
satu tahun. Sebab roh yang sangat penting dari zakat pendapatan ini dilihat dari harta
perolehan atau penghasilan dan bukannya persoalan harta uang simpanan. Jadi makna
haul disini adalah jarak pengumpulan pendapatan selama satu tahun dan bukannya
lamanya menyimpan selam setahun seperti zakat harta simpanan.
1. Saham adalah hak pemilikan tertentu atas kekayaan suatu perseroan terbatas (PT) atau
atas penunjukan atas saham tertentu. Tiap saham merupakan bagian yang sama atas
kekayaan itu.
2. Obligasi adalah kertas berharga (semacam cek) yang berisi pengakuan bahwa bank,
perusahaan, atau pemerintah berhutang kepada pembawanya sejumlah tertentu dengan
bungan tertentu pula
3. Saham dan Obligasi adalah kertas berharga yang berlaku dalam transaksi-transaksi
perdagangan khusus yang disebut BURSA EFEK.
4. Cara menghitung zakat Saham dan Obligasi adalah 2.5 % atas jumlah terendah dari
semua saham/obligasi yang dimiliki selama setahun, setelah dikurangi atau dikeluarkan
pinjaman untuk membeli saham (jika ada).
Binatang Ternak yang wajib dizakati meliputi Unta, sapi, kerbau dan kambing. Syarat wajib
zakat atas pemilik binatang tersebut adalah :
1. Islam,
2. Merdeka,
3. 100 % milik sendiri, sampai hisab (batas)nya dan telah dimiliki selama satu tahun.
Dijelaskan dalam Hadist, “Tidaklah wajib zakat pada harta seseorang sebelum satu
tahun dimilikinya.” (H.R. Daruquthni)
4. Digembalakan dirumput tanpa beli.
Binatang yang dipakai membajak sawah atau menarik gerobak tidak wajib dikenakan zakat.
ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW. “Tidaklah ada zakat bagi sapi yang dipakai bekerja.”
(H.R. Abu Daud dan Daruquthni).
• ZAKAT FITRAH
Setiap menjelang Idul Fitri orang Islam diwajibkan membayar zakat fitrah sebanyak 3 liter dari
jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Hal ini ditegaskan dalam hadist dari Ibnu Umar,
katanya “Rasulullah saw mewajibkan zakat fthri, berbuka bulan Ramadhan, sebanyak satu sha’
(3,1 liter) tamar atau gandum atas setiap muslim merdeka atau hamba, lelaki atau
perempuan.“(H.R. Bukhari).
• Islam
• Memiliki kelebihan harta untuk makan sehari-hari. tatkala Rasulullah saw mengutus
Mu’az ke Yaman, ia memerintahkan, “Beritahukanlah kepada penduduk Yaman,
Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada mereka sedekah (zakat) yang diambil
dari orang-orang kaya dan diberikan kepada orang – orang fakir dikalangan mereka.”
(H.R. Jamaah ahli Hadis). Rasulullah juga bersabda.”Barang siapa meminta – minta
sedang ia mencukupi sesungguhnya ia memperbanyak api neraka (siksaan).“Para
sahabat ketika itu bertanya “Apa yang dimaksud dengan mencukupi itu ?” Jawab
Rasulullah saw , “Artinya mencukupi baginya adalah sekedar cukup buat dia makan
tengah hari dan malam hari.” (H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah). Kelebihan harta yang
dimaksud tentu saja bukan barang yang dipakai sehari – hari seperti rumah, perabotan
dan lain-lain. Jadi tidak perlu menjual sesuatu untuk membayar zakat fitrah.
Orang yang berhak menerima zakat fitrah ditetapkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an ada
delapan Golongan. “Sesungguhnya sedekah – sedekah (zakat) itu hanya untuk orang – orang
Fakir, Miskin, Pengurus zakat (amil),orang – orang yang telah dibujuk hatinya (muallaf),
Untuk memerdekakan budak – budak yang telah dijanjikan akan dimerdekakan, orang yang
berhutang (gharim) untuk dijalan Allah (sabilillah) dan untuk orang musafir (orang yang
dalam perjalanan). Yang demikian ketentuan Allah” (Q.S. At taubah : 60)
a. Fakir, adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan dan tidak memiliki harta.
b. Miskin, adalah orang yang memiliki pekerjaan namun penghasilanya tidak mencukupi
kebutuhannya
c. Amil, adalah panitia yang menerima dan membagikan zakat.
d. Muallaf, adalah
Orang yang baru masuk Islam karena Imannya belum teguh.
Orang Islam yang berpengaruh pada kaumnya dengan harapan agar orang lain
dari kaumnya masuk Islam.
Orang Islam yang berpengaruh di orang Kafir agar kita terpelihara dari kejahatan
orang – orangkafir dibawah pengaruhnya.
Orang yang sedang menolak kejahatan dari orang – orang yang anti zakat.
e. Riqab, adalah budak yang ingin memerdekakan diri dengan membayar uang tebusan.
f. Gharim, adalah orang yang banyak hutang, baik untuk diri sendiri maupun untuk
mendamaikan orang yang berselisih maupun untuk menjamin hutang orang lain.
g. Sabilillah, adalah untuk kepentingan agama.
h. Ibnu sabil, adalah musafir yang kehabisan bekal.
Adapun pengertian zakat secara istilah syar’i berkaitan erat dengan dua pengertian di
atas. Apabila zakat berarti tumbuh, maka ini menunjukkan bahwa jika zakat tersebut
dikeluarkan dari harta, maka harta tersebut akan semakin berkembang. Atau hal ini
dapat bermakna pula bahwa zakat akan semakin memperbanyak pahala kebaikan
seseorang. Atau dapat bermakna pula bahwa zakat itu ada pada harta yang
berkembang saja seperti pada harta perdagangan dan pertanian. Adapun jika zakat
berarti mensucikan, ini berarti zakat dapat menyucikan jiwa dari sifat pelit dan dapat
menyucikan dari berbagai dosa. Demikian penjelasan yang penulis sarikan dari
keterangan Ibnu Hajar dalam Al Fath.
Intinya, pengertian zakat secara istilah, adalah penunaian kewajiban pada harta yang
khusus, dalam bentuk yang khusus, dan disyaratkan ketika dikeluarkan telah
memenuhi haul (masa satu tahun) dan nishob (ukuran minimal dikenai kewajiban
zakat). Zakat pun kadang dimaksudkan untuk harta yang dikeluarkan.
Sedangkan muzakkiadalah istilah untuk orang yang memiliki harta dan mengeluarkan
zakatnya.
Zakat merupakan bagian dari rukun Islam, yaitu termasuk rukun Islam yang ketiga.
Islam biasa diibaratkan dalam beberapa hadits dengan bangunan. Ini menunjukkan
bahwa Islam itu bisa berdiri jika ada penegaknya. Dan di antara penegaknya adalah
zakat. Itu berarti jika zakat itu tidak ada, maka bisa robohlah bangunan Islam tersebut.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
صصْوِم
َ َو، ج
ّ حص
َ َواْل، َوِإيَتصصاِء الّزَكصصاِة، لِة
َ صص
ّ َوِإَقصاِم ال، لص
ِّ ل ا
ُ سصصو
ُ حّمصًدا َر
َ ن ُم
ّ لص َوَأ
ُّ ل ا
ّ ل ِإَلصَه ِإ
َ ن
ْ شَهاَدِة َأ
َ س
ٍ خْم
َ عَلى
َ لُم
َسْل
ِىا
َ ُبِن
َ ضا
ن َ َرَم
“Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan)
yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya;
menegakkan shalat; menunaikan zakat; menunaikan haji; dan berpuasa di bulan
Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16)
Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah berkata, “Zakat adalah suatu kepastian dalam
syari’at Islam, sehingga tidak perlu lagi kita bersusah payah mendatangkan dalil-dalil
untuk membuktikannya. Para ulama hanya berselisih pendapat dalam hal perinciannya.
Adapun hukum asalnya telah disepakati bahwa zakat itu wajib, sehingga barang siapa
yang mengingkarinya, ia menjadi kafir.”
Perlu diketahui bahwa istilah zakat dan sedekah dalam syari’at Islam memiliki makna
yang sama. Keduanya terbagi menjadi dua: (1) wajib, dan (2) sunnah. Adapun
anggapan sebagian masyarakat bahwa zakat adalah yang hukum, sedangkan sedekah
adalah yang sunnah, maka itu adalah anggapan yang tidak berdasarkan kepada dalil
yang benar nan kuat.
Ibnul ‘Arobi rahimahullah mengatakan, “Zakat itu digunakan untuk istilah sedekah yang
wajib, yang sunnah, untuk nafkah, kewajiban dan pemaafan.”
Syarat-Syarat Zakat
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam masalah kewajiban zakat. Syarat
tersebut ada yang berkaitan dengan muzakki (orang yang mengeluarkan zakat) dan
ada yang berkaitan dengan harta.
MACAM-MACAM ZAKAT
A. Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki yang bertujuan untuk
mensucikan harta tersebut.
Yang wajib dikeluarkan untuk zakat fitrah adalah satu sha’ dari makanan pokok
sehari-hari penduduk suatu negeri/daerah. Satu sha’ sama dengan 2,5 kg (beras).
Zakat ini diberikan kepada golongan fakir miskin, dengan maksud utama agar jangan
sampai ada orang yang meminta-minta (kelaparan) pada Idul Fitri.
Waktu paling tepat untuk mengeluarkan zakat fitrah adalah:
1. Zakat Fitrah harus dikeluarkan sebelum sholat Idul Fitri dilangsungkan. Apabila
dikeluarkan sesudahnya maka disebut sedekah biasa.
2. Waktu utama ada yang menyatakan bahwa zakat fitrah dikeluarkan satu hari / dua
hari sebelum Idul Fitri. (Imam Bukhari). Zakat Fitrah dikeluarkan pada permulaan
bulan Ramadhan dan waktu wajibnya pada malam hari raya. (Imam Syafi’i)
B. Zakat Undian
Zakat Undian adalah zakat wajib dikeluarkan jika hasil undian/hadiahnya diizinkan
oleh Allah atau bukan harta ghulul. Misalnya, prestasi kerja, ketrampilan, dll.
Jika hadiahnya melebihi nisat maka harus dikeluarkan zakatnya.
Adapun cara mengeluarkan zakatnya bisa langsung pada saat menerima hadiah atau
ditangguhkan beberapa waktu untuk digabungkan dengan zakat harta yang lain.
C. Zakat Emas
Zakat emas adalah zakat yang dikeluarkan jika kita memiliki emas sama harta lebih
dari nisab dan dengan syarat berkembang atau bertambah.
Dan nisab emas itu adalah 20 misqal atau 20 dinar dan itu sama dengan 85gr emas.
D. Zakat Usaha
Yang dimaksud harta usaha dalam kaitannya dengan zakat adalah seluruh harta yang
sejak awalnya diperuntukkan untuk diperjualbelikan. Jadi apabila diakhir tahun telah
mencapai nisabnya, maka harus dikeluarkan zakatnya.
KADAR ZAKAT
1. Ketentuan besarnya zakat 2,5% bagi harta tertentu
2. Ketentuan besarnya zakat pertanian 5 atau 10%
3. Ketentuan 12,5% untuk bagian amil.
NISAB ZAKAT
Pengertian Nisab Zakat
Nisab adalah batas minimal kewajiban untuk berzakat. Jadi harta yang wajib
dizakatkan adalah harta yang sama atau lebih nisabnya. Nisab zakat bisa
dimaksudkan juga sebagai kadar zakat
Nama : Tia DIyas K
No / Kelas : 37 / X TKJ 2
JENIS ZAKAT
• Zakat fitrah.
• Zakat maal (harta)
Zakat fitrah
Zakat fitrah atau dikenal dengan sebutan zakat badan, zakat ru'us atau shodaqoh
fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan bagi setiap muslim yang mampu, sebab
menemui sebagian bulan Romadlon dan bulan Syawal. Zakat fitrah khusus
disyari'ahkan kepada ummat Nabi Muhammad, dan mulai diwajibkan pada dua hari
menjelang hari 'Idul fitri pada tahun kedua Hijriah.
Mengeluarkan zakat fitrah hukumnya wajib bagi setiap orang yang telah menetapi
syarat wajibnya. Dalam hadits riwayat Bukhori Muslim diriwayatkan :
"Dari Ibnu Umar RA .ia berkata, Rosululloh SAW mewajibkan zakat fitrah satu sho' dari
kurma atau satu sho' dari gandum atas hamba/budak dan orang merdeka, laki-laki
dan perempuan, yang kecil dan yang besar dari kaum muslimin. Dan Rosul
memerintahkan supaya diberikan sebelum orang-orang keluar untuk sholat (Idul fitri)"
Diantara hikmah syari'ah zakat fitrah yang bisa kita ambil adalah :
1. Waktu jawaz.
Yaitu, mulai awal bulan Romadlon sampai awal bulan Syawal (waktu wajib). Artinya,
zakat fitrah boleh diberikan sejak memasuki bulan Romadlon, bukan waktu sebelum
Romadlon.
2. Waktu Wajib.
Yaitu, sejak akhir Romadlon (menemui sebagian bulan Romadlon) sampai 1 Syawal
(menemui sebagian bulan Syawal). Oleh sebab itu, orang. yang meninggal setelah
Magribnya 1 Syawal wajib dizakati, sedangkan bayi yang lahir setelah Magribnya 1
Syawal tidak wajib dizakati.
3. Waktu sunnah.
Yaitu, setelah fajar dan sebelum sholat hari raya Idul Fitri 1 Syawal.
4. Waktu Makruh.
Yaitu, setelah sholat Idul Fitri sampai tenggelamnya matahari pada tanggal 1 Syawal.
Mengeluarkan zaakat fitrah setefah sholat hari raya hukumnya makruh, apabila tidak
ada udzur. Oleh sebab itu, apabila pengakhiran tersebut karena ada udzur, seperti
menanti kerabat atau orang yang lebih membutuhkan, maka hukumnya tidak makruh.
5. Waktu haram.
Yaitu, setelah tenggelamnya matahari pada tanggal 1 Syawal. Mengakhirkan zakat
fitrah sehingga keluar dan 1 Syawal hukumnya haram apabila tanpa udzur. Jika
pengakhiran tersebut karena udzur, seperti menunggu hartanya yang tidak ada
ditempat, atau menunggu orang yang berhak menerima zakat, maka hukumnya tidak
haram. Sedangkan status dari zakat fitrah yang dikeluarkan setelah 1 Syawal adalah
qodlo'.
Zakat fitrah merupakan sebuah ibadah fardlu yang sudah barang tentu membutuhkan
niat. Melihat fenomena zakat fitrah yang memungkinkan dilakukan oleh orang lain
(yang menanggung nafkahnya atau yang mendapat idzin dari orang yang dizakati),
maka pelaku niat dalam zakat fitrah ada 3 macam :
a. Zakat untuk dirinya sendiri.
Apabila zakat fitrah atas nama dirinya sendiri (pelaku zakat), maka yang niat pelaku
zakat itu sendiri.
b. Zakat untuk orang yang ditanggung fitrahnya.
Apabila zakat atas nama orang lain, yang fitrahnya menjadi tanggungan dari pelaku
zakat, maka yang melakukan niat adalah pelaku zakat tanpa harus mendapat idzin
dari orang yang dizakati. Seperti, seorang suami/kepala rumah tangga mengeluarkan
zakat atas nama istrinya, anaknya yang masih kecil, orang tua yang tidak mampu dan
lain lain. Dan diperbolehkan, pelaku zakat memberikan makanan yang akan digunakan
zakat kepada orang yang akan dizakati, agar melakukan niat sendiri.
Dan seandainya "orang yang fitrahnya" menjadi tanggungan pelaku zakat
mengeluarkan zakat fitrah atasnama dirinya sendiri dan dengan hartanya sendiri,
maka hukumnya sah, walaupun tidak mendapat idzin dari pelaku zakat (penanggung
fitrah). Seperti, seorang istri yang kaya mengeluarkan zakat untuk dirinya sendiri.
c. Zakat untuk orang yang tidak ditanggung fitrahnya.
Apabila zakat atas nama orang lain, yang fitrahnya tidak menjadi tanggungan dari
pelaku zakat, maka zakat dan niat dari pelaku zakat dihukumi sah apabila sudah
mendapat idzin dari orang yang dizakati. Seperti, seorang pelaku zakat mengeluarkan
zakat atas nama anaknya yang sudah dewasa (kecuali jika dalam kondisi cacat atau
sedang belajar ilmu agama), saudara, anak buah atau orang lain yang fitrahnya tidak
menjadi tanggungan pelaku zakat.
Jika tidak mendapat idzin dari orang yang dizakati, maka zakat dan niat dari pelaku
zakat hukumnya tidak sah,alias tidak bisa menggugurkan kewajiban fitrahnya orang
yang dizakati. Oleh sebab itu, orang yang dizakati wajib mengeluarkan zakat fitrah
sendiri.
Waktunya niat zakat fitrah boleh dilakukan pada saat memisahkan makanan pokok
yang digunakan zakat, atau saat memberikan zakat pada orang yang berhak
menerimanya, atau waktu antara memisahkan zakat dan memberikan zakat pada
fakir miskin. Wallohu Alam