Anda di halaman 1dari 2

Media Umat - [36] Beramal Sesuai Harapan dan Kesanggupan

Sunday, 18 July 2010 17:05

Dalam kehidupan ini, tak jarang seorang Muslim menghendaki hal-hal yang berkebalikan
dengan amal perbuatannya. Ia menghendaki karunia dan kebaikan Allah SWT kepada dirinya,
tetapi ia sendiri jauh dari Diri-Nya sebagai pemilik sejati karunia dan kebaikan. Padahal
kebaikan dan karunia Allah SWT hanya mungkin diraih dengan seberapa keras ia  ber-taqarrub
kepada-Nya. Tak jarang pula seorang Muslim berusaha keras meraih kekayaan dan
kesenangan dunia. Padahal umurnya sangatlah singkat untuk bisa menikmati semua kekayaan
dan kesenangan dunia yang berhasil ia dapatkan. Meski kekayaannya berlimpah-ruah, apa
yang ia makan, misalnya, tetaplah tak akan melebihi daya tampung perutnya. Tak sedikit
Muslim yang gemar berbuat maksiat dan memperbanyak dosa dalam hidupnya. Padahal ia
sendiri tak mungkin sanggup dan mampu menanggung azabnya yang pasti amat pedih.
Sebaliknya, tak sedikit pula Muslim yang sedikit sekali menyiapkan bekal untuk akhiratnya.
Padahal akhirat itu tempat kembali dirinya yang abadi alias tak berujung. Di sisi lain,
kebanyakan Muslim tentu saja merindukan surga yang paling tinggi di sisi Allah SWT. Namun,
ia acapkali hanya ’membayarnya’ dengan  amal yang alakadarnya. Padahal surga itu  ’amat
mahal’, hanya mungkin bisa ’dibeli’ dengan amal-amal shalih dan berkualitas.

Jika semua itu yang terjadi, setiap Muslim kiranya layak menyimak kata-kata Syaqiq al-Balkhai.
Ia bertutur, ”Engkau harus benar-benar memperhatikan lima perkara: (1) Beribadahlah kepada
Allah SWT sesuai dengan kadar kebutuhanmu kepada-Nya (yakni kebutuhan akan kebaikan
dan karunia-Nya); (2) Carilah (kekayaan) dunia sesuai dengan kadar usiamu di dalamnya
(yakni sebatas bekal hidup kita di dunia yang singkat ini); (3) Berbuatlah dosa/maksiat kepada
Allah SWT sesuai dengan kadar kesanggupanmu memikul azab-Nya (yang tentu tak ada
seorang pun yang sanggup memikulnya karena sesungguhnya azab Allah SWT sangatlah
pedih); (4)  Siapkanlah bekal di dunia sesuai dengan kadar kebutuhanmu untuk kehidupan di
akhirat; (5) Beramal shalihlah sesuai dengan kadar keinginanmu untuk menempati maqam
(tingkat) mana di surga yang engkau kehendaki (karena maqam setiap orang di surga
bergantung pada seberapa banyak dan seberapa berkualitas amal-amal shalihnya)
(An-Nawawi, Nasha’ih al-’Ibad, hlm. 39).

Pernyataan al-Balkhai di atas mengajari kita untuk menyadari: Pertama, kebutuhan kita akan
karunia dan kebaikan Allah SWT sangatlah besar, baik di dunia maupun di akhirat. Karena itu,
kesungguhan kita dalam beribadah kepada-Nya haruslah berbanding lurus dengan kebutuhan
tersebut. Dalam Alquran Allah SWT sendiri berfirman (yang artinya):
Hai orang-orang yang beriman, maukah Aku tunjukkan kepada kalian suatu perniagaan yang
dapat menyelamatkan kalian dari azab yang amat pedih? Hendaklah kalian beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya dan berjuang di jalan-Nya dengan harta dan jiwa kalian
(QS ash-Shaff [61]:10-11).

1/2
Media Umat - [36] Beramal Sesuai Harapan dan Kesanggupan
Sunday, 18 July 2010 17:05

Ayat ini tegas menyatakan bahwa keselamatan dari azab yang amat pedih harus ‘dibayar’
dengan iman dan jihad dengan harta dan jiwa di jalan Allah SWT.

Kedua, Islam tidak melarang seorang Muslim untuk meraih kekayaan dunia. Hanya saja,
dengan usia manusia yang amat singkat, sebanyak apapun kekayaan yang didapat sejatinya
yang bisa dinikmati hanya sedikit saja. Karena itu, alangkah baiknya jika sebagian besar
kekayaan itu diinfakkan untuk kepentingan akhirat.

Ketiga, azab Allah SWT sesungguhnya amat pedih (Lihat, misalnya, QS an-Nisa’ [4]: 56).
Karena itu, sekecil apa pun dosa/maksiat yang pasti mengundang azab Allah SWT itu, sudah
seharusnya dihindari.

Keempat, kehidupan akhirat adalah kehidupan yang kekal abadi. Karena itu, setiap Muslim
harus menyiapkan bekal terbaik untuk kehidupan di sana. Bekal terbaik itu tak lain adalah
takwa (Lihat, misalnya, QS al-Baqarah [2]: 197).

Kelima, Rasul bersabda, “Sesungguhnya di surga ada seratus tingkatan yang telah Allah
sediakan bagi para mujahidin fi sabilillah… Jika kalian memohon kepada Allah, mohonlah surga
Firdaus yang tinggi karena ia surga paling atas dan di atasnya terdapat Arsy ar-Rahman…”
(HR al-Bukhari). Melalui hadits ini sesungguhnya Rasul SAW mengajari kita agar beramal
shalih sebanyak dan sebaik mungkin. Dengan itulah surga Firdaus dapat diraih. Semoga kita
semua termasuk orang-orang yang bisa meraihnya. Amin.

Wa mâ tawfîqî illâ billâh wa ’alayhi tawakkaltu wa ilayhi unîb. [] arief b. iskandar

joomla template

2/2

Anda mungkin juga menyukai