Anda di halaman 1dari 2

Madzab Madzab Sosiologi

Perkembangan sosiologi setelah Auguste Comte banyak dipengaruhi oleh ilmu-ilmu lainnya sehingga
menunculkan berbagai aliran atau mazhab yang bersifat khusus (Soerjono Soekanto, 1990, hal 37-47).
1. Mazhab Geografi dan Lingkungan.

Mazhab ini melihat hubungan sangat erat antara kehidupan masyarakat dengan keadaan tanah dan
lingkungan alam. Sebagai contoh adalah pemikiran sosiologi Edward Buckle dari Inggris (1821-1862)
yang menyimpulkan bahwa perilaku bunuh diri adalah akibat dari rendahnya penghasilan karena kondisi
alam yang buruk.
6. Mazhab Organis dan Evolusioner Sosiologi

pada mazhab ini banyak dipengaruhi oleh teori-teori ilmu biologi. (1) Herbert Spencer (1820-1903)
misalnya, melihat masyarakat seperti sebuah organisme biologis. Menurut Spencer, sama seperti evolusi
mahluk hidup, masyarakat akan berkembang dari bentuk organisme yang sederhana menuju bentuk
organisme yang kompleks. Masyarakat yang kompleks mempunyai sistem pembagian kerja yang
kompleks yang bersifat heterogen. (2) Pemikiran Spencer mempengaruhi W.G. Summer (1840-1910).
Menurut Summer, kompleksitas masyarakat terlihat dari sistem norma yang mengatur kehidupan mereka.
Semakin kompleks sebuah masyarakat, semakin rumit pula sistem aturan kehidupan sosial yang
berkembang. (3) Menurut Soerjono Soekanto, Emile Durkheim (1855-1917) bisa digolongkan sebagai
sosiolog mazhab organis ini karena dia membahas kehidupan masyarakat yang juga dianggapnya seperti
sebuah organisme. Menurut Durkheim, unsur baku dalam masyarakat adalah solidaritas. Pertama,
solidaritas mekanis, yaitu solidaritas yang mengikat masyarakat sederhana yang belum mempunyai
diferensiasi dan pembagian kerja yang kompleks. Pada masyarakat sederhana, kepentingan dan
kesadaran antar warganya relatif sama. Kedua, solidaritas organis, yaitu solidaritas yang mengikat
masyarakat kompleks yang memiliki diferensiasi dan pembagian kerja yang rumit seperti halnya
masyaraka industri. (4) Tokoh lain dari mazhab ini adalah Ferdinand Tonnies dari Jerman (1855-1936),
membedakan antara masyarakat ”paguyuban” dan masyarakat ”patembayan”. Paguyuban (gemeinchaft)
adalah kehidupan masyarakat yang sederhana yang bersifat karib, akrab, menekankan hubungan
perasaan, simpati pribadi, dan kepentingan bersama. Patembayan (gesselschaft) adalah kehidupan
masyarakat kompleks yang menekankan kepentingan-keentingan dan ikatan-ikatan rasional
2. Mazhab Formal.

Mazhab ini dipengaruhi oleh ajaran-ajaran dan filsafat Immanuel Kant. (1) Georg Simmel (1858-1918)
mengatakan bahwa elemen-elemen masyarakat mencapai kesatuan melalui bentuk-bentuk yang
mengatur hubungan antar elemen-elemen itu. Sosiologi bertugas mengidentifikasi proses terjadinya
kesatuan tersebut. (2) Leopold von Wiese (1876-1961) mengatakan bahwa sosiologi harus memusatkan
perhatian pada hubungan-hubungan antar manusia tanpa mengaitkan dengan tujuan-tujuan maupun
kaidah-kaidah. Sosiologi harus mulai dengan pengamaan terhadap perilaku-perilaku konkrit. (3) Alfred
Vierkandt (1867-1953) mengatakan bahwa sosiologi justru harus menyoroti situasi-situasi mental yang
terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara insivisu-individu dan kelompok-kelompok dalam sebuah
masyarakat.
3. Mazhab Psikologi.

Pada mazhab ini, sosiologi banyak dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran dan teori-teori psikologi. (1)
Gabriel Tarde (1843-1904) dari Perancis mengembangkan sosiologi dari pemikiran bahwa gejala-gejala
sosial mempunyai sifat psikologis yang terdiri dari interaksi jiwa-jiwa individu. Dengan demikian gejala-
gejala sosial harus dijelaskan dalam kerangka reaksi-reaksi psikis seseorang. (2) Albion Small (1854-
1926) dan beberapa sosiolog Amerika Serikta menekankan bahwa sosiologi harus mempelajari reaksi-
reaksi individu terhadap individu maupun kelompok terhadap kelompok. (3) Richard Horton Cooley
(1864-1924) menekakan bahwa individu dan masyarakat itu saling melengkapi. Dalam kelompok primer
(primary group), hubungan antar pribadi dari para warganya sangat erat. Inilah kehidupan sosial yang
paling mendasar. (4) L.T. Hobhouse (1864-1929) mengatakan bahwa psikologi dan etika harus menjadi
kriteria untuk mengukur perubahan sosial.
4. Mazhab Ekonomi.

Mazhab ini sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran di bidang ekonomi. (1) Karl Marx (1818-1883)
mengembangkan pemikiran tentang perubahan masyarakat yang disebabkan karena faktor ekonomi.
Ketika masyarakat masih terdapat stratifikasi sosial maka akan terdapat kelas-kelas sosial yang saling
bertikai. Kelas sosial yang berkuasa akan menindas kelas sosial yang rendah seperti halnya masyarakat
buruh dan kaum miskin (golongan proletar). Kondisi ini akan mendorong kelas bahwa itu melakukan
pemberontakan dan memenangkan kekuasaan sehingga akhirnya tumbuh suatu jenis masyarakat baru
yang tanpa kelas. (2) Max Weber (1864-1920) menjelaskan bagaimana perilaku individu-individu dalam
masyarakat. Weber membedakan perilaku individu sebagai berikut: (1) aksi yang bertujuan, yaitu aksi-
aksi individu yang dilakukan untuk mencapai hasil-hasil tertentu secara efisien, (2) aksi yang berisikan
nilai yang telah ditentukan, yaitu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu, (3) aksi tradisional, yaitu
perilaku untuk melakukan aturan yang bersanksi, (4) aksi emosional, yaitu perilaku yang menyangkut
perasaan seseorang. Jenis-jenis aksi itumenimbulkan hubungan-hubungan sosial yang beragam di dalam
masyarakat.
5. Mazhab Hukum.

Mazhab sosiologi ini dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran di bidang hukum. (1) Emile
Durkheim.Sosiologi mempelajari hubungan antara hukum dan jenis-jenis solidaritas dalam masyarakat.
Pada amasyarakat sederhana yang berolidaritas mekanis, terdapat kaidah-kaidah hukum yang bersifat
represif. Pada masyarakat kompleks bersilidaritas organis, terdapar kaidah-kaidah hukum yang bersifat
restitutif. Hukum represif menekankan pemberian sanksi pidana yang berat, yang sering merampas
kehormatan dan masa depan serta memberikan penderitaan pada terpidana. Sedangkan hukum restitutif
memberikan sanksi sedemikian rupa untuk mengembalikan pada keadaan semula sebelum terjadi
keguncangan akibat pelanggaran kaidah hukum itu. Karena itu dalam masyarakat modern, disamping
terdapat hukum pidana terdapat pula hukum perdata, hukum dagang, hukum acara, hukum administrasi,
dan hukum tata negara. (2) Max Weber. Menurutnya ada 4 jenis hukum: (1) hukum irasional dan materiil
yang dasar keputusannya bersifat emosional tanpa kaidah, (2) hukum irasional dan formal di mana ada
undang-undang dan hakim namun dasarnya adalah kaidah-kaidah di luar akal yang dianggap sebagai
wahyu, (3) hukum rasional dan materiil, keputusan para pembentuk undang-undang dan hakik menunjup
pada suatu kitab suci, kebijaksanaan-kebijaksanaan penguasa atau ideologi, (4) hukum rasional dan
formal, hukum yang dibentuk berdasar konsep-konsep abstrak dari ilmu hukum. Menurut Weber, hukum
rasional dan formal merupakan dasar dari negara modern

Anda mungkin juga menyukai